Anda di halaman 1dari 100

SKRIPSI KARYA

SENJATA KURAMBIAK RUMAH GADANG DALAM


FOTOGRAFI DOKUMENTER

Jefri Riandi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI INSTITUT SENI INDONESIA PADANG PANJANG
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
PROGRAM STUDI FOTOGRAFI
2023
SKRIPSI KARYA
SENJATA KURAMBIAK RUMAH GADANG DALAM
FOTOGRAFI DOKUMENTER

Jefri Riandi
NIM. 08307517

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI INSTITUT SENI INDONESIA PADANG PANJANG
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
PROGRAM STUDI FOTOGRAFI
2023
HALAMAN PERSYARATAN GELAR

SENJATA KURAMBIAK RUMAH GADANG DALAM


FOTOGRAFI DOKUMENTER

Skripsi Karya untuk memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Fotografi
Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Jefri Riandi
NIM. 08307517

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI INSTITUT SENI INDONESIA PADANG PANJANG
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
PROGRAM STUDI FOTOGRAFI
2023

i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : JEFRI RIANDI

NIM. : 08307517

Prodi : Fotografi

Judul : Senjata Kurambiak Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi Karya yang saya buat adalah karya
saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Adapun karya orang lain yang saya
rujuk telah sesuai dengan aturan pengutipan kaidah ilmiah. Apabila di kemudian
hari terdapat plagiat/penjiplakan maka saya bertanggung jawab dan bersedia
menerima sanksi sebagai mana mestinya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan tanpa ada unsur paksaan.
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

Padangpanjang, 12 Januari 2023


Saya yang menyatakan,

Nama. Jefri Riandi


NIM. 08307517

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah Puji Syukur kepadaMu Ya Allah SWT, atas segala rahmat dan juga
kesempatan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi karya ini dengan segala
kekurangannya. Segala syukur ku ucapkan kepadaMu Ya Rabb, karena sudah
menghadirkan orang-orang berarti di sekeliling saya. Yang selalu memberi
semangat dan doa, sehingga skripsi karya ini dapat diselesaikan dengan baik.
Untuk karya yang sederhana ini, maka saya persembahkan untuk

Almarhum Ayahanda Nasrul BR dan Almarhum Ibunda Tuti Warti tercinta dan
tersayang. Apa yang saya dapatkan hari ini belum mampu membayar semua
kebaikan, keringat, dan juga air mata beliau untuk saya. Terimakasih atas segala
dukungan kalian, baik dalam bentuk materi maupun moril. Karya ini saya
persembahkan untuk kalian, sebagai wujud rasa terimakasih atas pengorbanan dan
jerih payah kalian sehingga saya dapat menggapai cita-cita. Kelak salah satu cita-
cita saya ini akanmenjadi persembahan yang paling mulia untuk ayah dan ibu, dan
semoga dapat membahagiakan kalian.

KATA PENGANTAR

v
Puji syukur pengkarya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga pengkarya dapat menyelesaikan

Skripsi Karya yang berjudul “Senjata Kurambiak Rumah Gadang Dalam Fotografi

Dokumenter” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan Skripsi Karya ini

dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikanperkuliahan Strata satu.

Pengkarya sangat menyadari bahwa Skripsi Karya ini dapat terselesaikan dengan

bantuan dari berbagai pihak, yang tanpa dukungannya tidak mungkin penulisan ini

dapat terselesaikan.

Rasa hormat dan terima kasih pengkarya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

membantu sehingga pengkarya dapat menyelesaikan penulisan Skripsi Karya, yaitu

kepada :

1. Teristimewa kedua orang tua, Almarhum Ayahanda Nasrul Br dan Almarhum

Ibunda Tuti Warti untuk segala kasih sayang, dukungan, doa dan memberi

semangat dalam proses ini.

2. Bapak Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum. selaku Rektor Institut Seni Indonesia

Padangpanjang.

3. Bapak Yandri, S.Sn.,M.Sn selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain

Institut Seni Indonesia Padangpanjang.

4. Ibu Putri Khairina Masta,S.S.,M.Si selaku Ketua Program Studi Fotografi

Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Padangpanjang

sekaligus selaku pembimbing tulisan skripsi karya yang terlah meluangkan

waktu dan tempat untuk membimbing dan memberikan arahan

vi
5. Bapak Benny Kurniadi, S.Sn., M.Sn selaku sekretaris Program Studi Fotografi

Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Padangpanjang

sekaligus pembimbing skripsi karya yang telah meluangkan waktu dan tempat

untuk membimbing dan memberikan arahan.

6. Dosen Prodi Fotografi yang telah memberikan ilmu serta pengalaman yang luar

biasa, serta telah mengajarkan banyak hal yang berkaitan dengan mata kuliah

di Prodi Fotografi ini.

7. Spesial untuk kawan kawan seperjuangan wisuda Maret yang saling berbagi

informasi ,semangat dan dukungan dalam setiap proses.

8. Keluarga besar Program Studi Fotografi Fakultas Seni Rupa dan Desain

Khususnya angkatan 2017 yang telah menjadi keluarga baru dimasa

perkuliahan.

9. Kepada seluruh teman-teman yang turut membantu proses penciptaan karya ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Pengkarya juga berharap semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat khususnya

bagi pengkarya sendiri dan umumnya bagi mahasiswa Institut Seni Indonesia

Padangpanjang.

Padangpanjang, 12 Januari
2023

Jefri Riandi

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN .................................................................. i


HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................. ii
HALAMAN PERSYARATAN GELAR ................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ............................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xiii
DAFTAR KARYA ..................................................................................... xiv
DAFTAR GLOSARIUM ............................................................................ xv
INTISARI .................................................................................................... xvii
ABSTRACT ................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Penciptaan ..................................................................... 5
C. Tujuan Penciptaan dan Manfaat Penciptaan ................................. 5
D. Tinjauan Karya ............................................................................. 6
E. Landasan Teori ............................................................................. 10
F. Metode Penciptaan ........................................................................ 15
1. Persiapan .................................................................................. 15
2. Perancangan ............................................................................. 17
3. Perwujudan .............................................................................. 20
BAB II KONSEP DAN PROSES PENCIPTAAN .................................... 26
A. Konsep Penciptaan ........................................................................ 26
B. Proses Penciptaan .......................................................................... 28

viii
BAB III HASIL DAN ANALISIS KARYA .............................................. 32

A. Hasil Karya ..................................................................................... 32

B. Analisis Karya ................................................................................. 75

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 78


A. Kesimpulan ..................................................................................... 78
B. Saran ................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 80
LAMPIRAN .................................................................................................. 81

ix
DAFTAR GAMBAR

NO NAMA GAMBAR HALAMAN


1 Begitu Serius 7

2 Pembuatan Bawang Sembuku 8

3 Screenshot Film Merantau 9

4 Fujifilm X-T3 20

5 Fujinon XC 15-45 mm 21

6 Fujinon XC 35mm 22

7 Memory Card Ekstreme 32GB 22

8 Laptop Asus Rog 23

9 Flash Speedlite 23

10 Drone Dji Mavic 24

11 Dokumentasi Pemotretan 29
12 Sketsa Lokasi 31

13 Dokumentasi Proses Pembuatan 82

14 Dokumentasi Kegunaan Kurambiak 82

15 Dokumentasi Kegunaan Kurambiak 82

16 Karya Tidak Terpilih 83

17 Desain X Banner 84

18 Desain Poster 84

19 Dokumentasi Pameran 86

20 Dokumentasi Pameran 86

21 Dokumentasi Pameran 86

22 Dokumentasi Kompre 87

23 Dokumentasi Kompre 87

24 Dokumentasi Kompre 87

x
DAFTAR BAGAN

NO NAMA BAGAN HALAMAN


1 Mapping Karya 20

2 Penggarapan Karya 27

xi
DAFTAR KARYA

NO NAMA KARYA HALAMAN


1 Karya 1 “Bentangan Alam” 33

2 Karya 2 “Rumah Pangguang” 35

3 Karya 3 “Bengke” 37

4 Karya 4 “Alaik” 39

5 Karya 5 “Manempa” 41

6 Karya 6 “Panokok” 43

7 Karya 7 “Mak Etek” 45

8 Karya 8 “Mambantuak” 47

9 Karya 9 “Basungguah” 49

10 Karya 10 “Pangarajin Pisau” 51

11 Karya 11 “Mambaka” 53

12 Karya 12 “Disapuah” 55

13 Karya 13 “Manggarinda” 57

14 Karya 14 “Maukia Motif” 59

15 Karya 15 “Basantai” 61

16 Karya 16 “Biliak” 63

17 Karya 17 “Hasil Jadi” 65

18 Karya 18 “Kurambiak” 67

19 Karya 19 “Koleksi” 69

20 Karya 20 “Pangguno Kurambiak” 71

21 Karya 21 “Babahayo” 73

xii
DAFTAR GLOSARIUM

NO DAFTAR GLOSARIUM KETERANGAN

1 Angle kamera Posisi sudut pandang kamera.

2 Background Latar belakang pada objek.

3 Briefing Pengarahan.

4 Brightness Kecerahan.

6 Overal Pemotretan dengan cangkupan lebar


yang biasanya digunakan sebagai foto
pembuka
7 Medium berfokus pada seseorang atau grup
yang berguna untuk mempersempit
cakupan cerita
8 Detail sebagian yang di foto secara dekat,
berupa tangan, kulit, atau bagian dari
perkakas
9 Potrait potrait merupakan foto tokoh atau
karakter utama dalam cerita. Potrait bisa
di ambil di suatu momen penting (yang
menjadi tema cerita)
10 Interaction Berupa foto yang berisi hubungan atar
pelaku dalam cerita. Atau memuat
interaksi tokoh dengan lingkungan, baik
secara fisik, emosi maupun profesional
11 Eye level Proses pengambilan gambar sejajar
dengan tinggi objek.

12 Signature Signature adalah inti dari cerita yang


sering kali di sebut sebagai momen
penentu (Decisive moment).

13 Available lighting Pemotretan dengan memanfaatkan


cahaya yang tersedia.

