146

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi UF. (2008). Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah.Jakarta. Universitas

Indonesia (UI Press)

Achmadi UF. (2010). Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Buletin Jendela

Epidemiologi : 15-20.

Ahmed TU, Rahman, GMS, BasherK, Suzzaman M, Samajpati S, Sultana S, Hossain

MI, BanuNN and Rahman MS. 2007.Seasonal Prevalence of Dengue vector
Mosquito in Dhaka City, Bangladesh. J.Zool 35(2).205-212.

Amah Majidah Vidyah Dini, Rini.N. Fitriani dan Ririn A. Wulandari.2010 Faktor
Iklim dan Angka Inseden Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Serang.
Makara Kesehatan, Vol. 14, No. 1. Juni 2010.

Angel, B and Joshi, V. 2008. Distribution and sensasional of vertically Transmitted

Dengue Virus in Aedes mosquitoes in Arid and Arid Semi-Arid Areas of
Rajasthan, 2008. India Jvector Borne Diseases, 45 (3) :56-59.

Anderson JR and Rico-Hesse R.2006. Aedes aegypti Vectorial capacity is determined

by infecting genotype of virus dengue .Am.J.MedHyg 75(5) 886-893.

Anita Chakravarti and Rajni Kumaria . 2005.Eco-epidemiological analysis of

Dengue infection during an out break of dengue fever, BioMed Central 2005
April (cited November 2012 12): 2(1) : 1-7.available from htpp/www/
virology.com/content/2/1/32.

Ariati J and Musadad A.2013. The Relationship of climate to Dengue Cases in

Manado, North. Sulawesi : 2001-2010. Health Sci Indonesia 4(1): 23-36.

Beaty,B.J., Jenifer L.W and Stephen Higgs. Natural cycles of vector borne
pathogens.In : B.J Beaty and W.C Marquardt (eds) : The Biology of Disease
Vectors. Univerity Press of Colorado. 1996.
Brown, H.W. & Neva, F.A, 1994. Basic Clinical Parasitology, Appleton and Lange
Prentice Hall,London, UK, p: 235-245.

Craven RB,Eliason DA, Francy DB.2008 . Importation of Aedes albopictus and other
exotic species into the United States in Used tires from Asia.JournalAmerica
Mosquitoes Controll Association,2008, 4:138-42. (Sitasi 13 Februari 2014).

Departemen Kesehatan RI.2005.Pencegahan dan Pemberantasan Dengue. 2005.

 147

Departemen Kesehatan RI. 2005. Ekologi dan aspek perilaku vektor, Direktorat
Jenderal Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan
RI. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.2013. Profil Kesehatan di Provinsi

Sulawesi Selatan. Makassar. 2012.

Dewi, N., Hubungan iklim dengan kejadian DBD di Kota Padang. Skirpsi : IKM
Universitas Andalas.

Fathi, Chatarina UW.,2005. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap

Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. Vol 2, No. 1. 2005.

Fidayanto, Ringga, Hari Susanto, Agus Yohanan dan Ririh Yudhastuti.2013. Model
Pengendalian Demam Berdarah . Jurnal Kesmas. Vol7, No 11, Juni 2013.Hal
552-528.

Green, Lawrence. 1980. Health Education Planning A Diagnostic Approach.

Baltimore. The John Hopkins University, Mayfield Publising Co. 1980.

Gubler, Duane J., Paul Reiter, Kristie L.Ebi, Wendy Yap, Roger Nasci and Jonathan
A.Partz 2001..Climate Variability and Change in the UnitedStates: Potential
Impacts on Vectorand Rodent-Borne Diseases.Environmental Health
Perspectives.2001. Vol,109 :5.

Halide, H.,and P. Ridd. 2008. A predictive model for Dengue Hemorrhagic Fever
epidemics. International Journal Environmental Health research.2008,18
(4), 253-265.

Halide, H.,and P. Ridd. 2009. Early Warning for Dengue Hemorhagic Fever (DHF)
Epidemics in Makassar.
Htttp//journal.f.mipa.itb.ac.id/jms/article/view/File/303/330.(Di sitasi 3 Maret
2014).

