Jiunkpe Ns s1 1998 24491054 16595 Tekuk - Pipa Chapter5
Jiunkpe Ns s1 1998 24491054 16595 Tekuk - Pipa Chapter5
I. DATA PERENCANAAN
Perencanaan gaya-gaya, tekanan hidrolis, pom pa, motor dan elemen mesin
yang mendukungnya seperti poros, roda gigi dan Iain-lain didasarkan pada
perhitungan radius minimal bending die, karena pada radius tersebut terjadi
die 95mm yang merupakan radius untuk menekuk pipa garpu sepeda.
Pada perencanaan Mesin Tekuk Pipa Hidrolis ini, satu mesin dapat melakukan
dua proses bending dengan ukuran bending die yang berlainan karena pada
mesin ini dilengkapi dua bending die yang berdiri sendiri (pengontrolan dapat
disetel berbeda).
65
LI )
CD
I"' !
mandrel, momen untuk membentuk pipa dan gaya-gaya yang terjadi pada
ditunjukkan pada persamaan 2.1. Dalam hal ini gesekan antara bending
D
r - 50 —
s
r = 37,96 mm = 38 mm
dilihat pada tabel 5.1 yaitu dengan menghubungkan rasio dari radius
penekukan dibagi diameter pipa dengan rasio diameter pipa dibagi tebal
pipa. Dari proses ini radius penekukannya adalah 95 mm. Jadi rasio
diameter pipa dibagi tebal pipa diambil 20. Sehingga jika dihubungkan,
Ferrous RR-2 RR-3 RR-2 RR-3 RR-2 RR-3 i R R - I RR-2 RR-I RR-2 P p
30
Nonfcrrous RR-3 RR-3 RR-3 RR-3 RR-3 RR-3 ! RR-3 RR-3 RR-2 RR-3 RR-I RR-2
Perrons RR-3 RR-3 RR-3 RR-3 RR-3 RR-3 RR-3 RR-3 RR-2 "RROI P RR-I
40
Nonfcrrous RCP-3 RCP-4 RCP-3 RCP-4 RR-3 RR-4 RR-3 KK-J RR-3 RR-3 j R R - : RR 2
Ferrous RCP-3 RCP-4 RCP-3 RCIM RR-3 RR-4 RR-3 RR-4 RR-3 RR-3 | R R - I RR-2
50
Nonfcrrous RCP-4 RCP-5 RCP-4 RCP-5 RCP-) RCP-5 RCP-3 RCP-4 RR-3 RR-4 [ RR-2 RR-3
Ferrous RCP-4 RCP-5 RCP-4 RCP-5 RCP-3 RCP-4 RR-3 RR-4 RR-3 RR-4 RR-2 RR-3
60
Nonfcrrous RCP-4 RCP-5 RCP-4 RCP-5 RCIM RCP-5 RCP-4 RCP-5 RCP-3 RCP-4 RR-3 RR-3
Ferrous RCP-4 RCP-5 RCP-J. RCP-5 RCP-3 RCIM RCP-3 RCP-4 RR-3 RR-4 RR-3 RR-3
70
Nonfcrrous J-4 J-5 J-4 .1-5 RCP-« RCP-5 RCP-4 RCP-5 RCIM RCP-5 RR-4 RR-5
Ferrous RCP-4 RCP-5 RCP-4 RCP-5 RCP-3 RCP-4 RCP-3 RCP-4 RCP-3 RCP-4 RR-3 RR-4
80
Nonfcrrous J-4 J-5 J-4 J-5 J-4 J-5 RCP-4 RCP-5 RCP-4 RCP-5 RCP-3 RCP-4
Ferrous J-4 J-5 J-4 J-5 RCP-4 RCP-5 RCP-4 RCP-5 RCP-4 RCP-5 RR-4 RR-5
90
Nonfcrrous J-4 J-5 J-4 J-5 i-A J-5 J-4 J-5 RCP-< RCP-5 RCP-» RCP-5
Ferrous J-4 J-5 J^t J-5 }-4 J-5 RCP-4 RCP-5 RCP-4 RCP-5 RCP-4 KCr--5
100
Nonfcrrous J-5 J-6 J-4 J-5 J-4 J-5 J^ J-4 J-5 RCP-4 RCP-5
Ferrous J-4 J-5 J-4 J-5 J^t J-5 J-5 RCP-4 RCP-5 RCP-4 RCP-5
125
Nonfcrrous J-5 J-5 J-6 J-4 J-l J-4 J-4 J-5 RCP-4 RCP-5
Ferrous J-4 J-5 J-» J-5 J-4 J-5 J-4 J-5 J-4 J-5 RCP-4 RCP-5
150
Nonfcrrous J-5 J-5 J-6 J-4 J-5 J-6 J-5 J-6
Ferrous J-5 J-5 J-6 J-4 J-5 J-4 J-4 J-5 RCP-5 RCP-6
175
Nonfcrrous J-7 J-7 J -8 J-o J-7
Ferrous J-6 J-5 J-6 J-5 J-6 J-4 J-5 J-6 J-7
200
Nonfcrrous J-9 J-9 J-9 J-10
(Tovli /of BtnJmi. Inc )
Note: A wiper die is suggested for applications falling beneath the dolled line. Number hid icales suggested number of b»lis in
mandrel.
