Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Mengidentifikasi Perilaku Anak Didik

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Manajemen Kelas”
Yang diampu Oleh Dr. Mohammad Thaha. Mpd.i

Disusun Oleh:

Muhammad Zaiful Rohman (19381041092)

MPI C’19

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Mengidentifikasi Perilaku Anak Didik: a. Pengertian Disiplin, b. Pentingnya Pembinaan
Disiplin Perilaku Anak”.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan telah mendapatkan bantuan dari
bebagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Tidak lupa penulis haturkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah ikut
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini, yaitu : Bapak Dr. Mohammad Thaha. Mpd.i
selaku pengampu yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penulisan makalah.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Pamekasan, 29 Maret 2021

Muhammad Zaiful Rohman

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik...........................................3

B. Pengertian Disiplin..........................................................................................................4

C. Jenis-jenis disiplin dalam pembelajan.............................................................................5

D. Pentingnya Pembinaan Disiplin Perilaku Anak..............................................................6

E. Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan sebagai tingkah laku berpola dan teratur.......7

F. Cara menanamkan perilaku disiplin anak didik..............................................................7

G. Contoh Perilaku Disiplin dan Indisipliner dalam Pembelajaran.....................................8

BAB III.....................................................................................................................................10

PENUTUP................................................................................................................................10

A. Kesimpulan...................................................................................................................10

B. Saran..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedisplinan adalah suatu hal yang sangat mutlak dalam kehidupan manusia, dikarenakan
seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendi-sendin kehidupannya , yang
akan membahayakan dirinya dan manusia lainnya bahkan alam sekitarnya. Disiplin tidak
sama dengan hukum karena hukum adalah sesuatu yang menyakitkan atau menhina yang
dilakan orang yang kuran berkuasa dengan harapan akan menghasilkan peubahan perilaku.

Disiplin didefinisikan sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban,
nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu terjadi
melaui proses pembinaan melalui keluarga pendidikan dan pengalaman.

Sikap atau perilaku yang demikian ini tercipta melalui proses pembinaan melalui
keluarga, lingkungan, pendidikan, pengalaman atau pengenalan keteladanan dari
lingkungannya. Disiplin juga akan membuat dirinya tau membedakan hal-hal apa yang
seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang tidak sepatutnya dilakakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Identifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik?
2. Apa itu disiplin?
3. Apa jenis-jenis disiplin dalam pembelajan
4. Apa pentingnya Pembinaan Disiplin Perilaku Anak?
5. Apa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan sebagai tingkah laku berpola dan
teratur?
6. Bagaimana cara menanamkan perilaku disiplin anak didik?
7. Apa contoh perilaku disiplin dan Indisipliner dalam pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui identifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik.
2. Untuk mengetahui tentang disiplin.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis disiplin dalam belajar.
4. Untuk mengetahui pentingnya pembinaan disiplin perilaku anak didik.

1
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kedisiplinan sebagai tingkah laku
berpola dan teratur.
6. Untuk mengetahui cara menanamkan perilaku disiplin anak didik.
7. Untuk mengetahui contoh perilaku disiplin dan Indisipliner dalam pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik
Secara umum mengidentifikasi berarti menentukan atau menetapkan identitas sesuatu
baik orang, benda, dan sebgainya. Namun dalam hal ini yang hendak ditentukan atau
ditetapkan identitiasnya adalah perilaku peserta didik. (Sugono, 2008: 567). Sedangkan yang
dimaksud dengan perilaku dalam hal ini bukanlah perangai, sifat atau akhlak, melainkan
kemampuan dasar peserta didik, yakni kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa dalam pengembangan


instruksional merupakan pendekatan yang menerima siswa apa adanya dan untuk menyusun
sistem instruksional atas dasar keadaan siswa tersebut. Konsekuensi dari digunakannya cara
ini adalah titik mulai suatu kegiatan pembelajaran tergantung kepada perilaku awal siswa.
Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa bertujuan untuk menentukan materi
apa yang harus diajarkan dan yang tidak perlu diajarkan dalam instruksional yang akan
dilaksanakan. Dengan kata lain, kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal
siswa merupakan proses untuk mengetahui perilaku yang dikuasai siswa sebelum mengikuti
instruksional, bukan untuk menentukan perilaku prasyarat dalam rangka menyeleksi siswa
sebelum mengikuti instruksional. Perilaku yang akan diajarkan ini kemudian dirumuskan
dalam bentuk tujuan instruksional khusus atau TIK itu

Karakteristik siswa merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap


keberhasilan sistem instruksional. (Sanjaya, 2012: 17). Variabel ini didefinisikan sebagai
aspek-aspek atau kualitas individu siswa. Aspek-aspek berkaitan dapat berupa bakat, minat,
sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil
belajar) yang telah dimilikinya. (Atmowijoyo, 2008: 95). Karakteristik siswa akan amat
berpengaruh dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata
pembelajaran, khususnya komponen-komponen strategi pembelajaran, agar sesuai dengan
karakteristik individu siswa. (Uno, 2009: 58).

