Anda di halaman 1dari 28

7/12/2018

TAHAPAN PENYUSUNAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Biro Hukum Sekretariat Jenderal

DASAR HUKUM
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

Undang-Undang Peraturan Presiden PMK 123/PMK.01/2012


Nomor 87 Tahun tentang Pedoman
Nomor 12 Tahun Penyusunan Peraturan
2011 tentang 2014 tentang
Menteri Keuangan,
Pelaksanaan UU
Pembentukan Keputusan Menteri
Nomor 12 Tahun Keuangan, Peraturan
Peraturan 2011 tentang Pimpinan Unit
Perundang- Pembentukan Organisasi Eselon I,
undangan Peraturan dan Keputusan
Perundang- Pimpinan Unit
undangan Organisasi Eselon

1
7/12/2018

PERENCANA
AN
Integritas  Profesionalisme  Sinergi  Pelayanan  Kesempurnaan

LATAR BELAKANG

Dalam rangka mewujudkan tata laksana pemerintahan yang baik diperlukan upaya
pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terencana, terpadu, dan
berkelanjutan dalam sistem hukum nasional.

1. Perencanaan Penyusunan UU
(Prolegnas)
2. Perencanaan Penyusunan PP & Perpres
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang


Pelaksanaan UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

1. Perencanaan Penyusunan Peraturan


Menteri Keuangan (PMK)
PMK 123/PMK.01/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, 2. Perencanaan Penyusunan Keputusan
Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Menteri Keuangan (KMK)
Unit Organisasi Eselon I, dan Keputusan Pimpinan
Unit Organisasi Eselon I

2
7/12/2018

PROGRAM PERENCANAAN

Program Perencanaan Penyusunan Peraturan Perundang-undangan bidang tugas


Kementerian Keuangan meliputi:

Program
Perencanaan UU
• Dikoordinasikan Oleh BPHN

Program Perencanaan • Dikoordinasikan Oleh BPHN


PP dan Perpres

Program Perencanaan • Dikoordinasikan oleh Sekretariat


PMK dan KMK Jenderal c.q. Biro Hukum

Dalam konteks pembentukan peraturan perundang-undangan, Prolegnas


berfungsi:

• Memberikan gambaran obyektif tentang kondisi umum


dibidang pembentukan undang-undang.
1
• Menyusun skala prioritas penyusunan RUU sebagai program yang
berkesinambungan dan terpadu sehingga dapat menjadi pedoman bagi
2 lembaga yang berwenang membentuk undang-undang.

• Sebagai sarana untuk mewujudkan sinergi antarlembaga


3 dalam pembentukan undang-undang.
• Sebagai deteksi dini untuk mencegah tumpang tindih
peraturan perundang-undangan.
4

Penyusunan Prolegnas dilakukan secara:


• Terencana.
1

• Terpadu.
2

• Sistematis.
3

3
7/12/2018

PERSYARATAN PENGUSULAN RUU


DALAM PROLEGNAS

Penentuan RUU dalam Prolegnas Prioritas Tahunan didasarkan pada syarat substantif dan
syarat teknis, sebagai berikut:
1.Syarat substantif (Pasal 18 UU Nomor 12 Tahun 2011), terdiri dari: perintah UUD 1945,
perintah ketetapan MPR, perintah UU lainnya, sistem perencanaan pembangunan
nasional, rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN), rencana
pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN), rencana kerja pemerintah (RKP),
rencana strategis (renstra) DPR dan renstra DPD, dan aspirasi dan kebutuhan hukum
masyarakat.
2.Syarat teknis (Pasal 19 Perpres Nomor 87 Tahun 2014), terdiri dari: draf RUU, naskah
akademik, surat keterangan penyelarasan naskah akademik, surat keterangan rapat
panitia antara kementerian/lembaga, dan surat keterangan harmonisasi RUU.

ALUR PERENCANAAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG


PROSES DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROSES DI LINGKUNGAN DPR
(Ps. 6 Perpres No. 87 Tahun 2014) (Ps. 7 Perpres No. 87 Tahun 2014)

REGULASI
PENGKAJIAN (UU)
NA PROLEGNAS
JANGKA
MENENGAH
PENELITIAN
PEMBAHASAN
PENYELARASAN DPR
NA

REKOMENDASI DRAF RUU DRAFRUU


REGULASI [Dilengkapi
(UU) PROLEGNAS PROLEGNAS
PROLEGNAS dengan SURPRES
PRIORITAS PRIORITAS
JANGKA (Prakarsa Pem)
(Usulan TAHUNAN
MENENGAH HARMONISASI Atau
pemerintah) Surat Pimpinan
(Usulan DRAFT RUU
NON REGULASI pemerintah) Komisi/Baleg/Gab.
PENGEMBANGAN Komisi(Prakarsa
HUKUM DPR)]