Panjang clamping die yang dibutuhkan pada proses ini berdasarkan tabel
yang merupakan 3 kali diameter pipa dan tebal pipa 1,4 mm, panjang
fUdliu of Wall
Wnd
ctnUrlln* JNSTB. cUniprd
1 X OD Under 0.03S 4 to 6 X O D
0.031 to 0.085 3 to 4 X O D
Over 0.045 3 to 3 X O D
ax OD Under 0.035 3 to 4 X O D
0.035 to 0.065 3U11XOD
Over 0.085 I H t o W X OD
3 X OD Under 0.085 3 to 3 X O D
0.065 »nd over llolXOD
Momen bending yang terjadi pada proses bending pipa dengan bentuk
ramus 2.4.
(
M = arv -.d* 1 - I—r
If
v
: 2x1,4 <\
yW = 217,5683 x 7 x 2 8 , 6 - 1
6 ~28,6~
M = 225551 N.mm
perhitungan-perhitungan selanjutnya.
69
Momen bending dalam ini adalah sama dengan momen luar yang
digunakan untuk menekuk pipa yang dalam hal ini adalah juga momen
M = T = F,. r
T 225551
F =
' 7 = ~3l~
F,-5935,55 N
Selanjutnya dicari gaya normal (gaya clamping die) yang terjadi dengan
f 5935,55
=
'~A 0,78
Nj= 7609,68 N
70
Torsi yang terjadi pada perhitungan di atas sama dengan torsi akibat
gaya pressure die dikalikan jaraknya ke pusat bending die. Dari rumus
»-T7
225551
A'2 = 28I9,39N
Gaya pada pinion didapatkan dari pembagian torsi yang terjadi dengan
r
!<' = -
r
r, 225551
F
—w
F= 3759,18 N
28,6
+ 95
' 2 x 37,67
71
rr = 95,38 mm
bending yang ditetapkan hasilnya tidak sama dengan sudut bending pada
pipa setelah proses dilakukan. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan
ditentukan.
r 95
K = —~ — — = 0,9960
/; 95,38 '
ar 90
a _ _L _ __ _ 90 4 o
A' 0,9960
Jadi pada penyetelan awal, sudut bending di set pada angka 90,4°
Data perencanaan :
3.1.1 Tekanan kerja. Tekanan kerja yang terjadi pada silinder hidrolis
D _ tc
1 —
n.d,1 3,14x50,8
aengan : A, = - j - =
A, = 2025,80 mm2
„ 7609,68
~ 2025,80
Q<lkl = 30 x 2025,80
60774,07
Qth - 09
60 x Qlh
QP =
n
60 x 67526,7467
p
~ ~ 1500
Data perencanaan :
Tekanan kerja pada silinder ini direncanakan sama dengan dua silinder
terdahulu.
Data perencanaan :
2n.N
(0 =
60
2x3,14x10
=
" 60
co = 1,046 rad/s
Maka kecepatan maju batang torak untuk silinder bending die adalah :
v = co x r
v = 1,046 x 60
v = 62,8 mm/s
75
(),,,= 62,8x2025,80
Q,h =
v,
127220,39
Q,h
~ 0,9
60 x Qlh
QP =
n
60x141355,99
Lp
1500
Kapasitas pompa total adalah jumlah total dari kapasitas pompa yang
Dari hasii kapasitas aliran pompa total ini, dicocokkan dengan katalog
Dipilih pompa vane untuk mesin tekuk pipa karena pompa vane
yaitu :
• Perawatannya mudah
- untuk silinder pada clamping die dan pressure die dengan Qp = 2,701
- untuk silinder pada bending die dengan Qp = 5,65 cc/rev = 8,48 ll/min
ukuran yang diberikan merupakan jarak dan ukuran untuk menekuk garpu
sepeda.