14 Mix light Yaitu teknik menggabungkan dua


sumber cahaya atau lebih

15 Cropping Penghapusan bagian sudut dari suatu


gambar untuk memotong sebagian isi
dari gambar guna memperoleh hasil
yang diinginkan

xiii
16 Top Angle Teknik pengambilan foto dengan posisi
kamera berada di atas objek

17 High Angle Proses pengambilan objek dengan sudut


yang diambil lebih tinggi dari objek
tersebut

xiv
INTISARI

Kurambiak merupakan senjata bela diri khas kebudayaan Minangkabau yang


diwariskan oleh nenek moyang sejak berada di bumi Minangkabau. Penamaan
“kurambiak” sendiri berasal dari istilah kata “ukuran dan ambiak”. Ukuran
mengandung makna berkesesuaian dan Ambiak berarti mengambil dan meraih.
Kurambiak ini biasanya di gunakan sebagai alat untuk silat dan sebagai barang
keleksi pribadi, salah satunya silat harimau. Dalam silat harimau perpanjangan
tangan pengganti kuku harimau diciptakanlah senjata kurambiak.
Fotografi dokumenter adalah sebuah genre fotografi yang memvisualkan maupun
mendokumentasikan sebuah realita atas dunia nyata yang di lakukan oleh seorang
fotografer dan bertujuan untuk mengkomunikasikan sesuatu yang ia anggap penting
(The Editors Of Time-Life Books, 1972: 12). Metode yang digunakan pengkaya
yaitu menggunakan metode EDFAT dimana ada Entire, Detail, Frame,angle, dan
time hal ini harus dilakukan pengkarya agar cerita dari photo story tersampaikan.
Selain itu pengkarya juga menggunakan bentuk deskriptif dalam proses
penggarapan, yakin pengkarya menghadirkan nya dalam bentuk visual. Pada lain
sisi visualisasi tentang Kurambiak juga melihat sejauh mana orang mengetahui
tentang kelangkaan pembuatan senjata Kurambiak ini adalah milik khas
kebudayaan Minangkabau. Keseriusan tersebut pengkarya rangkai dalam sebuah
foto yang di dalamnya tersampaikan pembuatan Kurambiak yang ada hingga saat
ini.
Penciptaan karya tugas akhir yang berjudul “Senjata Kurambiak Rumah Gadang
Dalam Fotografi Dokumenter” di daerah Pitalah, Batipuah, Kecamatan Tanah
Datar, Sumatera Barat. Merupakan bentuk dari perwujuban dari apa yang dilihat
dan dibaca berbagai media baik itu jurnal, majalah maupun medial sosial yang
berhubungan dengan senjata Kurambiak. Pada penciptaan karya tugas akhir ini
memvisualkan Senjata Kurambiak Rumah Gadang ke dalam fotografi dokumenter.
Selain itu juga menghadirkan tentang eksistensi Senjata Kurambiak Rumah Gadang
khususnya masyarakat Sumatera Barat.

Kata Kunci: Sumatera Barat, Senjata Kurambiak, Fotografi Dokumenter, Photo


Story

xv
ABSTRACT

Kurambiak is a typical self-defense weapon of Minangkabau culture that has been


passed down by the ancestors since they were in Minangkabau. The name
"kurambiak" itself comes from the term "ukuran and ambiak". Size implies
suitability and Ambiak means taking and grabbing. Kurambiak is usually used as a
tool for martial arts and as a personal protection item, one of which is tiger martial
arts. In tiger silat, an extension of the hand to replace the tiger's hooves was created
as a kurambiak weapon.
Documentary photography is a genre of photography that visualizes or documents
a reality of the real world done by a photographer and aims to communicate
something he considers important (The Editors Of Time-Life Books, 1972: 12). The
method used by the author is using the EDFAT method where there are Entire,
Detail, Frame, angle, and time. This must be done by the author so that the story of
the photo story is conveyed. In addition, the author also uses a descriptive form in
the process of working, convinced that the author presents it in visual form. On the
other hand, the visualization of kurambiak also sees the extent to which people
know about the rarity of making this kurambiak weapon, which belongs to the
typical Minangkabau culture. The seriousness of the work is summarized in a photo
in which the making of kurambiak that exists today is conveyed.
The creation of the final project entitled "Kurambiak Rumah Gadang Weapon in
Documentary Photography" in the Pitalah area, Batipuah, Tanah Datar District,
West Sumatra. It is a form of manifestation of what is seen and read in various
media, both journals, magazines and social media related to kurambiak weapons.
In the creation of this final project work visualizes the Kurambiak Rumah Gadang
weapon into documentary photography. In addition, it also presents the existence
of the Kurambiak Rumah Gadang Weapon, especially the people of West Sumatera.

Keywords: West Sumatera, Kurambiak Weapon, Documentary Photography, Photo


Story

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang masih memiliki tradisi

dan budaya yang beragam. Tradisi tersebut terbentuk dari kebiasaan turun menurun

masyarakat dan dipengaruhi oleh budaya setempat. Masyarakat di Sumatera Barat

penduduk asli mayoritas ialah Minangkabau.Kurambiak merupakan senjata bela diri khas

kebudayaan Minangkabau yang diwariskan oleh nenek moyang sejak berada di bumi

Minangkabau. Bila dikaji dengan seksama isi Tambo Alam Minangkabau yang penuh

berisi kiasan berupa pepatah, petitih atau mamang adat senjata kurambiak diciptakan oleh

salah seorang penasehat Sultan Sri Maharaja Diraja yang bernama “Datuk Suri Diraja”

yang dipanggil Niniak Datuk Suri Diraja oleh anak-cucu sekarang.

Sultan Sri Maharaja Diraja, seorang raja di Kerajaan Pahariyangan (dialek :

Pariangan), sebuah negeri yang pertama dibangun di kaki gunung merapi bagian tenggara

pada abad XII (Tahun 1119M). Dia menikah dengan adik dari Ninik Datu Suri Diraja yang

bernama Indah Julian. Sedangkan Ninik Datuak Suri Diraja, Seorang tua yang banyak dan

dalam ilmunya di berbagai bidang kehidupan sosial. Beliau dikatakan juga sebagai seorang

ahli filsafat dan negarawan kerajaan masa itu, serta pertama kalinya membangun dasar-

dasar adat Minangkabau yang kemudian disempurnakan oleh Datuak Nan Baduo, dikenal

dengan Datuak Ketumanggungan dan Datuak Perpatih Nan Sabatang.

Niniak Datuak Suri Diraja itulah yang menciptakan bermacam-macam kesenian dan

alat-alatnya, seperti pencak, tari-tarian yang diangkatkan dari gerak-gerak silat serta

membuat talempong, gong, gendang, serunai, harbah, kecapi, dan lain-lain (I.Dt.Sangguno

Dirajo, 1919:18).

Penamaan “kurambiak” sendiri berasal dari istilah kata “ukuran dan ambiak”. Ukuran

1
2

mengandung makna berkesesuaian dan Ambiak berarti mengambil dan meraih. Pada

zaman dahulu senjata bela diri kurambiak di Minangkabau hanya diwarisi oleh Datuak dan

kalangan raja tidak boleh sembarangan orang yang menguasai permainan yang di anggap

rahasia dan hanya untuk kalangan tertentu saja.

Filosofi Senjata Kurambiak menurut Ferry Fernando

a. Sepasang Kurambiak bila dimainkan menggambarkan seekor kerbau yang

menjadi lambang suku bangsa Minangkabau. Hal ini Mengisyaratkan jati diri

seorang satria atau pendekar Minangkabau yang sebenarnya.

b. Sepasang Kurambiak bila di satukan, menggambarkan perlambangan hati. Dan

barang siapa yang setia kepada hati sanubarinya atau dapat merasakan sumber dari

rasa yang selalu menghadap kepada tuhan, niscaya ia akan selamat lahir bathinya

dan sampai kepada tujuannya.

Kegunaan dari kurambiak adalah seperti Silek Kurambiak adalah salah satu

permainan di nigari Talang Babungo, yang biasa dimainkan pada berbagai acara alek nigari

di Talang Babungo. Silek kurambiak telah menjadi permainan bagi para pemuda di Talang

Babungo, yang mempelajari silat semenjak mereka beranjak dewasa. Silek kurambiak juga

dimainkan oleh sebagian tokoh silat senior apabila diminta untuk mempertunjukan

kebolehan mereka dalam bermain silat pada acara-acara tertentu. Sebagai permainan adu

ketangkasan dalam menyerang dan menangkis, serta memainkan senjata kurambiak, silek

ini harus dimainkan secara berpasangan atau berkelompok. Dalam berbagai acara alek

nigari, perhelatan perkawinan, ataupun pemyambutan tamu, biasanya disediakan ruang

terbuka bagi para pesilat untuk memperlihatkan kemahiran mereka bermain silat, yang

menjadi hiburan yang menarik dan banyak ditonton oleh seluruh lapisan masyarakat, tak

terkecuali anak-anak dan kaum ibu. (Muliati, 2011:346)

Pembuatan Kurambiak ini mempergunakan 7 campuran logam yang gunanya untuk


3

menghadapi seorang musuh yang memiliki ilmu kekebalan pada tubuhnya. Untuk sekarang

ini cara seperti itu tidak pernah dijumpai lagi karena memakan waktu yang sangat lama.

Kebanyakan pembuatan kurambiak itu sendiri lebih praktis dan persis dengan pembuatan

senjata-senjata tradisional lainya dengan menggunakan bahan baja putih, baja per, cakram

motor, klahar truk dan lain-lain. (Ferry Fernando, 2013: 27)

Kurambiak ini biasanya di gunakan sebagai alat untuk silat dan sebagai barang

koleksi pribadi, salah satunya silat harimau. Dalam silat harimau perpanjangan tangan

pengganti kuku harimau diciptakanlah senjata kurambiak. Bentuk kurambiak di ilhami dari

bentuk kuku harimau atau taring harimau yang melekuk. Makanya dinamakan kurambiak

yang sifatnya mengait. Dengan demikian terciptanya senajta kurambiak berawal dari

terciptanya silat harimau. Dimana seseorang yang memiliki ilmu silat harimau berarti dia

juga bisa menggunakan senjata kurambiak yang mana keguanaan senjata

memburu/penyerbu secara diam-diam. (Edwel Yusri Datuak Rajo Gampo Alam).

Salah satu pengkarya lihat gerakan silat harimau yang berada di film “Merantau” tahun

2019 yang di aktorkan oleh Eko Uwais dan disutradarai oleh Garet evans. Yaitu seorang

pemuda dari Minangkabau yang terampil dalam silat harimau untuk bekal seorang anak

muda pergi merantau, di awalan film ini Eko Uwais memainkan silat harimau

menggunakan Kurambiak.

Disini pengkarya akan memperlihatkan sangat langkanya pembuatan atau hanya satu-

satunya pembuatan senjata khas minangkabau yang bernama kurambiak. Kurambiak

sendiri sudah mulai dilupakan dan banyak yang belum mengenal kurambiak, hal ini bisa

menjadi kerugian oleh masyarakat Indonesia khusunya Sumatera Barat, karena tidak

terlepas dari peranan informasi atau foto dokumenter yang kurang kepada masyarakat luas

khusunya Sumatera Barat yang menjadi daerah asal senjata kurambiak.

Hal ini juga yang di ungkapkan oleh Dr. I Komang (2005), fotografi merupakan
4

sebuah media yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan suatu momen atau peristiwa

penting. Fotografi dokumenter bertujuan membuat audiensi untuk memperhatikan pesan

atau isu yang ada di balik foto tersebut, tidak hanya menikmati daya tarik visualnya.

Fotografi dokumenter dimaksud untuk membuka wawasan audiensi, melilat kejadian dan

peristiwa diluar sana.

