Anda di halaman 1dari 8

Pengembangan Modul Pembelajaan….

(Mita Karolina) | 1

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IDENTIFIKASI JENIS BAHAN UTAMA


DAN BAHAN PELAPIS UNTUK KELAS X SMK NEGERI 1 DLINGO

Penulis 1 :Mita Karolina


Penulis 2 :Dr. Widihastuti
Instansi : Universitas Negeri Yogyakarta
Email : mitakarolina2017@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1)menghasilkan Modul Identifikasi Jenis Bahan Utama dan
Bahan Pelapis untuk Kelas X SMK Negeri 1 Dlingo, dan (2) mengetahui kelayakan modul yang
dihasilkan, dilihat darirelevansi materi dan kriteriamedia,serta useryaitu guru dan siswa. Penelitian
ini merupakan penelitian pengembangan dengan modelBorg & Gall yang dikembangkan oleh Tim
Puslitjaknov. Tahapan penelitian ini meliputi 1) analisa kebutuhan produk, 2) pengembangan produk
awal, 3) validasi ahli dan revisi, 4) uji kelompok kecil dan revisi, 5) uji kelompok besar dan produk
akhir.Subjek penelitian 23 siswa Tata Busana SMK Negeri 1 Dlingo.Validitas instrumen
menggunakan validitas isi. Teknik analisis data adalah analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 1) produk berupa modul identifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis
berhasil dikembangkan melalui penelitian R&D model pengembangan Borg & Gall yang
dikembangkan oleh tim Puslitjaknov, 2) modul identifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis
dinyatakan layak oleh ahli materi dan ahli media,serta useryaitu guru dan siswa.Modul Identifikasi
Jenis Bahan Utama dan Bahan Pelapislayak digunakan untuk siswa X Tata Busana SMK Negeri 1
Dlingo.

Kata kunci:Pengembangan Modul, bahan utama, bahan pelapis

DEVELOPING A LEARING MODULE FOR THE IDENTIFICATION OF MAIN LINING


MATERIALS FOR GRADE X OF SMK NEGERI 1 DLINGO
Abstract
This study aims to: (1) produce a Module for the Identification of Main and Lining Materials
for Grade X SMK Negeri 1 Dlingo, and (2) investigate the appropriateness of the developed module
in terms of the relevance of the materials and the media criteria according to users, namely teachers
and students. This was a research and development research study using Borg & Gall’s model
developed by a team at the Center for Policy and Innvotion Studies. The research stages were: 1)
product needs analysis, 2) preliminary product development, 3) expert validation and revision, 4) a
small-group tryout and revision, and 5) a large-group tryout and final product. The research subjects
were 23 students of Fashion Design of SMK Negeri 1 Dlingo. The instrument validity was assessed in
terms of the content validity. The date were analyzed using descriptive statistics. The results of the
study showed that: 1) the product in the from of a module for the identification of main and lining
materials was successfully developed through an R&D study using Borg & Gall’s development model
developed by a team at the Center for Policy and Innovation Studies; and 2) the module for the
identification of main and lining materials was appropriate according to the materials expert, media
expert, and users, namely teaches and students. The module for the identification of main and lining
materials is appropriate to be used by Grade X students of Fashion Design of SMK Negeri 1 Dlingo.