77
L
T . =—
IIKIJU
70
T = 23 s
^=^(50,82-34,92)
L x A,
mundur
70x1069,66
=
'"""'*" 60774,07
7' — 1 9^ c
' nmiulur ~~ l>'~J ^
• untuk silindeT bending die bila digunakan untuk menekuk sebesar 75c
L
map ~
78,5
l
"""" ~ 62,8
•/' = 1,25 s
., . /• x A,
dan, mtuuliir /\
\dakt
78,5x1069,66
•r 2 1
'rmmehir 127220 39
Tnmndur = ° > 6 6 S
Qakl A . Vp
sehingga :
V
'" \nd2
60774,66
v.,p = i x3,14xl0,414 2
vp = 713,86 mm/s
74
127220,39
Vp
}x3,14xl0,414 2
vp = 1494,3486 mm/s
v xd
Re = - ^
v
713,86x10,414
Re = — ^ - T T H
20
Re-371,70
diketahui angka Reynold si bawah 2300, maka jenis alirannya yaitu alirun
laminar.
v xd
Re = - i L -—
1494,34x10,414
Re = - — - — —
20
Re = 778,11
diketahui angka Reynold si bawah 2300, maka jenis alirannya yaitu alirun
laminar.
80
persamaan :
/ v2
VP -A x y x — x —
d 2g
dimana : / = panjang selang (untuk selang pada silinder clamping die dan
= 86.10-7N/mm3
• koefisien gesek (X) yang terjadi pada selang di clamping die dan
pressure die.
64
X = 371,70
X = 0,1722
64
A
~ 778,11
X = 0,0822
Jadi kehilangan tekanan pada selang di clamping die dan pressure die.
VP - X x r x - x —
d 2g
7 3000 713,862
W = 0,1722 x 86.10"7 x x
10,414 2x9810
VP = 0,011 N/mm'
VP = 0,11 bar
/ v2
VP - X x y x — x —
d 2g
500 1494,35'
V/' = 0,0822 x 86.10 7
10,414 2x9810
VP = 0,0039 N/mm2
VP = 0,039 bar
3.8 Motor
600 x rj M
~600X,7M
37,713x16,58
P
600 x 0,8
P = 1,303 kW
P = 1,75 HP
Rangkaian sistem hidrolis yang akan dipakai pada mesin tekuk pipa
A B
IS 4 LS 3
'Tl LS2
aD LS1
eg
SOL. A
m
T SOL. B ^SHX^
SOL. C
u
T SOL D
> ^ }£
CMW)
l i
Start
Slop
1TR
o | , <£B>-
1CR Sol. A
•\Y
1CR
1LS
Sol. C
3CR
2TR
3LS 2LS
2CR Sol. B
2CR
1LS 3LS
Start
-<@>"
3LS
Sol. D
4CR 4LS
4. PERENCANAAN PEGAS
Data perencanaan :
• Bahan pegas :
baja pegas JIS G 4801 dengan Syp = 110 kg/mm2 (- 156456 psi)
• C = indeks pegas = 8
Dari tegangan geser yang terjadi dapat diketahui diameter pegas yang
akan di gunakan.
r M-Kf-P-RfAC-] 0,615
7tDi UC-4 +
C
dimana : R = - —
5
0,5 8. Syp
\\5\,552.Kf.P.N
D==
\ 3,6424 Syp
jl51,552x1,33x11 x 1,5
3,6424x156456
D = 0,076 in
8x0,08 , . n
R= -2— = 0,32 in = 8,1 mm
64. Na.R>(P~Pt)
64 x Ma x 0,32'(l 1 - 1,1 )
] =
~ ~ lUIO'xO,^
12xll,5.10 6 x0,08 4
" ~ 64 x 0,323 x 9,9
Na = 272 lilitan.
