MP4 Tahapan Penyusunan Peraturan
MP4 Tahapan Penyusunan Peraturan
TAHAPAN PENYUSUNAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Biro Hukum Sekretariat Jenderal
DASAR HUKUM
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
1
7/12/2018
PERENCANA
AN
Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan
LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan tata laksana pemerintahan yang baik diperlukan upaya
pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terencana, terpadu, dan
berkelanjutan dalam sistem hukum nasional.
1. Perencanaan Penyusunan UU
(Prolegnas)
2. Perencanaan Penyusunan PP & Perpres
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
2
7/12/2018
PROGRAM PERENCANAAN
Program
Perencanaan UU
• Dikoordinasikan Oleh BPHN
• Terpadu.
2
• Sistematis.
3
3
7/12/2018
Penentuan RUU dalam Prolegnas Prioritas Tahunan didasarkan pada syarat substantif dan
syarat teknis, sebagai berikut:
1.Syarat substantif (Pasal 18 UU Nomor 12 Tahun 2011), terdiri dari: perintah UUD 1945,
perintah ketetapan MPR, perintah UU lainnya, sistem perencanaan pembangunan
nasional, rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN), rencana
pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN), rencana kerja pemerintah (RKP),
rencana strategis (renstra) DPR dan renstra DPD, dan aspirasi dan kebutuhan hukum
masyarakat.
2.Syarat teknis (Pasal 19 Perpres Nomor 87 Tahun 2014), terdiri dari: draf RUU, naskah
akademik, surat keterangan penyelarasan naskah akademik, surat keterangan rapat
panitia antara kementerian/lembaga, dan surat keterangan harmonisasi RUU.
REGULASI
PENGKAJIAN (UU)
NA PROLEGNAS
JANGKA
MENENGAH
PENELITIAN
PEMBAHASAN
PENYELARASAN DPR
NA
4
7/12/2018
RUU yang dapat dikategorikan dalam kumulatif terbuka adalah RUU yang merupakan
tindak lanjut atau mengatur mengenai:
a.untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana Pasal 23
alam; dan
ayat (2)
b.keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi nasional
atas suatu RancanganUndang-Undang yang dapat disetujui bersama UU 12
oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi Tahun 2011
dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum.
11
5
7/12/2018
Program Program
Perencanaan Legislasi RPP
RPP dan dan RPerpres
RPepres K/L yang
Kementerian dikoordinasikan
Keuangan oleh BPHN
6
7/12/2018
15
7
7/12/2018
Perencanaan
Rencana penyusunan PMK dan/atau KMK
1 2 3
4
Reminder terhadap Target
Waktu Penyelesaian
Monitoring
BIRO HUKUM
Perencanaan
Pengajuan RPMK/RKMK di luar program penyusunan
BIRO HUKUM
8
7/12/2018
18
19
9
7/12/2018
Tugas
Forum Koordinasi (KMK Nomor 13/KM.01/2016)
Sekretaris Jenderal sebagai Pengarah
20
Tugas
Tim Pendukung Forum Koordinasi (KEP-11/SJ/2016)
Anggota
Pejabat eselon IV atau pegawai yang menjadi
Operator SIMFONI
a. Menyiapkan bahan berupa data dan informasi serta hasil kajian terkait proses penyusunan perundang-
undangan;
b. Melakukan proses inventarisasi daftar rencana penyusunan peraturan perundang-undangan
c. Melakukan proses perekaman dan pemutakhiran data ke dalam Aplikasi;
d. Melakukan proses cleansing terhadap daftar rencana;
e. Melakukan rapat koordinasi;
f. Melakukan pemantauan penyelesaian program perencanaan; dan
g. Menyusun laporan program perencanaan
21
10
7/12/2018
11
7/12/2018
PENYUSUNAN
PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
o Rancangan Undang-Undang dapat berasal dari DPR atau Presiden.
o Rancangan Undang-Undang yang berasal dari DPR sebagaimana dimaksud di atas dapat
berasal dari DPD
o Rancangan Undang-Undang yang berasal dari DPR, Presiden, atau DPD harus disertai Naskah
Akademik.
o Naskah Akademik tidak berlaku bagi Rancangan Undang-Undang mengenai:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang menjadi Undang-Undang; atau
c. pencabutan Undang-Undang atau pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang.
o Rancangan Undang-Undang, baik yang berasal dari DPR maupun Presiden serta Rancangan
Undang-Undang yang diajukan DPD kepada DPR disusun berdasarkan Prolegnas.
o Rancangan Undang-Undang
yang berkaitan dengan:
yang diajukan oleh DPD adalah Rancangan Undang-Undang
a. otonomi daerah;
b. hubungan pusat dan daerah;
c. pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah;
d. pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya; dan
e. perimbangan keuangan pusat dan daerah.
