Makalah SPI Kelompok 2
Makalah SPI Kelompok 2
Disusun Oleh :
Kelompok II
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Kelompok II
i
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
ii
II. Tujuan Pendidikan Islam dimasa Rasulullah ..................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................... 25
B. Saran ..................................................................................................... 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang ada pada masa Rasulullah tidaklah jauh berbeda dengan
pendidikan yang ada pada masa sekarang. Dimana Nabi Muhammad Saw dalam
menyebarkan Islam sudah dapat menggunakan metode-metode yang sesuai dengan
perkembangan masa itu. Sehingga apa yang menjadi tujuan dari setiap
pendidikannya tersebut terlaksana dengan prestasi yang memuaskan.
Namun, sarana pendidikan yang ada pada masa Rasulullah sangatlah jauh
berbeda dengan sarana dan prasarana pendidikan modern sekarang ini. Dimana
pada waktu itu belum ada apa yang kita katakana gedung sekolah, serta sarana
penunjang lainnya seperti apa yang ada pada masa sekarang, tetapi tujuan
pendidikan justru lebih berhasil ketika masa Nabi Saw dibandingkan dengan
keberhasilan pendidikan yang diharapkan pada masa sekarang. Keberhasilan
pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah Saw bukan saja dirasakan oleh
masyarakat Makkah dan Madinah, namun sudah menyebar hampir di seluruh
jazirah arab, bahkan keseluruh Dunia.
Setelah Nabi Muhammad Saw. wafat, kaum Anshar menghendaki agar orang
yang menggantikan menjadi khalifah adalah dari kalangan mereka. Ali ibnu Abi
Thalib menginginkan beliaulah yang menjadi khalifah, karena ia menantu dan
1
kerabat terdekat Nabi. Namun sebahagian besar kaum muslimin menghendaki Abu
Bakar. Maka dipilihlah beliau menjadi khalifah. Orang-orang yang tadinya ragu-
ragu, segera ikut memberikan bai’ah kepada Abu Bakar. Selanjutnya kekhalifahan
dilanjutkan oleh Umar ibnu Khattab, Usman ibnu Affan dan terakhir khalifah Ali
ibnu Abi Thalib. Para khalifah memusatkan perhatiannnya kepada pendidikan,
syiarnya agama, dan kokohnya Negara Islam. Materi pendidikan yang dicontohkan
oleh Nabi Saw. adalah: pendidikan tauhid, pendidikan shalat (ibadah), pendidikan
adab sopan santun dalam keluarga dan dalam bermasyarakat (kehidupan sosial),
pendidikan kepribadian, dan pendidikan hanka. pendidikan islam bersumber pada
Al-Qur’an dan Hadist untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Allah SWT, dan untuk memelihara nilai-nilai kehidupan sesama manusia
agar dapat menjalankan pendidikan dan dapat menjalanakan seluruhh
kehidupannya, sebagaimana yang telah di tentukan Allah dan RasulNya demi
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Maka dari itu dalam makalah ini akan membahas dan menceritakan tentang
bagaimana proses perkembangan sejarah pendidikan islam pada masa Rasulullah
dahulu, Dengan tujuan agar kita menjadi generasi muda yang berperan aktif dalam
menghadapi pendidikan dan mampu membentuk dan menjadikan pendidikan islam
yang terdepan sekaligus mampu mewarnai sepanjang zaman.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pendidikan Islam dimasa Rasulullah?
2. Apa metode yang digunakan dalam pendidikan pada masa Rasulullah?
3. Apa tujuan pendidikan pada masa Rasulullah?
4. Bagaiman Pendidikan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah pendidikan pada masa Rasulullah.
2. Mengetahui metode yang digunakan dalam pendidikan pada masa Rasulullah.
3. Mengetahui tujuan pendidikan pada masa Rasulullah.
4. Mengetahui Pendidikan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah wahyu pertama turun, maka turunlah wahyu yang kedua yaitu
terdapat pada Qs. Al-Muddasir ayat 1-7:
Artinya: “Hai orang-orang yang berselimut. Bqngunlah lalu beri peringatan. Dan
Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan
dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah. Dan jangan kamu memberi
(dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk
(memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah.” (Qs. Al-Muddasir: 1-7)
1. Periode Mekkah
[1] Haidar Putra Daulay dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam Dalam Lintas Sejarah, (Jakarta: KENCANA Prenada
Media Group), hal, 19-20
3
Kota Makkah sudah lama tumbuh dan berkembang sebagai sebuah kota
tempat berkumpulnya kabilah-kabilah yang berdatangan dari berbagai penjuru
Tanah Arab untuk berziarah ke Baitullah (ka’bah). Disamping debagai tempat
berkumpulnya para penziara yang datang ketempat tersebut, sekaliu setahun
mereka datang kekota mekkah untuk menghadiri berbagai acara. Kota mekkah juga
sebagai transit perdagangan lintas utara dan selatan. Keutara adalah Syam dan yang
keselatan adalah Yaman.[2]
Hal ini dilakukan supaya tidak mendapat gangguan dari pihak kafir Quroisy.