Hariyana, B., Pengembangan Sistem Informasi Surveilans Epidemiologi Demam

Berdarah Dengue Untuk Kewaspadaan Dini Dengan Sistem Informasi
Geografis Di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara (Studi Kasus Di
Puskesmas Mlonggo I), Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program
Pascasarjana, Universitas Diponegoro Semarang, Tesis, 2007

Hau V Pham, Huong TM doan, Thao TT phan and Nguyen N Tran Minh, 2011.
Ecological factors Associated With Dengue Fever in A Central Highland
Province Vietnam BMC Infectious diseases 2011, 11:172 doi:10.1186/1471-
 148

2334-11-172 The electronic version of this article is the available

at:http://www.biomedcentral.com/471-2334/11/172

Joshi V. Mourya, D.T. Sharma RC. Presistence of dengue-3 virus troughtransovarial

transmission passage in successive generation of Aedesaegypti
Mosquitoes.Am.J.Trop.Med.Hyg.2002,67 : 158-161.

Kementerian Kesehatan RI. (2004).Demam Berdarah Dengue .Jakarta Diunduh dari

:http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.html

Keson Kraisak, P .Ongruk. J. Chomsoosri. A. Phume.UThavara. A. Tawatsin and

P.Siriyasatien. 2015. Morbidity Prediction Dengue Haemorhagic Fever (DHF)
Using Support Vector Machine and Aedesaegypti Infection Rate in Similar
Climate and Geograhical areas. Plos One.2015: 10(5) e 0125049 Pubulsh on
line 2015 May 11: doi: 10.1371/journal.pone.0125049.(disitasi 3 Maret 2014)

Keman Soedjajadi.2007.Perubahan Iklim Global, Kesehatan Manusia dan

Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 3, No. 2.

Khin MM, Than KA. Transovarial transmission of dengue -2 virus by Aedes aegypti
nature. American Journal and Tropical Medicine and Hygiene 2003: 32: 590-
4.

Khaerunnisa. Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim dan Pemanasan

Global di Sulawesi Selatan. 2013.

Koyadun, s. Piyarat Butraporn and Pattamaporn Kittayapong.2012.Ecologic and

Socio-demographic Risk Determinants for Dengue Tramsmisiion in Urban
Areas in Thailand Interdiciplinary Perpestives on Infectious Diseases.Vol;
2012. Article ID 907.494.

Koendraat CJM, Harington LC.2008. Flushing Effect Of Rain on Container

Inhabiting Mosquotoes Aedes aegyptiand Culex.piplens. J. Of Medical
Entomology.

Kusriastuti R (2005). Epidemiologi Penyakit Demam Berdarah Dengue dan

Kebijaksanaan Penanggulangannya di Indonesia.Seminar Dengue Kontrol
Up-date. PusatKedokteranUniversitas Gajah Mada. Yogyakarta

Leake CJ. Transovarial Transmission of arbovirus by mosquito in : Mayo MA,

Harrap KA, editors. Vector in Virus Biology.Sydney : Society fot General
Microbiology Academic Press 1984: p 63-90
 149

Mardihusodo, S.J., Satoto, T.B.T., Mulyaningsih, B., Umniyati, S.R., &Ernaningsih.

2007. Bukti Adanya Penularan Virus Dengue Secara Transovarial Pada
Nyamuk Aedes spp. Di Kota Yogyakarta. Simposium Nasional Aspek Biologi
Molekuler, Patogenesis, Manajemen dan Pencegahan KLB, Pusat Studi
Bioteknologi UG, Yogyakarta.

Notoadmojo, S.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Patz, J.A., K. STRZEPEK and S. LELE. 1998. Predicting key malaria transmission
factors, biting and entomological inoculation rates using modelled soil
moisture in Kenya. Trop. Med. Int. Health 3(10): 818 – 827.

PN, Harijanto. Malaria: Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan

Penanganannya. Jakarta : EGC. 2000.

