B - MATRIKS RANGKUMAN SHP 29 06 2023 Ok
B - MATRIKS RANGKUMAN SHP 29 06 2023 Ok
JUDUL
Perbaiki latar belakang masalah Penulisan dalam disertasi ini akan mencoba untuk 7, 8,
dengan menguraikan berbagai fakta menganalisis tentang pertanggungjawaban pidana komandan 9,
yang terjadi. dalam Undang - Undang RI No. 26 tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM, dengan melibatkan proses hukum terkait
perkara tindak pidana pelanggaran HAM yang berat di Timor
Timur tahun 1999, termasuk perkara Mayjen TNI Adam R.
Damiri, Brigjen TNI Tono Suratman, Brigjen TNI Noer Muis,
Kolonel Inf Asep Kuswani dkk. 2 orang, Kolonel Inf Drs.
Herman Sedyono dkk. 4 orang, Kolonel Inf Endar Priyanto,
Kolonel Inf Yayat Sudrajat, dan Kolonel Inf Soejarwo.
Teori yang erat kaitannya dengan Dalam penelitian ini, peneliti mengkonstruksi dengan 31,
judul penelitian menggunakan 3 (tiga) teori atau kerangka pemikiran sebagai 75.
pisau analisis untuk menjawab identifikasi masalah yang
diajukan, sesuai dengan judul disertasi dan latar belakang.
2
3
Komparatif dengan negara yang Penulis melakukan studi perbandingan dengan negara – 329,
mempunyai manfaat negara yang mengalami pelanggaran HAM Yang Berat, berikut 335,
adalah negara ynag dijadikan studi komparatif, Argentina, Chili,
El Salvador, Guatemala
Analisis data dengan teori lebih Penulis telah melakukan perbaikan terhadap analisis data 337
dapat komprehensif. dengan menggunakan teori, yang tercermin dalam bagian -
pembahasan. Salah satunya adalah bahwa Peradilan HAM di 410
Timor-Timur tidak memperhatikan azas Equality Before the
Law, yang mengakibatkan lemahnya sistem
pertanggungjawaban pidana komandan. Selain itu, penulis
telah mengaplikasikan teori pertanggungjawaban pidana
komandan dalam pembahasan, dengan mengulas makna
pertanggungjawaban pidana komandan dari kasus
pelanggaran HAM yang berat di Timor-Timur. Selanjutnya,
dalam pembahasan, penulis juga mempertimbangkan teori
hukum pembangunan dalam upaya pembaharuan sistem
pertanggungjawaban pidana komandan, serta konsep
pembangunan hukum untuk merekonstruksi pembaharuan
hukum pidana militer, dan konsep pertanggungjawaban pidana
komandan yang integratif.
Saran yang lebih operasional Dalam menerapkan pertanggungjawaban pidana komandan 422
dalam Pelanggaran Hukum Humaniter Internasional (PHYB),
diperlukan kecermatan holistik dengan berpegang pada azas
hukum yang berkeadilan. Selain itu, perlu dilakukan konsep
integratif dalam pembaharuan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana Militer (KUHP) agar pertanggungjawaban pidana
komandan diatur dengan jelas dan tegas.
02 Dr. Hj. Dewi Asri Yustia. SH., MH Statuta roma prinsip Statuta roma di adopsi dalam ketentuan Pasal 42 Undang- 5
pertanggungjawaban pidana Undang RI. Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
komandan , coba di telaah apakah Asasi Manusia
prinsip ini di adopsi dalam undang –
undang Indonesia
Kaitkan dengan jenis – jenis Sudah penulis kaitkan dalam Bab III, bahwa yang termasuk 193,
kejahatan yang tidak di adopsi ke Pelanggaran HAM Yang Berat meliputi: Kejahatan Genosida; 194.
dalam hukum pidana nasional Kejahatan terhadap Kemanusiaan.
Harus di masukan landasan Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan 347,
pertimbangan politis keterkaitan Hak Asasi Manusia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku oleh 348.
dengan materi yang di bahas Pasal 622 ayat (1) huruf m KUHP 2023 yang memberikan
kemudian kaitkan dengan KUHP penegasan bahwa ketentuan dalam Pasal 8, Pasal 9, dan
Baru. Pasal 36 sampai dengan Pasal 40 Undang-Undang tersebut
tidak berlaku pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku.
Kerangka teori di pertimbangkan Ketiga teori yang penulis bahas memiliki kesesuaian dengan
kembali, apakah yang lebih urgen, materi pembahasan, hal ini jawabannya sama dengan apa
middle range atau atau apllied yang penulis jawab dari perbaikan Promotor, yakni: Penulis
theory. telah melakukan perbaikan terhadap analisis data dengan
menggunakan teori, yang tercermin dalam bagian
pembahasan. Salah satunya adalah bahwa Peradilan HAM di
Timor-Timur tidak memperhatikan azas Equality Before the
Law, yang mengakibatkan lemahnya sistem
pertanggungjawaban pidana komandan. Selain itu, penulis
telah mengaplikasikan teori pertanggungjawaban pidana
komandan dalam pembahasan, dengan mengulas makna
pertanggungjawaban pidana komandan dari kasus
pelanggaran HAM yang berat di Timor-Timur. Selanjutnya,
dalam pembahasan, penulis juga mempertimbangkan teori
hukum pembangunan dalam upaya pembaharuan sistem
pertanggungjawaban pidana komandan, serta konsep
pembangunan hukum untuk merekonstruksi pembaharuan
hukum pidana militer, dan konsep pertanggungjawaban pidana
komandan yang integratif.