Dealam tahap rahasia ini Rosul menyampaikan ajaran islam kepada keluarga
terdekaterta teman-teman dekatnya saja. Pendekatan yang dilakukan Rasulullah
adalah dengan cara pendekatan pribadi. Adapun orang yang telah masuk islam pada
tahap ini adalah Khadijah, Ali bin Abi Tholib, Zaid bin Haritsah, Abu Bakar,
Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waaqqas, Thalhah bin
Ubaidah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Arqam bin Arqam.[3] Mereka secara
langsung diajar dan didik oleh nabi untuk menjadi muslim dan siap menerima serta
melaksanakan petunjuk dan perintah dari Allah yang akan turun kemudian. Hal ini
berlangsung selama 3 tahun.[4]
5
sekelompok jama’ah haji dari Ystrib. Penerimaan masyarakat Yastrib terhadap
ajaran Islam secara antusias tersebut dikarenakan beberapa faktor diantaranya :
1. Aqidah (keimanan),
2. Pengajaran Al-Qur’an,
3. Pendidikan Ibadah, dan
4. Pendidikan Ahlaq.
2. Periode Madinah
Di Madinah Rasul disambut dengan baik oleh penduduk Madinah yang tulang
punggung utamanya adalah kelompok Aus dan Khazraj. Dibawah kepemimpinan
Nabi bersatulah Muhajirin (orang-orang yang datang dari Makkah) dan Ansar
(orang-orang Madinah yang menjadi pengikut Rasul). Di Madinah ini Rasul
[5] Haidar Putra Daulay dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam Dalam Lintas Sejarah, (Jakarta: KENCANA Prenada
Media Group), hal, 30 6
berperan sebagai pemimpin masyarakat madinah termasuk didalamnya orang-
orang Yahudi, sesuai dengan bunyi piagam Madinah.
Materi pendidikan sosial dan kewarganegaraan islam pada masa itu adalah
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam
prakteknya diperinci lebih lanjut dan di sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun
Selama periode Madinah.
[6] http://mufeecrf.blogspot.com/2009/10/pendidikan-islam-pada-masa-rasulullah.html
7
Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan oleh
Nabi Muhammad saw dan gnerasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi
menyampaikan islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-
peringatan dalam Al-qur’an.
Salah satu sisi terpenting pendidikan tahap awal dalam Islam adalah
penjagaan identitas (huwiyyah). Penjagaan identitas yang dimaksud adalah
penjagaan moralitas (akhlak) umat. Sebab, menurut Dr. Yusuf Qardlawi bahwa
salah satu kegagalan umat manusia di dunia pada abad 20 adalah kegagalan dalam
mendidik moralitas umat. Maraknya penyimpangan moral baik itu tindak kriminal
(pembunuhan, perjudian, penipuan dll) maupun perzinahan dan pelanggaran HAM
yang menimpa penduduk dunia adalah bukti gagalnya pendidikan moralitas
khususnya generasi muda.[7]
[7] http://suhaddoank.blogspot.com/2013/11/makalah-sejarah-peradaban-islam-metode.html
8
menjadikan para sahabat sebagai anak didik Rasulullah. Rasulullah Saw. sendiri
merupakan guru pertama dalam islam.
a. Halaqah
Bentuk yang paling sederhana pendidikan muslim pada masa awal adalah
duduk melingkar. Ini merupakan pengalaman pendidikan yang khas dalam Islam
dikenal dengan nama Halaqah, yang arti harfiahnya sebuah perkumpulan yang
melingkar (pengkajian yang dilakukan dengan duduk melingkar).