Dengan jumlah lilitan = 272 dan diameter kawat pegas = 0,08 in maka
11 -1,1
K=
12
ressure die 2
Pressure die I
* F,
Pe.«as
Bending die
Pada proses bending ini, pressure die akan bergerak secara linier
mengikuti pipa yang dibending. Gerakan ini terjadi karena pressure die
menempel pada bending die dan gaya tangensial yang diberikan lebili besar
dari gaya gesek pada pipa dan pressure die serta gaya pegas yang terjadi.
Perhitungan gaya-gayanya:
- Gaya pegas :
^=0,0147x300
88
F p =4,41 kg = 43,26 N
/* =tox N
fk =0,25x2819,39
./, = 704,85 N
- Gaya gesek antara pressure die 1 dan pressure die 2 diabaikan karena
Dari gaya-gaya yang terjadi, F, harus lebih besar dari jumlah gaya pegas
Ft>Fp+fu
Dari perhitungan diatas didapat bahwa pressure die akan ikut terbawa
pada saat proses bending dilakukan. Setelah proses bending ini diiakukan
Pada mesin tekuk pipa ini rack dan pinion digunakan untuk
meneruskan gaya dari silinder hidrolis ke bending die. Rack dan pinion ini
pinion dan bending die berada pada satu poros, rnaka gerakan pinion akan
/; = - J - = 0,39 in = 0,98 mm
A, 3,14x4,8 oo • •
N -———— = 38gigi
b b
0,39
* Addendum
• Dedendum
1,25
dedendum = - ~ - = 0,16 ~ 4 mm
8
Working depth
2
working depth - — - 0,25 in =* 6,25 mm
o
Whole depth
2,25
whole depth = ——- = 0,28 in - 7 mm
I I — — — — •
90
• Diameter luar(d0)
• Clearence (c)
• Modul (m)
39
° ' = n0,12
m = —— o ;in = 3i mm
3,14
• Tebal gigi
0,39
tebal gigi = — - = 0,195 in = 4,875 mm
digunakan :
600 + v„
17 - — L f
" 600 '
600 + 12,36
F.(/ = ; — 845,06
600
Untuk mencari beban penyebab keausan ini ditetapkan tebal roda gigi = 3
mm (1,18 in) dan perlu dican nilai Q terlebih dahulu. Faktor K antara
steel dan steel dengan average Brinell hardness number 350 dapat dilihat
pada lampiran.
Beban penyebab keausan ini harus lebih besar dari beban dinamis agar
* 38 + 25
Q = 0,7937
Fw=dp.b.Q.K
Fw= 1213,79 1b
7-;, = 5401,05 N
Ternyata Fw lebih besar dari Fd, maka roda gigi tersebut aman digunakan.
Beban bending (Fh) adalah gaya tangensial yang diijinkan pada bahan
tersebut, jadi apabila beban dinamik yang terjadi lebih besar dari gaya
tepat dan dapat dipilih kembali bahan yang dipakai atau dengan
Fb = 3001,92 lb = 13357,76 N
Ternyata beban bendingnya lebih besar dan beban dinnmis sehingga roda
Beban bendingnya lebih besar dari beban dinamis sehingga rack ini layak
digunakan.
poros dan dimensi pasak yang digunakan. Perencanaan poros ini meliputi
perencanaan poros utama pada bending die yang menerima beban bending dan
93
torsi serta poros untuk menahan rack dan poros pada pressure die yang
menerima beban bending saja. Pasak yang direncanakan digunakan pada poros
utama di bagian bending die, penyangga bending die dan roda gigi pinion.
Data-data perencanaan :
• Bahan: S 55 C
au — 66 kg/mm2
Data perencanaan :
- F, = 3759,18 N = 383,20 kg
142,5.By = 6533,5286 kg
B y = 42,85kg(T)
• I ¥y = 0
-W| -i- A y - w p - Fr + B y - w 2 = 0
A y =119,47 k g ( t )
142,5 Bx = 27015,5366
B x =I89,58kg(
• 2 Fx = 0
F, - Bx -Ax - 0
383,1991 - 89,58 -A x = 0
A * » ] 93,62 kg ( « - )
• 4> y
119,47 142,07 1,25 193,62 189,5
Bidang gay a:
97,47
189,58
1,25 ,
c 22
1
44,60
193,62
.105.1
3X17
titik C.