43,45
12
7/12/2018
o Rancangan Undang-Undang dari DPR disampaikan dengan surat pimpinan DPR kepada
Presiden.
o Presiden menugasi menteri yang mewakili untuk membahas Rancangan Undang-
Undang bersama DPR dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung
sejak surat pimpinan DPR diterima.
o Menteri sebagaimana dimaksud di atas mengoordinasikan persiapan pembahasan
dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.
o Rancangan Undang-Undang dari Presiden diajukan dengan surat Presiden kepada
pimpinan DPR.
o Surat Presiden memuat penunjukan menteri yang ditugasi mewakili Presiden dalam
melakukan pembahasan Rancangan Undang-Undang bersama DPR.
o DPR mulai membahas Rancangan Undang-Undang dalam jangka waktu paling lama
60 (enam puluh) hari terhitung sejak surat Presiden diterima.
o Untuk keperluan pembahasan Rancangan Undang-Undang di DPR, menteri atau
pimpinan lembaga pemrakarsa memperbanyak naskah Rancangan Undang-Undang
tersebut dalam jumlah yang diperlukan.
o Apabila dalam satu masa sidang DPR dan Presiden menyampaikan Rancangan Undang-
Undang mengenai materi yang sama, yang dibahas adalah Rancangan Undang-Undang
yang disampaikan oleh DPR dan Rancangan Undang-Undang yang disampaikan Presiden
49,50,51 digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.
54,55
13
7/12/2018
PEMBAHASAN
Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan
PEMBAHASAN RUU
o Pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan oleh DPR bersama Presiden atau menteri
yang ditugasi.
oPembahasan Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan:
a.otonomi daerah;
b.hubungan pusat dan daerah;
c.pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah;
d.pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya; dan
e.perimbangan keuangan pusat dan daerah,
dilakukan dengan mengikutsertakan DPD.
o Keikutsertaan DPD dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan hanya pada
pembicaraan tingkat I.
o Keikutsertaan DPD dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang diwakili oleh alat kelengkapan
yang membidangi materi muatan Rancangan Undang-Undang yang dibahas.
o DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama.
65
14
7/12/2018
PEMBAHASAN RUU
o Pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan melalui 2 (dua) tingkat pembicaraan.
o Dua tingkat pembicaraan terdiri atas:
a.pembicaraan tingkat I dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan Legislasi, rapat
Badan Anggaran, atau rapat Panitia Khusus; dan
b.pembicaraan tingkat II dalam rapat paripurna.
o Pembicaraan tingkat I dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
a.pengantar musyawarah;
p.embahasan daftar inventarisasi masalah; dan
c.penyampaian pendapat mini.
o Daftar inventarisasi masalah sebagaimana dimaksud diatas diajukan
oleh:
a.Presiden jika Rancangan Undang-Undang berasal dari DPR; atau
b.DPR jika Rancangan Undang-Undang berasal dari Presiden dengan
mempertimbangkan usul dari DPD sepanjang terkait dengan
kewenangan DPD.
65,67,68
15
7/12/2018
Penyampaian RPMK/RKMK
Prosedur Penyampaian
Menteri
Keuangan
Eselon I 3 RPMK/ 1 RKMK Soft Copy
Pengusul Asli
BIRO HUKUM
Penyampaian RPMK/RKMK
RPMK/RKMK Perubahan
BIRO HUKUM
16
7/12/2018
BIRO HUKUM
PENETAPAN/PENGESAHAN
17
7/12/2018
PENETAPAN RUU
o Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden
disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan menjadi Undang-Undang.
o Penyampaian Rancangan Undang-Undang sebagaimana dimaksud di atas dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.
o Rancangan Undang-Undang disahkan oleh Presiden dengan membubuhkan tanda tangan
dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Rancangan Undang-
Undang tersebut disetujui bersama oleh DPR dan Presiden.
o Dalam hal Rancangan Undang-Undang tidak ditandatangani oleh Presiden dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Rancangan Undang-Undang tersebut
disetujui bersama, Rancangan Undang-Undang tersebut sah menjadi Undang-Undang dan
wajib diundangkan.
