Uts Yuni Wirdayati - 2213211103

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Ujian Tengah Semester (UTS)

Nama : Yuni Wirdayati


Kelas : Konversi D
Mata Kuliah : Perkembangan Gizi Terkini

1. Indonesia merupakan negara dengan prevalensi stunting yang tinggi. Di sisi lain, masalah gizi
lebih juga mulai muncul dan meningkat dari tahun ke tahun. Keberadaan industri makanan
siap saji pun juga mulai banyak di Indonesia. Jelaskan apa itu intervensi gizi spesifik dan jenis
intervensi yang akan kamu lakukan kepada remaja untuk menanggulangi masalah tersebut
(latar belakang, tujuan, program) ! (nilai 20)

Jawaban :
Intervensi gizi spesifik adalah intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan
Kesehatan.
Latar belakang
Remaja Indonesia mengalami tiga beban gizi: sekitar seperempat dari mereka pendek, sekitar
8% terlalu kurus, sekitar 15% kelebihan berat badan atau obesitas,2 dan sekitar 10% remaja
putra dan 23% remaja putri menderita anemia.3 Ada beberapa faktor yang berkontribusi
terhadap malnutrisi di kalangan remaja di Indonesia, dengan status sosial ekonomi menjadi
penentu utama. Dengan meningkatnya globalisasi dan urbanisasi, seiring dengan
perkembangan ekonomi negara yang maju pesat, Indonesia mengalami perubahan pola makan
dan aktivitas fisik yang cepat. Disebut sebagai 'transisi gizi' atau ‘nutrition transition’, makanan
olahan yang tinggi kalori menjadi hal yang jelas terlihat dalam konsumsi harian populasi ini,
sementara gaya hidup yang kurang bergerak menjadi lebih umum, yang menyebabkan
prevalensi kelebihan berat badan yang lebih besar dan bahkan obesitas.
Berhubungan dengan dua masalah gizi ini, ada masalah kekurangan gizi mikro, terutama
kekurangan zat besi dan asam folat, yang mengakibatkan anemia. Asupan yang tinggi
karbohidrat dan rendah protein dari sumber hewani, buah serta sayuran berkontribusi pada
tingginya anemia. Popularitas minuman berpemanis dan makanan ringan olahan juga
mengurangi keragaman pangan yang dikonsumsi. Menstruasi semakin memperburuk prevalensi
anemia pada remaja putri.

Tujuan :
1. Mempersiapkan remaja putri agar menjadi ibu hamil yang tidak berisiko stunting
2. Remaja putri tidak anemia dan konsentrasi dala belajar
3. Agar remaja bisa memilih makanan yang bergizi seimbang dan sehat
4. Remaja melakukan aktivitas fisik

Program:
1. Pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri
2. Mempromosikan dan mengedukasi perilaku dan pola makan sehat sesuai dengan isi
piringku kini kaya protein hewani dan sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang
3. Mengedukasi tentang aktivitas fisik serta pola hidup yang sehat

2. Jelaskan mengenai diagram di bawah ini! (nilai 20)

Jawaban:
Pada diagram ini dijelaskan bahwa Ketika bayi lahir dengan berat badan lahir rendah maka bayi
akan beresiko menjadi balita stunting jika tidak ditangani dengan baik. Jika bayi lahir rendah
tetapi ibu nya tidak memberikan imd, asi eksklusif, tidak imunisasi, maka bayi akan sangat
berisiko menjadi balita stunting.
Kemudian balita stunting ini akan menjadi remaja dengan stunting dimana jika remaja dengan
stunting akan lebih tertinggal daripada teman seusianya, dari tinggi badan serta dari
kemampuan belajarnya.
Lalu setelah dewasa dan menikah, remaja ini akan hamil dan berisiko anak akan stunting jika
tidak ditangani dengan tepat. Apalagi jika ibu hamil disertai dengan KEK. Ibu hamil tidak
mengkonsumsi TTD, PMT dan tidak memeriksakan kehamilannya kepada petugas Kesehatan.
Maka dengan ini akan berisiko melahirkan anak dengan stunting dan bblr. Kemudian setelah
lanjut usia akan lebih berisiko terkena penyakit.
Diagram ini tidak akan berhenti jika disalah satu diagram tidak diputuskan

3.Jelaskan masalah gizi dan program yang dilakukan di negara lain beserta lesson learned yang
dapat diimplementasikan di Indonesia ! (nilai 20)
Jawab :
Contoh di jepang yang dulu anak nya juga pendek, tetapi di setiap sekolah di sediakan catering
khusus untuk anak sekolah, sehingga anak mempunyai nutrisi yang cukup dan baik dan tidak
makan sembarangan.hal ini bisa diterapkan di Indonesia mengingat Indonesia masih ada yang
stunting.
Ada juga di amerika tentang pengaturan pola makan untuk remaja agar tidak mengkonsumsi
junk food, dibuat seperti pengaturan pola makan disekolah
4. Obesitas merupakan salah satu faktor resiko dari penyakit tidak menular (PTM). Prevalensi
obesitas di negara maju khususnya Amerika selalu meningkat setiap tahunnya. Sedangkan di
negara berkembang, khususnya Indonesia, obesitas mulai muncul dan mulai meningkat.
Jelaskan dengan menggunakan diagram UNICEF penyebab dari obesitas yang terjadi di
Indonesia! (nilai 20)
Obesitas terjadi karena pola makan yang tidak sehat dan cenderung mengikuti zaman

5.Jelaskan perbedaan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif beserta contohnya! (nilai
20)
Jawab:
intervensi gizi spesifik, yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan
kesehatan. Contoh : pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil dan remaja putri,
iniasiasi menyusu dini, asi eksklusif, mp asi, pemeriksaan garam beryodium, mengurangi
kecacingan pada ibu hamil, melindungi ibu hamil dari malaria, cuci tanga pakai sabun, obat
cacing untuk anak
Sementara intervensi gizi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan
stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi. Contoh : jamban yang sehat, adanya
bpjs,air bersih, keluarga berencana, meningkatkan ketahanan pangan dan gizi.

Anda mungkin juga menyukai