Maka dari permasalahan yang terjadi menjadi alasan kuat pengkarya untuk

mengangkat informasi tentang kurambiak dalam fotografi dokumenter dengan tujuan

memberitahu kurambiak sebagai budaya khas Minangkabau. Kurambiak rumah gadang

adalah nama brand atau nama tempat produksi pembuatan kurambiak, kurambiak ini hanya

satu-satunya pembuatan kurambiak di daerah Pitalah, Batipuh, Kecamatan Tanah Datar

oleh Mak Etek dan kurambiak asli Mak Etek ini memiliki ukiran kayu ganggang yang

merupakan salah satu motif khas Minangkabau yang menjadi daya tarik dari kurambiak

rumah gadang ini. Didalam fotografi dokumenter ini memvisualkan proses pembuatan

mulai dari pemilihan bahan, mengukir kayu, dah membuat sarung kurambiak dengan motif

Minangkabau hingga kurambiak siap digunakan untuk silat dan sebagai koleksi.

B. Rumusan Ide Penciptaan

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka rumusan yang dijadikan dalam

penciptaan karya fotografi adalah: Bagaimana menciptakan karya fotografi dokumenter

tentang senjata tajam kurambik Rumah Gadang?

C. Tujuan dan Manfaat Penciptaan

1. Tujuan

a. Mencipatakan karya fotografi dokumenter tentang senjata kurambik rumah

gadang dalam bentuk Photo Story didaerah Pitalah, Batipuh, Kecamatan

Tanah Datar, Sumatra Barat.


5

b. Ingin memberitahu kepada seluruh masyarakat tentang keberadaan

Kurambiak.

2. Manfaat

Melalui proses penciptaan karya fotografi tentang senjata tajam kurambaik

rumah gadang diharapkan menjadi manfaat bagi semua kalangan.

1. Bagi Pengkarya

a. Mengaplikasikan pengetahuan fotografi yang didapatkan selama bangku

perkulihan

b. Terciptanya sebuah karya yang memprentasikan karakter pengkarya ke

dalam bentuk fotografi dokumenter agar menjadi refetensi bagi mahasiswa

atau semua kalangan.

c. Menjadi persyaratan untuk tugas akhir penciptaan pengkarya selaku

mahasiswa jurusan fotogtafi

2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Melengkapi bahan referensi dalam kajian bagi mahasiswa fotografi.

3. Bagi Masyarakat

a. Memperkenalkan Kurambiak Rumah Gadang

b. Terciptanya sebuah karya yang mempresentasikan karakter pengkarya ke

dalam bentuk fotografi dokumenter agar menjadi referensi bagi mahasiswa dan

kalangan semua orang yang ingin belaja fotografi dokumenter.

D. Tinjauan Karya

Tinjauan karya adalah penelusuran berbagai karya yang relavan. Mengacu pada

orisinalitas karya, pengkarya menekankan yang menjadi pembeda pada karya yang akan di

ciptakan nantinya adalah dari objek, konsep foto, pesan dan kesan visual yang akan di

sampaikan.
6

Gambar 1
Judul: Begitu Serius
Dokumentasi: I Made Roi Pradanayoga
(2018)

Karya pertama yang akan menjadi acuan pengkarya adalah salah satu dari I Made

Roi Pradanayoga, Foto yang berjudul “Begitu Serius” terlihat sangat serius bapak Made

Subrata membolak balikan besi yang di tempa oleh anaknya, keseriusan ini di lakukan

untuk melihat tempaan agar padatnya merata. Pengambilan menggunakan sudat pandang

setara mata memandang (eye level), dan menambahkan foreground dan background agar

kesan foto terlihat tidak biasa saja. Komposisi yang digunakan adalah komposisi sepertiga

bidang agar ada ruang untuk objek utama dan dari pencahayaan ini menggunakan cahaya

alami (natural light) dan percikan dari bara api tersebut agar terlihat lebih dramatis. Disini

pengkarya memiliki perbandingan antara karya I Made Roi Pradanayoga dan penciptaan

karya ini adalah objek yang di ambil dalam penciptaan ini merupakan Kurambiak. Setelah

itu dalam pemotretan pengkar memiliki kesamaan yaitu sepertiga bidang, dan pengkarya

juga menggunakan sudut padang yang sama seperti eye level. Pembeda pengkarya yaitu

dengan I Made Roi Pradanayoga menggunakan cayaha alami (natural light) sedangkan

pengkarya menggunakan cahaya tambahan (atrifical light) pekerjaan pembuatan juga

berbeda, pembuatan kurambiak ini dilakukan satu orang sedangkan pembuatan kris oleh I

Made Roi Pradanayoga dilakukan oleh tiga orang.


7

Gambar 2
Judul: Pembuatan bawang sembuku
Dokumentasi: I Made Roi Pradanayoga
(2018)

Karya kedua yang menjadi acuan adalah karya dari I Made Roi Pradanayoga yang

berjudul “ Pembautan Bawang Sembaku” pembuatan Bwang Subak dilakukan dengan cara

membakar keris terlebih dahulu, agar besi keris lunak dibandingkan besi yang tidak di

bakar, setelah pembakaran besi keris barulah dibuat bawang sebuku menggunakan pahat

sebuku. Bagian teori EDFAT yang diterapkan dalam foto ini adalah keseluruhan dari objek

Made dan detail pembuatan Bawang Sebuku, perbandingan dan persamaan dari karya I

Made Roi Pradanayoga ini dengan pengkarya penciptanya adalah persamaan saat

pengambil detail dan pembeda pengkarya adalah pengkarya menggunakan cahaya

tambahan sedangkan I made menggunakan cahaya alami merupakan kurambiak. Setelah

itu, dalam pembuatan dan pembentukan pisau keris dengan kurambiak berbeda.
8

Gambar 3
Screenshot dari film merantau
Sumber Youtube
(2009)

Karya yang terakhir menjadi acuan adalah film yang berjudul “Merantau” pada tahun

2009 yang di sutradarai Gareth Evans, dan aktor pembawa silek harimau ini Yuda (Eko

Uwais) yang sebagai aktor utama dari film merantau ini, yang menunjukan keterampilan

dalam pembawaan silek harimau ini menggunakan kurambiak. Maka perbedaan dari itu

pengkarya akan mengambil foto dari kegunaan dari kurambiak ini seperti digunakan untuk

silek harimau dengan menggunakan kostum silek agar terlihat lebih bagus dan menarik

lagi. Dan angle yang di gunakan berbeda dengan pengkarya, disini pengkarya memotret

detail dari kegunaan kurambiak tersebut.

E. Landasan Teori

Dalam proses penciptaan karya ini pengkarya menggunakan beberapa teori yang

menjadi acuan gagasan karya. Sesuai dengan bentuk karya yakni fotografi. Maka

pengkarya menggunakan teori fotografi, agar pesan dan tujuan karya sesuai dengan

gagasan pengkarya, serta atura-aturan dasar lainya yang menjadi disiplin penciptaan.

1. Fotografi Jurnalistik
9

“Fotografi jurnalistik merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan memalui

foto. Komunikasi yang dilakukan akan mengekspresikan pandangan pengkarya

terhadap suatu subjek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi

pribadi. Fotografi telah mengubah cara pandang manusia atas realitas dan sejarah”

(Tubagus P. Svarajati, 2013)

“Secara sederhana, foto jurnalistik adalah foto yang bernilai berita atau foto

yang menarik bagi pembaca, dan informasi tersebut disampaikan kepada masyarakat

sesingkat mungkin. Aspek penting dalam foto jurnalistik adalah harus unsur fakta,

inofatif, dan mampu bercerita” ( Taufan Wijaya, 2016).

Menurut zainudin ( Taqur, 2011:309), “foto jurnalistik adalah jenis foto yang

dalam pemotretan nya bertujuan untuk bercerita kepada orang lain. Dalam karya

yang di ciptakan ini termasuk kedalam kategori jurnalistik karena bertujuan untuk

menyampaikan cerita melalu sebuah media karya foto.”

Menurut Frank Hoy dari Newhouse School of Public Communications


Dalam tahap pengambilan foto dalam penciptaan sebuah foto dokuemter ini
pengkarya menggunakan metode EDFAT yang meliputi aspek entire, detail,
framing, angel, dan time. EDFAT adalah salah satu metode yang diajarkan.
metode pendekatan ini membantu kita untuk akrab dengan lingkungan dan juga
melatif bagaimana cara pandangan melihat sesuatu dengan sangat detail. Metode
ini juga membantu menghasilkan foto secara teratur, sehingga foto tersebut
menghasilkan rangkaian cerita sebagaimana yang di gunakan pengkarya dengan
photo story yang memudahkan orang untuk memahaminya.

2. Fotografi Dokumenter

“Fotografi dokumenter adalah sebuah genre fotografi yang memvisualkan

maupun mendokumentasikan sebuah realita atas dunia nyata yang di lakukan oleh

seorang fotografer dan bertujuan untuk mengkomunikasikan sesuatu yang ia anggap

penting” (The Editors Of Time-Life Books, 1972: 12)

“Fotografi dokumenter dianggap sebagai akar dari fotografi. Fotografi


dokumenter bercerita tentang hal-hal sekeliling kita, yang membuat kita berfikir
tentang dunia dan kehidupan didalamnya.” (Wijaya, 2018:2). Pada mulanya
fotografi hanya digunakan sebagai dokumentasi pribadi, namun pada akhir abad
10

ke 19 di Amerika, muncul sebuah kesadaran untuk menjadikan fotografi


dokumentasi social. Kesadaran akan fotografi sebagai dokumentasi social inilah
yang menjadi awal mula fotografi dokumenter. Hingga abad ke-20, foto
dokumenter banyak berkisar tentang cerita kemiskinan dan tempat kumuh,
penderitaan, serta kesakitan. Meski cakupan foto dokumenter juga merekam
tempa dari budaya yang unik serta kehidupan social termasuk tentang relasi
keluarga dan persahabatan. Kini sajian foto dokumenter lebih beragam dari sisi
tampilan dan tema (Wijaya, 2018:6).

Menurut Michael R. Peres. “Fotografi dokumenter kaya dengan memiliki aliran

yang sangat beragam dan memiliki daya tarik besar, sejak penemuanya di tahun1839,

fotografi dokumenter telah membantu memuaskan rasa keingintahuan dari tempat

yang tak dikenal dengan menampilkan gambar tempat yang jauh serta peristiwa-

peristiwa secara akurat kepada penonton.” (The Focal Encyclopedia of Photography

4th edition (2007:70).

Fotografi dokumenter bisa di katakana sebuah jenis foto yang menceritakan

sesuatu yang menarik bagi fotografer. Penciptaan karya fotografi dokumenter

mengenai senjata kurambiak rumah gadang merupakan hal menarik yang di buat

untuk berbagai tujuan. Salah satu tujuannya adalah memberikan informasi,

mempopulerkan, dan menaikan value dari Senjata kurambiak rumah gadang.