A/B = V(3054)2+(13650)2
66
" 5,6 x 1,5
tu = 7,86 kg/mm2
97
d> (KmM)\(K,.ff
5,1
d> (2 xl3650) 2 +(1,5x22^)2)"'
7,86
t/>30,9
d = 35 mm
pasak dan dibuat bertangga, maka perlu dicek aman atau tidaknya
10x5x0,4
untuk mencari faktor konsentrasi tegangan (a) yang dapat dilihat pada
lampiran.
0,4/35 = 0,011
16 2
Tj(Km.M) +(KrT)2
n.d
98
r = 5,23 kg/mm'
12 x 5 x 0,4
0.4/40-0,01
didapatkan a = 3,1
T= {2 l3650)2+(K5 22992)2
idho" ^ * *
t - 3,5 kg/mm2
T„ x SQ dibandingkan dengan x x a
40 mm dapat digunakan.
elemen mesin yang Iain. Perencanaan pasak untuk bending die dan
99
sama.
poros:
T
F=
(rf/2)
22992
F
(40/2)
F' 1149,6 kg
S l U =l,5
T
lu,
<rs
bfl\-^Jk2
60
ha " 6 x 1,5
2
h. = 6,67 kg/mm
100
7.2.1.2 Panjang pasak. Panjang pasak dari tegangan geser yang diijinkan
adalah :
F
T
--b.l i
10 x /,
// > 17 mm
adalah :
F
Pa*
I x (tlataui2)
149,6
8>
/x3,3
/ > 43 mm
Dari kedua hasil perhitungan panjang pasak tersebut dipilih yang terbesar.
Tetapi karena panjang pasak sudah ditabelkan maka dipilih panjang pasak
yangaktif (lk) = 45 mm
b 10
^ = 40=0'25 W k
101
/, 45
li'To-'-'25 ba k
'
7.2.2 Perencanaan pasak untuk roda gigi pinion. Untuk pasak yang
T
F=
(d/2)
22992
F~
(55/2)
F=836kg
S&2 - 1 , 5
T
<TB
L,
bfi\-&Jk2
60
l
h,
~ 6 x 1,5
ha = 6,67 kg/mm2
102
7.2.2.2 Panjang pasak. Panjang pasak dan tcgangan geser yang diijinkan
adalah :
8 3 6
< ,n
6,67 > — —
15 x /,
// > 8 mm
adalah :
F
Pa*
I x (/, ataul2)
836
8> ,
ixs
/ > 2 1 mm
Dari kedua hasil perhitungan panjang pasak tersebut dipilih yang terbesar.
Tetapi karena panjang pasak sudah ditabelkan maka dipilih panjang pasak
b 15
- = — = 0,27 baik
a 55
^- = - ^ = 0,82 baik
a 55
7.3 Perencanaan Poros yang Menahan Rack
Data perencanaan :
Poros tidak berputar dan menerima gaya perlawanan dari roda gigi yang
ditahannya. Pada poros ditahan oleh dua baut dengan jarak 115 mm dan
Fb.
B
A
Karena gaya yang bekerja simetri terhadap gaya Fr yang bekerja maka
diambil bagian kiri dari gaya Fr untuk mendapatkan gaya-gaya yang lain.
IMA = 0
104
- F w x 33 - 0,5Fr x 24,5 = 0
Fb, = -51,773
F b l = 51,773 kg
Maka
A = 69,735-51,773= 17,92 kg
F b 2 =F b I =51,773 kg
B = A = 17,92 kg
139,47
33 24,5 24,5 n
Diagram gaya :
69,735
51,773
51,773
69,735
Diagram mom en
akan digunakan.
10,2 13
d>
{SypIN)
d>
[(55°;23)341H
d> 12,39
d = 5 mm.
A = 143,7 kg
B = 143,7 kg
2X7,4
22.5 22.5
143,7 143,7
Diagram gaya
143,7
143,7
3233,25 kg.
10,2
d> M
(Syp/N)
10,2
d> 3233,25
(55/3)
d> 12,16
Data perencanaan :
" = F6"
h . — v, 0,2
16
109
h = 0,09 in - 2,29 mm
dm - d- h
dm • 0,75 - 0,09
nxp
a = arc tg n x d
m
1x0,2
a = arc tg •
3,14 x 0,66
er=5,5°
pada ulir penggeraknya dengan permukaan ulir pada ulir murnya, yang
saling berhubungan.