Manfaat dari mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik, yaitu:

a. Untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan
serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu.

3
b. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan peserta didik
berkaitan dengan pemilihan program-program pembelajaran tertentu yang akan diikuti
mereka.
c. Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu
dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.
d. Mengetahui tentang luas dan jenis pengalaman belajar siswa, hal ini berpengaruh
terhadap daya serap siswa terhadap materi baru yang akan disampaikan.
e. Mengetahui latar belakang siswa dan keluarga siswa. Meliputi tingkat pendidikan orang
tua, sosial ekonomi, emosional dan mental sehingga guru dapat menyajikan bahan serta
metode belajar yang lebih variatif, serasi, efektif dan efisien.
f. Mengetahui tingkat pertumbuhan, perkembangan, aspirasi dan kebutuhan siswa serta
mengetahui tingkat penguasaan yang telah diperoleh siswa sebelum mengikuti proses
instruksional.1

B. Pengertian Disiplin
Istilah disiplin dari bahasa latin “Disciplina” yang menunjuk kepada kegiatan belajar dan
mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan istilah dalam bahasa inggris “Disciple” yang
berarti mengikuti orang untuk belajar dibawah pengawasan seorang pemimpin. Dalam
kegiatan belajar tersebut, bawahan dilatih untuk patuh dan taat pada peraturan-peraturan,
yang dibuat oleh pemimpin. (Tu’u, 2004).

Disiplin merupakan kesadaran yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang


terhadap bentuk-bentuk aturan (Ekosiswoyo, 2000). Dari definisi tersebut terdapat tiga butir
penting tentang etika disiplin, yaitu kesadaran pengendalian diri, dan aturan. Ekosiswoyo
menekankan pengertian disiplin dalam hal pengendalian diri. Disiplin harus dilatih dengan
cara sadar terlebih dahulu kemudian berusaha mengendalikan diri terhadap aturan.

Menurut Wiwik, (2005) disiplin mencakup setiap pengaruh yang ditunjukkan untuk
membantu siswa agar ia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungannya dan juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin
ditunjukkan siswa terhadap lingkungan.

Disiplin juga merupakan upaya untuk membentuk tingkah laku sesuai dengan yang
sudah ditetapkan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan diharapkan. Terkait itu,
sekolah yang punya tata tertib jelas bermaksud mendisiplinkan guru dan murid untuk
1
Rahmat Rifai Lubis, “Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik”, Jurnal Hikmah Vol. 15 No. 1,
2018, Hal. 29-30.

4
mencapai tingkat tertinggi dalam prestasi belajar -mengajar. (Rahman, 2011). Menurut
Moenir (2010) Disiplin adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun
tidak tertulis yang telah ditetapkan.

David (2005) mengemukakan bahwa, menjadi siswa yang disiplin itu berarti siswa harus
terlibat aktif dalam pembelajaran, penuh perhatian, mengikuti prosedur yang ditentukan,
mematuhi norma-norma kelas dan memperhatikan perilakunya.

Nitsemito (dalam Rawambaku, 2006) mengatakan bahwa disiplin adalah suatu sikap,
tingkah laku dan perbuatan yang Sesuai dengan peraturan dan perusahaan bak yang tertulis
maupun tidak. Selanjutnya Ametembun (dalam Rawambaku 2006) disiplin adalah seuatu
keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada
peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati.

Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar merupakan setiap
macam pengaruh yang ditunjukan untuk membantu peserta didik agar dia dapat memahami
dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara
menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan peserta didik terhadap
lingkungannya.2

C. Jenis-jenis disiplin dalam pembelajan


a. Disiplin diri
Disiplin diri (disiplin pribadi atau swadisiplin), yaitu apabila peraturan-peraturan atau
ketentuan-ketentuan itu hanya berlaku bagi diri seseorang. Misalnya, disiplin belajar,
disiplin bekerja, dan disiplin beribadah.
b. Disiplin sosial
Disiplin sosial adalah apabila ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan itu harus
dipatuhi oleh orang banyak atau masarakat. Misalnya, disiplin lalu lintas, dan disiplin
menghadiri rapat.
c. Disiplin nasional
Disiplin nasional adalah apabila peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan itu
merupakan tata laku bangsa atau norma kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus
dipatuhi oleh seluruh rakyat. Misalnya, disiplin membayar pajak dan disiplin mengikuti
upacara bendera.3

2
Andy Chandra, Arihta Perangin Angin, “Hubungan Perhatian Orang Tua Dan Iklim Sekolah Dengan Disiplin
Pada Siswa SNP N 2 Padang Tualang Kabupaten Langkat”, Jurnal Psychomutiara Vol. 1 No. 1, 2017, Hal. 5-6.