NON IZIN PRAKARSA


PROLEGNAS

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan


Prolegnas

4
7/12/2018

RUU KATEGORI DAFTAR KUMULATIFTERBUKA

RUU yang dapat dikategorikan dalam kumulatif terbuka adalah RUU yang merupakan
tindak lanjut atau mengatur mengenai:

1. Pengesahan Perjanjian Internasional


2. Akibat Putusan Mahkamah Konstitusi
3. APBN
4. Penetapan/ Pencabutan Perppu
5. Pembentukan, Pemekaran, Penggabungan Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota

Pasal 23 ayat (1) UU 12Tahun 2011

PENGAJUAN RUU DI LUAR PROLEGNAS


Dalam keadaan tertentu, DPR atau Presiden dapat mengajukan
RUU di luar Prolegnas mencakup:

a.untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana Pasal 23
alam; dan
ayat (2)
b.keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi nasional
atas suatu RancanganUndang-Undang yang dapat disetujui bersama UU 12
oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi Tahun 2011
dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum.

Dalam menyusun Rancangan Undang-Undang di luar Prolegnas,


Pemrakarsa harus terlebih dahulu mengajukan permohonan izin prakarsa
kepada Presiden.

Permohonan izin prakarsa kepada Presiden disertai


Pasal 24
penjelasan mengenai konsepsi pengaturan RUU, yang meliputi:
a. urgensi dan tujuan penyusunan;
b. sasaran yang ingin diwujudkan; Perpres 87
c. pokok pikiran, lingkup, atau objek yang akan diatur; dan Tahun 2014
d. jangkauan serta arah pengaturan.

11

5
7/12/2018

Perencanaan RPP dan Rperpres (BPHN)

Program Program
Perencanaan Legislasi RPP
RPP dan dan RPerpres
RPepres K/L yang
Kementerian dikoordinasikan
Keuangan oleh BPHN

Program Perencanaan di lingkungan Kementerian Keuangan merupakan bagian


dari Program Perencanaan Legislasi Pemerintah Pusat yang dikoordinasikan
oleh BPHN yakni Program Perencanaan Rancangan Peraturan Pemerintah
(RPP) dan Rancangan Peraturan Presiden (Perpres).

ALUR PERENCANAAN PERATURAN PEMERINTAH (PP)


ATAU PERATURAN PRESIDEN (PERPRES)
MONEV
PP/PERPRES
PROGRAM
PENYUSUNAN
PP/PERPRES
DELEGASI PAK
SYARAT :
- RKP
- Non RKP
(Urgensi) PENGAJUAN
DRAFT KE PRESIDEN
- RPJMN
PP
- Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional HARMONISASI
DRAFT
PP/PERPRES PENGESAHAN
PP/PERPRES

NON NON PROGRAM


PP/PERPRES IZIN PRAKARSA
DELEGASI

6
7/12/2018

Penetapan Proleg RPP dan RPerpres 2016 (BPHN)

Program Penyusunan PP Tahun 2016 ditetapkan dalam


Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2016

Program Penyusunan Perpres Tahun 2016 ditetapkan dalam


Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2016

ALUR PERENCANAAN PMK/KMK

• Perencanaan penyusunan PMK dan/atau Program Penyusunan


Biro Hukum
KMK pada masing-masing unit Eselon I PP, Perpres, PMK,
dilakukan dalam program penyusunan dan/atau KMK
PMK dan/atau KMK (Pasal 2 PMK
Rencana RPP dan/atau
123/2012) RPerpres *)
Penyusunan
• Perencanaan PMK dan/atau KMK RPMK/RKMK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal
c.q. Biro Hukum (Pasal 4 PMK 123/2012)
• Rancangan PMK dan/atau KMK berasal Unit-Unit Eselon I
dari masing-masing unit Eselon I sesuai
dengan tugas dan fungsinya (Pasal 5
PERENCANAAN PMK/KMK
PMK 123/2012)

15

7
7/12/2018

Perencanaan
Rencana penyusunan PMK dan/atau KMK
1 2 3

Unit Eselon I Daftar Rencana RPP & Sekretariat


Penyusunan RPerpres Jenderal c.q.
Judul RPMK/RKMK Biro Hukum
Dasar Hukum
TargetWaktu

4
Reminder terhadap Target
Waktu Penyelesaian
Monitoring

BIRO HUKUM

Perencanaan
Pengajuan RPMK/RKMK di luar program penyusunan

 dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;


 berdasarkan arahan Menteri Keuangan; dan/atau
 berdasarkan kebutuhan Unit Organisasi Eselon I pengusul sepanjang masih dalam
lingkup kewenangan Menteri Keuangan.