b. Tanya Jawab
c. Hafalan
9
Teknik ini adalah salah satu teknik yang terdapat dalam pribadi Rasulullah,
terbukti ketika Rasulullah menerima wahyu Allah yang pertama, beliau
bersungguh-sungguh dan terus menerus menghafalnya agar tidak lupa sehingga
turun jaminan Allah akan kekuatan hafalan dan daya ingat Rasulullah terhadap
wahyu itu. Menghafal sangat penting dalam hal pembelajaran, seseorang dapat
menghafal apabila ada pemahaman terhadap konteks yang dihafal. Pada zaman
Rasulullah, para sahabat di tuntut untuk mampu menghapal apa-apa yang di
sabdakan oleh Rasulullah.
d. Cerita
e. Statistik
Pada zaman sekarang, statistik dianggap sebagai metode ilmiah yang paling
efektif dalam menyelesaikan beberapa permasalahan. Rasulullah telah
menggunakan metode statistik ini ketika beliau mendirikan negara Islam
di Madinah. Sebagaimana bunyi hadist yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim
yang diterima dari Huzaifah bin Al-Yaman R.A: "Kami pernah bersama-sama
Rasulullah dan Baginda bersabda; 'Buatkan data untukku siapa-siapa yang sudah
memeluk Islam "
f. Lukisan
10
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa."(Qs. Al-An'am:
153).
g. Bahasa Isyarat
Rasulullah bukan saja mengajar dengan lisan kepada kaumnya, akan tetapi
gerak-gerik (demonstrasi) beliau menunjukkan satu metode pengajaran beliau
kepada umatnya. Hal ini karena peranan Rasulullah adalah
sebagai qudwah dan uswah bagi umat manusia sebagaimana yang dijelaskan di
dalam Al-Quran : "Sesungguhnya bagi kamu pada (diri) Rasulullah itu contoh yang
baik bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhirat
dan dia banyak menyebut Allah."(Qs. Al-Ahjab)
Secara umum tujuan pendidikan islam dimasa Rasulullah adalah usaha untuk
membentuk kepribadian muslim seutuhnya. Adapun indikator-indikator untuk
menjadi muslim yang utuh adalah sebagai berikut.
11
bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw. pada 572 Masehi di
Mekah, berasal dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Nama aslinya adalah
Abdullah ibni Abi Quhaafah. Ayahnya Abu Bakar bernama Uthman Abu Quhafa
dan ibunya bernama Salma Umm-ul-Khair.[8]
Setelah Nabi wafat, sebagai pemimpin umat Islam adalah Abu Bakar as-
Siddiq sebagai khalifah. Khalifah adalah pemimpin yang di angkat setelah Nabi
wafat untuk menggantikan Nabi dan melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin
agama dan pemerintahan.
Dari segi materi pendidikan Islam terdiri dari pendidikan tauhid atau
keimana, akhlak, ibadah, kesehatan dan lain sebagainya.
[8] https://www.biografiku.com/biografi-abu-bakar-as-siddiq-khulafaur-rasyidin/
12
c. Kesehatan seperti tentang kebersihan, gerak-gerik dalam sholat merupakan
didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.
[9] Badri Yatim, sejarah peradaban islam, (Jakarta:Raja Grapindo persada, 2001), hal 36
13
mempengaruhi orang-orang Islam yang masih lemah imannya untuk menyimpang
dari ajaran islam.
a.) Kutab
Pada masa Abu Bakar lembaga pendidikan kutab mencapai tingkat kemajuan
yang berarti, kemajuan lembaga kutab ini terjadi ketika masyarakat muslim telah
menaklukan beberapa daerah dan menjalin kontak dengan bangsa-bangsa yang
telah maju. Lembaga pendidikan ini menjadi sangat penting sehingga para ulama
berpendapat bahwa mengajarkan al-Qur’an merupakan fardu kifayah.
14
b.) Masjid
Materi pendidikan yang diajarkan pada kutab adalah; (1) membaca dan
menulis, (2) membaca al-Qur’an dan menghafalnya, (3) pokok-pokok agama islam
seperti keimanan, ibadah, akhlak, dan muamalat. Sedangkan materi pendidikan
pada tingkat menengah dan tinggi adalah: (1) al-Qur’an dan tafsirnya, (2) Hadist
dan syarahnya, dan (3) fiqih ( tasyri).[10]
Umar bin al-Khattab lahir di Mekkah dari Bani Adi yang masih satu rumpun
dari suku Quraisy dengan nama lengkap Umar bin al-Khattab bin abdul Uzza. Umar
bin al-Khattab, Lahir 583 M Mekkah, Jazirah Arab, Wafat 3 November 644,
bergelar al-Faruq (Pemisah antara yang benar dan batil), Amir al-
Mu`miniin (Pemimpin Orang-Orang Beriman). Keluarga Umar tergolong keluarga
kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan
sesuatu yang sangat jarang terjadi.[11]
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, kondisi politik dalam keadaan stabil,
usaha perluasan riwayat islam memperoleh hasil yang gemilang. Bila islam pada
masa umur bin khatab meliputi semenanjung Arabia, Palestina, Syiria, Irak, Persia,
dan Mesir.
