Anda di halaman 1dari 7

1.

Hukum Menuntut Ilmu


Hadits tentang hukum menuntut ilmu merupakan penjelasan tentang hukum mencari ilmu bagi
setiap orang Islam laki laki maupun perempuan, yang telah diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah
dan lain lain. Akan tetapi hadits tersebut diberi tanda lemah oleh imam Syuyuti.
Adapun hukum menuntut ilmu menurut hadits tersebut adalah wajib. Karena melihat
betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Manusia tidak akan bisa
menjalani kehidupan ini tanpa mempunyai ilmu. Bahkan dalam kitab taklimul muta’allim
dijelaskan bahwa yang menjadikan manusia memiliki kelebihan diantara makhluk – makhluk
Allah yang lain adalah karena manusia memilki ilmu.[3]
Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadits, maka terdapatlah beberapa
suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut
ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan
kebodohan. Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan
menanya, melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadits
Nabi Muhammad saw.
Dan janganlah memberikan ilmu kepada orang yang enggan menerimanya, karena orang
yang  enggan menerima ilmu tidak akan mau untuk mengamalkan ilmu itu bahkan mereka akan
menertawakannya.[4]
Dalam hadits lain juga telah disebutkan bahwa :
)‫ (رواه مسلم‬0‫اطلب العلم من المحد الى اللهد‬
“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat” (H. R. Muslim)

2.      Hadits tentang anjuran menjaga ilmu


Rosulullah mengucapkan hadits ini pada saat Haji Wada’. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan oleh Ahmad dan Tabrani dari hadits Abu Umamah bahwa pada saat haji Wada’
Nabi bersabda :“Pelajarilah ilmu sebelum datang masa punahnya ilmu”.
Arabi berkata “Bagaimanakah cara ilmu itu datang dan dimusnahkan? Beliau bersabda :
“Punahnya ilmu itu dengan punahnya para ulama ( orang yang menguasai ilmu)”
Hadits ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang bodoh, dan
peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar – benar
mengetahui dan larangan bagi orang-orang yang berani mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan
ilmu pengetahuan. Hadits ini juga dijadikan alasan oleh para ulama bahwa pada zaman sekarang
ini tidak ada lagi seorang mujtahid.[5]
Dalam hadits lain juga disebutkan anjuran untuk memelihara ilmu pengetahuan,
diantaranya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim:
‫انى خفت دروس العلم و‬SS‫ه ف‬SS‫ فاكتب‬.‫م‬.‫ول هللا ص‬SS‫ديث رس‬SS‫ انظر ما كان من ح‬:‫و كتب عمر بن عبد العزيز الى ابى بكر ابن حزم‬
‫ون‬SS‫تى يك‬SS‫ك ح‬SS‫أن العلم ال يهل‬S‫ ف‬.‫تى يعلم من ال يعلم‬S‫ و التجلس ح‬.‫و العلم‬SS‫ و التفش‬.‫م‬.‫بي ص‬SS‫ديث الن‬S‫ و ال تقبل اال ح‬.‫ذهب العلمآء‬
)‫ (متفق عليه‬.‫سرا‬
Umar bin Abdul aziz menulis surat kepada Abu bakr bin Hazm” kumpulkan hadits – hadits Nabi
yang kau temukan dan tulislah, aku khawatir akan hilangnya ilmu dan perginya para ulama
(meninggal)janganlah engkau terima selain hadits Nabi. Pelajarilah ilmu dengan seksama
sampai mengetahui sesuatu yang  tidak diketahui,ilmu tidak akan rusak kecuali setelah menjadi
rahasia (H.R. Bukhori-Muslim).[6]

3.      Hadits tentang keutamaan menuntut ilmu


Adapun munasabah yang berkaitan tentang keutamaan menuntut ilmu yaitu,
Dari Anas bin Malik Rasulallah SAW bersabda:“barang siapa keluar untuk mencari ilmu
maka ia berada di jalan Allah sehingga ia kembali. (HR. Tirmidzi).
Dalam  hadits  yang  kedua  Rasulullah  menegaskan  bahwa  menuntut ilm itu dinilai
sebagaai berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa yang mencari ilmu dengan sungguh-
sungguh dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda bahkan bila sesorang meninggal
dunia saat mencari ilmu dia akan mendapatkan surganya Allah karena
dinilai sama dengan mati syahid.
4.      Hadits tentang peran ilmu terhadap pendidikan
Rosulullah SAW memerintahkan untuk mendidik anak-anaknya dengan tiga perangai :
a.    Cinta terhadap Nabinya, karena cinta terhadap Nabi adalah lebih utama dari pada cinta terhadap
kedua orang tuanya bahkan terhadap dirinya sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah
hadits :
‫ده‬SS‫ وول‬ ‫ ال يؤمن احدكم حتى اكون احب اليه من والده‬: ‫ قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬. ‫عن انس بن مالك رضى هللا عنه انه قال‬
                                          )‫ (رواه البخارى‬.‫والناس اجمعين‬
Dari Anas r.a. bahwasanya dia berkata, Nabi SAW bersabda,” Seseorang  diantara kamu tidak
beriman, sehingga aku lebih dicintai daripada orang tua, anak-anak dan manusia seluruhnya.” (
H.R. Bukhori )[7]
b.   Cinta kepada keluarga Nabi, karena barang siapa cinta kepada seseorang maka ia akan cinta
kepada apa yang dicintai oleh seseorang tersebut dan keturunanya. Sesungguhnya keluarga Nabi
adalah lebih berhak mendapatkan cinta, sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al Ahzab ayat
33 :
‫و يطهركم تطهيرا‬ ‫البيت‬ ‫انما يريد هللا ليذهب عنكم الرجس اهل‬
Sesungguhnya Allah bermaksud  hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya. 