Penyesuaian Target Waktu Penyelesaian


Perubahan target waktu penyelesaian rancangan PMK dan/atau rancangan KMK
disertai dengan pertimbangan atau alasan perubahan dan hanya dapat
dilakukan untuk target waktu dalam 1 (satu) tahun bersangkutan atau tidak
melebihi tahun tersebut.

Program Perencanaan yang saat ini berjalan

BIRO HUKUM

8
7/12/2018

Program Perencanaan Penyusunan Peraturan Perundang-undangan


di Lingkungan Kementerian Keuangan dilakukan melalui :
Inventarisasi
1. Permintaan Daftar Rencana Penyusunan Peraturan Perundang-
Rencana
Undangan yang meliputi RPMK/RKMK yang bersifat kebijakan
kepada masing-masing unit Eselon I di Lingkungan Kementerian
Keuangan. 1)

Kompilasi 2. Kompilasi Daftar Rencana Penyusunan Peraturan Perundang-


Undangan. 2)
3. Monitoring Proses Penyusunan Peraturan Perundang-
Undangan. 3)
Monitoring

1) Surat SekretarisJenderal kepada Seluruh Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan.


2) Khusus untuk kompilasi daftar Rencana penyusunan RPMK/RKMK dimuat dalam aplikasi Simfoni.
3) Khusus untuk monitoring proses penyusunan RPMK/RKMK dilakukan melalui aplikasi Simfoni.

18

Strategi Pelaksanaan Program Penyusunan


Peraturan Perundang-undangan Tahun 2016
Pemaksimalan proses monitoring melalui Memaksimalkan peran:
Aplikasi Sistem Informasi Perencanaan
dan Penyusunan Peraturan Perundang-
FORUM KOORDINASI
Undangan

TIM PENDUKUNG FORUM KOORDINASI

Penerapan SE-3/MK.01/2016 tentang Tata


Cara dan Persyaratan Penyampaian
Rancangan Peraturan Menteri Keuangan
dan Rancangan Keputusan Menteri Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
Keuangan Yang Bersifat Kebijakan pemrosesan RPMK dan/atau RKMK yang bersifat
kebijakan yang diusulkan oleh Unit Eselon I/II Pengusul
di Lingkungan Kementerian Keuangan

19

9
7/12/2018

Tugas
Forum Koordinasi (KMK Nomor 13/KM.01/2016)
Sekretaris Jenderal sebagai Pengarah

Kepala Biro Hukum sebagai Koordinator


Keanggotaan
Pimpinan unit-unit Eselon II di Lingkungan
Kementerian Keuangan sebagai ANGGOTA FORUM

a. Mengoordinasikan pelaksanaan program perencanaan dan penyusunan daftar rencana penyusunan


peraturan perundang-undangan dan penyesuaiannya;
b. Mengoordinasikan dan menyiapkan data dan informasi terkait proses penyelesaian penyusunan
peraturan perundang-undangan
c. Menyelenggarakan pembinaan;
d. Mengoordinasikan kegiatan pengkajian dan evaluasi prosedur penyusunan peraturan perundang-
undangan; dan
e. Mengoordinasikan pelaksanaan pertemuan Forum Koordinasi.

20

Tugas
Tim Pendukung Forum Koordinasi (KEP-11/SJ/2016)

Kepala Biro Hukum sebagai KetuaTim

Pejabat Eselon III yang menjadi PIC Forum Koordinasi

Anggota
Pejabat eselon IV atau pegawai yang menjadi
Operator SIMFONI

a. Menyiapkan bahan berupa data dan informasi serta hasil kajian terkait proses penyusunan perundang-
undangan;
b. Melakukan proses inventarisasi daftar rencana penyusunan peraturan perundang-undangan
c. Melakukan proses perekaman dan pemutakhiran data ke dalam Aplikasi;
d. Melakukan proses cleansing terhadap daftar rencana;
e. Melakukan rapat koordinasi;
f. Melakukan pemantauan penyelesaian program perencanaan; dan
g. Menyusun laporan program perencanaan
21

10
7/12/2018

KEBIJAKAN SIMPLIFIKASI REGULASI


Surat Kepala Bappenas kepada:
1. para menteri kabinet kerja,
2. para Kepala LPNK,
3. para Gubernur,
4. para Bupati dan Walikota
Nomor: 0085/M.PPN/03/2016 tanggal 17 Maret 2016