W
J
»~ n.dm.h.n
H %
n = — ; <jB =
P N
dimana: H =tinggimur
no
p - pitch
N = angka keamanan
Wxp
H>
(Syp I N) x re x dm x h
566 x 0,2
tl>
(76000 / 3) x 3,14x0,66x0.09
H > 0,02 in
terjadi karena ulir menerima gaya dari luar sebesar W pada setengah jarak
kedalaman ulirnya. Tegangan geser terjadi karena torsi yang bekerja pada
3W.h
Rum us tegangan bending : ah =
(n.dnrn)bl
3W 3W
Rum us tegangan geser : r -
2A 2n.dr.n.b
1 r-y—" 7 ^ k. Syp
a, .. .= -,/cr„ + 4 r <——
kamtntnisi ^ \ Is max \j
I—2~~T 2 2 k. Syp
& knmbhuul- V & $ + 4fmax <
228,36
H> 0,138 in
Dari hasil perhitungan, tinggi mur (H) minimal adalah 0,138 in. Dalam
Untuk bahan baja dan baja dengan operasi kering, gesekan didapat dari
Pada saat start, koefisien diambil 1,33 kali dari t; dan fc yang ada di dalam
tg 6„ -- cos a. tg0
112
tgQ, = cos5t5°.tgO°
tg 9» = 0
8.3.2 Torsi untuk start. Koefisien gesek yang digunakan adalah 0,33.
T _dm.w(fs+cos0,rtga) Adm..fc.W
R
~ 2 (cos6„-fs.tga) 2
9,63
— - = 4,4 ib - 1,20 kg untuk start.
dmw(f,+<x>sO„.iga) , d„K.fcW
2 (cos 0^-f^.tg a)
7,76
menggerakkannya adalah —— = 3,88 lb - 1,76 kg.
113
8.4 Overhauling. Torsi digunatcan bukan hanya untuk menaikkan beban saja
tetapi juga untuk menjaga agar beban tidak turun dan ini juga tergantung
sudut helix-nya.
T _dm.w(fx-cosQ„.iga) ] d„K.f\..W
L
~ 2 (cos d„+frtg a) 2
dmxtga
e= (fs + cos 0Hxtg a)
(cos 6;, - / , xtga)
e = 25,6 %
keduanva.
114
9. PERHITUNGAN BEARING
9.1.1 Bearing yang berjarak 70,5 nun dari pinion. Resultan gaya yang
Fr=^(l93,622+119,472)
F r = 227,5122 kg
P - VxFr
/>=1 x 227,5122
/ » - 227,5122 kg
Umur bearing :
Beban dinamik (C) yang terjadi untuk bearing tipe SKF 6010 adalah 1700
kg.
1227,5122 )
/, = 417,1888.10(l putaran
Bila produktifitas mesin adalah 350 penekukan setiap jam dengan sudut
350 x 8 x 2 x 75 = 420000°
420000 , , .
— r r r ~ = 1166,67 putaran per nan.
417,1888.10*
3575801 hari= 9796,7 tahun.
1166,67
Fr =yj(m,5S2+42,852)
Fr= 194,3623 kg
P = VxFr
P=\ x 194,3623
P = 194,3623 kg
Umur bearing :
116
Beban dinamik (C) yang terjadi seperti pada lampiran 14 untuk bearing
J 1700 V
U94,3623;
L =669,1303.106putaran
Bila produktifitas mesin adalah 350 penekukan setiap jam dengan sudut
350 x 8 x 2 x 75 = 420000°
420000
—. = 1166,67 putaran per hari.
669,1303.106
= 573538hari- 1593,2tahun.
166,67
/V-17,962 kg
/ » * VxFr
P = l , 2 x 17,962
P = 21,55 kg
Umur bearing :
Beban dinamik (C) yang terjadi untuk bearing tipe SKF 6004 adalah 695
kg.
L = l0{-f
( 695 V
i=10A
^21,55/
L= 33543,8255.106putaran
Bila produktifitas mesin adalah 350 penekukan setiap jam dengan sudut
1008000 putaran.
33543,8255.10"
= 33277 hari= 92,4 tahun.
1008000
P = 30 kg
Data perencanaan:
S,= 10
W = 51,773 kg
> W
<Tfl
~(;r/4).(0,8</) 2
.
d> I ^
\ 0.628. cr„
, I ^
^ 0,628 x ( a / S,)
\ 0,628 x (37/10)
d > 4,72