NOMOR : 163/SE/IAI-SUMUT/XII/2022
TENTANG
A. UMUM
Berdasarkan Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dengan Pengguna
Jasa, yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Pengurus Nasional Ikatan
Arsitek Indonesia Nomor 051/SK/I-3/05.02.2007 tentang Pengesahan Materi
Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dengan Pengguna Jasa, besarnya
tarif imbalan jasa Arsitek dalam melaksanakan praktik profesinya didasarkan
pada perkiraan biaya pelaksanaan konstruksi bangunan gedung sebagai
wujud fisik hasil karya praktik Arsitek. Penentuan tersebut dijabarkan dalam
bentuk persentase untuk masing-masing kategori bangunan. Semakin besar
perkiraan nilai konstruksi, maka akan semakin kecil persentase imbalan jasa
praktiknya, namun demikian ketentuan ini belum mengatur perincian biaya
konstruksi per satuan luas pembangunannya.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu menetapkan Surat Edaran Pengurus
Provinsi Ikatan Arsitek Indonesia Sumatera Utara tentang Petunjuk Teknis
Perhitungan Tarif Minimum Imbalan Jasa Praktik Arsitek di Provinsi Sumatera
Utara.
B. DASAR PEMBENTUKAN
1. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2. Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
3. Undang-Undang No. 6 Tahun 2017 tentang Arsitek;
4. Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
5. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek;
7. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 73 Tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia No. 22 Tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara;
10. Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 188.44/746/ KPTS/2021
tanggal 19 Nopember 2021 tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2022;
11. Surat Keputusan Pengurus Nasional Ikatan Arsitek Indonesia No.
051/SK/I-3/05.05.2007 tanggal 5 Februari 2007 tentang Pengesahan
Materi Pedoman Hubungan Kerja antara Arsitek dan Pengguna Jasa;
Halaman 1 dari 7
12. Surat Keputusan Pengurus Ikatan Arsitek Indonesia Provinsi Sumatera
Utara No. 129/IAI-SUMUT.SK/X/2022 tanggal 18 September 2022
tentang Susunan Kelompok Kerja Penyusunan Harga Satuan Bangunan
Gedung (POKJA HSBG) Ikatan Arsitek Indonesia Provinsi Sumatera
Utara.
D. RUANG LINGKUP
Lingkup Surat Edaran ini meliputi:
1. Defenisi;
2. Harga Satuan Bangunan Gedung (HSBG) untuk wilayah Kabupaten/Kota
di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Indeks Kemahalan Konstruksi
(IKK);
3. Imbalan Jasa Praktik Arsitek;
4. Lingkup Pekerjaan Layanan Utama Praktik Jasa Arsitek; dan
5. Petunjuk Perhitungan Tarif Minimum Imbalan Jasa Praktik Arsitek.
E. DEFINISI
1. Praktik Arsitek adalah penyelenggaraan kegiatan untuk menghasilkan
karya arsitektur yang meliputi perencanaan, perancangan, pengawasan,
dan/atau pengkajian untuk bangunan gedung dan lingkungannya, serta
yang terkait dengan kawasan perkotaan.
2. Arsitek adalah seseorang yang melakukan praktik Arsitek.
3. Pengguna Jasa adalah perorangan, kelompok orang atau suatu badan
usaha yang memberikan penugasan atau pemberian tugas kepada
Arsitek, untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan perancangan
arsitektur dan atau pengawasan konstruksi maupun pengelolaan proses
pembangunan lingkungan arsitektur (bangunan dan atau lingkungan
binaan).
4. Imbalan Jasa adalah imbalan atas layanan jasa keahlian atau tugas
profesional yang telah dilakukan arsitek/ahli, dalam bentuk uang atau
bentuk lain yang setara sesuai dengan jasa maupun tugas yang
diembannya dan kesepakatan bersama.
5. Harga Satuan Bangunan Gedung (HSBG) adalah standar harga satuan
untuk pelaksanaan konstruksi per satuan luas (m2) pembangunan
bangunan gedung dan diberlakukan sesuai dengan klasifikasi, lokasi,
dan tahun pembangunannya.
6. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) merupakan indeks harga yang
menggambarkan tingkat kemahalan konstruksi suatu kabupaten/kota
dibandingkan dengan kota acuan.
Halaman 2 dari 7
Kemahalan Konstruksi (IKK) yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik.
Dengan Kota Medan sebagai acuan (bench mark), maka standar HSBG
berdasarkan wilayah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara adalah
seperti tersebut pada tabel di bawah ini.