4
5
Judul di perbaiki kembali Untuk judul sudah penulis revisi dengan : “ prinsip
pertanggungjawaban pidana komandan terhadap pelanggaran
hak asasi manusia yang berat di timor timur dalam
pembaharuan hukum pidana militer”, kemudian dalam
Identifikasi masalah juga sudah di perbaiki dengan
03 Prof. Dr. H. Bambang Heru P, MS Perjelas fokus penelitiannya. Dalam disertasi ini, penulisan akan menganalisis 7, 8,
pertanggungjawaban pidana komandan dalam Undang - 9
Undang RI No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
Analisis akan melibatkan proses hukum terkait perkara tindak
pidana pelanggaran HAM yang berat di Timor Timur tahun
1999, termasuk melibatkan perkara Mayjen TNI Adam R.
Damiri, Brigjen TNI Tono Suratman, Brigjen TNI Noer Muis,
Kolonel Inf Asep Kuswani dkk. (2 orang), dan Kolonel Inf Drs.
Herman Sedyono dkk. (4 orang).
Kerangka pemikiran disederhanakan, Khusus pada kerangka pemikiran atau landasan teori hukum 127
perhatikan pendekatan sistem, input pembangunan dan pembaharuan hukum pidan, penulis
– proses – input. menyederhanakan dengan “Teori Pembaharuan Hukum
Pidana perspektif Hukum Pembangunan”.
Tabel di revisi Untuk perbaikan ini, sudah penulis revisi pada Tabel1 70
Perbandingan hasil penelitian
Novety harus jelas (deskripsi) Pada kasus pelanggaran HAM berat di Timor-Timur, terdapat 337
beberapa temuan penelitian penting terkait , -
pertanggungjawaban pidana komandan. Temuan tersebut 385
mencakup perbedaan dalam penerapan hukum terhadap
terdakwa, kesalahan pemahaman konsep tanggung jawab
pimpinan, ketidakcermatan dalam penyusunan dakwaan oleh
Jaksa Penuntut Umum ad hoc, perbedaan interpretasi konsep
pertanggungjawaban pidana komandan antara hukum
internasional dan hukum nasional Indonesia, serta implikasi
dari perbedaan konsep tersebut terhadap keadilan dalam
kasus pelanggaran HAM.
Kutipan asli tidak di terjemahkan Untuk hal ini sudah penulis revisi dengan menjadikan 8
terjemahan sebagai catatan kaki, hal ini untuk memudahkan
para pembaca dalam mencerna naskah ini.
04 Dr. Anthon F. Susanto, SH., Judul di perbaiki, Untuk judul sudah penulis revisi dengan : “ prinsip
M.Hum. pertanggungjawaban pidana komandan terhadap pelanggaran
hak asasi manusia yang berat di timor timur dalam
pembaharuan hukum pidana militer”, kemudian dalam
Identifikasi masalah juga sudah di perbaiki dengan
Noveltnya apa kira - kira Untuk merevisi ini penulis akan menjawabanya sama dengan
pertanyaan dari Prof. Bambang, bahwa Pada kasus
pelanggaran HAM berat di Timor-Timur, terdapat beberapa
temuan penelitian penting terkait pertanggungjawaban pidana
komandan. Temuan tersebut mencakup perbedaan dalam
penerapan hukum terhadap terdakwa, kesalahan pemahaman
konsep tanggung jawab pimpinan, ketidakcermatan dalam
penyusunan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum ad hoc,
perbedaan interpretasi konsep pertanggungjawaban pidana
komandan antara hukum internasional dan hukum nasional
Indonesia, serta implikasi dari perbedaan konsep tersebut
terhadap keadilan dalam kasus pelanggaran HAM.
Hasil apa yang ingin diperbaiki Dalam penegakan pertanggungjawaban pidana komandan 385
dalam pelanggaran hak asasi manusia, diperlukan kecermatan
holistik yang mengutamakan azas-azas hukum yang
berkeadilan. Kajian komprehensif oleh Pemerintah Indonesia
perlu dilakukan dengan mempertimbangkan pengalaman
negara lain untuk mencapai penyelesaian yang adil dan tepat.
Pentingnya ratifikasi Statuta Roma sebagai dasar pendirian
ICC juga harus ditegaskan agar kejahatan internasional dapat
diadili. Selain itu, konsep integratif pertanggungjawaban
pidana komandan perlu dibangun dan diatur dengan jelas
dalam pembaharuan KUHP Militer untuk menghindari
ketidakjelasan mengenai tanggung jawab pidana komandan.
6
7
Prof. Dr. Hj. Mien Ruknimi., S.H., M.S. Dr. Hj. Dewi Asri Yustia. SH., MH
Mengetahui
Ketua
Program Doktor Ilmu Hukum