Keywords: module development, mail materials, lining materials


Pengembangan Modul Pembelajaan….(Mita Karolina) | 2

PENDAHULUAN negeri 1 Dlingo mengupayakan ketersedian


modul sebagai bahan ajar yang dapat
Pendidikan merupakan salah satu aspek
digunakan siswa dalam pelaksaaan
penentu keberhasilan suatu bangsa.Indonesia
pembembelajaran.
merupakan negara yang sedang berkembang
dalam segala bidang diantaranya dalam bidang Rumusan masalah dari latar belakang
pendidikan. Pemerintah melakukan berbagai malasah, identifikasi masalah dan pembatasan
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di masalah di atas, dapat dikemukakan sebagai
Indonesia, karena dengan pendidikan yang berikut: 1) Bagaimana mengembangkan modul
bermutu akan diperoleh lulusan yang bermutu yang layak pada pembelajaran kompetansi
yang mampu membangun diri, keluarga, mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan
masyarakat, bangsa dan negara. Misalnya, pelapis pada siswa X Tata Busana di SMK N 1
dengan cara melengkapi sarana dan prasarana Dlingo. 2) Bagaimana kelayakan modul
yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar pembelajaran sebagai bahan ajar pada
mengajar (KBM). Salah satu lembaga kompetasi mengidentifikasi jenis bahan utama
pendidikan yang bertujuan meningkatkan SDM dan bahan pelapis pada siswa kelas X Tata
adalah Sekolah Menengah Kejuruan Busana SMK Negeri 1 Dlingo.
(SMK).SMK merupakan salah satu lembaga
Tujuan penelitian ini adalah: 1)
pendidikan kejuruan yang memiliki tugas untuk
Menghasilkan modul kompetansi
mempersiapkan perserta didiknya menjadi
mengidentifikasi jenis bahan utama ada bahan
calon tenaga kerja yang berkompeten agar
pelapis pada siswa Tata Busana di SMK Negeri
dapat bekerja pada bidang tertentu.SMK
1 Dlingo. 2) Mengetahui kelayakan modul
dituntut harus mampu menciptakan sumber
pembelajaran kompetasi mengidentifikasi jenis
daya manusia (SDM) yang dapat mengikuti
bahan utama dan bahan pelapis pada siswa Tata
kemajuan ilmu pengetahuan dan
busana di SMK Negeri 1 Dlingo.
teknologi.SMK sebagai pencetak tenaga kerja
Manfaat penelitian yang diharapkan
harus membekali siswanya dengan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai
manfaat teoritis: menyempurnakan penelitian
dengan kompetensi program keahlian. Oleh
sebelumnya dan dapat menjadi dasar untuk
karena itulah, kualitas kegiatan belajar
penelitian selanjutnya terkait penelitian yang
mengajar harus ditingkatkan mulai dari kualitas
relevan. 2) manfaat praktis: (a). bagi siswa
guru, siswa, kurikulum, sarana, dan prasarana
untuk mempermudah siswa dalam belajar
yang digunakan saat proses belajar mengajar
pemilihan bahan baku busana. (b). bagi guru
Pelaksanaan belajar mengajar pada materi untuk mempermudah tugas guru dalam proses
pemilihan bahan baku busana untuk kelas X belajar mengajar pada mata pelajaran busana.
memang harus secara bertahap, karena untuk (c). bagi sekolah sebagai bahan pembimbingan
kelas X masih banyak siswa yang merasa dalam memperbaiki kualitas pembelajaran. (d).
bingung dengan materi tersebut. Guru sebagai bagi peneliti untuk menambah pengetahuan
ujung tombak dalam pencapaian tujuan wawasan dan keterampilan dalam
pendidikan perlu memilih strategi pembelajaran meningkatkan kompetensi dalam
yang efektif. Salah satu cara yang dapat mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan
membantu dalam pelaksanaan pembelajaran pelapis untuk pembelajaran pemilihan bahan
yang efektif yaitu dengan penggunaan bahan baku busana.
ajar.
Guru sebagai ujung tombak dalam
pencapaian tujuan pendidikan perlu memilih METODE PENELITIAN
strategi pembelajaran yang efektif. Salah satu Jenis Penelitian
cara yang dapat membantu dalam pelaksanaan Penelitian ini merupakan jenis
pembelajaran yang efektif yaitu dengan penelitian dan pengembangan Research and
penggunaan bahan ajar.Kurangnya bahan ajar Development (R&D) pengembangan dari Borg
di SMK negeri 1 Dlingo menyebabkan and Gall yang dikutip oleh Tim Pusat
menurunya pencapaian kompetensi siswa yang Penelitian Kebijakan dan Inovasi
baru mencapai 75% dari jumlah Kriteria (Puslitjaknov).Adapun prosedur pengembangan
Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah terdiri dari 5 langkah utama yaitu 1) Tahap
ditentukan.Berdasarkan hal tersebut SMK
Pengembangan Modul Pembelajaan….(Mita Karolina) | 3