5
D. Pentingnya Pembinaan Disiplin Perilaku Anak
Untuk membentuk prilaku yang sesuai dan berperan penting dalam masyarakat. Agar
anak menjadi pribadi yang memiliki adap dan sopan santun. Pembinaan sangat penting,
mengapa? Karna jika anak tidak dibina dalam rangka membentuk kedisiplinan maka ia akan
menjadi seorang pribadi yang kurang memiliki moral yang baik dan cenderung menyimpang
dalam peraturan, hidupnya kurang teratur, dan selalu keliling oleh pengaturan dalam diri
mereka. Contoh: setiap orang yang diberi tugas oleh gurunya, iapun langsung mengerjakan
tugas tesebut dengan sungguh-sungguh.

Pentingnya pembinaan disiplin perilaku anak didik ini menurut Agus Sutaji, guru yang
mengajar mata pelajaran kimia, yaitu:

a. Dapat membantu santri menjadi pribadi yang baik dan dapat mengembangkannya dari
sifat ketergantunga menuju tidak ketergantungan, sehingga dirinya mampu berdin
sendiri diatas tanggung jawab sendiri.
b. Dapat membantu santri untuk mengatasi, mencegah timbulnya problem- problem
disiplin dan berusaha menciptakan situasi bagi kegiatan belajar mengajar, dimana
mereka menataati segala peraturan yang telah ditetapkan.
c. Agar santri dapat memanage waktu pribadinya dan waktu sosialnya, sehingga dapat
melakukan aktivitas hidupnya dengan tepat waktu, dan waktu tersebut agar berguna
dan bermafaat bagi dirinya dan orang lain.
d. Agar santri dapat menghargai dan menghomiati teman-temannya, guru, dll dengan
berlaku sabar dengan peraturan-peraturan sekolah yang telah ditetapkan tersebut

Menurut Hurlock tujuan pentingnya disiplin adalah untuk membentuk perilaku


sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya
dan tempat individual itu diidentifikasikan, karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada
pula satu falsafah pendidikan anak yang menyeluruh untuk mempengaruhi cara menanamkan
disiplin. Jadi metode spesifik yang digunakan didalam kelompok budaya sangat beragam,
walaupun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengajari anak bagaimana
berprilaku dengan cara yang sesuai dengan standar kelompok sosial dalam sekolah, tempat
mereka diidentifikasikan.4

3
Vha Sande, “Disiplin Dalam Belajar”, http://vhasande.blogspot.com/2014/05/disiplin-dalam-belajar.html
(Diakses pada 17 Juni 2021, pukul 20.06)
4
Andi Stix, Guru Srebagai Pelati Kelas, (Surabaya: Erlangga, 2007), hlm. 119.

6
E. Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan sebagai tingkah laku berpola dan teratur
Terbentuknya kedisiplinan sebagai tingkah laku yang berpola dan teratur dipengaruhi
oleh dua factor menurut Unaradjan dalam Anggraini (2015), yaitu sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal yang dimaksud adalah unsur yang berasal dari dalam diri individu.
Faktor ini dipengaruhi oleh keadaan fisik dan keadaan psikis pribadi. Keadaan fisik yang
dimaksud adalah individu yang sehat secara fisik atau biologis yang dapat melaksanakan
tugas dengan baik. Keadaan psikis pribadi yang dimaksud adalah keadaan individu yang
normal atau sehat secara psikis atau mental yang dapat menghayati normanorma yang ada
di masyarakat dan keluarga.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor ini memiliki
tiga unsur. Pertama, keadaan keluarga. Keluarga merupakan faktor yang sangat penting
karena keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam pembinaan kedisiplinan.
Kedua, keadaan sekolah. Keadaan sekolah yang dimaksud adalah ada tidaknya sarana
dan prasarana yang diperlukan untuk kelancaran proses belajar mengajar. Ketiga,
keadaan masyarakat. Masyarakat sebagai lingkungan yang lebih luas ikut serta dalam
menetukan berhasil tidaknya dalam membina kedisiplinan karena situasi masyarakat
tidak selamanya stabil.5