Melihat berbagai tujuan dalam menciptakan karya fotografi dokumenter mengenai

senjata kurambiak rumah gadang tersebut, secara tidak langsung, pencipta karya

tersebut juga menjadi salah satu upaya untuk memvisualkan kebudayaan

Minangkabau tersebut.

3. Photo Story

Photo story adalah series foto yang terdiri dari lebih 1 foto yang

menceritakan atau bercerita tentang suatu kejadian dimana ada awalan penjelasan,

cerita dan penutup. photo story lebih mementingkan cerita dari suatu kejadian, foto

hanya membantu memberikan keterangan, foto lebih terarah pada satu lokasi atau

daerah saja menceritakan dari awal sampai akhir, tidak berpindah tempat. Contoh
11

kemiskinan di kota A seperti apa tanpaa digabungkan dikota B atau kota lainya.

Menurut Taufan Wijaya dalam bukunya Photo Story Handbook: panduan membuat

foto cerita, elemen dalam photo story dia antaranya

a. Overal

Overal merupakan pemotretan dengan cangkupan lebar yang biasanya digunakan

sebagai foto pembuka. Sering disebut juga sebagai establishing shoot yang

menggiring pembaca ke dalam cerita ini. Foto ini menampilkan lokasi.

b. Medium

Foto jenis medium berisi foto yang berfokus pada seseorang atau grup yang berguna

untuk mempersempit cakupan cerita. Foto medium mendekatkan kepada subjek

cerita

c. Detail

Sering di sebut foto close up, yaitu sebagian yang di foto secara dekat, berupa

tangan, kulit, atau bagian dari perkakas. Foto detail di ambil dari bagian penting

dalam cerita. Detail terkadang menjadi daya tarik dalam suatu rangkaian foto

cerita, yang membuat pembaca sesaat berhenti untuk mengamati

d. potrait

potrait merupakan foto tokoh atau karakter utama dalam cerita. Potrait bisa di ambil

di suatu momen penting (yang menjadi tema cerita), foto setengah badan atau

headshot, bisa juga foto subjek dalam lingkungannya. Ekspresi foto potret

ditampilkan melalui mimik dan sorot mata.

e. Interaction

Berupa foto yang berisi hubungan atar pelaku dalam cerita. Atau memuat interaksi

tokoh dengan lingkungan, baik secara fisik, emosi maupun profesional.

Kedalam emosi pada bagian ini bisa berupa bahasa tubuh (gesture).
12

f. Signature

Signature adalah inti dari cerita yang sering kali di sebut sebagai momen penentu

(Decisive moment). Atau berupa foto yang berisi rangkuman situasi, yang

memuat seluruh elemen cerita.

g. Clincher

Clincher merupakan situasi akhir atau kesimpulan yang menjadi penutup cerita.

4. Tata Cahaya

Dunia fotografi tidak bisa lepas dari pola pencahayaan. Pencahayaan yang

digunakan saat pemotretan proses pembuatan karya Kurambiak yaitu “Available

lighting (pencahayaan yang tersedia) Available lighting adalah pemotretan dengan

memanfaatkan cahaya yang tersedia, baik natural light (cahaya alami) maupun room

light (cahaya ruangan). Selain itu pengkarya juga menggunakan teknik mix light atau

disebut dengan “strobist” yaitu salah satu teknik menggabungkan dua sumber

cahaya atau lebih, Available light dan atrifical light atau cahaya buatan.”

(tipsfotografi.net)

F. Metode Penciptaan

Metode yang dibutuhkan dalam proses penciptaan karya seni, diantaranya yaitu:

1. Persiapan

a. Studi Literatur

Studi Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri

sumber-sumber tulisan yang pernah di buat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah

Studi Literatur akan dijalankan, tentunya seorang peneliti harus memiliki wawasan

yang luas terkait objek yang akan di teliti. Dengan mempelajari studi literature maka

dapat mencari ide-ide penelitian, kebaruan penelitian, mempertajam ide, mencari

metode yang cocok, atau bahkan untuk melakukan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).
13

Metode penelitian studi literature

1. Pencarian kata kunci yang relavan dalam katalog, indeks, mesin pencari, dan

teks lengkap. Ini berguna baik untuk mempersempit pencarian ke judul

subjek tertentu dan untuk menemukan sumber yang tidak ditangkap dibawah

judul subjek yang relavan.

2. Pencarian subjek judul subjek (kadang-kadang disebut penjelas) adalah

istilah atau frasa khusus yang digunakan secara konsisten oleh indeks online

atau cetak untuk menggambarkan tentang buku atau artikel jurnal

3. Cari buku dan artikel ilmiah terkini dalam katalog dan basis data, urutkan

berdasarkan tanggal terbaru dan cari buku-buku dari majalah ilmiah dan

artikel dari jurnal ilmiah. Semakin baru sumbernya, semakin baru banyak

referensi dan kutipan terbaru.

Mengumpulkan bahan dari sumber-sumber referensi tertulis seperti buku Taufan

Wijaya. 2018. Litensi Visual, 2016. Photo Story Hand Book dan menggunkan

jurnal perancangan buku senjata kurambiak khas Minangkabau Sumatra Barat

oleh Ferry Fernando.

b. Studi Lapangan

Pada persiapan ini, pengkarya melakukan pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan

maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah

fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah di ketahuai

sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang di butuhkan untuk

melanjutkan suatu penelitian. Di dalam penelitian obsevasi dapat dilakukan

dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.


14

Pengkarya akan melakukan pengamatan secara langsung ke Pitalah,

Batipuah, Kecamatan Tanah Datar, Sumatera Barat untuk melihat secara

langsung pembuatan kurambiak rumah gadang yang masih dipertahankan

budayanya hingga saat ini.

2. Wawancara

Pada tahap ini pengkarya melakukan wawancara kepada Mak Etek yang

bekerja sebagai pembuatan kurambiak rumah gadang di Jorong Sulayan,

Nagari Pitalah, Batipuah, Sumatera Barat upaya memvisualkan kebudayaan

Minangkabau. Pengkarya melakukan wawancara pada tanggal 12 juni 2022

2. Perancangan

Dalam persiapan karya fotografi, pengkarya mencoba membuat konsep

yang telah dibuat sebelumnya, dalam pembuatan karya fotografi dokumenter ini

pengkarya mengabadikan momen fotografi yang dirancang sesuai dengan konsep

pengkarya yaitu:

a. Pembuka/pengantar

Pada tahap ini pengkarya memvisualkan Pemandangan rumah Mak Etek

di Jorong Sulayang, Nagari Pitalah, Kec Batipuah menggunakan Drone untuk

pengambilan secara luas dari atas atau bird eye, serta pengambilan depan rumah

dan bengkel.

b. Potret

Pada tahap ini pengkarya mengambil foto Portrait pemilik usaha atau

pembuata Kurambiak yaitu memotret Mak Etek seorang pembuat Kurambiak.

c. Interaksi

Pada bagian ini pengkarya mengambil foto saat proses pembuatan pisau

kurambiak di bengkel yang berada rumah Mak Etek Jorong Sulayan, Nagari
15

Pitalah, Kec Batipuah.

d. Penanda Utama

Pada bagian ini pengkarya mengambil foto Kurambiak yang berada di

lokasi pembuatan serta beberapa foto yang berada di lokasi pembuatan

Kurambiak.

e. Action

Pada bagian ini pengkarya mengambil foto seseorang yang melakukan

aktifitas dengan Kurambiak, baik itu di lokasi pembuatan Kurambiak, dan

kegunaan kurambiak yang berada di lokasi pembuatan Kurambiak

f. Detail

Pada bagian ini pengkarya mengambil beberapa foto detail tentang

elemen-elemen Kurambiak, dari proses, peralatan pembautanya serta detail

akhir dari kegunaan Kurambiak.

g. Penutup

Pada bagian ini pengkarya mengambil foto tentang Kurambiak saat ini

atau akhir dari proses pembuatan kurambiak hingga kegunaan.

Berikut mine mapping yang di gunakan pengkarya untuk membantu proses

penggarapan karya.
16

1. Mind Mapping Karya

Geografis

Bengkel/tempat
pembuatan
Kurambiak

Proses pemilihan
bahan

Proses Pembuatan

Pisau Kurambiak Gagang


Potret Mak
etek
Membakar Membentuk

Membentuk Mengukir

KURAMBIAK

Silek Harimau Kegunaan Kurambiak Sebagai Koleksi

Mapping Karya
Bagan 1

Bagan yang dibuat pengkarya ini adalah bagan yang sudah di konsepkan dari awal

pembuatan sampai akhir pembuatan kurambiak. Dimulai dari Geografis atau daerah Jorong

Sulayan, Nagari Pitalah, Batipuah, Sumatera Barat yang akan menjadi objek pengkarya,

lalu bengkel/ pembuatan kurambiak kemudian pemilihan bahan untuk menjadi proses

pembuatan kurambiak dan bahan yang di gunakan yaitu pisau lalu di bakar dan di bentuk
17

kemudian di bagian gagang dan sarung dibentuk lalu diukir dan disatukan menjadi

kurambiak dan digunakan

3. Perwujudan

a. kamera

Disini kamera adalah alat yang sangat penting dalam pembuatan karya

pengkarya. Kamera di gunakan untuk menghasilkan gambar atau karya. Dalam

penciptaan karya tugas akhir ini pengkarya akan menggunakan kamera Fujifilm

X-T3, karena memiliki sensor serta megapixel yang cukup tinggi, sehingga

menghasilkan ruang warna yang tajam dan jelas. Kamera Fujifilm X-T3 akan

pengkarya gunakan proses penggarapan karya ini selesai.

Gambar 4.
Body Kamera Fujifilm X-T3
(sumber: Koleksi Pribadi)

b. Lensa Fujinon XC 15-45 mm

Dalam pencpitaan karya ini, pengkarya menggunakan lensa Fujinon 15-45 mm

OIS, untuk pengambilan foto dari jarak dekat maupun secara luas. selain memiliki

focal length yang cukup lebar, lens aini juga memiliki image stabilizer sehingga

menghindari atau meminimalisir terjadinya getara pada saat pengambilan gambar.

Pada lens aini juga pengkarya juga menggunakan untuk melakukan pengambilan

foto tentang halaman rumah secara luas dan serta proses pembuatan Kurambiak
18

Gambar 5,
Lensa fujinon XC 15-45 mm
(Sumber: Koleksi Pribadi)

c. Lensa Fujinon XC 35 mm

Selain menggunakan lensa dengan bukaan yang lebar, dalam penciptaan

karya ini pengkarya juga menggunakan Lensa fix 35 mm F.2, lensa fix atau lensa

memiliki focal length tetap ini pengkarya gunakan untuk pengambilan beberapa

foto detail baik dalam proses pembuata Kurambiak maupun dalam proses

pengambilan foto potret nantinya.