analisis kebutuhan, 2) mengembangkan produk para ahli dan user. Uji coba kelompok kecil
awal, 3) validasi ahli dan revisi, 4) uji coba dilakukan oleh 8 siswa kelas X di SMK
kelompok kecil dan revisi, 5) uji coba Negeri 1 Dlingo. Uji coba kelmpok kecil
kelompok besar dan produk akhir. Dalam dilakukan dengan memberikan modul
penelitian ini peneliti bermaksud yang keselamatan dan kesehatan kerja setelah itu
bertujuan menghasilkan Modul dan menguji siswa diberikan angket. Siswa mengisi
kelayakan ModulIdentifikasi Jenis Bahan angket dan memberikan saran untuk
Utama dan Bahan Pelapis untuk siswa kelas X perbaikan terhadap modulIdentifikasi Jenia
Tata Busana SMK Negeri 1 Dlingodengan Bahan Utama dan Bahan Pelapis. Saran
pengambilan data dan angket. yang didapatt kemudian digunakan untuk
revisi modul sehingga dapat diuji cobakan
Waktu dan Tempat Penelitian pada kelompok besar.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 5. Uji coba skala besar dan produk akhir
Maret sampai Oktober 2017.Tempat penelitian Uji coba kelompok besar dilakukan oleh 23
di SMKNegeri 1 Dlingo yang beralamatkan Jl. siswa kelas X tata busana di SMK Negeri
Patuk Dlingo km. 10. Rt.5/Rw.0. Tamuwuh, 1Dlingo dengan cara memberikan
Dlingo, Bantul modulidentifikasi jenis bahan utama dan
bahan pelapis setelah itu siswa diberikan
angket dengan mengisi angket sebagai
Subjek Penelitian kelayakan modul identifikasi jenis bahan
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa utama dan bahan pelapis.
kelas X Tata Busana di SMK Negeri 1 Dlingo
sebanyak 23 siswa.
Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Prosedur Pengembangan Teknik pengumpulan data pada penelitian
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini ini menggunakan angket, observasi dan
adalah : dokumentasi.Angket, observasi dan
1. Analisis kebutuhan produk dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
Tahap ini meliputi mengkaji kurikulum dan data tentang kelayakan modul identifikasi jenis
silabus serta analisis kebutuhan media yang bahan utama dan bahan pelapis.Instrumen
diperlukan dalam proses pembelajaran penelitian yang digunakan berupa lembar
Pemilihan Bahan Baku Busana di SMK angket untuk siswa, lembar observasi untuk
Negeri 1 Dlingo . observer dan dokumentasi untuk mengetahui
keterbacaan dari modul identifikasi jenis bahan
2. Pengembangan produk awal utama dan bahan pelapis.
Pengembangan produk awal meliputi Validitas instrumen angket menggunakan
menetapkan judul modul yang akan validitas isi.Penelitian validitas isi
dikembangkan, menetapkan tujuan akhir menggunakan pendapat dari ahli (judgement
modul, menetapkan kompetensi, experts) kemudian diteruskan dengan validasi
menetapkan kerangka ahli dan revisi yang dilakukan oleh ahli media,
modul,mengembangkan materi, menyusun ahli materi, ahli evaluasi dan user
draf modul. (guru).Setelah instrumen penelitian dinyatakan
layak, maka dilanjutkan dengan uji kelayakan
3. Validasi ahli dan revisi modul identifikasi jenis bahan utama dan bahan
Validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli pelapis yaitu uji coba kelompok kecil kepada 8
media dan user (guru). Validasi dilakukan orang siswa, dengan tujuan memperoleh
dengan memberikan kisi-kisi instrumen, tanggapan atau respon agar mengetahui
angket penilaian, dan produk modul keterbacaan dari modul keselamatan dan
keselamatan dan kesehatan kerja kemudian kesehatan kerja. Setelah uji kelompok kecil
direvisi sesuai dengan saran yang diberikan. dinyatakan layak dan ada perbaikan, maka
dilanjutkan dengan uji kelayakan modul
4. Uji coba skala kecil dan revisi identifikasi jenis bahan utama dan bahan
Modul diuji cobakan kepada kelompok kecil pelapis yaitu uji coba kelompok besar kepada
apabila modul telah dinyatakan layak oleh 23 orang siswa, dengan tujuan memperoleh
tanggapan atau respon agar mengetahui
Pengembangan Modul Pembelajaan….(Mita Karolina) | 4

