Ardiansyah, N.L. dan Andarwulan, N. 2003. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun
Beluntas (Plucea indica L.) dan Stabilitas Aktivitasnya pada Berbagai Konsentrasi Garam dan Tingkat pH. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 14(2), hal. 8. Artini, P.E.U.D., Astuti, K.W., Warditiani, N.K. 2013. Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.). Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.. Astriani, Y. dan Widawati, M. 2016. Potensi Tanama Di Indonesia Sebagai Larvasida Alami Untuk Ades aegypti. Vol.8 No. 2, Bulan Desember Tahun 2016: 37- 46. Bar, A. & Andrew. 2013. Morphology and Morphometry of Aedes aegypti Larvae. Annual Review & Research in Biology. vol. 3, no. 1, hh. 1-21. Brown, H.W. dan Neva, F.A. 1994. Basic Clinical Parasitology. 6th Ed. Prentice Hall International Edition. Centers for Disease Cotrol and Prevention (CDC). 2009. Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever. U.S Department Of Health and Human Services. Centers for Disease Cotrol and Prevention. Chania, Eka dan Endah S. 2013. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia) Terhadap Larva Aedes aegypti. Medical Journal of Lampung University. Hal.52-60 Departemen Kesehatan. 2017. Kemenkes Optimalkan PSN cegah DBD. http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=17061500001. Diakses tanggal 21 desember 2017. Dharmagadda, V.S.S., Naik, S.N., Mittal, P.K., Vasudevan, P. 2005. Larvicidal activity of Tagetes patula essential oil against three mosquito species. Bioresour Technol. 2005;96(11):1235-1240. doi:10.1016/j.biortech.2004.10.020. Direktorat Jenderal POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Hal 5, 13-17. Gandahusada, S., Harry, D.L., Wira, R. 2001.Parasitologi Kedokteran, FKUI, Pioner Jaya Bandung. Hadimoto, I. 2010. Efek Larvasida Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) terhadap Aedes aegypti L. Tidak diterbitkan (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hadi, U.K., Koesharto, F.X. 2006. Nyamuk. Di dalam: Sigit SH, Hadi UK. (Ed.), Hama Permukiman Indonesia. Pengenalan, Biologi, dan Pengendalian. pp. 23- 51. Bogor: Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Harwood, R.F. dan James, M.T. 1979. Entomology in Human and Animal Health. 7th Ed. Mc Millan Pub. Co.p. 548. Hopkins, W.G., and Honer, N.P.A. 2004. Introduction to Plant Physiology. Third Edition. John Wiley and Sons, Inc. Ontario. Hubullah, F. dan Joni, H. 2015. Indeks Entomologi dan Kerentanan Larva Terhadap Temefos di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Vektora Volume 7 Nomor 2,Oktober 2015:57-64. Kardinan, A. 2003. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta: Agro Media Pustaka. Kardinan, A. 2011. Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Kearifan Lokal dalam Pengendalian Hama Tanaman Menuju Sistem Pertanian Organic, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian, 4(4), hal. 262-278. Kementerian Kesehatan. 2017. Kemenkes Optimalkan PSN cegah DBD. http://www.kemkes.go.id/index.php?txtKeyword=kemenkes+optimalkan +PSN+egah+DBD&act=search- action&pgnumber=0&charindex=&strucid=&fullcontent=&C- ALL=1&C1=1&C2=1&C3=1&C4=1&C5=1. Diakses tanggal 20 Desember 2017. Muaja, A.D., Koleangan, H. S. J, Runtuwene, M. R. J. 2013. Uji Toksisitas dengan Metode BSLT dan Analisis Kandungan Fitokimia Ekstrak Daun Soyogik (Saurauia bracteosa DC) dengan Metode Soxhletasi. Jurnal MIPA USTRAT onine 2 (2) 115-118. Muta’ali dan Purwani. 2015. Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas Pluchea indica) terhadap Mortalitas dan Perkembangan Larva Spodoptera litura F. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301- 928X Print). Nahak, M. M. 2012. Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica. L.) dapat menghambat pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans. Tidak diterbitkan (Tesis). Universitas Udayana Denpasar. Natadisastra, D. dan Agoes, R. 2009. Parasitologi Kedokteran. Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang.EGC. hal. 315-318. Ningtyas, E.T. 2012. Inhibisi Ekstrak Daun Belutas Pluchea Indica (L.)Less Terhadap Indeks adhesi Streptococcus mutans pada Neutrofil. Tidak Diterbitkan (Skripsi).Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Norshima, M. dan Willa, R.W. 2016. Larvasida hayati yag digunakan dalam upaya pengndalian vector penyakit demam berdarah di Indonesia. SEL Vol. 3 No. 1 Juli 2016: 31-40. Nugroho, A.D. 2013. Perbedaan Jumlah Kematian Larva Aedes aegypti setelah Pemberian Abate Dibandingkan dengan Pemberian Serbuk Serai (Andropogon nardus). Raharjo, B. 2006. Uji Kerentanan (Susceptibility Test) Nyamuk Aedes aegypti (Linnaeus) Dari Surabaya, Palembang, dan Beberapa Wilayah Di Bandung Terhadap Larvasida Temephos (Abate 1SG). Tidak diterbitkan (Skripsi). Sarjana ITB. Bandung. Redha, A. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidan dan Peranannya dalam Sistem Biologis, Jurnal Belian Vol.9 No.2 hal.196-202. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, 191–213. Bandung : Penerbit ITB. Rosmayanti, K. 2014. Uji Efektifitas Ekstrak Biji Sirsak (Annona muricata L.) sebagai Larvasida Pada Larva Aedes aegypti Instar III/IV. Tidak diterbitkan (Skripsi). Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Sembel, D.T. 2009. Entomologi kedokteran. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Shinta dan Supratman, S. 2007. Status kerentanan Populasi Larva Aedes aegypti terhadap Temephos di Daerah Endemis DBD di DKI Jakarta. J.ekol-kes 6 (1):540-745). Soegijanto, S. 2003. Demam Berdarah Dengue, Tinjauan dan Temuan Baru di Era 2003. Sutrian, Y. 2011. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel Dan Jaringan. Jakarta : P.T. Rineka Cipta. Supartha, I.W. 2008. Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes Aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse)(Diptera: Culicidae). ResearchGate. Susetyarini, E.R. 2009. Efek Senyawa Aktif Daun Beluntas Terhadap Kadar Testoteron Tikus Putih (Ratus norwegicus) Jantan. GAMMA, Volume V, Nomor 1, September 2009: 21 – 27. Pan American Health Organization (PAHO). 2001. Framework: New Generation of Dengue Prevention and Control Programs in the Americas. Palgunadi, B.U & Rahayu, A. 2011. Aedes aegypti sebagai vector penyakit demam berdarah dengue. Dosen Fakultas Kedokteran Univesitas Wijaya Kusuma Surabaya. Putra, B.A.A., Bogoriani, N.W., Diantariani, N. P., Sumadewi, N. L. U. 2014. Ekstraksi Zat Warna dan Bonggol Tanaman Pisang (Musa paradiasciaca L.) dengan Metode Maserasi, Refluks dan Sokletasi. JURNAL KIMIA 8 (1), JANUARI 2014: 113-119. WHO. 1997. Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention and control. 2nd edition.Geneva: World Health Organization. http://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/Denguepublication /en/ . diakses tanggal 1 januari 2018. WHO. 2004. Dengue alert in South East Asia Region. New Delhi. World Health Organisation. Regional Office for South East Asia. Available at: http://w3.whosea.orga/index.htm . Di akses 27 Desember 2017 WHO. 2009. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. Geneva: Regional Office for South East Asia Region. WHO. 2012. Global strategy for dengue prevention and control 2012–2020. http://www.afro.who.int/publications/global-strategy-dengue-prevention- and-control-2012-2020. Diakses 28 Desember 2017. WHO. 2012. Handbook for integrated vector management. Outlooks Pest Manag. 2012;24(3):1-78. doi:10.1564/v24_jun_14 WHO. 2017. Dengue and Severe Dengue. , http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/. Diakses tanggal 21 Desember 2017. Winarno, W. dan Sundari, D. 1997. Informasi Tanaman Obat untuk Kotrasepsi Tradisional. Cermin Dunia Kedokteran. 120:25-28. Yunita, E., Suprapti, N., Hidayat, J. 2009. Pengaruh Ekstrak DaunTeklan (Eupatoriumriparium) terhadap Mortalitas dan Perkembangan Larva Aedes aegepti. Bioma, Juni 2009. Vol. 11, Hal. 11-17 ISSN: 14108801.