Gambar 6
Lensa XC 35 mm
Sumber: Koleksi Pribadi

d. Memory Card Extreme 32GB

Dengan kapasitas memory 32Gb akan banyak menampung foto ketika

proses pemgambilan gambar, kapasitas 32Gb sudah cukup menampung file foto
19

ketika pengambilan gambar dari awal pembuatan hingga selesai pembuatan

Kurambiak.

Gambar 7
Memory card extreme 32Gb
(Sumber: Koleksi Pribadi)

e. Laptop

Dalam penciptaan karya tugas akhir ini pengkarya menggunakan laptop

jenis Asus Rog Strix sebagai alat bantuk untuk pengelolahan foto. Laptop yang

pengkarya gunakan untuk proses memindahkan data dan proses editing foto.seperti

menggunaka aplikasi Adobe Photoshop, Adobe Lightroom, dan aplikasi lain untuk

menciptakan karya yang maksimal.

Gambar 8
Laptop ROG Strix
(Sumber: Koleksi Pribadi)

f. Kamera Flash Speedlite


20

Lampu Flash tambahan merupakan lampu yang digunakan sumber cahaya

untuk menerangi objek yang gelap yang ada di dalam pembuatan Kurambiak. Agar

pengkarya lebih mudah memotret di tempat yang minim cahaya dan menghasilkan

karya foto yang maksimal.

Gambar 9
Flash Speedlite
(Sumber: Koleksi Pribadi)

g. Drone DJI Mavic Air 2 Fly

Dalam pencpitaan karya tugas akhir ini pengkarya juga menggunakan

kamera tambahan yaitu Drone DJI Mavic Air 2, alasan pengkarya menggunakan

kamera ini ialah untuk pengambilan foto secara luas tampak dari atas, sehingga

memperlihatkan geografis Jorong Sulayan, Nagari Pitalah, Kec Batipuah dari atas.

Gambar 10
DJI Mavic Air 2
(Koleksi Pribadi
21

a. Bagan Perancangan Karya

Ide
IDE

Konsep

Acuan Karya

Mine Mapping

Pemotretan

Editing

Konsultasi Karya

Foto Terpilih Foto Tidak Terpilih

Bagan 2
Perancangan Karya
BAB II
KONSEP DAN PROSES PENCIPTAAN

A. Konsep penciptaan

Pencipta karya fotografi dokumenter menjadi suatu penyamapaian dan tujuan tertentu.

Karya fotografi ini di awali dengan keinginan dari diri sendiri pengkarya merancang konsep

setelahnya, dan pengkarya memilih senjata Kurambiak rumah gadang dalam fotografi

dokumenter sebagai objek penciptaan karya dan pemgambilan gambar yang menerapakan

metode dan ide-ide yang baru sehingga menghasilkan karya yang berbeda.

Masyarakat Minangkabau memiliki beragam tradisi yang masih di pertahankan hingga

saat ini. Walaupun generasi sekarang banyak yang belum mengetahui tentang langkanya

pembuatan senjata Kurambiak ini. Sementara kurambiak ini merupukan senjata khas

Minangkabau yang masih ada keberadaannya hingga saat ini.

Konsep pengkarya ini adalah mengangkat tentang keberadaan Kurambiak ke dalam

bentuk fotografi dokumenter, pengkarya memperlihatkan pembuatan kurambiak dan

kegunaan kurambiak tersebut agar di generasi sekarang tau kurambiak ini berasaal dari

mana dan digunakan untuk apa.

Dalam proses pengarapan karya ini tentang senjata Kurambiak rumah gadang

pengkarya menggunakan metode EDFAT terhadap proses penggarapannya, Menurut

Walter Croncide School of journalist and Telecommunication Arizna State University

“EDFAT adalah suatu pemotretan untuk melatih cara pandang untuk melihat sesuatu

dengan detail dan tajam”. Pemotretan ini di bagi kedalam Story nya yaitu:

1. Tempat Proses Pembuatan Kurambiak

Dimanal diawali dari geografis dan rumah tempat pembuatan Senjata

kurambiak Rumah Gadang pemotretan dilakukan di daerah Jorong Sulayan,

Nagari Pitalah, Kec Batipuah, Sumatra Barat.

22
23

2. Proses Pembuatan Kurambiak

Membuat kurambiak merupaka proses pembuatan dari Kurambiak, yang

dimana proses pembuatan ini dilakukan di bengkel Mak Etek sendiri yang berada

rumahnya. Mulai dari membakar, menempa, merendam dan menhaluskan.

pembuatan kurambiak ini adalah salah satu usaha yang masih dilakukan oleh Mak

Etek untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari

3. Kegunaan Kurambiak

Kegunaan Kurambiak ini adalah yaitu sebagai alat silek, seperti Silek

Harimau dan kegunaan lain dari kurambiak ini bisa sebagai koleksi bagi orang

yang pencinta koleksi kurambiak.

Alasan pengkarya memilih fotografi dokumenter, karena melalui fotografi

dokumenter pengkarya dapat menciptakan sebuah karya foto dokumenter Senjata

Kurambiak rumah gadang yang dikemas secara baik dan digabungkan teknik

fotografi yang baik sehingga mempunyai daya tarik yang tinggi dan makna

terhadap pemikiran seseorang dalam melihat sebuah fotografi dokumenter

Kurambiak agar tau senjata kurambiak ini berasal dari Minangkabau.

B. Proses penciptaan

1. Persiapan

Tahap pertama dalam proses pesiapan ini adalah membuat mind maping, yang telah

di buat pengkarya untuk melakukan pemotretan agar tidak terjadi kebingungan dalam

memotret karya saat berada di lokasi tersebut. Dan pengkarya membawa tiga orang

untuk melakukan penggarapan tugas akhir pengkarya, sebelum pemotretan di mulai

pengkarya dan tim melakukan set alat dan keperluan lainnya di tempat pembautan pisau

kurambiak, pengkarya juga menyesuaikan jadwal dengan Mak etek selaku pembuat

pisau kurambiak agar proses lancar saat penggarapan karya nantinya.


24

2. Penggarapan karya

Dalam proses penggarapan karya, pengkarya melakukan di beberapa lokasi yang

telah di rencanakan sebelumnya, pengkarya melakukan pemotretan mulai pada tanggal

1 September hingga 5 Desember 2022. Dalam proses penggarapan pengkarya

menjadwalkan hari dan tempat untuk melakukan pemotretan, hal ini dikarenakan

pengkarya harus menunggu Mak etek pembuatan Kurambiak di pesan oleh pelangganya

agar pengkarya dapat memotret pembuatan kurambiak dari awal hingga siap.

Ketika melakukan pemotretan di tempat pembuatan Kurambiak, pengkarya harus

melakukan berulang-ulang dihari yang berbeda, hal ini dikarenakan pada saat

penggarapan karya, untuk pemesanan Kurambiak itu sendiri terbilang jarang. Proses

pembuatan kurambiak ini cukup memakan hari yaitu 2 atau 5 hari paling lama

pembuatan kurambiak. Sehinga dalam proses penggarapan karya ini pengkarya harus

memaksimalkan waktu dan tanggal saat proses pembuatan kurambiak. pengkarya juga

memotret geografis Pitalah, Batipuah, Kecamatan Tanah Datar, Sumatra Barat. Dan

pengkarya juga memotret penggunaan kurambiak dalam Silek Harimau dan sebagai

koleksi.

Gambar 12
Dokumentasi Pemotretan
(Doc. Foto David, Juni 2022)
25

Setiap melakukan pemotretan pengkarya selalu mereview hasil yang didapat

dengan tujuan evaluasi, seringkali pengkarya berdiskusi dengan teman-teman

mengenai hasil pemotretan, dan beberapa masukan dari teman-teman menjadi

peduman untuk pemotretan berikutnya.

3. Editing Karya

Setelah proses pemotretan pengkarya melakukan seleksi terhadap beberapa foto

yang dirasa kuat secara visual dan cocok dengan konsep pengkarya, dari hasil

pemotretan pengkarya melanjutkan ke proses editing. Dalam proses editing pengkarya

lebih dominan pada cropping. Selain cropping pengkarya juga melakukan koreksi

terhadap warna yang tidak sama dikarenakan memakai beberapa kamera yang berbeda

maka hal ini pengkarya melakukan koreksi warna agar warna karya sama dan sesuai

dengan warna, saturasi, Brightest, Contrast pada foto dengan tujuan memperjelas point

of interest dari foto.

Dalam proses editing karya pengkarya mengguanakan Software Adobe

Photoshop untuk Cropping dan Adobe Lightroom untuk menjadi lebih baik dengan

koreksi pada brightest, saturasi dan contrast.

4. Penyajian Karya

Tahapan penyelesaian merupakan tahapan akhir dari proses penciptaan karya foto

yang akan dipamerkan. Karya foto akan dipajang di sebuah ruang kosong yang akan

ditata atau di dekor. Karya foto yang akan dipamerkan akan di editing dengan aplikasi

Adobe Lightroom dan Adobe Photoshop dan dicetak dengan ukuran 40 cm x 60 cm

dengan bahan Laminating doff sebanyak 21 karya sebagai pertanggung jawaban

mencapai syarat kelulusan yang akan diuji, dinilai dan dinyatakan layak untuk sebuah

tugas akhir Strata 1 fotografi.


26

a. Sketsa Lokasi Pameran

Gambar 11
Sketsa Lokasi Pameran

: Masuk
: Karya
: Instalasi
BAB III
HASIL DAN ANALISIS KARYA

A. Hasil Karya

Pada hasil karya ini pengkarya menghadirkan karya-karya penciptaan tugas akhir

beserta deskripsi nya. Semua foto yang dihadirkan merujuk pada judul karya “Senjata

Kurambiak Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter”, dalam penggarapan karya ini

dilakukan di Jorong Sulayan, Nagari Pitalah, Kecamatan Batipuah.

Proses penciptaan karya ini pengkarya mengambil foto di Jorong Sulayan, Nagari

Pitalah, Kecamatan Batipuah yang menjadi sub tema, karya yang di deskripsi kan menjadi

dua kelompok. Adapun lokasi dalam proses pemotretan karya tugas akhir ini ialah,

geografis tempat pembuatan kurambiak dan serta kegunaan kurambiak tersebut.

Setelah pemotretan selesai, pengkarya melakukan seleksi foto-foto yang telah di potret

untuk selanjutnya dilakukan proses editing. Pada proses ini pengkarya menggunakan

software Adobe Photoshop cc2020 dan Adobe Lightroom dalam menyesuaikan warna,

kontras, brightness dan cropping pada foto.