kelayakan dari modul identifikasi jenis bahan Tahap selanjutnya adalah analisis
utama dan bahan pelapis. Analisis item kebutuhan materi. Berdasarkan hasil dari
dilakukan dengan menghitung korelasi antara analisis kebutuhan materi untuk modul
skor butir instrumen dengan skor total dan uji identifikasi jenis bahan utama dan bahan
beda. Uji reliabilitas menunjukkan 0,91 pelapis adalah : 1) mengidentifikasi jenis bahan
termasuk dalam interval 0,80-1,000 berati utama berdasarkan pemakaian, 2)
dalam kategori cukup. Validasi dan realibilasi mengidentifikasi jenis bahan utama
dilakukan menggunakan program SPSS 16. berdasarkan desain pesana, 3) pemilihan corak
dan efek sesuai pesanan, 4) pemilihan jenis
Teknik Analisis Data kain lining 5) efek bahan pengeras, 6)
Teknik analisis data yang digunakan identifikasi kondisi kain.
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
2. Pengembangan Produk Awal
deskriptif dengan persentase. Analisis ini
digunakan dengan cara mendeskriptifkan atau Hasil dari pengembangan produk awal
menggambarkan data yang telah terkumpul adalah mengembangkan materi dan menyusun
sebagaimana adanya tanpa bermaksud draf dan cover yang menarik. Pengembangan
membuat kesimpulan yang berlaku untuk produk awal meliputi menetapkan judul modul
umum atau generalisasi. yang akan dikembangkan, menetapkan tujuan
Data yang disajikan dalam penelitian ini akhir modul, menetapkan kompetensi,
meliputi Sangat Layak (SL), Layak (L), Tidak menetapkan kerangka modul,mengembangkan
Layak (TL), dan Sangat Tidak Layak (STL). materi, menyusun draf modul.
dengan bantuan program SPSS 16. Setelah 3. Validasi Ahli dan revisi
seluruh data terkumpul hal yang perlu
dilakukan ialah mencari skor keseluruhan Validasi dilakukan oleh dosen ahli materi,
hingga tiap siswa memiliki skor kemudian dosen ahli media, ahli evaluasi dan user
mencari simpangan baku dan rata-rata seluruh sebagai guru pengampu pelajaran
siswa serta mengkategorikan hasil pengukuran identifikasi jenis bahan utama dan bahan
dengan tabel kategori. pelapis. Berikut ini hasil validasi
pengembangan modul identifikasi jenis
bahan utama dan bahan pelapisoleh para
HASIL PENELITIAN DAN ahli :
PEMBAHASAN a. Validasi kriteria media
Kriteria media yang digunakan sebagai
Hasil Penelitian judgement expert dalam penelitian ini
Penelitiann ini menghasilkan produk yaitu adalah satu dosen ahli media pendidikan di
modul identifikasi jenis bahan utama dan bahan Universitas Negeri Yogyakarta dan 1 guru
pelapis. Hasil pengembangan media pemilihan bahan baku busana di SMK
pembelajaran modul identifikasi jenis bahan Negeri 1 Dlingo. Data kelayakan kriteria
utama dan bahan pelapis meliputi : media diperoleh dengan cara memberikan
1. Analisis Kebutuhan Produk identifikasi jenis bahan utama dan bahan
pelapis dan instrumen penilaian. Kriteria
Berdasarkan hasil observasi yang media kemudian memberikan penilaian,
dilakuukan didapat bahwa kurikulum yang
saran, dan komentar terhadap modul
digunakan di SMK Negeri 1 Dlingo adalah
Kurikulum KTSP. Bahan ajar yang digunakan
pembelajaran identifikasi jeni bahan utama
pada proses pelajaran keselamatan dan dan bahan pelapis dengan cara mengisi
kesehatan kerja adalah LKS dan beberapa instrumen penilaian. Setelah dilakukan
siswa banyak yang mengalami kesulitan dalam penilaian oleh kriteria media, kemudian
memahami materi. Berdasarkan hasil observasi modul direvisi sesuai penilaian, saran, dan
maka diperlukan bahan ajar yang mampu komentar dari ahli media.
membantu siswa dalam pembelajaran yaitu Kriteria media dinyatakan layak dilihat
dengan mengembangkan media pembelajaran berdasarkan penilaian dari 1) aspek fungsi dan
modul keselamatan dan kesehatan kerja. manfaat modul antara lain materi yang
Pengembangan Modul Pembelajaan….(Mita Karolina) | 5