Surat Kepala Bappenas tersebut berisi penyampaian arahan Presiden RI


pada sidang kabinet Paripurna tanggal 8 Desember 2015 di Istana Bogor
mengenai urgensi pemangkasan regulasi pusat dan daerah pada tahun
2016. Presiden RI menyampaikan agar dilakukan kerja sama dan
koordinasi yang baik dari para Menteri, Kepala LPNK, Gubernur,
Bupati/Walikota untuk segera melaksanakan simplifikasi regulasi yang
berada di bawah kewenangan masing-masing dengan kurun waktu regulasi
yang diterbitkan pada tahun 2006-2015.
22

TUJUAN SIMPLIFIKASI REGULASI

1. Memastikan pelaksanaan dan mempercepat pencapaian target


Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD), dan Nawa Cita;
2. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan negara di
bidang ekonomi dan investasi di Indonesia melalui simplifikasi
regulasi;
3. Memberikan kepastian bagi Pemerintah selaku pelaksana
penyelenggaraan negara serta bagi masyarakat dan pelaku usaha
dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi dan investasi di Indonesia;
4. Mendorong pertumbuhan iklim investasi serta pembangunan di
23
Indonesia.

11
7/12/2018

PENYUSUNAN

Integritas  Profesionalisme  Sinergi  Pelayanan  Kesempurnaan

PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
o Rancangan Undang-Undang dapat berasal dari DPR atau Presiden.
o Rancangan Undang-Undang yang berasal dari DPR sebagaimana dimaksud di atas dapat
berasal dari DPD
o Rancangan Undang-Undang yang berasal dari DPR, Presiden, atau DPD harus disertai Naskah
Akademik.
o Naskah Akademik tidak berlaku bagi Rancangan Undang-Undang mengenai:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang menjadi Undang-Undang; atau
c. pencabutan Undang-Undang atau pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang.
o Rancangan Undang-Undang, baik yang berasal dari DPR maupun Presiden serta Rancangan
Undang-Undang yang diajukan DPD kepada DPR disusun berdasarkan Prolegnas.
o Rancangan Undang-Undang
yang berkaitan dengan:
yang diajukan oleh DPD adalah Rancangan Undang-Undang
a. otonomi daerah;
b. hubungan pusat dan daerah;
c. pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah;
d. pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya; dan
e. perimbangan keuangan pusat dan daerah.

43,45

12
7/12/2018

o Rancangan Undang-Undang dari DPR disampaikan dengan surat pimpinan DPR kepada
Presiden.
o Presiden menugasi menteri yang mewakili untuk membahas Rancangan Undang-
Undang bersama DPR dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung
sejak surat pimpinan DPR diterima.
o Menteri sebagaimana dimaksud di atas mengoordinasikan persiapan pembahasan
dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.
o Rancangan Undang-Undang dari Presiden diajukan dengan surat Presiden kepada
pimpinan DPR.
o Surat Presiden memuat penunjukan menteri yang ditugasi mewakili Presiden dalam
melakukan pembahasan Rancangan Undang-Undang bersama DPR.
o DPR mulai membahas Rancangan Undang-Undang dalam jangka waktu paling lama
60 (enam puluh) hari terhitung sejak surat Presiden diterima.
o Untuk keperluan pembahasan Rancangan Undang-Undang di DPR, menteri atau
pimpinan lembaga pemrakarsa memperbanyak naskah Rancangan Undang-Undang
tersebut dalam jumlah yang diperlukan.
o Apabila dalam satu masa sidang DPR dan Presiden menyampaikan Rancangan Undang-
Undang mengenai materi yang sama, yang dibahas adalah Rancangan Undang-Undang
yang disampaikan oleh DPR dan Rancangan Undang-Undang yang disampaikan Presiden
49,50,51 digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.

PENYUSUNAN PERATURAN PEMERINTAH &


PERATURAN PRESIDEN
o Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah
/Rancangan Peraturan Presiden, pemrakarsa membentuk
panitia antarkementerian dan/atau lembaga pemerintah
nonkementerian.
o Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
Rancangan Peraturan Pemerintah/Rancangan Peraturan Presiden
dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum.
o Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan
panitia antarkementerian dan/atau antarnonkementerian,
pengharmonisasian, penyusunan, dan penyampaian Rancangan
Peraturan Pemerintah/Rancangan Peraturan Presiden diatur
dengan Peraturan Presiden.