[10] Ramayulis, sejarah pendidikan islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2011), hal 55-57
[11] https://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-umar-bin-khatab-beserta-riwayat-lengkapnya/
15
dalam waktu yang terbatas. Jadi, kalau ada di antara umat islam yang ingin belajar
hadis harus pergi ke madinah, ini berari bahwa penyebaran dan pengetahuan para
sahabat dan tempat pendidikan adalah terpusat di Madinah.
Pada masa khalifah umar bin khattab, mata pelajaran yang diberikan adalah
membaca dan menulis Al-Qur’an dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok
agama islam. Pendidikan islam pada masa umar bin khatab ini lebih maju
dibandingkan dengan sebelumnya. Pada masa ini tuntutan untuk belajar bahasa arab
juga sudah mulai tampak, orang yang baru masuk islam dari daerah yang ditaklukan
harus belajar bahasa arab, jika ingin belajar dan memahami pengetahuan islam.
Oleh karena itu pada masa ini sudah terdapat pelajaran bahasa arab,[14]
[12] Muhammad Syadid, konsep pendidikan dalam Al-Qur’an, (Jakarta:Salam, 2001), hal 37
[13] Samsul Nizar, sejarah pendidikan islam, (Jakarta:Kencana, 2009), hal 47
[14] Hanum Asrohah, sejarah peradaban islam, (Jakarta:Wacana Ilmu, 2001), hal 18 16
pos, kepolisian, baitulmal, dan sebagainya. Adapun sumber gaji para pendidik pada
waktu itu diambilkan dari daerah yang di taklukan dan dari baitulmal.
Dan pada masa khalifah Utsman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam
tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya
melanjutkan apa yang telah ada, hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai
pendidikan islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan nabi
Muhammad yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah di masa Khilafah
umar bin khattab , diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah-
daerah lain.
17
masa Umar bin Khattab meliputi semenanjung Arabia, Palestina, Syiriah, Irak
Persia dan Mesir.
2. Materi Pendidikan
Materi pendidikan pada masa Umar adalah materi pada kutab masa Abu
Bakar disamping itu materi yang diajarkan ditambah dengan beberapa mata
pelajaran dan keterampilan. Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah, ia
18
menginstruksikan kepada pendidik agar anak-anak diajarkan : (1) berenang, (2)
mengendarai onta, (3) memanah, (4) membaca, menghafal syair-syair yang mudah,
dan peribahasa. Pada masa ini tuntutan untuk belajar bahasa Arab, jika ingin belajar
dan memahami pengetahuan Islam. Oleh karena itu, pada masa ini sudah terdapat
pengajaran Bahasa Arab.
Materi pendidikan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari (a) al-
Qur’an dan tafsirnya, (b) Hadits dan mengumpulnya, dan (c) fiqih (tasyri). Ilmu-
ilmu yang berkaitan dengan duniawi dan ilmu filsafat belum dikenal pada masa itu.
Hal ini dimungkinkan mengingat kontruk sosial masyarakat ketika itu masih dalam
pengembangan wawasan keislaman yang lebih difokuskan pada pemahaman al-
Qur’an dan Hadits secara literal.
3. Pendidik
pada masa khalifah Umar yang menjadi pendidik adalah beliau sendiri, serta
guru-guru yang beliau angkat. Umar merupakan seseorang pendidik yang sering
melakukan penyuluhan pendidikan di Kota Madinah. Beliau juga menerapkan
pendidikan di masjid-masjid dan pasar-pasar, serta mengangkat dan menunjukm
guru-guru tiap-tiap daerah yang ditaklukan itu, dengan tugas mengajarkan isi al-
Qur’an dan ajaran Islam lainnya, seperti fikih kepada penduduk yang baru masuk
Islam, disamping beliau sendiri sebagai pendidik. Beliau juga menunjuk diantara
sahabat-sahabat menjadi pendidik ke daerah-daerah yang ditaklukan seperti
Abdurrahman bin Ma’qal dan Imran bin al Hasim, ditempatkan di Basyrah. Abd al-
Rahman bin Ghanam dikirim ke Syiria dan Hasan bin Abi Jabalah dikirim ke
Mesir.[15]
Nama lengkap Utsman bin Affan bin al- Ash bin Umayyah bin Abdu Syams
bin Abdu Manaf bin Qushay al-Amawi Al- Quraisy dilahirkan pada tahun 573 M
dari kelahiran Rasulullah SAW. Ibunya bernama al-Baida binti Abdul al- Muthalib,
bibi Rasulullah SAW, yakni saudari kembar Abdullah ayah Rasulullah SAW.[16]
19
Nama lengkapnya adlah Usman ibn Umaiyyah. Beliau masuk islam atas
seruan Abu Bakar as-Shidiq. Usman bin Affan adalah termasuk saudagar besar dan
kaya dan sangat pemurah menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan umat
islam. Usman diangkat menjadi khalifah dari pemilihan panitia enam yan di tunjuk
oleh khalifah Umar bin Khatab menjelang beliau akan wafat. Panitia yang enam
adalah: Usman, Ali bin Abi Thlib, Thalhah, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi
Waqash dan Abdurrahman bin ‘Auf.
Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa usman ini lebih ringan dan
lebih mudah di jangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar
islam dan dari segi pusat pendidikan juga banyak, sebab pada masa ini para sahabat
bisa memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada
masyarakat.
Pada masa khalifah Usman bin Affan tidak banyak terjadi perkembangan
pendidikan, kalau dibandingkan dengan masa kekhalifaan Umar bin Khatab, sebab
pada masa khalifah Usman urusan pendidikan diserahkan saja kepada rakyat, dan
apabila dilihat dari segi kondisi pemerintahan Usman banyak timbul pergolakan
20
dalam masyarakat sebagai akibat ketidaksenangan mereka terhadap kebijakan
Usman yang mengangkat kerabatnya dalam jabatan pemerintahan.
Usman diangkat menjadi khalifah tidak langsung ditunjuk oleh Umar bin
khattab akan tetapi hasil dari pemilihan Panitia Enam yang ditunjuk oleh khalifah
Umar bin Khattab menjelang beliau akan meninggal. Panitia yang enam itu adalah
Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair bin Awam, Saad bin Abi
Wasaq dan Abdurrahman bin Auf. Dengan sistem yang dilakukan seperti itu situasi
pemilihan khalifah berjalan dengan lancar, dan tidak terjadi perselisihan dan
perpecahan dalam masyarakat. Kondisi masyarakat pada saat ini kondusif.
Pada masa khalifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam ditinjau
dari aspek lembaga dan materi, tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Pendidikan
dimasa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada sebelumnya, namun hanya sedikit
terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang berpengaruh
dan dekat dengan Rasulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah di
masa Khalifah Umar, oleh Usman diberikan melonggarkan untuk keluar dan
menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar
pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.
Pola pendidikan pada masa Usman ini lebih merakyat dan lebih mudah
dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin mempelajari ajaran Islam karena
pusat pendidikan lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat bisa memilih
tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.
21
Walaupun demikian ada usaha yang sangat cemerlang dan menentukan yang
dilakukan Usman bin Affan, yang sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan
Islam dimasa yang akan datang, usaha tersebut adalah terjadinya kodifikasi al-
Qur’an.
Ali bin Abi Thalib lahir sejak 13 Rajab 23 Prahijrah / 599 M. Beliau wafat 21
Ramadhan 40 Hijriyah / 661 M, adalah salah seorang pemeluk Islam pertama dan
juga keluarga dari Nabi Muhammad SAW. Ia adalah Khalifah terakhir dari
Khulafa’ur Rasyidin. ‘Ali adalah sepupu dari Nabi Muhammad dan setelah
menikah dengan Fatimah Az-Zahra, ia menjadi menantu Nabi Muhammad
SAW. Ali dilahirkan di Makkah, daerah Hijaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab.
Menurut para ahli sejarah, ‘Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian
Muhammad, sekitar tahun 599 M.[17]
Pada kepemimpinan Ali bin abi thalib ini umat islam di guncang oleh
peperangan saudara yaitu peperangan ali bin abi thalib dan aisyah (istri nabi
Muhammad) beserta talhah dan Abdullah bin zubair karena kesalahpahaman dalam
menyikapi pembunuhan terhadap khlifah ke tiga yaitu utsman bin affan.peperangan
tersebut terkenal dengan istilah perang zamal (unta) karena pada waktu perang
aisyah mengendarai unta sebagai kendaraan perangnya. Setelah mengatasi
peperangan aisyah, muncul juga pemberontakan yang lain sehingga masa
kekuasaan khalifah ali tidak pernah mendapat ketenangan dan kedamaian.