o Dalam hal sahnya Rancangan Undang-Undang sebagaimana dimaksud di atas, kalimat
pengesahannya berbunyi: Undang-Undang ini dinyatakan sah berdasarkan ketentuan Pasal
20 ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
o Kalimat pengesahan yang berbunyi sebagaimana dimaksud di atas harus dibubuhkan pada
halaman terakhir Undang-Undang sebelum pengundangan naskah Undang-Undang ke
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
72,73
PENETAPAN RUU
74
18
7/12/2018
disampaikan
Harmonisasi di
Kementerian
Kementerian/Lembaga PARAF Hukum dan HAM
Presiden RI
(Pemrakarsa), (Setneg/Setkab)
Kementerian Koordinator disampaikan
Penetapan
Penetapan RPMK/RKMK
Menteri
Keuangan
3 (tiga) Nota Dinas
Soft Copy
RPMK Sekretaris
Jenderal
PMK
Menteri
BIRO Hasil Pembahasan Keuangan atau
HUKUM Pimpinan Unit
Organisasi
Eselon I atau
Eselon di
Nota Dinas
bawahnya atas
1 (satu) Soft Copy nama Menteri KMK
RKMK Keuangan
Hasil Pembahasan
BIRO HUKUM
19
7/12/2018
PENGUNDANGAN
Pengundangan
Pengundangan PMK oleh Kemenkumham
Menteri Sekretaris Kepala Biro
Keuangan (PMK Jenderal Umum
sdh ttd)
salinan
Dirjen. Peraturan
Perundang-
undangan 3 (tiga) naskah asli PMK 1 (satu) soft copy
PMK Diundangkan yang telah diberi nomor
dalam Berita Negara dan tanggal penetapan
Republik Indonesia
BIRO HUKUM
20
7/12/2018
Stakeholder
Keterangan Gambar:
PMK yang telah diundangkan dalam Berita Negara RI oleh KemenkumHAM dibuatkan
salinannya oleh Biro Umum.
Kepala Biro Umum menyampaikan salinan PMK kepada Kepala Biro Hukum untuk
diunggah (upload) dalam laman Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (website
JDIH) Kementerian Keuangan.
42
PMK yang telah dimuat dalam website JDIH dapat di akses dan diunduh oleh Stakeholder.
Ke p a la Biro
Se kre tariat
Umum
Unit Ese lo n I
(S e k j e n )
Penyebarluasan
Prose s Pe nyusunan
Pertimbangan/Permintaan Pendapat
Upload
Ke p a la Biro website Unit
Hukum Es el on I
43
BIRO HUKUM
21
7/12/2018
44
MONEV
PROLEGNAS
Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan
22
7/12/2018
47
23
7/12/2018
B06 Tersampaikannya draft RUU kepada • Scan surat penyampaian kepada Presiden; Hijau
Presiden Tersampaikannya Surat • Scan draft RUU yang telah diparaf kementerian terkait;
Presiden Kepada DPR. • Scan Surat Presiden
Dalam hal Kementerian/LPNK pada B-06 tidak dapat memenuhi target, maka K/L
mengirim data dukung berupa :
• Scan surat permohonan laporan perkembangan RUU kepada setneg dari Eselon
I K/L
• Laporan singkat perkembangan
B09 Tersedianya laporan perkembangan laporan perkembangan pembahasan RUU di DPR. Hijau
pembahasan RUU di DPR
Dalam hal Kementerian/LPNK pada B-09 tidak dapat memenuhi target karena RUU
masih dalam tanggung jawab setneg,maka K/L tidak akan dinilai merah. K/L
mengirimkan data dukung berupa:
•Scan surat permohonan laporan perkembangan RUU kepada setneg (lanjutan)
•Laporan singkat perkembangan (lanjutan).
B12 Tersedianya laporan perkembangan laporan perkembangan pembahasan RUU di DPR Biru
pembahasan RUU di DPR,yang meliputi • Scan draf RUU hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR RI
antara lain : • Scan Naskah Akademik
sudah disahkan dalam Rapat
Paripurna masih dalam pembahasan 48
49
24
7/12/2018
PENGGUNAAN SIMFONI
UNTUK MONITORING PROSES PENYUSUNAN
PMK/KMK
50
Person In Charge
Menunjuk
Person In Charge
PIC Anggota
(Eselon III) Forum
Koordinasi
Biro Hukum
51
25
7/12/2018
Program Perencanaan
Tahun Berjalan
Monitoring
www.simfoni.kemenkeu.go.id
Monitoring proses penyusunan PMK/KMK dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh rencana
penyusunan peraturan perundang-undangan dalam Program Perencanaan tahun berjalan dapat
diselesaikan sesuai dengan target waktunya.
Selain itu, proses monitoring ini dapat menyediakan data atau informasi mengenai sejauh mana proses
penyusunan PMK/KMK apabila sewaktu-waktu diperlukan.
52
53
26
7/12/2018
Inventarisasi
Inventarisasi merupakan proses penghimpunan data usulan penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan untuk dimasukan dalam program perencanaan. Selanjutnya,
hasil inventarisasi dari seluruh unit eselon I/II tersebut akan dikompilasikan menjadi
Program Perencanaan tahun berjalan.
Monitoring
Monitoring merupakan proses yang merupakan fungsi utama dari aplikasi Simfoni dimana
proses penyusunan rancangan PMK/KMK yang ada dalam sistem aplikasi dapat dimonitor
statusnya setiap saat.
Pelaporan
Proses akhir dari keseluruhan tahapan yang ada dalam aplikasi dimana Aplikasi dapat
menghasilkan beberapa output laporan yang dapat digunakan oleh para pihak terkait.
55
27
7/12/2018
Username RPMK/
PIC RKMK
Password
Biro Hukum
Kementerian Keuangan
Terima Kasih
@mesarino14
28