54,55

13
7/12/2018

PEMBAHASAN
Integritas  Profesionalisme  Sinergi  Pelayanan  Kesempurnaan

PEMBAHASAN RUU
o Pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan oleh DPR bersama Presiden atau menteri
yang ditugasi.
oPembahasan Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan:
a.otonomi daerah;
b.hubungan pusat dan daerah;
c.pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah;
d.pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya; dan
e.perimbangan keuangan pusat dan daerah,
dilakukan dengan mengikutsertakan DPD.
o Keikutsertaan DPD dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan hanya pada
pembicaraan tingkat I.
o Keikutsertaan DPD dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang diwakili oleh alat kelengkapan
yang membidangi materi muatan Rancangan Undang-Undang yang dibahas.
o DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama.
65

14
7/12/2018

PEMBAHASAN RUU
o Pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan melalui 2 (dua) tingkat pembicaraan.
o Dua tingkat pembicaraan terdiri atas:
a.pembicaraan tingkat I dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan Legislasi, rapat
Badan Anggaran, atau rapat Panitia Khusus; dan
b.pembicaraan tingkat II dalam rapat paripurna.
o Pembicaraan tingkat I dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
a.pengantar musyawarah;
p.embahasan daftar inventarisasi masalah; dan
c.penyampaian pendapat mini.
o Daftar inventarisasi masalah sebagaimana dimaksud diatas diajukan
oleh:
a.Presiden jika Rancangan Undang-Undang berasal dari DPR; atau
b.DPR jika Rancangan Undang-Undang berasal dari Presiden dengan
mempertimbangkan usul dari DPD sepanjang terkait dengan
kewenangan DPD.

65,67,68

o Pembicaraan tingkat II merupakan pengambilan keputusan dalam rapat paripurna dengan


kegiatan:
a. penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini fraksi, pendapat mini DPD, dan hasil
pembicaraan tingkat I;
b. pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan anggota secara lisan yang
diminta oleh pimpinan rapat paripurna; dan
c. penyampaian pendapat akhir Presiden yang dilakukan oleh menteri yang ditugasi.
o Dalam hal persetujuan tidak dapat dicapai secara musyawarah untuk mufakat, pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
o Dalam hal Rancangan Undang-Undang tidak mendapat persetujuan bersama antara DPR dan
Presiden, Rancangan Undang-Undang tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan
DPR masa itu.
o Rancangan Undang-Undang dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama oleh DPR dan
Presiden.
o Rancangan Undang-Undang yang sedang dibahas hanya dapat ditarik kembali berdasarkan
persetujuan bersama DPR dan Presiden.
o Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penarikan kembali Rancangan Undang-Undang
diatur dengan Peraturan DPR.
69,70

15
7/12/2018

Penyampaian RPMK/RKMK
Prosedur Penyampaian

Menteri
Keuangan
Eselon I 3 RPMK/ 1 RKMK Soft Copy
Pengusul Asli

 penjelasan mengenai dasar pertimbangan,


Sekretaris
dasar hukum, dan pokok materi yang diatur;
dan Jenderal
 verbal pada masing-masing rancangan PMK
dan/atau rancangan KMK, yang telah diparaf
atau ditandatangani oleh Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I pengusul dan pimpinan
unit organisasi Eselon I terkait lainnya, jika Kepala Biro
diperlukan. Hukum
+Tambahan Kelengkapan untuk RPMK atau
RKMK Perubahan

BIRO HUKUM

Penyampaian RPMK/RKMK
RPMK/RKMK Perubahan

Dalam hal rancangan PMK dan/atau rancangan KMK


merupakan perubahan atas PMK dan/atau KMK
yang telah ada, maka penyampaian rancangan PMK
dan/atau rancangan KMK harus disertai pula dengan
dokumen:
 PMK dan/atau KMK yang akan diubah; dan • PMK/KMK
yang akan
 matriks persandingan antara PMK dan/atau
diubah
KMK yang akan diubah dengan rancangan
• Matriks
PMK dan/atau rancangan KMK yang diusulkan.
Persandingan
(Pasal 8 ayat (6))

BIRO HUKUM

16
7/12/2018

Pemrosesan di Biro Hukum


Permintaan
Kelengkapan
Kurangnya kelengkapan
administratif
( Pasal 9 ayat (4)) Unit
Permintaan Eselon II
Paraf pengusul
Perubahan Materi (Pasal
10 ayat (1))
BIRO
HUKUM
RPMK/RKMK
Belum adanya kesepakatan Pengembalian
materi atau belum dibahas Unit
dengan unit istansi terkait Eselon I
(Pasal 9 ayat (5)) pengusul