disajikan sudah jelas, penyajian modul sudan pembelajaran antara lain materi dengan silabus
jelas dan sudah mengatasi keterbatasan ruang, sudah tepat, antara standar kompetensi dengan
waktu, dan daya indra. 2) komponen tampilan kompetensi sudah sesuai, serta antara materi
modul antara lain cover menerik minat belajar dengan kompetensi dasar sudah sesuai. 2)
siswa, antara judul dan isi sudah sesuai, dan materi mengidentifikasi jenis bahan utama dan
format sudah sesuai. 3) karakteristik modul bahan pelapis antara lain, materi jenis bahan
antara lain materi sudah terdii dari satu unit utama dan bahan pelapis sudah jelas, materi
kompetensi, dan berderi sendiri. 4) Penggunaan tentang corak, efek, kain lining, dan
bahasan antara lain, bahasa yang digunakan pengkondisian kain sudah jelas.
sedah sesuai dengan EYD, bahasa yang Jumlah butir soal yang digunakan terdiri
digunakan sederhana dan mudah dipahami serta dari 23 pertanyaann dengan jumlah ahli materi
setruktur kalimat sudah sesuai dengan 1 oang. Adapun kategori penilaian kelayakan
penguasaan kognitif sasaran.
Modul identifikasi jenis bahan utama dan
Jumlah butir soal yang digunakan terdiri bahan pelapis oleh ahli materi menurut skala
dari 23 pertanyaan dengan 1 orang ahli media. Guttman menggunakan alternatif jawaban
Adapun kategori penilaian kelayakan Modul “layak” degan skor peilaian 1 dan jawaban
identifikasi jenis bahan utama dan bahan ‘tidak layak” dengan skor penilaian 0.
pelapis oleh ahli media menurut Skala Guttman
Berdasarkan hasil penilaian kelayakan
menggunakan alternatif jawaban “layak”
media pembelajaran oleh 1 materi, maka dapat
dengan skor penilaian 1 dan jawaban “tidak
diketahui nilai skor maksimum 1 x 23 = 23,
layak” dengan skor penilaian 0.
skor minimum 0 x 23 = 0, panjang kelas =
Berdasarkan kategori penilaian kelayakan 11,5. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa
media pembelajaran menggunakan angket non hasil validasi oleh 2 ahli materi yang pada
tes yang terdiri dari 23 butir pernyataan dengan interval nilai 11,5 ≤ S ≤ 23, dapat
jumlah responden 1 orang maka skor max 1 x diinterprestasikan bahwa Modul identifikasi
23 = 23, skor min 0 x 23 = 0, panjang kelas (p) jenis bahan utama dan bahan pelapis dikatakan
=11,5. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa layak oleh ahli materi
hasil validasi 1 ahli media menunjukkan
4. Uji coba kelompok kecil dan revisi
kategori penilaian kelayakan modul berada
pada interval nilai11,5 ≤ S ≤ 11,5. Hal ini Uji coba skala kecil dilakukan kepada
diinterprestasikan bahwa Modul identifikasi siswa kelas X tata busana SMK Negeri 1
jenis bahan utama dan bahan pelapis dikatakan Dlingo yang berjumlah 8 siswa. Siswa
layak oleh ahli media. memberikan penilaian dan saran dari aspek
tampilan, dan aspek isi materi pada Modul
b. Validasi relevansi materi
identifikasi jenis bahan utama dan bahan
Relevansi meteri yang digunakan sebagai pelapis dengan cara mengisi angket yang telah
judgement expert dalam penelitian ini adalah disediakan. Angket menggunakan skala Likert
satu dosen ahli materi di Universitas Negeri dengan 4 alternatif jawban yaitu sangat setuju
Yogyakarta dan 1 guru pemilihan bahan baku (SS), setuju (S), kurang setuju (KS) dan tidak
busana di SMK Negeri 1 Dlingo. Data setuju (TS) dengan jumlah butir soal 22 untuk
kelayakan relevansi materi diperoleh dengan setiap siswa.
cara memberikan modul identifikasi jenis
bahan utama dan bahan pelapis dan instrumen
penilaian. Relevansi materi kemudian
memberikan penilaian, saran, dan komentar
terhadap modul pembelajaran identifikasi jenis
bahan utama dan bahan pelapis dengan cara
mengisi instrumen penilaian. Setelah dilakukan
penilaian oleh ahli materi, kemudian modul
direvisi sesuai penilaian, saran, dan komentar
dari ahli materi. Hal-hal yang perlu direvisi
disajikan pada tabel dibawah ini :
Relevansi materi dinyatakan layak dilihat
berdasarkan penilaian dari 1) materi
Pengembangan Modul Pembelajaan….(Mita Karolina) | 6