Ramesh CD, Sharmila P, Dhllons GPS, Aditya PD. (2010). Climate Change and
TreathOf Vector Borne Diseases in India. New Yorkeidelberg : springer
verlagvol 106

Richwanto, Fuel; 2012. Hubungan Kejadian Keberadaan Tempat Perindukan

Nyamuk Aedes aegypti dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Tiga
Kelurahan Endemis Kota Palangka Raya Tahun 2012. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol. 2 No. 2. April 2013.

Ringga; dkk. Model Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional Kesmas Vol. 7 Nomor 11 Tahun 2013.

Rondonuwu MR. (2010) KebijakanPengendalian DBD di Provinsi Sulawesi Utara.

Seminar Dengue Penanggulangan Demam Berdarah Dengue.Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Santoso, Budiyanto A. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku (PSP)

Masyarakat Terhadap Vektor DBD di Kota Palembang Provinsi Sumatera
Selatan. Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 7, No. 2. Agustus 2008.

Seran, MD dan Orasetyowati H. (2012). Transmisi Transovarial Virus Dengue Pada

telur Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Aspirator 4(2) 53-58. Local litbang
P2B2 Ciamis

Sembel DT. 2009..Entomologi Kedokteran. Penerbit ANDI, Yogyakarta. , 2009

Service, M. W., 1996. Medical Entomology.London Chapman & Hall.

 150

Schwartz E, Weld LH, Wilder-Smith A, von Sonnenburg F, Keystone JS, Kain

KC,.2008. Seasonality, annual trends, and characteristics of dengue in ill
returned travelers, 1997–2006. Emerg Infect Dis [serial on the Internet] 2008
Jul [date cited]. Available from http://wwwnc.cdc.gov/eid/article/14/7/07-
412.htm.(disitasi 20 Februari 2015)
Sopian, T. 2006. Aplikasi Teknologi PCR Mendeteksi Flu Burung (Online)
(Http://64.203.71.11/kompas-cetak, diakses 19 februari 2017)
Siregar, A.F. 2004. Epidemiologi dan pemberantasan Demam Berdarah Dengue di
Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera utara.

Suatmadja, Nursid.1981. Studi geografi suatu pendekatan dan analisa keruangan.

Bandung. Alumni.
Sudjadi. 2008. Bioteknologi Kesehatan. Kanius .Yogyakarta.Hal : 94-99 dan hal :
131-143.
Syah SP, Widyastuti MDW, Gustiar R. (2011). Modeling Dalam Epidemiologi.
Bogor

Tewari SC, Thenmozhi V, R khatoli C, Gajanana A., 2004. Dengue Vector Prevalence
and Virus Infection in a Rural Area in South India.Tropical Medicine and
International Health.9 (4): 499-507.

Tompkins A.M. F. Di Giuseppe. F.C.Gonzales. J Chirombo. J.P Bizimana and D.

Namya. 2014. A Dynamic climate malaria Early warning System Evaluated
in Uganda Rwanda and malawi. Malaria Journal 22 September 2014. Vol
13.Supll.
Umniyati SR. 2009.Teknik imunositokimia dengan antibody monoclonal DSSC7
untuk kajian pathogenesis infeksi dan penularan transovarial virus
dengue.Disertasi. Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran UGM.
Yogyakarta.

Vezzani D, et. al 2004. Aedesalbopictus in an area of Misiones, Argentina.Rev Saude

Publica 38: 136-138.

World Health Organizations. Demam Berdarah Dengue .1999: Diagnosi, Pengobatan,

Pencegahan dan Pengendalian/Organisasi Kesehatan Dunia. Alih Bahasa:
Monica Ester; editor edisi bahasa Indonesia: Yasmin Asih, ed .2.
Jakarta:EGC,1999.

World Health Organization.prevention and control of dengue fever, 2003. New Delhi.
RegionalPublication SEARO No.29 .

Wu PC, Guo HR, Lung SC, Lin CY, Su HJ., 2013.Weather as an Effective Predictor
for Occurence of Dengue Fever in Taiwan. Acta Tropica.103 : 50-57.