BIRO HUKUM

PENETAPAN/PENGESAHAN

Integritas  Profesionalisme  Sinergi  Pelayanan  Kesempurnaan

17
7/12/2018

PENETAPAN RUU
o Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden
disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan menjadi Undang-Undang.
o Penyampaian Rancangan Undang-Undang sebagaimana dimaksud di atas dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.
o Rancangan Undang-Undang disahkan oleh Presiden dengan membubuhkan tanda tangan
dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Rancangan Undang-
Undang tersebut disetujui bersama oleh DPR dan Presiden.
o Dalam hal Rancangan Undang-Undang tidak ditandatangani oleh Presiden dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Rancangan Undang-Undang tersebut
disetujui bersama, Rancangan Undang-Undang tersebut sah menjadi Undang-Undang dan
wajib diundangkan.
o Dalam hal sahnya Rancangan Undang-Undang sebagaimana dimaksud di atas, kalimat
pengesahannya berbunyi: Undang-Undang ini dinyatakan sah berdasarkan ketentuan Pasal
20 ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
o Kalimat pengesahan yang berbunyi sebagaimana dimaksud di atas harus dibubuhkan pada
halaman terakhir Undang-Undang sebelum pengundangan naskah Undang-Undang ke
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
72,73

PENETAPAN RUU

oDalam setiap Undang-Undang harus dicantumkan batas waktu


penetapan Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya sebagai
pelaksanaan Undang-Undang tersebut.
oPenetapan Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya yang
diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan tidak atas
perintah suatu Undang-Undang dikecualikan dari ketentuan
sebagaimana dimaksud di atas.

74

18
7/12/2018

ALUR PENYUSUNAN-PENETAPAN PP/PERPRES

Proleg PP dan Kementerian/Lembaga


PAK
Perpres (Pemrakarsa)

disampaikan
Harmonisasi di
Kementerian
Kementerian/Lembaga PARAF Hukum dan HAM
Presiden RI
(Pemrakarsa), (Setneg/Setkab)
Kementerian Koordinator disampaikan

Integritas  Profesionalisme  Sinergi  Pelayanan  Kesempurnaan

Penetapan
Penetapan RPMK/RKMK

Menteri
Keuangan
3 (tiga) Nota Dinas
Soft Copy
RPMK Sekretaris
Jenderal
PMK
Menteri
BIRO Hasil Pembahasan Keuangan atau
HUKUM Pimpinan Unit
Organisasi
Eselon I atau
Eselon di
Nota Dinas
bawahnya atas
1 (satu) Soft Copy nama Menteri KMK
RKMK Keuangan

Hasil Pembahasan

BIRO HUKUM

19
7/12/2018

PENGUNDANGAN

Integritas  Profesionalisme  Sinergi  Pelayanan  Kesempurnaan

Pengundangan
Pengundangan PMK oleh Kemenkumham
Menteri Sekretaris Kepala Biro
Keuangan (PMK Jenderal Umum
sdh ttd)

salinan

Dirjen. Peraturan
Perundang-
undangan 3 (tiga) naskah asli PMK 1 (satu) soft copy
PMK Diundangkan yang telah diberi nomor
dalam Berita Negara dan tanggal penetapan
Republik Indonesia

Salinan digandakan dan Distribusi Wajib oleh Kepala Biro Umum

Unit Eselon I Kepala Biro


+
di Kemenkeu Hukum
Upload ke SJDIH

BIRO HUKUM

20
7/12/2018

PENEMPATAN DALAM SISTEM JARINGAN


DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM (SJDIH)
PMK yang telah
diundangkan dalam
Berita Negara Kepala Biro Umum Salinan Kepala Biro Hukum
Republik Indonesia
oleh KemenkumHAM
Upload ke SJDIH

Stakeholder

Dapat di akses dan diunduh

Keterangan Gambar:
 PMK yang telah diundangkan dalam Berita Negara RI oleh KemenkumHAM dibuatkan
salinannya oleh Biro Umum.
 Kepala Biro Umum menyampaikan salinan PMK kepada Kepala Biro Hukum untuk
diunggah (upload) dalam laman Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (website
JDIH) Kementerian Keuangan.
42
 PMK yang telah dimuat dalam website JDIH dapat di akses dan diunduh oleh Stakeholder.

PERMASALAHAN DALAM PENGUNDANGAN


KemenkumHAM tidak melakukan pengundangan terhadap Peraturan Direktur Jenderal Pajak
dalam Berita Negara. Untuk itu, penyebarluasan Peraturan Direktur Jenderal Pajak dilakukan
melalui laman (website) yang dikelola oleh Unit Organisasi Eselon I.