Dan keadaan ini pun tidak akan mampu membentuk lingkungan yang
kondusif terhadap keberlangsungan pendidikan terlebih dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Dengan kericuhan politik pada masa ali bin abi thalib berkuasa,
kegiatan pendidikan mendapat hambatan dan gangguan yang sangat tinggi.
Konsekuensi logisnya adalah pemerintahan ali bin abi thalib tidak memfokuskan
kegiatan pemerintahannya pada peningkatan pendidikan secara akseleratif.
[17] https://www.secangkirilmu.com/biografi-ali-bin-abi-thalib/
22
Bedasarkan uraian diatas, pada masa ali terjadi kekacauan dan
pemberontakan, sehingga dimasa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Dengan
kericuhan politik, pada masa ali berkuasa kegiatan pendidikan islam mendapat
hambatan dan gangguan. Pada masa itu ali tidak sempat lagi memikirkan masalah
pendidikan. Sebab keseluruhan perhatiannya di tumpahkan pada masalah
keamanan dan kedamaian bagi masyarakat islam. Dengan demikian, walupun
pendidikan pada msa khulafaur rasyidin tidak jauh berbeda dengan masa nabi yang
menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran islam yang bersumber pada
al qur’an dan hadis nabi.
Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang keempat setelah Usman bin Affan.
Pemerintahannya diguncang oleh peperangan dengan Aisyah (Istri Nabi) beserta
Thalhah dan Abdullah bin Zubair. Peperangan ini disebabkan karena
kesalahpahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap Usman bin Affan/
peperangan tersebut dinamakan Perang Jamal (unta) karena Aisyah menggunakan
unta. Setelah berhasil mengatasi pemberontkan Aisyah, dan lawan-lawanya muncul
pula pemberontakan lain, sehingga masa kekuasaan Khalifah Ali bin Abi Thalib
tidak pernah mendapatkan ketenangan dan kedamaian.
23
b. Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Ali bin Abi Thalib
Pada masa Ali bin Abi Thalib tidak terlihat perkrmbangan pendidikan yang
berarti karena pada masa ini telah terjadi kekacauan politik dan pemberontakan,
sehingga dimasa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan
politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan Islam mendapat hambatan dan
gangguan. Pada saat itu Ali bin Abi Thalib tidak sempat lagi memikirkan masalah
pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya ditumpahkan kepada masalah
keamanan di dalam pemerintahannya.
24
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, sejarah pendidikan islam pada
masa Rasulullah SAW. Terdapat dua periode yaitu periode Makkah dan Madinah,
pada periode Makkah materi yang diajarkankan tentang akidah, pengajaran Al-
Qur’an, pendidikan Ibadah dan Pendidikan ahklak, sedangkan pada periode
madinah yang ajarkan adalah tentang masalah pendidikan politik.
Kemudian metode yang digunakan antara lain, halaqah, tanya jawab, hafalan,
cerita, statistik, lukisan dan bahasa isarat.
25
Islam pada masa khalifah Umar lebih maju dan lebih luas, serta lebih lengkap.
Ijtihad Umar di kalangan ahli fiqih, Umar mengusulkan penyelenggaraan salat
tarawih berjamaah, penambahan kalimat as-salâtu khairun minan-naum (salat lebih
baik dari pada tidur) dalam azan subuh, ide perlunya pengumpulan ayat-ayat
Alquran, dan penentuan kalender Hijrah.
Periode Ali Ibnu Abi Thalib kegiatan pendidikan pada saat itu mengalami
hambatan dengan adanya perang saudara. Ali tidak sempat memikirkan masalah
pendidikan, karena yang lebih penting dan mendesak memberikan jaminan
keamanan, ketertiban dan ketentraman dalam segala kegiatan kehidupan, yaitu
mempersatukan kembali kesatuan umat, tetapi Ali tidak berhasil. Dasar pendidikan
Islam yang tadinya bermotif aqidah tauhid, sejak masa itu tumbuh di atas dasar
motivasi, ambisius kekuasaan, dan kekuatan.
2. Saran
26
Daftar Pustaka
Daulay, Haidar Putra dan Nurgaya Pasa, 2013, Pendidikan Islam Dalam Lintas
Sejarah, Jakarta: KENCANA Prenada Media Group
Nata Abuddin, 2010, Sejarah Pendidikan Islam pada periode Klasik dan
pertengahan, Jakarta: PT Raja Grafindo
27