Tabel – HSBG Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Kode Kabupaten/Kota IKK HSBG
(1) (2) (3) (4)
1201 Kab. Nias 109,62 3.507.840,-
1202 Kab. Mandailing Natal 98,05 3.137.600,-
1203 Kab. Tapanuli Selatan 99,64 3.188.480,-
1204 Kab. Tapanuli Tengah 105,56 3.377.920,-
1205 Kab. Tapanuli Utara 100,28 3.208.960,-
1206 Kab. Toba 103,44 3.310.080,-
1207 Kab. Labuhanbatu 103,75 3.320.000,-
1208 Kab. Asahan 97,59 3.122.880,-
1209 Kab. Simalungun 101,41 3.245.120,-
1210 Kab. Dairi 107,01 3.424.320,-
1211 Kab. Karo 106,73 3.415.360,-
1212 Kab. Deli Serdang 97,31 3.113.920,-
1213 Kab. Langkat 100,58 3.218.560,-
1214 Kab. Nias Selatan 113,29 3.625.280,-
1215 Kab. Humbang Hasundutan 103,05 3.297.600,-
1216 Kab. Pakpak Bharat 103,71 3.318.720,-
1217 Kab. Samosir 106,65 3.412.800,-
1218 Kab. Serdang Bedagai 98,49 3.151.680,-
1219 Kab. Batubara 93,74 2.999.680,-
1220 Kab. Padanglawas Utara 98,92 3.165.440,-
1221 Kab. Padanglawas 98,96 3.166.720,-
1222 Kab. Labuhanbatu Selatan 105,59 3.378.880,-
1223 Kab. Labuhanbatu Utara 105,60 3.379.200,-
1224 Kab. Nias Utara 111,56 3.569.920,-
1225 Kab. Nias Barat 111,61 3.571.520,-
1271 Kota Sibolga 108,83 3.482.560,-
1272 Kota Tanjungbalai 101,02 3.232.640-
1273 Kota Pematangsiantar 95,74 3.063.680,-
1274 Kota Tebingtinggi 100,57 3.218.240,-
1275 Kota Medan 100,00 3.200.000,-
1276 Kota Binjai 92,64 2.964.480,-
1277 Kota Padangsidempuan 102,86 3.291.520,-
1278 Kota Nias 109,91 3.517.120,-
Halaman 3 dari 7
Kategori bangunan gedung terdiri dari:
1. Kategori Khusus
Bangunan/lingkungan binaan yang dimiliki, digunakan, dan dibiayai oleh
Pemerintah, sesuai yang tercantum dalam Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2. Kategori Sosial
Bangunan/lingkungan binaan yang memiliki khusus dan atau sosial,
antara lain:
- Bangunan-bangunan sosial yang tidak bersifat komersial, seperti
mesjid, gereja, dan tempat peribadatan lainnya, rumah penampungan
yatim piatu, bangunan pelayanan masyarakat yang kesemuanya
dengan luas bangunan ≤ 250 m2; dan
- Bangunan rumah tinggal sederhana atau dengan luas ≤ 36 m2.
3. Kategori-1
Bangunan/lingkungan binaan dengan karakter sederhana serta memiliki
kompleksitas dan tingkat kesulitan yang rendah, antara lain:
- Tipe Hunian : asrama, hostel;
- Tipe Industri : bengkel, gudang; dan
- Tipe Komersial : bangunan-bangunan tidak bertingkat,
tempat parkir.
4. Kategori-2
Bangunan/lingkungan binaan dengan karakter, kompleksitas, dan tingkat
kesulitan rata-rata, antara lain:
- Tipe Hunian : apartemen, kondominium, kompleks
perumahan;
- Tipe Industri : gardu pembangkit listrik, gudang
pendingin; pabrik;
- Tipe Komersial : bangunan parkir bertingkat, kafetaria;
restoran, kantor, perkantoran, rukan, ruko,
toko, pusat perbelanjaan, pasar, hanggar,
stasiun, terminal, superblok/fungsi
campuran;
- Tipe Komunitas : auditorium, bioskop, ruang pameran,
ruang konferensi, ruang serbaguna, ruang
pertemuan, perpustakaan, penjara, kantor
pelayanan umum;
- Tipe Pelayanan Medis : klinik spesialis, klinik umum, rumah jompo;
- Tipe Pendidikan : sekolah, tempat perawatan; dan
- Tipe Rekreasi : gedung olahraga, gimnasium, kolam
renang, stadion, taman umum.
5. Kategori-3
Bangunan/lingkungan binaan dengan karakter khusus serta memiliki
kompleksitas dan tingkat kesulitan tinggi, antara lain:
Halaman 4 dari 7
- Tipe Hunian : rumah tinggal privat;
- Tipe Industri : bandara, hotel;
- Tipe Komunitas : galeri; ruang konser; museum, monumen,
istana;
- Tipe Pelayanan Medis : rumah sakit, sanatorium;
- Tipe Pendidikan : laboratorium, kampus, pusat
penelitian/riset;
- Tipe Peribadatan : gereja, klenteng, mesjid, dan lain-lain
dengan luas ≥ 250 m2; dan
- Tipe Lain : kantor kedutaan, kantor lembaga tinggi
negara, pemugaran, renovasi, bangunan
dengan dekorasi khusus.
Halaman 5 dari 7
4. Pembuatan Gambar Kerja 25 %
5. Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi 10 %
6. Pengawasan Berkala (periodical inspection) 10 %
Jumlah 100 %
- Pengembangan Rancangan:
Halaman 6 dari 7