Ke p a la Biro
Se kre tariat
Umum
Unit Ese lo n I
(S e k j e n )

Pe nomoran & Pe nye barluasan

Pimpinan Unit Pe raturan/Ke putusan Pimpinan


Ese lo n I Unit Org anisasi Ese lo n I

Penyebarluasan

Prose s Pe nyusunan

Pertimbangan/Permintaan Pendapat

Upload
Ke p a la Biro website Unit
Hukum Es el on I

43
BIRO HUKUM

21
7/12/2018

a. Penempatan PMK pada SJDIH kegunaannya antara


lain:
1. Penyebarluasan PMK yang baru diundangkan;
2. Mempermudah sistem Retrieval;
3. Mempermudah cara memperoleh hardcopy dengan
cara men-download.
b. Ketentuan mengenai upload
Sesuai IKU Biro Hukum, PMK yang sudah diundangkan
oleh KemenkumHAM dan dibuatkan salinannya oleh
Biro Umum wajib diunggah (upload) ke dalam SJDIH
dalam waktu paling lama 4 (empat) hari sejak
salinannya di terima oleh Biro Hukum.
* PermenkumHAM Nomor 02 Tahun 2013 tentang Standardisasi Pengelolaan Teknis Dokumentasi dan Informasi Hukum

44

MONEV
PROLEGNAS
Integritas  Profesionalisme  Sinergi  Pelayanan  Kesempurnaan

22
7/12/2018

MONEV PROLEGNAS TAHUN 2015-2019

Dalam rangka percepatan penyelesaian RUU, RPP, dan Rperpres


yang masuk dalam Prolegnas, Kementerian Hukum dan HAM
membentuk sistem Monitoring and Evaluation (Monev) capaian RUU,
RPP, dan Rperpres yang diberlakukan mulai tahun 2015.
Monev Prolegnas dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
1.Monev Manual, yaitu dengan cara rapat koordinasi; dan
2.Monev System, yaitu dengan cara mengisi form 8 (delapan) kolom
(f8k) melalui aplikasi.

Tujuan Monev Prolegnas yaitu:


1. mewujudkan kesesuaian antara perencanaan dan realisasi
penyelesaian RUU, RPP, RPerpres;
2.mengatasi atau meminimalisasi kendala dalam proses pengajuan
RUU Prolegnas ke DPR.
Hasil monev tersebut dilaporkan kepada Presiden secara periodik
(triwulanan) sebagai bagian dari pemantauan kinerja menteri dan
pimpinan lembaga non kementerian.

Proses Monitoring BPHN Melalui Sistem F8K


Mulai tahun 2015, pelaksanaan proses monitoring atas Prolegnas RUU dan Program Penyusunan
RPP dan RPerpres Prioritas secara triwulanan melalui web sistem monitoring F8K yang
dibangun oleh Bappenas, BPHN, dan didukung oleh Kantor Staf Presiden.

Untuk itu, diharapkan agar setiap Unit Pengusul dapat


menyampaikan update status penyusunan RUU, RPP,
dan RPerpres sesuai bidang tugasnya dengan dilengkapi
dokumen pendukung sesuai dengan progress
penyusunan.

47

23
7/12/2018

PEMBOBOTAN NILAI EVALUASI RUU


MONEV UKURAN KEBERHASILAN DATA DUKUNG WARNA
B03 Proses Harmonisasi di Kemenkumham • Scan surat penyampaian surat permohonan harmonisasi kepada MenkumHAM; Kuning
• Scan draft RUU yang telah diparaf kementerian terkait;

B06 Tersampaikannya draft RUU kepada • Scan surat penyampaian kepada Presiden; Hijau
Presiden Tersampaikannya Surat • Scan draft RUU yang telah diparaf kementerian terkait;
Presiden Kepada DPR. • Scan Surat Presiden

Dalam hal Kementerian/LPNK pada B-06 tidak dapat memenuhi target, maka K/L
mengirim data dukung berupa :
• Scan surat permohonan laporan perkembangan RUU kepada setneg dari Eselon
I K/L
• Laporan singkat perkembangan

B09 Tersedianya laporan perkembangan laporan perkembangan pembahasan RUU di DPR. Hijau
pembahasan RUU di DPR
Dalam hal Kementerian/LPNK pada B-09 tidak dapat memenuhi target karena RUU
masih dalam tanggung jawab setneg,maka K/L tidak akan dinilai merah. K/L
mengirimkan data dukung berupa:
•Scan surat permohonan laporan perkembangan RUU kepada setneg (lanjutan)
•Laporan singkat perkembangan (lanjutan).

B12 Tersedianya laporan perkembangan laporan perkembangan pembahasan RUU di DPR Biru
pembahasan RUU di DPR,yang meliputi • Scan draf RUU hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR RI
antara lain : • Scan Naskah Akademik
sudah disahkan dalam Rapat
Paripurna masih dalam pembahasan 48

PEMBOBOTAN NILAI EVALUASI RPP DAN RPERPRES

49

24
7/12/2018

PENGGUNAAN SIMFONI
UNTUK MONITORING PROSES PENYUSUNAN
PMK/KMK

50

Person In Charge

Dalam rangka kelancaran penyusunan,


monitoring dan evaluasi PMK/KMK,
Anggota Forum
Koordinasi setiap Anggota Forum Koordinasi
menunjuk pejabat eselon III di unit
organisasinya masing-masing sebagai
Person in Charge (PIC).