Tabel 1. Kategori Identifikasi Jenis Bahan Utama dan Bahan Pelapis adalah tahap analisis
Utama dan Bahan Pelapis skala kecil produk.Analisis produk dimulai dari mengkaji
kurikulum yang digunakan di SMK Negeri 1
No Kategori Interval Nilai Dlingo termasuk di dalamnya adalah
1 Sangat Baik ≥ 0,80 x Skor Tertinggi menentukan Standar Kompetensi dan
2 Baik (0,80 x Skor tertinggi ) > x Kompetensi Dasar.Analisis kebutuhan produk
≥ ( 0,60 x skor tertinggi ) dilakukan dengan observasi bertujuan untuk
3 Kurang ( 0,60 x Skor Tertingi ) > x mengetahui produk/modul yang dibutuhkan
Baik ≥ (0,40 x Skor Tertinggi ) dalam pembelajaran. Setelah dianalisis,
4 Tidak Baik < 0,40 x Skor Tertinggi kebutuhan modul yang akan dibuat,
langkah selanjutnya adalah menyususn draft
modul untuk memudahkan dalam proses
Hasil uji coba skala kecil dilakukan pada
pembuatan modul.
kelas X berjumlah 8 siswa. Siswa diberikan
Tahap kedua adalah tahap
angket penilaian kelayakan modul dengan total
pengembangan produk berupa bahan ajar yaitu
25 butir pertanyaan. Berdasarkan angket
modul yag berisi: halaman sampul, kata
diperoleh hasil 75% menyatakan Sangat Layak,
pengantar, daftar isi, peta kedudukan,
25% menyatakan Layak, 0% menyatakan
glosarium, pendahuluan, rencana belajar siswa,
Kurang Layak dan Tidak Layak, maka hasil uji
isi pembelajaran, evaluasi, daftar pustaka dan
coba kelompok kecil dinyatakan Layak.
kunci jawaban dengan susunan draft yang telah
5. Uji coba kelompok besar dan produk akhir dibuat.
Uji coba skala besar dilakukan kepada Tahap ketiga adalah validasi ahli dan
siswa kelas X tata busana SMK Negeri 1 revisi. Validasi bertujuan untuk mengetahui
Dlingo. Angket menggunakan Skala Likert dan mengevaluasi secara sistematis instrumen
dengan 4 alternatif jawban yaitu sangat setuju dan produk yang akan dikembangkan sesuai
(SS), setuju (S), kurang setuju (KS) dan tidak dengan tujuannya. Validasi dalam
setuju (TS) dengan jumlah butir soal 25 untuk pengembangan modul ini dilakukan oleh ahli