c.    Memberikan pengajaran Al-Qur’an terhadap anak, belajar Al-Qur’an dan mengamalkanya


adalah yang paling penting dan utama, karena dengan Al-Qur’an manusia menjadi umat yang
paling mulya, sebagaimana dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dari sahabat Ustman r.a.
Rosulullah SAW bersabda :
)‫ (رواه البخارى‬.‫عن عثمان بن عفان رضى هللا عنه عن النبى صلى هللا عليه وسلم قال ان افضلكم من تعلم القراّن و علمه‬
 Dari Ustman bin Affan r.a., dari Nabi SAW,beliau bersabda : Sesungguhnya orang termulia
diantara kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. (H.R. Bukhari)
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari penjelasan hadits – hadits diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim dan jangan memberikan ilmu agama
kepada orang yang enggan menerima ilmu
2. Ilmu akan musnah jika sudah tidak ada lagi para ulama sehingga banyak para pemimpin yang
memberi fatwa tanpa menggunakan ilmu pengetahuan, sehingga mereka saling menyesatkan satu
sama lain
3. Bahwa dengan ilmu manusia akan mendapatkan kebahagiaan didunia maupun diakherat.
Orang yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu sama dengan orang yang sedang
menempuh perjalanan menuju surga, Hal ini merupakan kemuliaan yang diberikan Allah kepada
orang yang mencari ilmu.
4. Ilmu mempunyai peranan sangat penting dalam dunia pendidikan, yang mana pendidikan
adalah Universal, ada keseimbangan  antara aspek intelektual dan spiritual, antara sifat jasmani
dan rohani. Dengan pendidikan  yang benar dan akhlak yang kuat, maka akan tumbuh generasi
penerus bangsa yang beradab dan bermartabat.

B.          Penutup
Kita sebagai golongan terpelajar jangan hanya menjadikan kitab- kitab hadits sebagai buku
hiasan saja atau buku pelengkap referensi, tetapi hendaklah kita baca, maknai, dan ditafsiri
dengan baikdan selanjutnya di amalkan dengan segenap kemampuan.
Dan kiranya makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Abdillah Muhammad Bin Ismail al-bukhori al-Jufri, Shohih Bikhori.


Abu ar-Rahman Ahmad Bin Syu’aib al-Nisa’i, Sunan al-Nisa’i
Abu Daud Sulaiman Ibn al-Asy’as al-Sjastani al-Azdi, SunanAbu Daud.
Al Qur’an Al Karim
Al-asqolani, Ibnu Hajar. 2002. Fathul Baari Syarah. Jakarta. Pustaka Azzam
Al-Mundiri Hafidz. 2000. Terjemah Attarghib wat tarhib. Surabaya. Al-Hidayah
As Shobuni, Muhammad ‘Ali, 1420 H-1999 M, Min Kunuz As Sunnah, Jakarta, Dar Al Kutub Al
Islamiyah.
Az-zarnuzi. Ta’limul Muta’allim. Surabaya: Al-Hidayah

PENUTUP

A.Kesimpulan

         Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna
untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-
tiap muslim jangan picik ; dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang
diridhai Allah swt.Rasulullah Saw., bersabda:
ْ ‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم‬
‫سلِ ٍم‬ َ ‫ب ا ْل ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
ُ َ‫ٍمطَل‬
artinya:
 “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam” (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi,
Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)[5]
            Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa
suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut
ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan
kebodohan.dan dari segi ibadat,menuntut ilmu itu sangat tinggi nilai dan pahalanya.
B.     Saran
            Kita sebagai golongan terpelajar jangan hanya menjadikan kitab- kitab hadist sebagai
buku hiasan saja atau buku pelengkap referensi, tetapi hendaklah kita baca, maknai, dan ditafsiri
dengan baik dan selanjutnya di amalkan dengan segenap kemampuan. Dan kiranya makalah
kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA

Hadisaputra ihsan .1981.Anjuran untuk Menuntut Ilmu Pengetahuan Pendidikan dan


Pengalamannya . Surabaya ; Al – Ikhlas
Http:\\www.geocities.com\broadway\4516\
(http://www.alhamidiyah.com/?v=fatwa&baca=19)
http://hitsuke.blogspot.com/search/label/MakalahIbnu Hajar Al-asqani, Al Imam Al Hafidz,
Fathul Baari Syarah. (Jakarta : Pustaka Azzam, 2002) Jilid 5.
Muhammad Zuhri, Terjemah Jawahirul Bukhari. (Indonesia: Darul Ihya’, 1993)
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-qur’an. (Jakarta: Paramida, 1996)
Sunan Ibnu Majah, Kitab al-ilmi. Bab Keutamaan Ulama’ dan anjuran mencari ilm. (ttp: Dar Al
Fikri, 2001) Jilid 1

Anda mungkin juga menyukai