Pada penciptaan karya Senjata Kurambiak Rumah Gadang Dalam Fotografi

Dokumenter, karya yang telah lolos seleksi berjumlah 21 foto, hal tersebut dapat diamati

pada sajian karya sebagai berikut:

27
28

Karya 1

Judul : Ditangah rimbo


Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
29

Deskripsi Karya

Foto karya pertama dalam tugas akhir Senjata Kurambiak Rumah Gadang

Dalam Fotografi Dokumenter berjudul “di Tangah Rimbo” yang artinya di tengah

hutan. Tampilan salah satu rumah pembuatan Kurambiak di Jorong Sulayan, Nagari

Pitalah, Kec Batipuah tampak dari atas, dengan memperlihatkan hutan yang hijau

mengelilingi rumah tersebut. Tanpak rumah ini jauh dari keramaian dan di kelilingi

hutan yang sangat lebat sehingga menjadi penarik buat pengkarya mengambil

gambar ini dengan menggunakan drone.

Pengkarya melakukan pengambilan foto ini dengan menggunakan kamera

Drone yang dimana dengan menggunakan kamera ini dapat memperlihatkan rumah

pembuat Kurambiak di Jorong Sulayan, Nagari Pitalah, Kec Batipuah dari atas.

Pengambilan foto ini menggunakan settingan pada kamera focal length 4.49mm

dalam mengabadikan momen ini f/2.6, iso 100 dan shutter speed 1/400. Lokasi

pengambilan foto ini adalah di dekat rumah pembuat Kurambiak Jorong Sulayan,

Nagrati Pitalah, Kec Batipuah.

Setelah pengambilan foto ini pengkarya melakukan proses pengeditan foto

dengan menggunakan media Adobe Lightroom dan Adobe Photoshop untuk

melakukan pengeditan crop, warna, brightest dan kontras agar saat pameran foto

terlihat bagus dan menarik.


30

Karya 2

Judul : Rumah Tukang Ampa Basi


Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
31

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke dua dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak Rumah

Gadang Dalam Fotografi Dokumenter berjudul “Rumah Tukang Ampa Basi”.

Dimana pada foto tersebut memperlihatkan salah satu rumah kayu Mak Etek yang

di kelilingi hijaunya tumbuhan di sekitar rumah dan tempat tinggal sekaligus

tempat kerja pembuatan Kurambiak yang berada di Jorong Sulayan, Nagari Pitalah,

Kec Batipuah. Dalam pengambilan foto ini pengkarya melakukan pemotretan

secara luas untuk memperlihatkan bentuk dari Rumah Pangguang dari depan Dan

rumah ini sudah puluhan tahun di tinggali oleh Mak Etek seorang pembuat

Kurambiak.

Pada karya foto ini pengkarya mengambil gambar depan rumah secara

keseluruhan agar memperlihatkan lingkungan dirumah Mak Etek tersebut. Pada

karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera Fujifilm X-T3

dengan lensa Fujinon XC15-45mmF3.5-5.6 OIS PZ pada focal length 15.6 mm,

ISO 320, f/3.5 dan shutter speed 1/200 sec. Setelah pengambilan foto ini pengkarya

melakukan proses pengeditan foto dengan menggunakan media Adobe Lightroom

untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto.


32

Karya 3

Judul : Bengke
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
33

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke tiga dalam karya tugas akhir “Senjata Kurambiak Rumah

Gadang” Dalam Fotografi Dokumenter berjudul Bengke, yaitu artinya bengkel.

Pada foto ini memperlihatkan suasana tempa kerja yang begitu banyak tumpukan

besi dan sekaligus tempat menempa senjata tajam Kurambiak. Bengkel pembuatan

Kurambiak ini berada di lokasi Jorong Sulayan, Nagari Pitalah, Kecamatan

Batipuah. Dan di tempat inilah Mak Etek Selaku pembuat Pisau Kurambiak untuk

mencari penambah biaya kebutuhan sehari-hari nya selain berladang ke sawah.

Pada karya foto ini pengkarya memotret keseluruhan dari bengkel Mak Etek

yang begitu banyak tumpukan besi sehingga membuat pengkarya tertarik memotret

bengkel yang berantakan ini. Pada karya foto ini pengkarya rekam dengan

menggunakan kamera Fujifilm X-T3 dengan lensa Fujinon XC15-45mmF3.5-5.6

OIS PZ pada focal length 15.6 mm, ISO 320, f/3.5 dan shutter speed 1/200 sec dan

pengkarya juga mengedit dengan media Adobe Lightroom dan Adobe Photoshop

untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto.


34

Karya 4

Judul : Alaik
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
35

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke empat dalam karya tugas akhir “Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter”. Pengkarya memberi judul pada

karya foto ini adalah Alaik yang berarti alat, pada foto ini memperlihatkan alat

pembuatan pisau Kurambiak yaitu yang pertama skop untuk mengumpulkan bara,

kedua pencapit untuk mengambil besi/pisau yang di bakar dan yang ketiga besi

Panjang melengkung untuk membolak balikan besi/pisau yang lagi di bakar. Ini

adalah alat yang digunakan Mak Etek saat pembuatan kurambiak yang sangat di

perlukan saat proses pembuatan

Pada karya foto ini pengkarya menggunakan teknik Top Angle yang kamera

berada di atas objek. pengkarya rekam pada foto ini dengan menggunakan kamera

Fujifilm X-T3 dengan lensa Fujinon XC15-45mmF3.5-5.6 OIS PZ pada focal

length 15.6 mm, ISO 300, f/3.5. 1/200 sec dan pengkarya juga mengedit dengan

media Adobe Lightroom untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan kontras

pada foto.
36

Karya 5

Judul : Manempa
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
37

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke lima dalam karya tugas akhir “Senjata Kurambiak Rumah

Gadang Dalam Fotografi Dokumenter”. Pengkarya memberi judul pada karya ini

adalah Manempa yaitu menempa besi yang masih panas terbakar untuk meluruskan

besi yang di panaskan. Besi yang digunakan yaitu Shock Mobil untuk dijadikan

Pisau Kurambiak.

Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera

Cannon EOS 750D dengan lensa Fix Cannon 50mm pada focal length 50 mm, ISO

3200, f/2 dan shutter speed 1/320 sec. hal ini pengkarya lakukan agar

memperlihatkan detail percikan api yang di tempa. Pengkarya juga menggunakan

media Adobe Lightroom untuk menyesuaikan warna foto dengan warna foto yang

di ambil dari kamera Fujifilm X-T3.


38

Karya 6

Judul : Panokok
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
39

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke enam dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter. Pengkarya memberi judul pada

karya ini Panokok. Foto ini memperlihatkan alat pembuatan pisau Kurambiak yaitu

palu, palu tersebut berfungsi untuk menempa besi menjadi pisau Kurambiak. Besi

tersebut di tempa dengan palu sedemikian rupa sampai menjadi bentuk pisau

Kurambiak. Disini pengkarya juga memanfaatkan cahaya matahari yang masuk dari

sela-sela jendelah kayu yang berada tempat pembuatan Kurambiak agar

memperlihat foto yang tidak biasa-biasa saja.

Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera

FujifilmX-T3 dengan lensa Fujinon 56 mm pada focal length 56mm, ISO160,

f/1.4 dan shutter speed 1/250sec dan pengkarya juga mengedit dengan media

Lighroom untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto.
40

Karya 7

Judul : Mak Etek


Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
41

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke tujuh dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter. Pengkarya memberi judul pada

karya ini Mak Etek. Mak Etek adalah nama panggilan dari Bapak Wisnabendan

berumur 57 tahun. Mak Etek merupakan salah satu dari beberapa orang yang

memiliki profesi pembuat Kurambiak di Jorong Sulayan, Nagari Pitalah Kec

Batipuh, Sumatra Barat. Profesi ini telah ia tekuni kurang lebih selama 7 Tahun

menjadi pembuat kurambiak menjadi satu-satunya usaha yang ia jalani sampai saat

ini.

Pada karya foto ini memperlihatkan portrait dari Mak Etek dengan

berlatarkan tempat dan suasana dimana ia melakukan pekerjaanya selaku pembuat

Kurambiak. pengkarya merekam dengan menggunakan kamera Fujifilm X-T3

dengan lensa Fujinon XC35mm F.2 pada focal length 35mm, ISO250, f/2 dan

shutter speed 1/160sec. alasan pengkarya menggunakan lensa fix dalam

pengambilan foto portrait ini ialah agar mengurangi distorsi pada lensa, serta

bukaan yang ada pada lensa ini juga lebar sehingga menambah ketajaman terhadap

objek yang di potret.

Dalam pengambilan foto ini pengkarya memanfaatkan cahaya alami dengan

memanfaatkan cahaya matahari langsung yang masuk dari atap bangunan yang

tembus pandang, sehingga dapat menghasilkan shadow dan dynamic range yang

cukup bagus pada foto ini.


42

Karya 8

Judul : Mambantuak
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
43

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke delapan dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter. Pengkarya memberi judul pada foto

ini Mambantuak yang artinya membentuk. Foto ini terlihat besi yang masih panas

ditempa sudah setengah jadi dan membentuknya sedemikian rupa menjadi yang di

ingingkan. Dan peralatan yang di gunakan masih alat tradisional. sehingga

pengerjaan Mak Etek ini adalah seorang yang perpengalam dalam membentuk pisau

Kurambiak dan untuk melakukan menempa ini Mak Etek butuh proses yang sangat

rumit untuk membakar dan menempa Kembali untuk meratakan besi tersebut.

Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera

Fujifilm X-T3 lensa Fujinon 56mm pada focal length 56mm, ISO640, f/1.4 dan

shutter speed 1/200sec. Disinipengkarya melakukan pemotretan pada hig angle dan

mengugunakan komposisi sepertiga bidang agar ada ruang untuk objek utama dan

pengkarya juga mengedit dengan media Adobe Lightroom untuk melakukan

pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto.


44

Karya 9

Judul : Basungguah
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
45

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke sembilan dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter. Pengkarya memberi judul pada foto

ini Basungguah, pada foto ini terlihat Mak Etek menempa besinya yang sangat

bersungguh hal ini di lakukan untuk melihat tempaan agar padat dan merata dan

pengkarya menambahkan background tumpukan besi yang di belakang agar foto

tidak terlihat biasa saja yang dimaksud tidak biasa saja adalah background yang

sangat asli dan murni tanpa setingan.

Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera

FujifilmX-T3 dengan lensa Fujinon 56mm pada focal length 56mm, ISO80,

f/1.4 dan shutter speed 1/200sec. dan dari pencahayaan ini mengguanakan cahaya

alami dan Merahnya dari bara api tersebut agar terlihat lebih dramatis. dan

pengkarya juga mengedit dengan media Adobe Lightroom untuk melakukan

pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto


46

Karya 10

Judul : Pangarajin Pisau


Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
47

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke sepuluh dalam karya tugas akhir Senjata Kurmabiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter. Pada foto ini pengkarya memberi

judul Pangarajin pisau, pada foto diatas memperlihatkan bahwa Mak Etek ini

adalah seorang yang gemar membuat bermacam banyak pisau tradisional yang

bukan hanya kurambiak saja dan ada beberapa pisau lainnya yang masih sangat

tradisional dengan motif-motifnya Disini pengkarya sengaja memblurkan Mak Etek

dengan suasana bengkel agar foto yang terlihat tidak biasa saja yang di maksud

dengan tidak biasa saja adalah background dari karya tersebut.

Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera

Fujifilm X-T3 dengan lensa Fujinon XC35mm F.2 pada focal length 35mm,

ISO 250, f/2 dan shutter speed 1/160sec. Kemudian pengkarya juga mengedit

dengan media Adobe Lightroom untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan

kontras pada foto.


48

Karya 11

Judul : Mambaka
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
49

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke sebelas dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter. Pada foto ini pengkarya memberi

judul Mambaka yang berarti di bakar. merupakan bagian proses pembuatan

Kurambiak dengan di bakar agar ketika di bentuk sedemikian rupa yang di inginkan

lebih mudah. Setelah pembakaran ini pisau kurambiak tersebut di rendam ke dalam

oli agar besi yang di tempa tidak mudah berkarat, dan bahan yang di gunakan Mak

Etek untuk membakar yaitu batu bara yang sudah di sediakan sebelem melakukan

pembakaran.

Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera

Cannon EOS 750D dengan lensa Fix Cannon 50mm pada focal length 50 mm, ISO

3200, f/3.2 dan shutter speed 1/2500 sec. Setelah pengambilan foto ini pengkarya

melakukan proses pengeditan foto dengan menggunakan media Adobe Lighroom

untuk melakukan pengeditan Detail, brightest dan kontras pada foto agar api terliat

lebih nyata.
50

Karya 12

Judul : Di Sapuah
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
51

Deskripsi Karya

Karya foto yang dua belas dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak Rumah

Gadang Dalam Fotografi Dokumenter berjudul Di Sapuah yang artinya di rendam.

Pada foto ini terlihat pisau Kurambiak yang habis dibakar tadi di rendam kedalam

oli bekas agar pisau Kurambiak tidak berkarat. Tahap Di Sapuah atau di rendam ini

menjadi tahap terkhir menenpa.

Dalam penciptaan karya tugasakhir ini pengkarya juga menggunakan kamera

Cannon EOS 750D dengan lensa Fix Cannon 50mm pada focal length 50 mm, ISO

3200, f/3.2 dan shutter speed 1/200 sec. Setelah pengambilan foto ini pengkarya

melakukan proses pengeditan foto dengan menggunakan media Adobe Lightroom

untuk melakukan pengeditan brightest, kontras dan warna agar menyesuaikan

dengar warna kamera Fujifilm.


52

Karya 13

Judul : Manggarinda
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
53

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke tiga belas dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter berjudul Manggarinda. Pada karya

ini memperlihatkan bagaimana Manggarinda yang tadinya dimulai dengan

penempaan besi menjadi bentuk kurambiak dan di haluskan lagi membentuk

sedemikian rupa seperti merapikan lengkungan, tepi pisau agar tajam dan

memperkilat kurambiak supaya kurambiak menjadi lebih bagus dan tajam setelah

proses ini pisau kurambiak disatukan ke gagang kayu

Pada foto ini pengkarya ambil dengan menggunakan komposisi sepertiga

bidang agar Kurambiak yang di haluskan percikan apinya terlihat di space yang

kosong. Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera

kamera Cannon EOS 750D dengan lensa Fix Cannon 50mm pada focal length 50

mm, ISO 3200, f/3.2 dan shutter speed 1/500 sec. Setelah pengambilan foto ini

pengkarya melakukan proses pengeditan foto dengan menggunakan media Adobe

Lightroom untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto.
54

Karya 14

Judul : Maukia Motif


Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
55

Deskripsi Karya

Karya foto yang empat belas dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter berjudul Maukia Motif yaitu yang

berarti mengukir motif. Pada karya foto ini memperlihatkan mengukir motif pada

gagang Kurambiak alat yang di gunakan uttuk menggambar pada gagang

kurambiak berupa solder agar kayu yg terbakar solder berwarna kecokelatan dan

motif yang digunakan oleh Mak Etek ini yaitu Motif Minangkabau. Bukan hanya

menempa dan membuat bebagai macam pisau saja Mak Etek ini juga bisa

menggambar motif agar kayu pada gagang kurambiak tidak terlihat biasa saja dan

memiliki seninya tersendiri.

Pada foto ini pengkarya mengambil detail agar terlihat jelas saat membuat

motif tersebut. Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan

kamera kamera Cannon EOS 750D dengan lensa Cannon 18-55mm pada focal

length 42 mm, ISO 200, f/6.3 dan shutter speed 1/40 sec. Setelah pengambilan foto

ini pengkarya melakukan proses pengeditan foto dengan menggunakan media

Adobe Lightroom untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan kontras pada

foto
56

Karya 15

Judul : Pangakuan
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
57

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke lima belas dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter berjudul Pangakuan Yang artinya

diakui, pada karya foto ini terlihat Mak Etek terlihat santai dengan sebatang

rokoknya menggunakan cerutu di tangga rumah yang terbuat dari kayu dan bambu

dengan suasana yang sederhana. Dan pengkarya juga memvisualkan symbol dari

spanduk bahwa Mak Etek ini adalah salah satu organisasi kurambiak. Pada karya

ini pengkarya menggunakan komposisi sepertiga bidang yaitu Mak Etek sebagai

objeknya.

Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera

Fujifilm X-T3 dengan lensa Fujinon XC35mm PZ pada focal length 35 mm, ISO

80, f/2. dan shutter speed 1/200 sec. Setelah pengambilan foto ini pengkarya

melakukan proses pengeditan foto dengan menggunakan media Adobe Lightroom

untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto


58

Karya 16

Judul : Biliak
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
59

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke enam belas dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter berjudul Biliak yang berarti kamar.

Foto ini merupakan kamar dari Mak Etek dan dikamar ini terlihat ada pajangan

karya foto Kurambiak yang menunjukan bawah Mak Etek yang gemar dengan Pisau

Kurambiak. Pada karya ini pengkarya memanfaatkan cahaya alami dari jendela

rumah Mak Etek.

Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera

Fujifilm X-T3 dengan lensa Fujinon XC35mm PZ pada focal length 35 mm, ISO

160, f/2. dan shutter speed 1/200 sec. Setelah pengambilan foto ini pengkarya

melakukan proses pengeditan foto dengan menggunakan media Adobe Ligthroom

untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto.


60

Karya 17

Judul : Hasil Jadi


Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
61

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke tujuh belas dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter berjudul Hasil Jadi. Foto ini

meperlihat kan hasil jadi dari pembuatan pisau kurambiak dan motif yang sangat

bagus biasanya Mak Etek menggunakan motif Itiak Pulang Patang pada sarung

kurambiak dan dengan tangan Mak Etek yang jari-jari tangannya berotot dimana

pertanda bahwa maketek sering memproduksi pisau dengan menempa dan masih

kotor agar memperlihatkan bahwa foto ini tidak biasa saja.

Pada foto ini pengkarya ambil dengan menggunakan teknik pemotretan high

level yang dimana penempatan kamera di atas objek yang bertujuan untuk

memperliahtkan hasil jadi dari pembuatn Kurambiak. Selain itu Pada karya foto ini

pengkarya merekam dengan menggunakan kamera Fujifilm X-T3 lensa Fujinon

56mm pada focal length 56mm, ISO80, f/1.4 dan shutter speed 1/200sec. Setelah

pengambilan foto ini pengkarya melakukan proses pengeditan foto dengan

menggunakan media Lightroom untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan

kontras pada foto.


62

Karya 18

Judul : Kurambiak
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
63

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke delapan belas dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter berjudul Kurambiak. Foto ini

memperlihatkan bentuk dari keselurhan kurambiak mulai dari bentuk lengkungan

pisau,motif pisau di gagangnya, dan sarung pisau kurambiak dengan motif yang

sangat bagus dan terlihat masih tradisional.

Pada foto ini pengkarya ambil dengan menggunakan teknik pemotretan eye

level yang dimana memperlihatkan tampilan dari Kurambiak yang berada di depan

mata memandang dan pengkarya juga memakai batang pohon agar menjadi sedikit

menarik. Selain itu Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan

kamera Nikon Z6 Lensa Nikon 50m pada focal length 50 mm ISO100 dan shutter

speed 1/200sec. Setelah pengambilan foto ini pengkarya melakukan proses

pengeditan foto dengan menggunakan media Adobe Lightroom melakukan

pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto agar warna foto sama semua.
64

Karya 19

Judul : Koleksi
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
65

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke sembilan belas dalam karya tugas akhir Senjata

Kurambiak Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter berjudul Koleksi. Pada

foto ini memperlihatkan tampilan dari pengkoleksi pisau dan dalam foto ini terlihat

begitu banyak koleksi pisau Mak Etek ini salah satunya kurambiak yang di tempel

di dinding kayu rumah Mak Etek tersebut. Pada foto ini pengkarya memanfaatkan

cahaya alami dari jendela rumah yang memperlihat shadow dari pisau-pisau agar

foto terlihat tidak biasa-biasa saja.

Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera

Fujifilm X-T3 dengan lensa Fujinon XC35mm PZ pada focal length 35 mm, ISO

400, f/2. dan shutter speed 1/80 sec. Setelah pengambilan foto ini pengkarya

melakukan proses pengeditan foto dengan menggunakan media Adobe lightroom

untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto

/
66

Karya 20

Judul : Pangguno Kurambiak


Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
67

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke dua puluh dalam karya tugas akhir Senjata Kurambiak

Rumah Gadang Dalam Fotografi Dokumenter ini berjudul Pangguno Kurambiak.

Difoto ini terlihat dua pemuda yang sedang melakukan Silek Harimau dengan

menggunakan pisau Kurambiak ini dimana kegunaan pisau kurambiak ini sebagai

alat Silek Harimau karna bentuk lengkungannya seperti kuku harimau.

Disini pengkarya mengguankan background Rumah Bergonjong

menandakan bahwa ini adalah tradisi Minangkabau agar foto terlihat lebih bagus

dan menarik.Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kamera

Sony A7 Mark II dengan lensa Sony 50mm pada focal length 50 mm,ISO 500,

f/3.2 dan shutter speed 1/320 sec. Setelah pengambilan foto ini pengkarya

melakukan proses pengeditan foto dengan menggunakan media Adobe Lightroom

untuk melakukan pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto.