setiap siswa. Jumlah siswa pada uji coba media, ahli materi dengan cara memberikan
kelompok besar 23 siswa. kisi-kisi instrumen, instrumen penelitian berupa
angket beserta modul untuk memberikan
Tabel 2. Kategori Identifikasi Jenis Bahan komentar serta saran untuk hal-hal yang dirasa
Utama dan Bahan Pelapis skala Besar masih perlu dibenahi untuk selanjutnya
dilakukan revisi dan penyempurnaan modul.
No Kategori Interval Nilai Tahap keempat setelah selesai
1 Sangat Baik ≥ 0,80 x Skor Tertinggi melakukan validasi da revisi oleh para ahli
2 Baik (0,80 x Skor tertinggi ) > x adalah dengan melakukan uji coba modul
≥ ( 0,60 x skor tertinggi ) kelompok kecil bertujuan untuk mengetahui
kelayakan modul secara terbatas sesuai
3 Kurang Baik ( 0,60 x Skor Tertingi ) > x pendapat siswa dan merevisi serta memperbaiki
≥ (0,40 x Skor Tertinggi ) modul yang belum sesuai agar menghasilkan
4 Tidak Baik < 0,40 x Skor Tertinggi modul yang baik dan layak untuk diuji cobakan
dalam skala besar. Tahap terakhir dilanjutkan
Hasil uji coba skala besar dilakukan pada uji coba skala besar pada siswa kelas X tata
kelas X berjumlah 23 siswa. Siswa diberikan busana SMK Negeri 1 Dlingo untuk
angket penilaian kelayakan modul dengan total mengetahui kelayakan modul dalam skala besar
25 butir pertanyaan. Berdasarkan angket Kelayakan modul diperoleh dari hasil
diperoleh hasil 86,94% menyatakan Sangat penilaian oleh ahli media, ahli materi, serta
Layak, 13,04% menyatakan Layak, 0% siswa pada uji coba kelompok kecil dan uji
menyatakan Kurang Layak dan 0% menyatakan coba kelompok besar.Berdasarkan kriteria
Tidak Layak, maka hasil uji coba kelompok kelayakan modul ditinjau dari 2 ahli media,
besar dinyatakan Layak. maka diperoleh skor rerata 23. Dari hasil
validasi 2 ahli media tersebut dapat diartikan
Pembahasan bahwa modul termasuk dalam kategori layak
Tahap pertama yang dilakukan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
pengembangan Modul Identifikasi Jenis Bahan Pemilihan Bahan Baku Busana, sedangkan
Pengembangan Modul Pembelajaan….(Mita Karolina) | 7