Menunjuk
Person In Charge
PIC Anggota
(Eselon III) Forum
Koordinasi

Biro Hukum

51

25
7/12/2018

Program Perencanaan
Tahun Berjalan

Monitoring

www.simfoni.kemenkeu.go.id

 Monitoring proses penyusunan PMK/KMK dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh rencana
penyusunan peraturan perundang-undangan dalam Program Perencanaan tahun berjalan dapat
diselesaikan sesuai dengan target waktunya.
 Selain itu, proses monitoring ini dapat menyediakan data atau informasi mengenai sejauh mana proses
penyusunan PMK/KMK apabila sewaktu-waktu diperlukan.

52

1. Sekilas Tentang Aplikasi Simfoni

Aplikasi Simfoni merupakan sistem yang dikembangkan untuk


mendukung pelaksanaan Program Perencanaan Peraturan Perundang-
Undangan di Lingkungan Kementerian Keuangan (Program
Perencanaan) yang meliputi: RPP, RPerpres, RPMK dan RKMK.
Program Perencanaan diharapkan sejalan dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan proses legislasi (legislative process) yang baik yang menekankan
pada asas efisiensi dan transparansi.

Pengembangan aplikasi Simfoni dilatarbelakangi oleh adanya upaya


untuk mewujudkan program perencanaan penyusunan rancangan
peraturan yang lebih baik sesuai amanat Undang-Undang Nomor 12
www.simfoni.kemenkeu.go.id Tahun 2011 yang menyebutkan bahwa perluasan perencanaan peraturan
perundang-undangan (tidak hanya Prolegnas dan Prolegda) dilakukan
untuk menciptakan proses pembentukan perundang-undangan yang
terencana, terpadu, dan sistematis.

53

26
7/12/2018

PENGGUNAAN APLIKASI SIMFONI SEBAGAI MEDIA KOORDINASI

Pengguna Aplikasi Simfoni dibagi menjadi dua kelompok yakni:


Unit Organisasi Pengusul
Unit Pengusul merupakan unit organisasi di Lingkungan Kementerian Keuangan yang memprakarsasi
penyusunan rancangan peraturan Perundang-undangan. Kelompok ini terdiri dari dua level koordinator
yakni Koordinator Eselon I dan Koordinator Eselon II.
 Biro Hukum.
Pengguna aplikasi di Biro Hukum terdiri dari tiga pengguna yakni, Koordinator Biro, Koordinator Bagian,
dan Koordinator Subbagian. Masing-masing pengguna di Biro Hukum dapat bermitra dan berkoordinasi
secara langsung dengan Unit Eselon I/II yang terkait dengan tugas dan fungsinya masing-masing da54lam
pelaksanaan Program Perencanaan.

Fungsi Utama Aplikasi Simfoni

Aplikasi Simfoni memiliki tiga fungsi utama yakni:


Perencanaan
Program

Inventarisasi
Inventarisasi merupakan proses penghimpunan data usulan penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan untuk dimasukan dalam program perencanaan. Selanjutnya,
hasil inventarisasi dari seluruh unit eselon I/II tersebut akan dikompilasikan menjadi
Program Perencanaan tahun berjalan.
 Monitoring
Monitoring merupakan proses yang merupakan fungsi utama dari aplikasi Simfoni dimana
proses penyusunan rancangan PMK/KMK yang ada dalam sistem aplikasi dapat dimonitor
statusnya setiap saat.
 Pelaporan
Proses akhir dari keseluruhan tahapan yang ada dalam aplikasi dimana Aplikasi dapat
menghasilkan beberapa output laporan yang dapat digunakan oleh para pihak terkait.

55

27
7/12/2018

Cara mengakses aplikasi Simfoni

Username RPMK/
PIC RKMK
Password

 Aplikasi simfoni dapat diakses melalui alamat www.simfoni.kemenkeu.go.id


Masing-masing unit eselon I/eselon II di lingkungan Kementerian Keuangan melalui
Person In Charge (PIC) yang telah ditunjuk dapat mengakses aplikasi simfoni dengan
menggunakan account (username dan password).
Penetapan PIC simfoni diusulkan oleh masing-masing unit eselon II dan disampaikan
kepada Biro Hukum.

Biro Hukum
Kementerian Keuangan

Terima Kasih
@mesarino14

28

Anda mungkin juga menyukai