68

Karya 21

Judul : Babahayo
Ukuran : 40cm x 60cm
Media Cetak : Glossy Paper Laminating Doff
Tahun 2022
69

Deskripsi Karya

Karya foto yang ke dua puluh satu dalam karya tugas akhir Senjata

Kurambiak Rumah gadang Dalam Fotografi Dokumenter ini berjudul Babahayo

yang artinya berbahaya. Pada karya foto ini terlihat sangat berbahayanya senjata ini

karna bentuk yang menglengkung beda dengan pisau lainnya, dan senjata ini dapat

melumpuhkan lawan karna itu senjata ini kecil dan berbahaya sehingga senjata ini

dijuluki senjata rahasia saat melakukan penyerangan kepada musuh. Pada foto ini

pengkaya memperlihatkan detail agar terlihat begitu berbahayanya senjata

Kurambiak ini

Pada karya foto ini pengkarya merekam dengan menggunakan kameraSony

A7 Mark II dengan lensa Sony 50mm pada focal length 50 mm,ISO 100, f/2 dan

shutter speed 1/320 sec. Setelah pengambilan foto inipengkarya melakukan proses

pengeditan foto dengan menggunakan media Adobe Lightroom untuk melakukan

pengeditan warna, brightest dan kontras pada foto


70

B. Analis Karya

Dalam penggarapan karya Senjata Kurambiak Rumah Gadang Dalam Fotografi

Dokumenter pengkarya menggunakan Photo Story sebagai pendekatan dalam

penggarapan, sehingga dalam penggarapan pengkarya menjadi lebih terarah karena hanya

menceritakan sebuah kejadian di satu daerah saja, selain itu pengkarya menggunakan

bentuk deskriptif dalam proses penggarapan foto dokumenter tentang Kurambiak ini.

Taufan Wijaya mengatakan dalam bukunya Photo Story Hand Book Panduan Membuat

Foto Cerita (2016:37) bahwa bentuk foto cerita deskriptif dalam penyampaian cukup

sederhana. Gaya deskriptif menampilkan hal-hal yang menarik dari sudut pandang

fotografer, sealin itu Photo Story juga lebih mementikan cerita dari suatu kejadian, selain

itu sajian pada deskriptif tidak memerlukan editing yang rumit karena dalam bentuk ini

tidak menuntut alur cerita. Sehingga makin banyak foto, semakin mudah ide foto cerita di

jelaskan. Hal ini menjadi pedoman pengkarya dalam penciptaan karya ini, dimana karya

yang dihasilkan berjumlah dua puluh dua karya.

Dalam gagasan yang di ungkapan oleh Dr. I Komang (2005), fotografi merupakan

sebuah media yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan suatu moment atau peristiwa

penting. Fotografi documenter bertujuan membuat audiensi untuk meperhatikan pesan atau

isu yang ada di balik foto tersebut, tidak hanya menikmati daya Tarik visualnya. Fotografi

dokumenter dimaksud untuk membuka wawasan audiensi, melihat kejadian dan peristiwa

di luar sana.
71

Pada setiap karya yang dihasilkan dalam penciptaan ini tidak terlepas dari penerapan

metode EDFAT yang dimana juga menjadi acuan pengkarya dalam proses memvisualkan

Kurambiak ke dalam fotografi dokumenter. Seperti Entire

atau keseluruhan pada karya yang berjudul “Ditangan Rimbo, Rumah Tukang ampa basi,

Bengke,” dan beberapa foto lainnya, pada detail pengkarya melakukan pemotretan pada

karya yang berjudul “Manempa, hasil jadi” dan beberapa foto lainya, pada Frame

pengkarya menerapkan pada karya yang berjudul Mambaka, pada Angle pengkarya

memvisualkan pada karya yang berjudul “Alaik,Manggarinda,Mukia Motif” dan beberapa

foto lainya, Sedangkan pada Time dimana pengkarya memanfaatkan waktu yang tepat

dengan merekap momen-momen seperti pada karya yang berjudul “ Basantai ,Pangguno

Kurambiak.

Objek dalam karya Senjata Kurambiak Rumah Gadang ini , dimulai dari proses

pembautan kurambiak dan kegunaan kurambiak tersebut agar masyarakat Indonesia

khususnya Sumatera Barat mengetahui senjata Kurambiak ini adalah senjata Khas

Minangkabau karna perkembangan dan seiringnya zaman senjata ini banyak yang tidak

mengetahui dan di abaikan. Semua karya yang digarap pengkarya dalam fotografi

dokumenter sesuai dengan penerapan elemen-elemen pembentuk tuturan Photo Story

seperti , pembuka yang terdapat pada foto landscape Bentangan alam Rumah Mak Etek

pembuatan kurambiak. Untuk portrait pada karya dokumenter tentang Senjata Kurambiak

Rumah Gadang ini pengkarya mengambil foto portrait yang berjudul Mak Etek.
72

Adapun untuk foto interaksi, penanda utama, detail dan action pengkarya melakukan

pemgambilan foto tersebut di tempat pembuatan Kurambiak. Untuk pengambilan foto

penutup pengkarya melakukan permotretan di salah satu tempat yang terdekat didaerah

rumah Mak Etek selaku pembuat pisau Kurambiak untuk mengambil foto kegunaan

Kurambiak dan pengkoleksi Kurambiak tersebut.

Proses penciptaan ini pengkarya dibagi dengan beberapa sub tema, yaitu: pertama

foto pembuka, pengkarya mengambil foto bentangan alam dari rumah Mak Etek yaitu di

daerah Jorong Sulayan, Nagari Pitalah, Kec Batipuah, Sumatra Barat yang memperlihatkan

rumah Mak Etek dari atas menggunakan Drone, kedua foto beberapa proses pembuatan

Kurambiak yang di kerjakan mak etek, dalam proses pembuatan ini pengkarya lebih fokus

kepembuatan kurambiak, dari awal menggunakan per mobil hingga di bakar dan di tempa

menjadi kurambiak ,dan ketiga foto dari kegunaan kurambiak sebagai alat yang digunakan

untuk silek seperti Silek Harimau dan ada juga yang digunakan sebagai barang koleksi

karna bentuk yang menarik dimana dari kegunaan ini foto penutup dari photo story

pengkarya
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa capaian dari penciptaan karya tugas akhir ini adalah meciptakan

karya fotografi dengan objek Senjata Kurambiak Rumah Gadang Dalam Fotografi

Dokumenter. Berdasarkan pengamatan pengkarya dalam penciptaan karya fotografi ini

membuat pengkarya menyadari akan pentingnya mengetahui senjata khas Minangkabau ini

agar tetap ingat dan tidak di lupakan.

Hal lain yang terdapat pada hasil karya fotografi dokumenter ini adalah

mengingatkan kembali akan keberadaan Senjata Kurambiak ini adalah sebuah senjata khas

Minangkabau yang saban hari semakin mulai hilang keberadaannya dan banyak

masyarakat Minangkabau belum mengetahui apa itu senjata tajam khas Minangkabau ini.

Oleh karna itu begitu pentingnya mengetahui keberadaan senjata khas Minangkabau yaitu

Kurambiak ini agar dikemudian hari tidak hilang terlupakan begitu saja. Selain itu dalam

proses penciptaan ini juga dibutuhkan persiapan seperti riset, pengumpulan data, serta

penggunaan peralatan yang sesuai dan memadai dalam proses penggarapan karya

73
74

B. Saran

Penciptaan karya fotografi documenter, pengkarya harus mampu memberikan

masukan baik berupa saran-saran yang bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang

berkaitan dengan penciptaan karya ini. Adapun saran-saran dari pengkarya adalah sebagai

berikut:

Untuk penggiat fotografi khususnya fotografi dokumenter sangat dibutuhkan

persiapan yang matang baik dari konsep, ide, waktu dan alat-alat yang akan di gunakan saat

berproses pemotretan tersebut. Pentingnya melakukan pengecekan alat-alat terlebih dahulu

sebelum berangkat ke lokasi pemotretan, serta membawa cadangan kamera maupun

cadangan batrai kamera, lensa dan peralatan kamera lainya untuk meminimalisir hal yang

tidak di inginkan saat di lokasi pemotretan, terlebih lagi pemotretan momen-momen yang

susah untuk dilakukan pengulangan. Dan juga perlunya komunikasi dengan baik antara

pengkarya dengan lingkungan setempat agar tidak terjadinya hambatan pada saat proses

pemotretan.
75

DAFTAR PUSTAKA

Brewer, J.D. 2000, Ethnography, Buckingham: Open University Press

Fernando, Ferry.
Sumber:(https://journal.isi.ac.id/index.php/dkv/article/view/881).

Irwandi, Pamungkas. Wahyu. 2015. Foto Dokumenter Bengkel Andong Mbah


Musiran: Penerapan Dan Tinjauan Metode EDFAT Dalam
Penciptaan Karya Fotografi. Jurnal Rekam Vol.13. No.1.
Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Jamal, Mid. (1986) Filsafat dan Silsilah Miangkabau, CVTopic, Bukittinggi

Marvasti, A.B. 2004. Qualitative Research in Sociology: An Introduction. Sage


Publications inc., Thousand Oaks

Michael R. Peres. (The Focal Encyclopedia of Photography 4 th edition (2007:70).

Muliati, Roza. Permainan Silek Kurambik Di Nagari Talang Babungo. (2011:346).

Roland E. Wolseley. Understanding Magazines. 1996

Salmaa Awwaabiin, Pengertian, Ciri-Ciri, dan Teknik Pengumpulan Datanya,


(https://penerbitdeepublish.com/studi-literatur/).

Soedjono, Soeprapto.2007.Pot-Pouri Fotografi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.


Taqur, Firman. 2011. Jurnalistik: Suatu Pengantar Warner

The Editors of Time-Life Books. 1971. Life Library of Photography: Documentary


Photography: Time-Life Books.

Wijaya, Taufan. (2016). Photo Story Handbook: Panduan Membuat Foto


_______2018.Literasi Visual. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Daftar Sumber

Mak Etek (57 th), pemilik usaha pembuat Kurambiak, wawancara pada tanggal 29 juni
2022 di Jorong Sulayan, Nagari Pitalah, Kec Batipuah, Kabupaten Tanah Datar,
Sumatra Bara.
Sepdi Hidayatulah (29 th), Guru Silek Harimau, wawancara pada tanggal 6 juni 2022, di
kayu tanam, kabupaten padang-pariaman, Sumatra Barat.
76

Lampiran
1. CV
77

2. Behind The Scene

Gambar 13
(Dokumentasi Fadel 2022)

Gambar 14
Dokumentasi David (2022)

Gambar 15
(Dokumentasi David (2022)

Gambar 15
(Dokumentasi David (2022)
78

3. Karya tidak terpilih

Gambar 16
Karya Tidak Terpilih
79

4. Desain poster dan Banner

Gambar 18
Poster

Gambar 17
X Banner
80

5. Desain Katalog

6. Dokuemtasi Pameran
81

Gambar 19
Dokumentasi Daffa (2023)

Gambar 20
Dokumentasi Daffa (2023)

Gambar 21
Dokumentasi Daffa (2023)
82

7. Dokumentasi Kompre

Gambar 22
Dokumentasi Daffa (2023)

Gambar 23
Dokumentasi Daffa (2023)

Gambar 24
Dokumentasi Daffa (2023)

Anda mungkin juga menyukai