F. Cara menanamkan perilaku disiplin anak didik


Cara menanamkan perilaku disiplin anak didik yaitu

1. Dengan membuat aturan yang bagus, jelas dan berlakukan dengan tegas, lebih baik
lagi apabila aturan-aturan tersebut ditulis dan ditempelkan, beri peringatan atau
petunjuk apabila santri berbuat salah, cara ini adalah cara terbaik untuk mengajari
mereka cara mengendalikan diri.
2. Cegah  masalah sebelum terjadi yaitu dengan membentuk perilaku positif dengan
mendukung perilaku yang baik yaitu memberikan dengan melalui pujian dan
perhatian dan mengabaikan perilaku yang sengaja.
3. Dengan diadakannya pelatihan-pelatihan agar santri terbiasa. Contohnya OSPA
tersebut.
5
Akmaluddin, Haqqi, “Kedisiplinan Belajar Siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri Cot Keu Eung Kabupaten Aceh
Besar (Studi Kasus)”, Jurnal of Education Science Vol. 5 No. 2, 2019, Hal. 3

7
4. Biasakan diri santri dengan sejumlah tekhnik pendisplinan yang paling sering
dianjurkan.

Terdapat tiga cara untuk menanamkan kedisplinan menurut Hurlock, yaitu:

a. Cara mendisiplinkan otoriter

Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan,
mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi standard dan sedikit atau
sama sekali tıdak adanya persetujuan, pujian, atau tanda-tanda penghargaan lainnya bila
anak memenuhi standar yang diharapkan.

b. Cara mendisiplinkan yang permisif

Yaitu dengan memberikan sedikit disiplin dikarenakan protes terhadap disiplin yang
kaku dan keras pada masa kanak-kanak mereka sendiri. Dalam hai ini anak sering tidak
diberi batasan-batasan atau kendala yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan,
mereka diberikan untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka.

c. Cara mendisiplinkan demokratis

Yaitu dengan menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak
didik mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan, eara ini lebih menekankan aspek
edukatıf darı displin dari pada aspek anak didik.6

G. Contoh Perilaku Disiplin dan Indisipliner dalam Pembelajaran


Contoh perilaku disiplin yaitu

1. Mendengarkan penjelasan guru


2. Tidak ngobrol saat pembelajaran
3. Mengerjakan tugas tepat waktu
4. Tidak keluar kelas saat guru menjelaskan
5. Tidak membuat kegaduhan
6. Fokus dan konsentrasi dengan pelajaran yang dijelaskan guru
7. Bertanyalah jika kamu tidak mengerti

Contoh perilaku indisipliner (tidak disiplin) yaitu

1. Mengobrol saat pembelajaran


6
Moh. Ahsin, S,Pd, “Analisis Aksiologis dalam Pendidikan Islam”, http://ahsinrifqy.blogspot.com (Diakses pada
22 Maret 2021, pukul 15:50)

8
2. Tidur saat pembelajaran
3. Menggnggu temannya saat pembelajaran
4. Tidak mendengarkan penjelasan guru

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Disiplin belajar merupakan setiap macam pengaruh yang ditunjukan untuk membantu
peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungannya dan juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin
ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya.

Tujuan pentingnya disiplin adalah untuk membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia
akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya dan tempat individual itu

9
diidentifikasikan, karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada pula satu falsafah
pendidikan anak yang menyeluruh untuk mempengaruhi cara menanamkan disiplin.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan yang dan menjadi sumbang
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa IAIN Madura. Semoga bermanfaat
terhadap diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain.

Pada saat pembuatan makalah, penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari
banyaknya sumber, penulis akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu, penulis
harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ahsin, Moh, “Analisis Aksiologis dalam Pendidikan Islam”, http://ahsinrifqy.blogspot.com
(Diakses pada 22 Maret 2021, pukul 15:50)

Akmaluddin, Haqqi, “Kedisiplinan Belajar Siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri Cot Keu
Eung Kabupaten Aceh Besar (Studi Kasus)”, Jurnal of Education Science Vol. 5 No. 2,
2019

Chandra, Andy, dan Arihta Perangin Angin, “Hubungan Perhatian Orang Tua Dan Iklim
Sekolah Dengan Disiplin Pada Siswa SNP N 2 Padang Tualang Kabupaten Langkat”,
Jurnal Psychomutiara Vol. 1 No. 1, 2017

Stix, Andi, Guru Srebagai Pelati Kelas, (Surabaya: Erlangga, 2007)

10
Rifai Lubis, Rahmat, “Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik”, Jurnal
Hikmah Vol. 15 No. 1, 2018

Sande, Vha, “Disiplin Dalam Belajar”, http://vhasande.blogspot.com/2014/05/disiplin-


dalam-belajar.html (Diakses pada 17 Juni 2021, pukul 20.06)

11

Anda mungkin juga menyukai