berdasarkan kriteria kelayakan modul ditinjau coba kelompok besar dan produk akhir. Setelah
oleh 2 ahli materi Pemilihan Bahan Baku kelima tahapan ini didapatkan produk akhir
Busana , maka diperoleh rerata 23. Dari hasil Modul Identifikasi Jenis Bahan Utama dan
validasi oleh 2 ahli materi Pemilihana Bahan Bahan Pelapis.
Baku Busana tersebut dapat diartikan bahwa Pengembangan Modul Identifikasi Jenis
modul ini termasuk dalam kategori layak Bahan Utama dan Bahan Pelapis untuk Siswa
digunakan dalam pembelajaran. Kelas X Tata Busana SMK Negeri 1 Dlingo
Perhitungan kelayakan modul dalam uji dinyatakan bahwa Layak digunakan sebagai
coba kelompok kecil dinilai oleh 8 siswa. Hasil bahan ajar ditinjau dari aspek desain
uji coba skala kecil dilakukan pada kelas X pembelajaran, dan tampilan yang digunakan.
berjumlah 8 siswa. Siswa diberikan angket Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan data
penilaian kelayakan modul dengan total 25 penilaian memperoleh hasil presentase
butir pertanyaan. Berdasarkan angket diperoleh kelayakan dari uji ahli media dengan
hasil 75% menyatakan Sangat Layak, 25% prosentase 100% berada pada kategori layak,
menyatakan Layak, 0% menyatakan Kurang uji ahli materi dengan prosentase 100% pada
Layak dan Tidak Layak, maka hasil uji coba kategori layak, untuk uji coba skala kecil
kelompok kecil dinyatakan Layak. dengan kategori layak mencapai 75%, dan uji
Sedangkan perhitungan kelayakan modul skala besar dengan kategori layak mencapai
pada uji kelompok besar dinilai 23 siswa. Hasil 86,94%.
uji coba skala besar dilakukan pada kelas X
berjumlah 23 siswa. Siswa diberikan angket
penilaian kelayakan modul dengan total 25 Saran
butir pertanyaan. Berdasarkan angket diperoleh
hasil 86,94% menyatakan Sangat Layak, Berdasarkan dari hasil penelitian ini,
13,04% menyatakan Layak, 0% menyatakan saran-saran yang dapat diberikan sesuai dengan
Kurang Layak dan 0% menyatakan Tidak hasil penelitian ini adalah :
Layak, maka hasil uji coba kelompok besar 1. Bagi Guru dapat memanfaatkan modul ini
dinyatakan Layak. sebagai salah satu bahan ajar atau literatur
Dari uraian di atas dapat disimpulkan tambahan pada pembelajaran Pemilihan
bahwa ahli media, ahli materi serta siswa pada Bahan Baku Busana sehingga dapat
uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok mempermuah penyampaian materi kepada
besar menyatakan modul termasuk dalam siswa.
kategori Layak digunakan dalam proses 2. Dapat melakukan penelitian experimen atau
pembelajaran Pemilihan Bahan Baku Busana uji coba pembelajaran.
untuk siswa kelas X tata busana di SMK Negeri Dapat meninjau efektifitas pembelajaran
1 Dlingo. dengan menggunakan modul tersebut.
3. Bahan ajar ini sebaiknya diaplikasikan oleh
SIMPULAN DAN SARAN guru untuk mengajar para siswa pada
Simpulan pembelajaran Pemilihan Bahan Baku
Berdasarkan rumusan masalah, Busana karena telah melalui proses studi
pertanyaan penelitian dan kajian teori yang pendahuluan dan validasi dari ahli media
telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dan ahli materi serta melalui uji coba
dapat disimpulkan: kelompok kecil dan uji coba kelompok
Penelitian ini menghasilkan media besar oleh siswa.
pembelajaran berupa Modul Identifikasi Jenis
Bahan Utama dan Bahan Pelapis untuk Siswa DAFTAR PUSTAKA
Kelas X Tata Busana SMK Negeri 1 Dlingo.
Jenis penelitian dan pengembangan R&D yang Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran.
dikembangkan dengan mengacu pada Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada
pengembangan Borg and Gall yang Djemari, M. (2012).Pengukuran Penilaian &
dikembangkan menurut Tim Pusat Penelitian Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:
Kebijakan dan Inovasi (Puslitjaknov) dengan Nuha.
tahap sebagai berikut : tahap analisis produk, Prastowo, Andi (2011). Panduan Kreatif
pengembangan produk, validasi ahli dan revisi, Membuat Bahan Ajar yang Inovatif.
dan uji coba kelompok kecil dan revisi dan uji Yogyakarta: Diva Press
Pengembangan Modul Pembelajaan….(Mita Karolina) | 8

Tim Pulsitjaknov. (2008). Metode Penelitian


Pengembangan.Jakarta : Pusat Penelitian
Kebijakan dan Inovasi Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai