i
Disain Busana
Hak Cipta @ 2017 oleh Hamidah,dkk
Hak cipta dilindungi undang-undang
Cetakan Pertama, 2017
ISBN :978-602-6883-70-4
ii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
v
4. Irama 53
5. Pusat Perhatian 56
RANGKUMAN 58
PENDALAMAN 58
vi
BAB VI MENGGAMBAR TEKSTUR DAN POLA MOTIF BAHAN 131
A. Menggambar Bahan dengan Permukaan Berkilau 132
B. Tenunan Halus dan Tipis (Sheers) 133
C. Menggambar Renda (Lace) 134
D. Menggambar Motif Bergaris (Stripe) 136
E. Menggambar Bahan Rajutan 137
F. Menggambar Bahan Bulu ( Fur) 138
G. Menggambar Bahan Quilting 140
RANGKUMAN 142
PENDALAMAN 142
vii
viii
BAB I
KONSEP DASAR DISAIN BUSANA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN
A. Latar belakang
Disain Busana 1
dimiliki seseorang yang dituangkan ke dalam bentuk suatu
benda, dalam hal ini adalah bentuk busana. Daya kreasi dalah
hal ini berupa pengetahuan tentang busana itu sendiri,
pengetahuan illustrasi busana, maupun busana secara konkret
yang mengandung seni, sehingga menimbulkan suatu kreasi
yang indah dan menarik untuk dikenakan.
2 Disain Busana
berupa gambar dengan menggunakan unsur garis, bentuk,
siluet (silhouette), ukuran, tekstur yang dapat diwujudkan
menjadi busana.
Sedangkan pengertian busana itu sendiri terdiri dari
dua yaitu pertama busana dalam arti umum adalah bahan
tekstil atau bahan lainnya yang sudah dijahit atau tidak dijahit
yang dipakai atau disampirkan untuk penutup tubuh
seseorang. Sebagai contoh yaitu kebaya dan kain panjang atau
sarung, rok, blus, blezer, bebe, celana pendek atau celana
panjang (pantalon), kemeja, T-shirt, piyama, singlet, kutang
(brassier) atau buste houlder (BH), rok dalam, bebe dalam.
Yang kedua busana dalam pengertian lebih luas sesuai dengan
perkembangan manusia, khususnya bidang busana, termasuk
kedalamnya aspek-aspek yang menyertainya sebagai
perlengkapan pakaian itu sendiri, baik dalam kelompok
milineries (millineries) misalnya sepatu, sendal, selop, kaus
kaki, topi, tas peci, selendang, kerudung, payung, dasi, sraf,
syaal, stola, ikat pinggang, sarung tangan, maupun aksesories
(accessories) misalnya pita rambut, sirkam, bandu, jepit
rambut, penjepit dasi, giwang, kalung, liontin, gelang, dan
tusuk konde.
Dari pengertian disain busana di atas, maka dapat
disimak bahwa rancangan tersebut berupa gambar model
busana yang didalamnya terdapat pengetahuan busana itu
sendiri yang memuat unsur garis, bentuk, siluet, ukuran,warna,
motif kain dan tekstur, sehingga membentuk suatu gambar
yang dapat dibaca atau difahami oleh orang lain khususnya
yang akan membuat busana sesuai dengan model tersebut.
Jadi, suatu disain harus dapat mengilustrasikan dengan jelas
apa yang ada dalam pikiran seorang perancang sehingga yang
ada dalam pikirannya dapat dibaca oleh orang lain. Tanpa
dapat mewujudkan dalam bentuk gambar tersebut, maka
belum dapat dikatakan sebagai disain busana.
Disain Busana 3
C. Hakikat Disain Busana
4 Disain Busana
sebagai makhluk yang berfikir dapat membuat rancangan-
rancangan busana dengan alat-alat yang tersedia pada
zamannya, sehingga rancangan model busana berkembang
mulai zaman prasejarah sampai dengan zaman modern ini, dan
sampai dengan akhir dunia.
Manusia yang beradab dimanapun, siapa pun
umumnya selalu membutuhkan busana, baik di zaman primitif,
zaman prosejarah, maupun di zaman modern, atau di era
globalisasi ini. Perbedaan pakaian atau busana pada setiap
zaman terutama pada bahan, model sesuai dengan kondisi
alam, tingkat kebudayaan, pemikiran dan perkembangan
ipteks. Untuk terealisasinya busana saat itu diperlukan
rancangan busana untuk berbagai kesempatan dan berbagai
usia. Para produsen di bidang busana seperti di usaha butik,
usaha garment pada prinsipnya akan selalu memerlukan disain
busana tertentu terlebih dahulu. Disain busana yang dibuat
akan selalu dihasilkan oleh para perancang, baik perancang
profesional maupun perancang yang masih dalam taraf belajar,
atau siapa pun yang mencoba mendisain, dapat memberikan
kontribusi pada dunia mode busana apabila rancangan itu
diwujudkan dalm bentuk busana, dan disebarluaskan kepada
pemakai (consumer) yang membutuhkannya serta menjadi
suatu model busana yang digemari masyarakat.
Disain busana sebagai hasil pemikiran manusia selalu
berkembang sesuai dengan perkembangan budaya dan
perkembangan ipteks. Walaupun demikian pada dasarnya,
disain busana ini perkembanganya akan selalu berpijak pada
dasar model busana yang telah ada, yang berkembang dari
costum dunia kuno, klasik, eropa dan dunia barat. Jadi busana
atau pakaian pada zaman dunia kuno dampai zaman era
globalisasi dapat dijadikan dasar untuk mendisain busana, yang
tentu perlu disesuaikan dengan kondisi saat ini, baik dilihat
dari kondisi alam, budaya dan kebutuhan manusia itu sendiri
sebagai para konsumen dari produk desai dan diwujudkan
dalam bentuk busana. Disain yang diseuaikan dengan
Disain Busana 5
kebutuhan konsuman perlu melihat kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dan kebiasaan orang berbusana. Kegiatan yang
dilakukan oleh konsumen ini seperti kegiatan bekerja, rekreasi,
pesta dan dirumah, sedangkan kebiasaan orang berbusana,
yaitu yang berbusana muslimah, daerah, dan berbusana barat.
Para perancang busana dapat merancang jenis busana yang
diseuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan para pemakai
busana.
Disain busana yang berkembang dari zaman kuno
sampai saat ini terdiri atas bagian-bagian busana yang dapat
dipilah-pilah sebagai bagian yang perlu diketahui dalm
mendisain busana yaitu : bentuk dasar model garis leher,
bentuk dasar model kerah, bentuk dasar model lengan, garis
model pada bagian badan, dasar model rok, dan bentuk siluet
model busana. Dari bagian-bagian busana, kemudian dirangkai
menjadi sebuah model busana. Untuk mendisain model
busana ditampilkan rancangan busana sesuai dengan disain
yang diperlukan.
Pada hakekatnya disain busana ialah sebagai suatu
disain struktur, disain dekoratif dan disain fungsional. Disain
struktur merupakan disain busana yang terfokuskan pada
susunan bentuk dan garis (siluet), sedangkan disain dekoratif
yaitu suatu disain yang pada bagian bidangnya diperindah
dengan berbagai cara. Dekorasi yang dilakukan dapat burupa
garis hias, garis lipit, kerutan, draperi, garniture, berbagai
sulaman, bordir, guilting, patchwork, sablon, batik, jumputan,
sedangkan disain fungsional yaitu disain yang berfungsi untuk
kesempatan yang bersifat kemporer (misal: baju hamil), dan
yang keberadaanya dapat dipergunakan ( misalnya: saku
tempel atau saku bobok). Disain fungsional dapat pula
berfungsi sebagai hiasan, misalnya penempelan saku akan
dapat berfungsi sebagai hiasan, dan juga berfungsi untuk
menyimpan sesuatu.
6 Disain Busana
D. Kajian Disain Busana
Disain Busana 7
komputer, dan perkembangan teknologi pembuatan busana
itu sendiri sebagai sarana untuk mewujudkan disain busana
cukup berkembang dengan pesat. Teknologi pembuatan tekstil
yang menghasilkan produksi tekstil yang menghasilkan
produksi tekstil yang beragam, bervariasi dari bahan,
penyempurnaan, warna dan corak, cenderung dapat
mendorong para disainer untuk menghasilkan disain-disain
yang dalam wujud busananya akan dapat memanfaatkan hasil
produksi tekstil tersebut.
Disain-disain yang dibuat secara manual akan dapat
memanfaatkan teknologi hasil produksi pewarnaan untuk
menggambar, sehingga disain-disain dapat ditampilkan sesuai
corak dan warna yang sebenarnya. Hasil disain tersebut
cenderung akan tampil lebih menarik untuk dilihat sebagai
arsip para pengusaha busana ataupun untuk para disainer itu
sendiri, para siswa, mahasiswa yang sedang belajar disain atau
siapapun yang berminat belajar disain atau mendisain.
Mendisain dengan komputer dapat membantu para disainer
untuk mempercepat pekerjaan para perancang busana,
terutama untuk para pengusaha busana yang sudah cukup
besar, seperti garment .
Teknologi busana yang demikian maju dengan pesat,
akan mendorong akselarasi munculnya disain-disain busana
terbaru yang menyesuaikan dengan teknologi produksi tekstil
dan teknologi pembuatan busana. Teknologi pembuatan
busana, teknologi menghias busana dengan mesin-mesin yang
sudah lebih canggih, dengan sistem komputer, dapat dijadikan
sebagai salah satu peluang bagi para perancang busana atau
siapapun yang merancang busana untuk mendisain busana
yang perwujudan busananya dapat mempergunakan mesin-
mesin dengan teknologi mutakhir tersebut. Pada disain yang
dibuat akan merupakan rekayasa gambar, warna dan motif
yang diatur, didisain sedemikian rupa, sehingga merupakan
suatu disain yang diasumsikan akan diterima masyarakat.
8 Disain Busana
Busana/pakaian merupakan salah satu unsur teknologi
seperti yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (1975 : 59),
yaitu unsur teknologi terdiri dari tujuh : (1) alat-alat produktif,
(2) senjata, (3) wadah, (4) makanan dan minuman, (5) pakaian
dan perhiasan, (6) tempat berlindung dan perumahan, dan (7)
lat-lat transportasi.
Jadi, jelas pakaian (busana) merupakan salah satu unsur
teknologi. Untuk terealisasinya busana, antara lain diperlukan
disain-disain yang dalam perwujudan busananya dengan
memanfaatkan hasil produksi tekstil yang ada saat ini. Para
disain busana akan termotifasi untuk mendisain busana
dengan model yang sesuai untuk berbagai selera pada tingkat
sosial ekonomi yang juga memanfaatkan produksi tekstil yang
tersedia.
Disain busana merupakan disain yang berkembang
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
khususnya dalam teknologi pembuatan tekstil atau bahan
untuk busana, dan teknologi pembuatan busana. Semakin
berkembang dan beragam hasil produksi teknologi tekstil,
teknologi pembuatan dan mendekorasi busana, maka akan
semakin bervariasi pula disain-disain busana yang dapat
ditampilkan. Para pengusaha produksi tekstil dapat memberi
peluang kepada para disain untuk mengembangkan ide-ide
rancangannya dengan tampilan disain busana yang
mempergunakan produksi tekstil tersebut. Dengan demikian
antara para disainer dengan pengusaha produksi tekstil dapat
berkoordinasi untuk saling mengisi, sehingga keduanya dapat
seiring, berkembang meraih kemajuan. Koordinasi dapat
dilakukan pula antara pengusaha tekstil, usaha garment dan
disainer, untuk promasi produksi tekstil yang mutakhir dari
suatu pabrik, promosi para disainer dan usaha garment .
Bentuk promosi yang dapat ditampilkan bersama yaitu
berbentuk peragaan busana (fashion show).
Disain busana yang dihasilkan para perancang akan
menjadi suatu mode yang trend di masyarakat, apabila disain
Disain Busana 9
tersebut sesuai dengan selera masyarakat, budaya dan bahkan
sesuai dengan keyakinan beragama. Sebagai contoh pada saat
ini disain busana muslimah akan banyak di gemari masyarakat,
karena sudah banyak wanita yang beragama islam berbusana
muslimah untuk kegitan sehari-hari. Untuk itu disain busana
muslimah dari disain yang sederhana sampai dengan yang
eksklusif dapat dibuat oleh para disainer untuk memenuhi
kebutuhan busana pada tingkat sosial ekonomi yang bawah
sampai dengan yang tinggi. Dari disain mode yang dirancang
yang disosialisasikan kepada masyarakat dapat mempengaruhi
masyarakat, bahkan dapat memaksa masyarakat dengan tanpa
disadari oleh yang bersangkutan untuk memilih disain-disain
yang sudah diwujudkan dalam bentuk busana. Hal ini
dimungkinkan, karena masyarakat yang selalu mengikuti
mode, apabila tidak menyesuaikan, memilih, memakai disain
busana yang paling mutakhir. Jadi disain busana yang
diciptaakan oleh seseorang, terutama disainer yang sudah
terkenal akan mempengaruhi atau relatif memaksa seseorang
untuk memiliki busananya, berarti disain busana dapat
berperan sebagai fungsi sosial, yang dapat membawa
masyarakat memasuki suatu kelompok lapisan masyarakat
tertentu dari sudut berbusana.
10 Disain Busana
penglihatan, suara, pengecapan, sentuhan dan
pembauan. Pada kenyataannya ada hasil karya dari
suatu disain yang mengandung beberapa unsur diatas,
misalnya makanan mengandung unsur rasa
pengecapan, penglihatan, dan sentuhan. Bahan busana
(kain) mengandung unsur penglihatan, seperti corak
dan warna bahan, rasa (tekstur, hangat/dingin pada
waktu dipakainya). Busana sebagai disain sensory lebih
mengutamakan nilai visual dan nilai sentuhan. Busana
itu harus menjadikan seseorang tampil serasi dan
nyaman mempergunakannya.
2. Disain bersifat behavioral
Yang dimaksud disain yang bersifat behavioral yaitu
disain yang berkaitan dengan pola-pola untuk
melakukan sesuatu atau usaha-usaha yang dilakukan
oleh manusia untuk mencapai sesuatu seperti
pendidikan, politik transportasi, komunikasi. Dengan
melihat pengertian disain behavioral berarti disain
busana secara langsung bukan disain behavioral,
walaupun hasil karya dari suatu disain busana itu
sedikit banyak mengubah gerak langkah seseorang.
3. Disain kombinasi sensory dan behavioral
Kenyataan menunjukkan banyak hasil disain yang
mengandung unsur sensori dan behavioral , misalnya
puisi didengarkan lewat ritme tertentu dengan gaya
tersendiri dari yang membawakannya sehingga
menimbulkan emosi tertentu dari yang
mendengarkannya. Contoh lain parfum yang didisain
dengan bau yang harum tertentu sehingga
membangkitkan reaksi-reaksi emosi tertentu pada
orang yang menciumnya, model busana yang
memperlihatkan lekukan tubuh, terbuka bagian-bagian
tertentu yang dapat merangsang orang lain berbuat
yang amoral.
Disain Busana 11
F. Disain Sebagai Proses
12 Disain Busana
lingkungan seperti: kebutuhan masyarakat, kemanfaatan,
tingkat ekonomi, sosial budaya. Teknologi dan lain-lain yang
lebih disukai (preference) masyarakat. Jadi tanggung jawab
sosial dan kreatifitas hendaknya dapat bekerja sama sehingga
menghasilkan disain produksi dari disain proses yang selaras
dengan lingkungan masyarakat tertentu tempat pemasaran
prosuk busana tersebut.
Disain Busana 13
sehelai kain yang dibentuk menonjol di bawah pinggang bagian
belakang di atas pinggul.
Siluet S adalah siluet yang berpinggang kecil dan
menggembung pada bagian badan dan bagian pinggul. Silut ini
kadang-kadang disebut siluet bel atau lonceng, karena
bentuknya seperti lonceng (gereja), sempit pada pinggangdan
menggembung ke bawah.
Siluet A adalah garisnya sempit di atas dan
mengembang pada bagian bawah seperti huruf A. Sedangkan,
siluet H disebut juga siluet tabung karena pada garis sisinya
lurus dari atas ke bawah. Siluet bustle ini hanya dapat dilihat
dari samping, yaitu mempunyai bentuk menonjol pada bagian
belakang atau pinggul.
Disain hiasan artinya disain busana yang merupakan
bagian-bagian dalam bentuk struktur yang tujuannya untuk
mempertinggi keindahan disain strukturnya. Pada disain
busana, hiasan ini berbentuk kerah, saku, renda-renda, pita
hias, biku-biku, kancing-kancing, lipit-lipt, sulaman dan lain-
lain. Disain hiasan ini kadang-kadang tidak perlu ada pada
setiap disain struktur. Misalnya setiap disain busana tidak
selalu harus memiliki saku, kerah, kancing, renda, dan lain-lain,
tetapi yang mutlak harus dibuat ialah disain strukturnya.
14 Disain Busana
RANGKUMAN
Disain Busana 15
PENDALAMAN
16 Disain Busana
BAB II
UNSUR-UNSUR DISAIN BUSANA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN
Disain Busana 17
Busana merupakan kebutuhan dasar manusia yang
tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan manusia pada
umumnya. Dilihat fungsinya, busana untuk melindungi badan
dari pengaruh alam atau melindungi badan untuk tetap sehat,
menyesuaikan dengan peradaban di mana manusia itu tinggal
serta dapat membuat penampilan seseorang lebih tampan
atau cantik, serasi dan harmonis.
Dengan melihat fungsi busana itu perlu dipikirkan suatu
desain busana yang memenuhi persyaratan tersebut diatas. Di
dalam mendesain busana unsur merupakan suatu kesatuan,
seperti dikemukakan oleh Dora S. Lewis (1960:98) : “Fashion
design han unity when all lines, shape, texture, colors and
values seem belong togather. No line or colour strikes the
wrong note because every element is an essential part of
design”. Sedangkan menurut Chodijah (2001) : Unsur –
unsur desain adalah dasar, komponen atau media yang
digunakan dalam pembuatan suatu desain yang tediri dari
garis, arah, bentuk, ukuran, warna, nilai dan tekstur. Oleh
karena itu setiap unsur mempunyai ciri dan keunikan
tersendiri. Siapapun yang menggunakan unsur-unsur desain
baik profesinya sebagai guru, desainer, atau konsumen harus
mengenal dengan baik macamnya, kualitasnya dan memahami
kekuatan tiap-tiap unsur dan keterbatasannya. Memahami
tiap-tiap unsur berarti mempertinggi pengertian tidak hanya
kekuatan masing-masing tetapi hubungan satu dengan yang
lain sehingga menjadi susunan yang indah. Unsur-unsur ini
harus dipadukan secara seimbang sempurna .
1. Unsur Garis
Pengertian umum garis merupakan penghubung
dua buah titik. Di dalam suatu desain busana garis
sebagai salah satu unsur yang diperlukan dan
mempengaruhi sesuatu model busana. Garis dapat kita
18 Disain Busana
bedakan sebagai garis luar atau garis di dalam model
busana itu yaitu:
a. Sebagai bayangan garis sisi luar dari model busana yang
di sebut siluet (silhoutte)/desain struktur. Bayangan
garis sisi luar dari siluet itu lazimnya dilihat dari sisi kiri
dan kanan. Siluet oleh para ahli busana dikelompokkan
menjadi siluet A, I, H, T, Y, V, X,L dan S (bustle). Siluet
dari setiap kelompok ini mempunyai ciri tersendiri, dan
akan memberi kesan penampilan tertentu pada
pemakai. Siluet pada sebuah model busana perlu
disesuaikan dengan bentuk tubuh seseorang, agar
seseorang tampil serasi. Contoh-contoh siluet pada
busana dapat dilihat pada gambar berikut.
Disain Busana 19
busana tersebut. Misalnya pada model empire,
princess, longtorso, yoke dan lain-lain.
2. Arah
Antara garis dan arah saling berkaitan, karena semua
garis mempunyai arah yaitu vertikal, horisontal, diagonal dan
lengkung. Dari garis yang memiliki arah itu dapat membantu
model yang disebut :
a. Dari garis vertikal dapat menjadi model princess, dan
semi prinsess.
b. Dari garis horisontal dapat menjadi model empire,
longtorso, dan yoke
c. Dari garis lengkung dapat menjadi garis pas
d. Dari garis diagonal dapat menjadi model A simetris.
Berbagai garis yang mempunyai dan membentuk model
dapat dilihat pada contoh berikut.
Model Princess Model Semi princess Model empire Model long torso
20 Disain Busana
c. Garis diagonal dan garis miring menyudut (obligue
angle) memberi kesan dinamis.
d. Garis mengkung memberi kesan luwes, bersifat riang
dan genbira.
Selain daripada kesan diatas garis memberi pengaruh
terhadap kesan tubuh seseorang. Garis sudah diaplikasikan
pada suatu desain busana akan memberi kesan pada badan
seseorang lebih besar, lebih kecil, lebih pendek atau lebih
tinggi dari realita kondisi badan seseorang. Contohnya dapat
dilihat pada gambat berikut. (lihat gambar 3.3, gambar 3.4 dan
gambar 3.5).
Gambar 2.3 diterangkan bahwa gambar model A
tersebut tidak ada garis yang merintangi, sehigga seolah-olah
kita diajak tegas ke atas akhirnya si pemakai kelihatan lebih
tinggi. Gambar model B, garis tegak lurus dibatasi oleh garis
mendatar sehingga kelihatan si pemakai lebih pendek. Gambar
C, kita seolah-olah dipaksa menuju kebawah oleh garis miring
tersebut sehingga sipemakai kelihatan lebih pendek dari model
B. Gambar model D, garis miring membawa penglihatan kita
menuju ke atas sehingga model yang demikian kelihatan lebih
tinggi.
Penerapan garis vertikal yang memberi kesan pada
pandangan mata yang melihatnya ini dapat lebih bervariasi
lagi, tergantung kreativitas perancang. Variasi tersebut dapat
diberi batas garis dibagian tengah atau dipinggang, di bagian
rok sehingga akan memberi kesan yang berbeda.
Disain Busana 21
Gambar 2.3 Penerapan Garis Vertikal
(Sumber: Arifah A. Rianto, 2003)
22 Disain Busana
Gambar 2.4 Penerapan garis horisontal dan vertikal
(Sumber: Arifah A. Rianto, 2003)
Disain Busana 23
Gambar 2.6 Penerapan garis miring dan menyudut
(Sumber: Arifah A. Rianto, 2003)
3. Bentuk
Bentuk sebuah desain khususnya desain busana akan
didasarkan pada beberapa bentuk yang biasanya bentuk
geometris dan bentuk lainnya sebagai variasi pada figure
seseorang atau pada busana.
Bentuk dengan format geometris sama sisi seperti
bujur sangkar, lingkaran, segitiga sama sisi, segi lima, segi
24 Disain Busana
enam, segi delapan, sedangkan geometris yang tidak sama sisi,
seperti oval, segi tiga tidak sama sisi, segi empat panjang,
jajaran genjang, trapesium. Bentuk lain yang dapat diterapkan
pada desain busana seperti bentuk hati, berlian, titik air mata,
binatang, daun, bentuk hati buah pear, bentuk kacang mente.
Selain ada bentuk mempunyai isi dan ruang atau bidang atau
bentuk tiga dimensi, seperti selinder, bola, kubus, kerucut,
piramid, bel, kubah, telur, terompet, tong, dan bentuk jam
dinding.
Bentuk-bentuk tersebut ada yang diterapkan sebagai
bentuk busana atau sebagai desain struktur atau sebagai
desain dekoratif, atau pada bagian tertentu pada suatu desain
busana. Bentuk-bentuk tertentu dari yang disebutkan diatas
dapat dirangkai untuk menjadi suatu struktur atau sebagai
dekoratif.
Disain Busana 25
Gambar 2.8 Bentuk-bentuk tiga demensi
(Sumber: Arifah A. Rianto, 2003)
26 Disain Busana
Gambar 2.9 Penerapan bentuk segi empat
(Sumber: Arifah A. Rianto, 2003)
Disain Busana 27
Gambar 2.11 Penerapan bentuk sebagai desain dekoratif
(Sumber: Arifah A. Rianto, 2003)
4. Ukuran
Pada sebuah desain busana, garis, bentuk, seringkali
berbeda ukuran. Ukuran ini harus diperhatikan karena akan
mempengaruhi hasil desain. Ukuran ini harus diperhatikan
karena akan mempengaruhi hasil desain. Unsur-unsur desain
yang akan diperhatikan padan sebuah desain perlu mempunyai
ukuran yang seimbang, sehingga merupakan suatu kesatuan
yang harmonis baik kesatuan desain maupun dengan si
pemakai hasil desain itu. Misalnya ukuran pita untuk tubuh
anak kecil sesuai dengan anak tersebut. Demikian juga ukuran
saku, ukuran kerah dan ukuran aksesories.
Selain ukuran keseimbangan pada suatu desain
termasuk pada ukuran ini adalah ukran panjang rok. Ada enam
macam ukuran panjang rok, yaitu (1) mikro mini, (2) mini, (3)
kini /knee, (4) midi, (5) maksi, dan (6) longdress. Macam-
28 Disain Busana
macam ukuran panjang rok dapat dilihat pada gambar di
bawah ini (lihat Gambar 2. 12).
5. Warna
Pengertian warna menurut ilmu fisika adalah kesan
yang diterima oleh mata (selaput jala / retina ) karena adanya
pantulan dari sesuatu pantulan sinar / cadangan yang tampak,
sedangkan warna menurut ilmu bahan adalah berupa pigmen.
Warna merupakan fenomena getaran / gelombang atau
getaran tertentu dari pancaran sinar suatu benda.
Pada suatu desain busana warna memegang peranan
penting, karena pemilihan warna yang tepat untuk suatu
desain busana menentukan keindahan atau keharmonisan.
Agar dapat menggunakan warna dengan baik dan mudah harus
Disain Busana 29
diketahui istilah-istilah dalam warna dan aturan-aturan dalam
pemakaian warna.
a. Warna primer
Beratus-ratus warna yang terdapat didunia ini
dibuat berdasarkan tiga warna. Tiga warna utama ini
ialah merah, kuning, dan biru. Ketiga warna ini disebut
warna primer. Perkataan primer berarti pertama.
Warna primer atau warna pokok, yaitu warna
yang tidak bisa dicari dari pencampuran warna lain,
bahkan warna lain dapat dicampur dari warna primer
tersebut.
Dibawah ini contoh warna primer.
b. Warna Sekunder
Bila dua warna primer dicampurkan yang sama akan
terjadi warna sekunder. Jika kuning dan merah
dicampur dalam jumlah yang sama akan terjadi warna
jingga. Kuning dan biru dalam jumlah sama akan
menghasilkan warna ungu dan jika kuning di
campurkan dengan warna biru akan menghasilkan
warna hijau. Dibawah ini contoh warna sekunder.
30 Disain Busana
Gambar 2.14 Warna sekunder
(Sumber : Hasil observasi, 2015)
d. Warna netral
Hitam, putih, dan abu-abu disebut warna netral.
Hitam, putih dan abu-abu dapat dikombinasikan satu
dengan yang lain, begitu pula dengan semua warna.
Warna yang mengandung abu-abu (redup) dikatakan
telah dinetralkan. Warna-warna yang telah dinetralkan
Disain Busana 31
ini lebih mudah dikombinasikan dengan warna-warna
lainnya dan kelihatan lebih cocok. Menurut Munsell,
jika semua warna (yang ada pada lingkaran warna)
dicamput dengan perbandingan yang tepat akan terjadi
abu-abu. Abu-abu ini disebut warna netral. Karenanya
warna yang mengandung abu-abu dengan warna-warna
lain kelihatan cocok.
32 Disain Busana
penampakan menjadi lebih besar, sedangkan warna-
warna dingin akan memberi kesan penampakan lebih
kecil.
f. Sifat warna
Teori warna menyatakan bahwa warna
mempunyai sifat dan sering diasosiasikan dengan
suasana, waktu, dan kesempatan. Jadi, tiap warna
mempunyai sifat-sifat tersendiri yang menunjukkan ciri
khasnya.
- Warna Merah
Warna merah mempunyai sifat yang
diasosiasikan sebagai perlambang kegembiraan dan
keberanian. Warna merah mempunyai nilai dan
kekuatan warna yang paling kuat, sehingga dapat
memberi daya tarik yang kuat yang banyak disenangi
oleh anak-anak dan wanita.
- Warna Hitam
Warna hitam adalah lambang kenikmatan dan
kedudukan, tepat sekali dipergunakan untuk pakaian
jamuan resmi dalam peristiwa-peristiwa penting,
seperti wisuda sarjana dan melawat jenazah.
- Warna Kuning
Disain Busana 33
Warna kuning adalah warna yang paling
bercahaya yang menarik minat seseorang. Warna
kuning merupakan lambang keagungan dan kehidupan,
mempunyai sifat kesaktian, kecemburuan, dan
keributan.
- Warna Putih
Warna putih mempunyai sifat bercahaya, sering
diasosiasikan dengan hal-hal yang bersifat kesucian dan
kebersihan. Warna ini digunakan untuk pakaian dokter,
juru rawat, dan anak sekolah.
- Warna Biru
Warna biru mempunyai sifat dingin, pasif, dan
tenang. Warna ini diasosiasikan sebagai ketenangan,
pengorbanan, dan harapan, disenangi oelh seseorang
yang berjiwa dewasa dan mantap.
- Warna Violet
Warna violet mempunyai sifat dingin yang
mengesankan, sering diasosiasikan dengan kesedihan,
katabahan, dan keadilan.
- Warna Abu-abu
Warna abu-abu bisa digunakan sebagai latar
belakang yang baik segala warna. Warna ini dapat
diasosiasikan sebagai lambang ketenangan dan
kerendahan hati.
- Warna Lembut
Warna lembut yang dimaksud di sini adalah
warna merah muda, biru muda, dan hijau muda. Warna
lembut mempunyai sifat cenderung menunjukkan sifat
kewanitaan yang mendalam.
- Warna Pastel
Warna yang termasuk warna pastel adalah
warna-warna krem, coklat muda, putih susu, hijau kaki
dan kuning gading. Warna pastel mempunyai sifat
kejantanan yang lembut atau mendapam.
34 Disain Busana
g. Nilai
Nilai (value) ini berhubungan dengan warna
yaitu dari warna tergelap sampai dengan warna yang
paling terang. Menurut Albert Munsell seorang ahli
warna, menyusun sembilan tingkatan warna dari sifat
gelap ke sifat terang.Warna-warna tersebut
mempunyai nilai tertentu misalnya warna merah atau
mempunyai lebih banyak unsur merah memberi kesan
suasana gembira. Jadi warna itu tidak sesuai untuk
busana pergi melawat yang meninggal, tetapi sesuai
untuk pergi pesta atau ketempat-tempat untuk
bersantai.
Dibawah ini contoh tingkatan warna :
6. Tekstur
Dalam suatu desain busana, tekstur itu tidak boleh
dilupakan, karena salah satu yang menentukan desain itu baik
atau tidaknya, apabila diwujudkan dalam bentuk busana.
Pemilihan tekstur hendaknya disesuaikan dengan model yang
dirancang.
Pengertian tekstur tidak saja terbatas pada sifat
permukaan benda atau bahan, tetapi juga menyangkut kesan
terhadap perasaan yang timbul ketika melihat permukaan
bahan. Tekstur dapat mempengaruhi penampilan bahan, baik
Disain Busana 35
secara visual (berdasarkan penglihatan) maupun secara
sensasional (berdasarkan kesan terhadap perasaan).
Didalam memilih tekstur (bahan dan permukaan bahan)
dari pakain ada beberapa hal yang harus diperhatikan;
a. Figur seseorang.
b. Siluet dari pakaian
c. Suasana dan kesempatan.
1) Figur seseorang
Yang simaksud dengan figur yaitu gambaran
tentang bentuk lahir seseorang, termasuk bentuk
badan dan warna kulit. Kecil atau besar, gemuk atau
kurus, kulit yang bagus atau yang sedang maupun
kurang semuanya adalah gambaran seseorang.
Dalam memilih bahan seperti juga memlih
warna dan bentuk, siasat-siasat dari tipuan mata tetap
juga memainkan peranannya yaitu :
36 Disain Busana
bahan-bahan yang bercahaya, yang menampakkan
bagian-bagian yang kurang disenangi.
Bahan-bahan dengan tekstur yang licin dan
bercahaya akan mempunyai figur kelihatan menjadi
tambah besar, orang kurus akan kelihatan agak montok
dan gemuk. Jadi bahan yang bercahaya baik untuk
orang yang kurus, yang ingin kelihatan gemuk.
Sedangkan untuk tekstur yang kusam dalam
penglihatan akan menambah kecil bentuk badan
seseorang dan juga akan memberi kesan figur lebih
kecil jika dibandingkan dengan bahan-bahan tekstur
yang mengkilat.
2) Tekstur kaku
Tekstur yang kaku dapat menyembunyikan, atau
memnutupi bentuk badan seseorang tapi akan
menampakan seseorang kelihatan gemuk. Tekstur yang
kaku ini misalnya dapat dipakai oleh orang yang
mempunyai pinggang besar, tetapi buah dada dan
pinggang sepadan (tidak terlalu besar). Maka memilih
tekstur ini untuk menutupi pinggul yang terlalu besar.
Orang yang berbadan gemuk atau kegemukan
(obesitas), tekstur yang kaku ini sebaiknya dihindari.
3) Tekstur lemas
Kain dengan tekstur yang lembut dan lemas
sesuai untuk model-model kerut-kerut, draperi, dapat
memberi efek yang luwes. Model dengan silet H kurang
sesuai dari bahan yang tekstur lemas, dan juga akan
menonjolkan bentuk badan.
4) Tekstur tembus pandang
Kain yang tembus pandang kurang bisa
menutupi figur seseorang misalnya terlalu gemuk atau
terlalu kurus dan ingin kelihatan langsing
Disain Busana 37
5) Tekstur kasar dan halus
Kain yang teksturnya kasar memberi tekanan di
pemakai kelihatan lebih gemuk, sedangkan bahan yang
lembut atau halus tidak akan mempengaruhi kesan
figur seseorang, asal tidak mengkilap.
38 Disain Busana
Untuk kesempatan bersifat formil, kita akan
memilih bahan yang bercahaya, lunak, halus, tipis dan
kadang-kadang kaku seperti lace, lame, voile, chiffon
sedangkan kesempatan yang tidak formil mengambil
bahan yang kasar dan kusam.
Memilih chiffon baik untuk orang yang sifatnya
tenang dan satin brokade untuk orang yang sifatnya
lincah.
Bahan yang tidak bercahaya baik untuk dipakai
siang hari, sedangkan bahan-bahan yang bercahaya
(mengkilat) hanya untuk malam hari.
Bahan yang lembut dan tipis akan memberi
kesan seseorang yang memilihnya adalah orang yang
senang mengikuti mode, tenang dan luwes, sedang
bahan-bahan yang berat dan kasar akan memberi kesan
orang yang memlihnya seorang yang agung, kuat atau
garang, seperti tweed, bulu-bulu dan kulit.
Untuk memudahakan dalam memilih bahan
sebaiknya buatkan beberapa ketentuan umum seperti
di bawah ini:
House coat, dressing gown, nightwear dapat
diambil bahan dari serat buatan atau sebaiknya
campuran dari serat kapas untuk memberi rasa
sejuk.
Kemeja dan blus, bahan dari kapas, jesrey yang
baik, sutera atau bahan dari serat buatan yang
sama tipisnya.
Rok dan stelan, bahan wol yang ditenun (tidak
kempa), wol campur dengan terylene, denim
yang tebal, gabardin, kapas tweed yang ringan.
Bahkan ini lebih ditekankan untuk pakaian yang
berbentuk tailored. Bahan conduroy dapat juga
dipakai, tapi kelihatannya agak tebal dari tweed,
jadi yang untuk pakai lipitan kurang baik.
Disain Busana 39
Celana, dapat mengambil bahan dari serat yang
sama seperti rok dan stelan, tapi yang lebih
tebal.
Gaun terusan, dapat diambil dari bahan dengan
serat yang sama seperti rok dan stelan, tetapo
yang sifatnya lebih lembut dan ringan seperti
jersey, crepe, wol dan bahan lain yang ringan.
Shirtdress ( kemeja yang panjang dari leher
sampai tulang paha dipakai di bawah mantel
atau waiscoat ), dapat diambil dari bahan-bahan
yang paling baik lebih tipis, dan bahan dengan
permukaan yang rata seperti crepe, wol yang
baik, bahan kapas dan jersey.
Evening dress, dan kesempatan-kesempatan
istimewa lainnya, mengambil bahan-bahan yang
lebih lembut dan bahan yang tipis.
Kebaya pendek, bahan yang lembut, tipis dan
tak mengkilat untuk siang hari seperti voille,
organsa, chiffon, brokade dan bahan yang licin
halus dan bercahaya untuk malam hari.
Kebaya panjang, bahan yang lembut tipis dan
tak bercahaya untuk siang hari, bahan yang
bercahaya untuk malam hari, seperti satin, satin
brokade, lame dan lace.
Jaket, dapat mengambil bahan flanel, denim,
velour, conduroy, wol, velvet dan kulit.
Mantel, dapat mengambil bahan wol yang
ditenun atau dimampat yang tebal sekali.
Pakaian dalam (lingerie) dapat mengambil
bahan yang lunak tipis.
40 Disain Busana
RANGKUMAN
Disain Busana 41
PENDALAMAN
42 Disain Busana
BAB III
PRINSIP – PRINSIP DISAIN BUSANA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN
Disain Busana 43
keselarasan ini mengandung persesuaian atau perbedaan
(kontras).
Jadi, di dalam disainbusana sebaiknya ditentukan
prinsip mana yang paling kuat atau menonjol pada disainyang
akan dibuat. Oleh karena itu dalam pembuatan disainbusana
ditentukan oleh prinsip yang tertentu seperti keserasian,
kontras dan keseimbangan. Tetapi prinsip-prinsip yang lain
juga harus diperhatikan agar tercapai kesatuan. Suatu disain
yang baik harus menampilkan satu kesatuan.
1. Keselarasan
Keselarasan merupakan prinsip yang paling penting di
antara semua prinsip desain. Keselarasan adalah suatu prinsip
dalam seni yang mencerminkan kesatuan melalui pemilihan
dan susunan obyek dan ide-ide. Sesuai dengan ide pendisainini
akan dihasilkan disainbusana yang berbeda-beda. Dengan ide-
ide ini akan dihasilkan disainbusana yang menarik.
Suatu disaindikatakan selaras/ serasi apabila (1)
perbandingannya baik, (2) keseimbangan baik, (3) mempunyai
sesuatu yang menarik perhatian, dan (4) mempunyai irama
yang tepat. Keselarasan adalah kesatuan di antara macam-
macam unsur disainwalaupun berbeda, akan tetapi membuat
tiap-tiap bagian itu kelihatan bersatu.
Keselarasan pada disainbusana terdiri dari aspek yaitu:
a. Selaras dalam garis dan bentuk
Disainbusana mengandung bermacam-macam bagian yang
berbeda-beda seperti: garis pinggang, kerah, lengan, saku,
ikat pinggang dan hiasan-hiasan. Keselarasan garis dan
bentuk pada busana misalnya: bebe dengan kerah bulat,
begitu pula sakunya dengan bentuk agak bulat pada
sudutnya, kancing dan gasper juga berbentuk bulat (lihat
gambar 3.1)
44 Disain Busana
Selain selaras/serasi garis dan bentuk pada bagian-bagian
busana, suatu disain busana dapat juga memiliki keserasian
dalam bentuk pada hiasannya. Disainhiasan dikatakan
serasi jika penempatan hiasan ini sesuai dengan garis-garis
tekstur yang telah dipilih, misalnya mengikuti bentuk garis
leher, garis lengan, atau garis kelim. Disainpada gambar
berikut memperlihatkan disainhiasan yang serasi dengan
disainstrukturnya
Disain Busana 45
tekstur ini kurang serasi dengan bahan dari wol yang tebal
atau bahan lain yang teksturnya kasar dan kaku.
Jika diinginkan tekstur yang serasi dalam busana, maka
tekstur satu dengan yang lain harus sesuai. Misalnya blus
dari sutera yang lembut lebih sesuai dengan rok dari wol
yang agak lembut daripada wol yang tebal dan kaku.
Tekstur dan model (style ) juga harus serasi.
Disainbusana dengan model kerut-kerut atau garis-garis
yang lembut, bahan dari voile atau sutera tipis lebih sesuai
dari pada bahan yang agak kaku dan tebal.
46 Disain Busana
menggunakan kombinasi satu warna. Misalnya celana
coklat gelap, kemeja putih dengan bergaris coklat
muda, sepatu coklat. Hitam, abu-abu dan putih selalu
digunakan pada setiap kombinasi warna yang serasi.
(lihat gambar 3.2)
b. Kombinasi yang mempunyai persamaan warna
(analog). Yaitu kombinasi warna yang letaknya
berdekatan dalam lingkaran warna. Kombinasi warna
ini lebih sesuai jika warna-warna terbatas di sekitar
warna primer dengan warna-warna yang berdekatan.
Misalnya di antara warna primer kuning dan biru
seperti kuning, kuning-hijau, dan hijau; dan biru-hijau.
Hijau dan jingga adalah warna yang mempunyai
persamaan karena keduanya mengandung kuning (lihat
gambar 3.3).
Disain Busana 47
Gambar 3.3 Kombinasi persamaan warna (analog)
(Sumber: Goet Poespo, 2003)
48 Disain Busana
sebagai tekanan (pusat perhatian), sebaliknya warna-
warna yang redup boleh digunakan dalam jumlah lebih
banyak (lihat gambar 3.4).
Disain Busana 49
kuning-jingga yang redup, topi biru-hijau yang agak
terang, dan merah-ungu menyolok sebagai ikat
pinggang.
2. Perbandingan
Perbandingan dalam busana digunakan untuk
menampakan lebih besar atau lebih kecil, dan memberi
kesan adanya hubungan satu dengan yang lain yaitu
pakaian dan sipemakainya. Pakaian yang terlalu longgar
atau terlalu sempit pada badan adalah kurang sesuai.
Perbandingan yang kurang sesuai dalam berbusana
kelihatan kurang menyenangkan. Misalnya wanita
berbadan besar, tidak serasi kalau mengenakan topi kecil,
50 Disain Busana
atau mengenakan pakaian dengan penyelesaian kancing-
kancing kecil, atau membawa tas kecil. Hal tersebut
membuat dirinya kelihatan lebih besar. Corak atau
bungabunga besar, kelengkapan busana yang lebih besar,
juga kurang kena bagi orang berbadan besar. Sebaliknya
wanita yang berbadan kecil sebaiknya menghindari
pemilihan disainukuran besar. Ia akan kelihatan kurang
sesuai dan akan kelihatan bertambah kecil.
3. Keseimbangan
Prinsip ini digunakan untuk memberi perasaan
ketengan dan kestabilan. Pengaruh ketenangan in dapat
dicapai dengan mengelompokkan bentuk dan warna yang
dapat menimbulkan perhatian sama pada bagian kiri dan
kanan dari pusat. Salah satu cara untuk memperoleh
keseimbangan jikalau terdapat bagian-bagian yang sama
pada kedua sisinya.
Ada dua cara untuk memperoleh keseimbangan yaitu :
a. Keseimbangan simetri
Keseimbangan simetri, jika unsur bagian kiri dan kanan
suatu disainadalah sama jaraknya dari pusat. Pada
disainbusana misalnya jika bagian-bagian busana
seperti saku, garis hias, atau hiasan lain pada bagian kiri
dan kanan sama jaraknya dari pusat. Misalnya bebe
bergaris hias sama yang kiri dan yang kanan.
Keseimbangan simetri ini memberi kesan rapi.
Karenanya pengaruh jenis pakaian ini sesuai untuk
pakaian kerja, pakaian bepergian, atau pakaian sekolah.
b. Kesimbangan Asimetris
Keseimbangan simetris terdapat jika unsur-unsur
bagian kiri dan kanan suatu disainjaraknya dari garis
tengah atau pusat tidak sama, melainkan diimbangi
oleh salah satu unsur yang lain. Keseimbangan asimetri
yang kelihatan lebih lembut, lemah gemulai, dan
bervariasi terutama cocok untuk bahan-bahan yang
Disain Busana 51
lembut. Pada akhir-akhir ini timbul mode dengan
penutup disamping. Oleh karena itu, bidang yang lebih
luas dari sisi yang lain harus diimbangi oleh sesuatu
yang lebih menarik perhatian. Apabila suatu hiasan
yang menarik perhatian adalah bros, dan terdapat
hanya pada satu sisi dari busana, hiasan ini tidak
diletakkan terlalu jauh dari garis tengah atau pusat. Jika
hiasan ini diletakkan terlalu jauh dari garis tengah atau
pusat, busana kelihatan kurang seimbang.
Tidak hanya bagian kiri dan kanan suatu
disainbusana itu harus seimbang, tetapi bagian, tetapi
bagian badan (atas) dan rok (bawah) juga harus
seimbang. Apabila terlalu banyak hiasan pada bagian
rok, kelihatan berat di bagian bawah. Sebaiknya apabila
terlalu banyak hiasan di bagian badan akan kelihatan
berat di atas. Jadi harus ada pembagian yang baik
antara bagian badan dan rok.
52 Disain Busana
4. Irama (rhytm)
Irama dalam disaindapat diartikan sebagai suatu bentuk
pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata dari
satu bagian ke bagian lain. Pergerakan yang berirama dapat
diadakan dengan cara mengulangan sesuatu secara teratur
atau berselingan sehingga tidak membosankan.
Ada empat macam cara untuk menghasilkan irama
yaitu:
a. Pengulangan
Suatu cara untuk menghasilkan irama adalah dengan
mengadakan pengulangan garis. Irama yang dihasilkan
dengan pengulangan garis antara lain pengulangan garis
lipit, lipit jarum, renda-renda, dan kancing yang
membentuk jalur.
Selain pengulangan garis, irama dapat juga dicapai
melalui pengulangan warna atau bentuk. Irama yang
dicapai melalui pengulangan warna pada busana terdapat
apabila warna bahan pakaian diulang pada warna sepatu,
tas, bros, anting-anting, dan lain-lain.
Disain Busana 53
b. Radiasi
Garis pada pakaian yang memancar dari pusat
perhatian akan menghasilkan suatu irama yang dinamai
radiasi. Garis-garis radiasi pada busana terdapat pada
kerutan-kerutan yang memancar dari garis lengkung. Garis
yang memancar dari pusat ini berupa kerut-kerut yang
terdapat pada garis leher, garis pas (yoke), pada saku dan
lain-lain.
54 Disain Busana
c. Peralihan ukuran
Pengulangan ukuran besar ke ukuran kecil atau
sebaiknya akan menghasilkan irama yang disebut peralihan
ukuran (gradation). Rok bertingkat pada gambar 3.10
memperlihatkan
peralihan ukuran yang dapat menimbulkan irama.
Peralihan ukuran pada lebar rok bertingkat dari besar ke kecil
atau sebaliknya lebih menyenangkan dibandingkan apabila
lebarnya dibuat sama. Peralihan ukuran pada busana dapat
juga diperlihatkan dengan pemakaian renda yang variasi
lebarnya. Misalnya pemakaian renda pada garis leher, garis
lengan, dan garis rok (kelim) yang bervariasi lebarnya.
Disain Busana 55
d. Pertentangan
Pertemuan antara garis tegak lurus dan garis mendatar
pada lipit-lipit atau garis hias adalah contoh irama yang
disebut pertentangan atau kontras. Kain berkotak-kotak
atau lipit-lipit juga merupakan contoh irama yang
bertentangan.
5. Pusat perhatian
Disainbusana harus mempunyai suatu bagian yang lebih
menarik dari bagian-bagian lainnya, ini dinamakan pusat
perhatian. Pusat perhatian (center of interest) tersebut
dapat pada bagian leher; misalnya kerah dengan warna
kontras dan indah; pada pinggang dengan ikat pinggang
yang mencolok, rok dengan kerutan, lipit; pada bagian
dadanya bros, pita dan lain-lain.
Pusat perhatian itu sebaiknya menonjolkan bagian-
bagian tubuh yang baik, misalnya muka yang cantik, maka
pusat perhatian dapat ditempatkan d bagian dekat muka,
pinggang yang ramping sengan pita besar dipinggang atau
ikat pinggang yang cantik atau yang menarik dipinggang.
Jadi pusat perhatian itu hendaknya tidak didekatkan pada
bagian-bagian yang kurang baik, misalnya panggul yang
besar memakai pita besar dipanggul. Justru kita kelabui
mata orang lain misalnya dengan pita dengan warna yang
mencolok, sehingga orang tidak akan tertuju pada pinggul
yang besar tetapi secara tidak langsung mata orang akan
tertarik pada titik pusat disainbusana yang sengaja kita
buat.
Dalam meletakkan pusat perhatian pada sebuah
disainbusana hendaknya disusun mana yang akan menjadi
pusat perhatian pertama, kedua, ketiga dan seterusnya,
atau hanay satu-satunya pusat perhatian. Contoh : pusat
perhatian pertama pada bagian muka terletak pada kerah
atau syal yang menarik karena bentuk dan warnanya.
Kemudian pusat perhatian yang kedua ditempatkan pada
56 Disain Busana
pinggang dengan lipit-lipit atau ikat pinggang yang tidak
mencolok. Pusat perhatian yang lebih kecil dapat
dijatuhkan pada lengan, misalnya manset. Jadi, tidak
menabur pusat perhatian yang sama, sehingga pusat
perhatian yang kita maksudkan menjadi hilang.
Pusat perhatian dapat berupa hiasan lipit, renda, bulu-bulu
,warna yang mencolok, asesories yang gemerlapan, kancing
yang mencolok baik bentuk dan warnanya.
Disain Busana 57
RANGKUMAN
PENDALAMAN
58 Disain Busana
BAB IV
PROPORSI TUBUH DISAIN BUSANA
TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN
Disain Busana 59
dinamakan perbandingan secara ilustrasi.
Sedangkan menurut Dyahtri (2008), mengatakan bahwa perbandingan
tubuh bisa dengan melihat dan nmenetapkan tinggi seseorang melalui
tinggi kepalanya, dengan mengiria-ngira tinggi tubuhnya. Secara
kebetulan ada hubungan antara tinggi badandengan perbandingan
tinggi kepala dengan ukuran centimeter. Perkiraan ini hanya berlaku
untuk orang dewasa normal berukuran di atas 150-an cm., sebagai
contoh:
- Bila seseorang tingginya 6 x tinggi kepala, berarti tingginya 160-an cm.
- Bila seseorang tingginya 6 ½ x tinggi kepala, berarti tingginya 165-an cm
- Bila seseorang tingginya 7 x tinggi kepala, berarti tingginya 170-an cm.
- Bila seseorang tingginya 7 ½ x tinggi kepala, berarti tingginya 175-an cm
- Bila seseorang tingginya 8 x tinggi kepala, berarti tingginya 180-an cm
- Dan seterusnya.
Ukuran ini bukan ukuran pasti, hanya perkisaraaan saja. Hasilnya juga
merupakan bilangan hasil pembulatan ke atas. Mereka-reka atau
mengira-ngira tinggi seseorang cukup penting dan diperlukan pada saat
seseorang datang dan minta konsultasi fashion. Pada saat calon klien
memasuki studio, dalam beberapa detik sang disainer sudah harus
dapat mereka-reka tinggi dan berat badan yang sesuai untuknya.
60 Disain Busana
Tubuh manusia merupakan sebuah figur dalam suatu ruang,
sebuah obyek sebagaimana makhluk lain yang mempunyai tinggi,
massa dan soliditas. Tubuh manusia terdir atas empat bagian besar,
yaitu kepala dan leher (torso), tangan dan kaki. Dari semua bagian ini,
badan adalah bagian terbesar dan tidak terbatas dalam jumlah dan
jarak pergerakan. Agar gambar tubuh sesuai dengan letak bagian
tubuh dana sesuai pula dengan perbandinganya, perlu dilakukan
pertolongan berupa garis dan perbandingan tertentu. Perbandingan ini
berlakuk seluruh bagian tubh baik tinggi tubuh, lebar tubuh dan
perbandingan bagian lainnya seperti besar mata, lebar dahi, tinggi
telinga, letak hidung dan bibir.
Menggambar berbagai gerak dapat digunakan perbandingan
dengan memakai rangka. Rangka dipakai pula untuk pertolongan
menggambar sikap tubuh dan beberapa arah seperti gambar tubuh
dilihat dari belakan, miring kiri maupun miring kanan.
Dari uraian dan gambaran diatas maka jelaslah beberapa
pentingnya pengetahuan dan keterampilan menggambar tubuh
manusia secara tepat dan benar, untuk dipelajari oleh calon perancang
busana atau perancang mode.
Adapun alasan lain yang dapat dikemukakan ialah:
a. Gambar tubuh manusia perlu sebagai tempat untuk
mewujudkan gambar pakaian agar perbandingan bagian-
bagian busana dapat susuai dengan perbandingan tubuh.
b. Gambar tubuh manusia membantu para disainer agar dapat
memperhatikan dibagian mana dari model pakaian akan diberi
kelonggaran, lipit bentuk, belahan dan seterusnya.
c. Gambar tubuh manusia membantu untuk memperlihatkan
model pakaian yang dilihat dari berbagai arah, misalnya pakain
yang mempunyai kantong samping digambarkan dengan
tubuh terlihat dari samping, selanjutnya bila pakaian memakai
keistimewaan di belakang maka digambarkan dengan sikap
tubuh terlihat dari belakang.
Disain Busana 61
Gambar 4.2. Proporsi Tubuh Manusia dari Berbagai Sisi
(Sumber: Dyahtri N. W. Astuti.2002)
62 Disain Busana
2) Setelah kotak persegi empat jadi maka gambarlah
wajah oval pada kotak tersebut. kemudian gambarlah
bagian-bagian wajah mulai dari mata dan alis tampak
depan, hidung tampak depan, bibir tampak depan dan
telinga tampak depan.
3) Gambarlah atas mata terletak pada garis nomor 2,
hidung terletak pada garis nomor 3, atar bibir terletak
pada garis nomor 1/6 (Gambar 4.4 A).
4) Pertegas dan sempurnakan bentuk mata, hapus semua
gari bantu (Gambar 4 .4 B).
A B
Disain Busana 63
fungsi mengkamuflase bentuk wajah agar kelihatan lebih oval
dan badan agak lebih langsing.
Dalam kenyataan, posisi tiga perempat ini tidak benar-benar
dilakukan oleh seorang model dengan ketepatan yang lebih
akurat. Secara mudah bila dihitung dengan besarnya sudut
atara posisi 0 hingga 90 derajat posisi. Yang pasti terjadi
ketidak simetrian wajah karena pergeseran arah gerakan
kepala kea arah sisi kiri atau ke arah sisi kanan.
Langkah-langkah menggambarkan wajah pada possisi 45
derajar atau tiga perempat, sebagai berikut:
1) Buatlah bentuk persegi empat dengan ukuran panjang
A ke B adalah Tinggi Kepala, sedangkan A ke C
didapatkan 2/3 kali Tinggi Kepala ditambah 2 cm
disebabkan kepala tampak tiga perempat lebarnya
lebih besar dibandingkan dengan tampak depan
(Gambar 4.5).
64 Disain Busana
3) Gambarlah atas mata terletak pada garis nomor 2,
hidung terletak pada garis nomor 3, atar bibir terletak
pada garis nomor 1/6 (Gambar 4.6A).
4) Pertegas dan sempurnakan bentuk mata, hapus semua
gari bantu (Gambar 4.6 B).
A B
Gambar 4.6. Profil Wajah Tampak Tiga Perempat
(Sumber: Kajiro Kumagai, 1982)
Disain Busana 65
Gambar 4.7. Skema Tampak Samping
(Sumber: Hasil observasi, 2015)
A B
66 Disain Busana
4. Profil kepala Tampak Belakang
Menggambar kepala tampak belakang skemanya sama
dengan kepala tampak depan. Alat indra yang digunakan yaitu
telinga tampak belakang.
A B
Disain Busana 67
b) Kemudian tentukan model rambut yang akan dibuat
dengan membentuk garis luar atau siluet model
rambut yang diinginkan.
68 Disain Busana
b. Cara menggambar rambut tampak tiga perempat (3/4)
1. setengah bagian wajah sebelah atas dibagi menjadi
tiga bagian. Garis pertama di sebelah atas
membentuk dahi lalu kedua ujung garis yang
berlawanan turun kea rah alis, kearah luar lagi
hingga di depan telinga.
Disain Busana 69
3. Gambarlah sehelai demi helai rambut sehingga
membentuk sebuah gaya rambut, dan diarsir bagian
gelap dan yang lebih terang agar rambut kelihatan
nyata.
70 Disain Busana
c. Cara menggambar rambut tampak samping
1. setengah bagian wajah sebelah atas dibagi menjadi
tiga bagian. Garis pertama di sebelah atas
membentuk dahi lalu kedua ujung garis yang
berlawanan turun kea rah alis, kearah luar lagi
hingga di depan telinga.
Disain Busana 71
d. Cara menggambar rambut tampak belakang
72 Disain Busana
Gambar 4.10 Analisis Tangan
(Sumber : Dyahtri N. W. Astuti.2002)
a b c d e
Disain Busana 73
2. Langkah-langkah menggambar tangan dengan posisi
rileks dari sisi depan
a b c d f g h
74 Disain Busana
2. Menggambar lengan
Lengan adalah anggota gerak tubuh bagian atas yang
terbagi atas empat badan: bahu, lengan atas, lengan bawah
dan tangan. Tiap-tiap bagian tubuh saling dihubungkan dengan
sendi. Di bahu dan pangkal lengan ada sendi putar, di bagian
siku dan pergelangan tangan ada sendi engsel.
Disain Busana 75
3. Menggambar Kaki
Sama halnya dengan panjang tangan, panjang kaki
(telapak kaki) juga pada umumnya setara dengan panjang
wajah seseorang atau sama dengan tinggi kepala.
76 Disain Busana
2) Menggambar kaki tampak tiga perempat dan samping
Disain Busana 77
6) Gambar pose kaki dan sepatu tampak belakang
78 Disain Busana
Gambar 4.14 Analisis Batang Kaki
(Sumber: Dyahtri N. W. Astuti.2002)
Disain Busana 79
kaki itu bertumpu disebut dengan titik tumpu atau sumbu X.
Berikut adalah proses tahapan menggambar proporsi tubuh
berdiri tegak:
Menggambar bagian figure dengan proporsi 1 : 9.
80 Disain Busana
1) Menggambar proporsi lengan dan tangan
Disain Busana 81
1) Pastikan ukuran pola proporsi tepat dan benar,
kemudian memberi bentuk pada proporsi bagian-
bagian tubuh yang harus berbentuk cembung (CB) dan
cenderung cekung (CK).
82 Disain Busana
Beberapa pose proporsi tampak depan:
Disain Busana 83
Gambar 4.16 Berbagai pose proporsi tubuh tampak depan
(Sumber: Dyahtri N. W. Astuti.2002)
84 Disain Busana
b. Menggambar Proporsi Tubuh 1: 9 Tampak ¾, samping
dan belakang.
Disain Busana 85
RANGKUMAN
Proporsi tubuh ialah ketentuan yang dipakai untuk
menggambar ukuran tubuh manusia berpedoman pada ukuran tinggi
kepala. Ada tiga macam proporsi tubuh yaitu:
1. Proporsi menurut anatomi sesungguhnya yaitu tinggi tubuh 7
½ kali tinggi kepala.
2. Proporsi menurut disain busana ialah tinggi tubuh 8 kali tinggi
kepala dan ada pula disebut dengan perbandingan menurut
anatomi model.
3. Proporsi tubuh secara ilustrasi yang biasa dipakai untuk iklan
model atau gaya tertentu yaitu perbandingan 9 kali tinggi
kepala bahkan mencapai 12 kali tinggi kepala. Perbandingan ini
dinamakan perbandingan secara ilustrasi.
Menggambar proporsi tubuh melalui beberapa tahap yaitu:
1. Stuktur Analisis Kepala dan Wajah
a. Profil Wajah Tampak Depan
b. Profil Wajah Tampak Tiga Perempat (3/4)
c. Profil Wajah Tampak Samping
d. Profil kepala Tampak Belakang
e. Menggambar Rambut Tampak Depan, Tiga
Perempat (¾ ) Samping dan belakang
2. Struktur Dan Analisis Anggota Gerak
a. Menggambar Tangan
b. Menggambar lengan
c. Menggambar Kaki
d. Menggambar batang kaki tampak depan, tampak
¾, samping dan belakang
3. Struktur Dan Analisis Tubuh Secara Global
a. Proporsi tubuh tampak depan
b. Proporsi tubuh tampak tiga perempat
c. Proporsi tubuh tampak samping
d. Proporsi tubuh tampak belakang
86 Disain Busana
PENDALAMAN
Untuk mengukur pendalaman belajar mahasiswa pada
tingkat standar ketuntasan minimal belajar (SKMB) maka
selesaikan tugas-tugas berikut ini secara kelompok dan
laporkan hasil pemahaman kelompok.
1. Jelaskan pengertian proporsi tubuh desain busana
2. Gambarkan stuktur analisis kepala dan wajah tampak
depan, tiga perempat, samping dan belakang.
3. Gambarkan struktur dan analisis anggota gerak tangan,
lengan, kaki dan batang kaki.
4. Gambarkan struktur dan analisis proporsi tubuh secara
global tampak depan, tiga perempat, samping dan
belakang.
Disain Busana 87
Tugas
88 Disain Busana
BAB V
BAGIAN-BAGIAN BUSANA DAN TEKNIK
MENGGAMBAR
TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN
Disain Busana 89
Pemberian nama/istilah pada bagian-bagian busana
dapat dikelompokkan atas 2 bagian yaitu:
1) Pemberian nama bagian-bagian busana berdasarkan
nama konstruksi yaitu konstruksi pola, bentuk dan
ukuran.
2) Pemberian nama bagian-bagian busana berdasarkan
nama popular yaitu asal Negara, penciptanya, pemakai
pertama, penguasa/pimpinan Negara,selebritis dan
tempat populer
B. Garis leher
90 Disain Busana
5 Garis leher hati Diamond, Garis leher yang berbentuk hati.
Sweetheart
6 Garis leher Slot Garis leher bulat diberi belahan di
bulat terbelah tengah muka sekitar 10-12 cm,
contoh leher baju kurung dan baju
bodo
7 Garis leher Decolette Garis leher terbuka sampai bahu
terbuka lebar dan dada di bagian depan sangat
rendah
8 Garis leher sabrina Garis leher rata sampai bahu,
perahu= populer dengan nama garis leher
beteau Sabrina karena judul film,
pemeran utama dan pemainnya
memakai model garis leher
perahu = beteau nama populer
garis leher Sabrina
9 Kutang Camisol, Garis leher tanpa bahu diberi tali,
Tanktop, dengan berbagai variasi letak dan
Strap model tali.
10 Tanpa tali Strapless Garis leher terbuka tanpa bahu
dan tali
11 Halter Halter Garis leher yang ditinggikan dapat
dikerut atau tidak
12 Garis leher Stand Away Garis leher yang ditinggikan
tinggi sekelilingnya
13 Asimetris Cross over Garis leher yang berbentuk
asimetris (bagian kanan dan kiri
tidak sama)
14 Draperi Cowl Garis leher dengan teknik draperi
memakai kerutan/gelombang
tinggi
15 Berkerut Drawstring, Garis leher berkerut dengan
Gathered, bentuk yang bervariasi dan
Shiring penyelesaiannya dapat
menggunakan tali, bis atau lapisan
dengan kain menurut bentuk.
16 Terbuka bahu Off shoulder Garis leher terbuka turun sampai
di bawah bahu
(Sumber: Uswatun Hasanah, dkk. 2009)
Disain Busana 91
3. Teknik menggambar garis leher
Menggambar garis leher yang dapat diwujudkan oleh
ahli pola dan penjahit, perlu penggambaran garis leher
yang benar sehingga tidak terjadi salah penafsiran arti
dari gambar tersebut. Adapun urutan teknik
menggambar garis leher yaitu:
1) Menggambar proporsi tubuh bagian atas.
2) Macam-macam bentuk garis leher dilihat dari
tampak depan (gbr. A)
3) Macam-macam bentuk garis leher dilihat
tampak tiga perempat (gbr. B)
A
B
92 Disain Busana
5) Teknik menggambar garis leher tampak tiga
perempat dengan garis leher belakang (gbr. C)
Disain Busana 93
4. Petal 5. V Neck 6. Square
94 Disain Busana
16. Halter 17. Cowl 18. Asimetris
C. Kerah
1. Pengertian kerah
Kerah adalah bagian dari busana yang
dijahit/dipasangkan pada garis leher., kerah memiliki
konstruksi dan bentuk yang bervariasi. Kerah dapat
berfungsi sebagai center of intrest (pusat perhatian)
untuk menambah keindahan busana serta dapat
menutupi dan menonjolkan bentuk muka.
2. Macam-macam kerah
Dillihat dari bentuk dan konstruksi kerah dapat
dikelompokkan menjadi tiga:
a. Kerah berdiri (stand) yaitu kerah yang letaknya
berdiri dan sejajar dengan leher. Contohnya kerah
Disain Busana 95
Shanghai, Mandarin, High, turtle, Shirt, Tie/Bow,
Stand away, Funnel, Tunnel.
b. Kerah setengah berdiri (rolled) yaitu kerah yang
jatuhnya sebagian menempel pada garis leher dan
sebagian lagi menempel atau jatuh pada garis
bahu. Contoh Shiller, Peter Pan, Tailored, eton,
Showl, Wing, Strap, Elizabethan, Picture.
c. Kerah rebah (flat) yaitu kerah yang seluruh
bagiannya sejajar/jatuh pada bahu contoh: Cape,
Kerah Palerine, Bertha, Matros (kalasi), Horseshoe,
shaped, Scoop, Puritan, Petal.
Berikut ini nama macam-macam kerah:
96 Disain Busana
Bentuk garis leher, kurva yang halus
sekitar bagian belakang leher (grb. A).
Menentukan letak bagian depan kerah
dan menentukan tinggi kerah pada
bagian leher (gbr. B)
Menggambar kerah (gbr. C)
A B C
A B C
Disain Busana 97
Bentuk garis leher, kurva yang halus
sekitar bagian belakang leher (grb. A).
Menggambar pinggiran leher, pinggiran
luar dari kerah dan fall line (garis jatuh
membalik) yang menghubungkan dua
kurva (gbr. B)
Menggambar kerah dan menyelesaikan
detail-detailnya (gbr. C)
A B C
98 Disain Busana
A B C
Disain Busana 99
10. Shawl 11. Eton 12. Shiler
D. Lengan
1. Pengertian lengan.
Lengan baju adalah bagian komponen busana
yang menutupi semua atau sebahagian lengan. Penampilan
lengan ditentukan oleh posisi lubang lengan dan jahitan
bawah lengan, penambahan pada sebahagian lengan, serta
keliman lengan atau mansetnya /cuff. Oleh karena lengan
sering bergerak, maka lengan baju yang dirancang harus
memberi cukup ruangan pula untuk bergerak.
Sebuah gusset adalah sepotong bahan berbentuk pesak
(wedge) yang sisipkan dibawah ketiak lengan baju untuk
lebih memudahkan pemakai mengangkat lengan dan
menggerakkannya.
Gambar 5.1 Tanpa lengan baju Gambar 5.2 Lengan baju setali
(Sumber: Goet Poespo, 2000)
Dengan tidak mengindahkan klasifikasi lengan baju
yang bisa pendek bisa panjang, sempit atau lebar,
beberapa lengan baju didesin untuk menambah lebar
pundak, lainnya dirancang untuk mengurangi lebar pundak.
Semua lengan baju bisa pas atau penuh pada pergelangan
(dikerut, dilipit), bisa juga dipotong dengan panjang yang
dikehendaki. Lihat bagan variasi panjang lengan baju
(diagram sleeve lenght variation).
Lengan baju bisa pas atau penuh (dikerut, dilipit) pada
lubang lengan. Lengan baju yang pas bisa ditambah
kelonggarannya pada sikunya dengan darts, kerut-kerut,
atau ploi lembut. Lengan baju terpasang (set-in) bisa
Gambar 5.3 lubang lengan biasa Gambar 5.4 Lubang lengan reglan
1. Pengertian trimming
Banya para ahli pembuat busana maupun desainer
mengemukakan arti kata trimming. Porrie Muliaman (dalam
Hasanah , 2009), mengemukakan bahwa trimming adalah
hiasan pada pakaian yang merupakan bagian dari selembar
kain yamng dipasangkan pada pakaian yang mempunyai
penyelesaian pinggiran seperti renda-renda, biku, pita-pita
atau kain lurus yang dikerut, dilipit atau dibuat seperti spiral
atau lingkaran kemudian pinggirannya diselesaikan dengan
jahit pinggir, soom kecil, roolsoom, atau sejenisnya.
Sharon Lee Tate (dalam Hasanah , 2009),
mengemukakan bahwa trimming adalah dekorasi yang
menyatu dan menempel pada pakaian baik sebagai
hiasanmaupun berfungsi dalam pemakaian. Yang termasuk
trimming menurut Tate adalah aplikasi, stikan, pita, renda,
lipit-lipit, kerut-kerut, Volant, kantong, kancing, ban pinggang,
resleting, bagian pakaian yang dinordir ataupun kombinasi
bahan sebagai hiasan.
Menurut Pamela Steaker (dalam Hasanah , 2009),
Trimming adalah hiasan pada busana yang ditempekkan
dengan cara dijahitkan, contoh: renda, pita. Frill, kancing hias,
hiasan aplikasi, logo atau badges yang dibordir.
Perlu diketahui trimming dapat dipasangkan pada
semua bagian busana, seperti garis leher, tepi kerah, lengan
rok, bagian tengah muka atau tengah belakang serta belahan
pakaian. Penempatannya sesuai fungsi trimming serta
keinginan desainer atau stylist dalam rancangannya. Seperti
hal bagian-bagian busana lainnya, maka trimming
dikelompokkan berdasarkan nama konstruksi dan nama
popular.
1. Pengertian rok
Rok (skirt) adalah busana wanita bagian bawah yang
terpisah pada bagian bawah garis pinggang, dibuat dengan
cara dijahit dengan ukuran panjang sesuai model.
Sebelum penerapan model rok terlebih dahulu harus
mengetahui empat dasar rok bawah yaitu:
a. Lurus (straight)
Adalah rok yang mempunyai jahitan samping lurus yang
dibentuk kedalam dengan kerutan, lipatan/ploi, atau
kup (darts) untuk menyesuaikan (fit) ukuran pinggang.
b. Mengembang (flared)
Rok mengembang adalah rok yang berbentuk pasak
(wedge), yaitu rok yang menambah kepenuhan dari
pinggul sampai kelim bawah. Untuk menambah isi
(kepenuhan) pada rok, dijahitkan panel. Panel yang
dijahit itu disbut pias (gore).
c. Menyempit kebawah (pegged)
Rok ini berbentuk gasing (peg). Rok ini bentuknya
kebalikan dari rok mengembang. Pada garis pinggang
lebih lebar kemudian menyempit pada kelim
bawahannya. Kelebihan pada pinggang dikurangi
dengan kerutan (gathers), lipatan (tucks), atau
dijatuhkan (draped).
d. Lingkaran atau sirkel (circular)
Rok sirkel ini sangat lebar, ramping pada pinggang. Rok
ini bisa dipotong dari sebagian lingkaran, dan lingkaran
penuh.
G. Celana
TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN
PENDALAMAN
Untuk mengukur pendalaman belajar mahasiswa pada
tingkat standar ketuntasan minimal belajar (SKMB) maka
selesaikan tugas-tugas berikut ini secara kelompok dan laporkan
hasil pemahaman kelompok.
1. Gambarkan 3 (tiga) model busana dengan
menggunakan bahan dengan permukaan berkilau.
2. Gambarkan 3 (tiga) model busana dengan
menggunakan bahan tenunan halus dan tipis (sheers)
3. Gambarkan 3 (tiga) model busana dengan
menggunakan motif garis
4. Gambarkan 3 (tiga )model busana dengan
menggunakan bahan bahan renda (lace)
5. Gambarkan 3 (tiga) model busana dengan
menggunakan bahan rajutan (knitwear)
6. Gambarkan 3 (tiga) model busana dengan
menggunakan bahan Bulu (fur)
7. Gambarkan 3 (tiga) model busana dengan
menggunakan bahan Quilting
TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN
C. Busana Kuliah
TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN
Size M L XL XXL
Bahan Bantu Jahit
B
A a
Lingkar Badan 82 88 94 100 cm
Benang - U/ OUTSHELL, g
benang kecil 40/2, B Lingkar Pinggang
i (jadi) Baju 65 72 78 87 cm
W/maching C a Lengan
Lingkar Kerung 48 50 54 57 cm
outshell (Beige, n
Panjang lengan
D 52 53 54 55 cm
Burgundy, B Panjang Punggung 37,5 38 38 39 cm
E
Zipper - Green,
U/TutupNavy)depan, YKK F Lingkar Pinggang Celana 63 69 75 84 cm
-VFO
U/LINING,
= 50 cm,benang
warna
kecil
analog 40/2, G Lingkar Panggul 88 94 98 102 cm
W/matching lining Panjang Celana 92 97 102 107 cm
- (Navy,
U/TutupB.celana,
Green,YKK H
standar
Burgundy) = 17,5 cm I Panjang bawah celana 48 51 54 56 cm
- U/Variasi tutup saku J Tinggi Kerah 3,5 4 4,5 5 cm
baju, YKK = 15 cm,
Button K Lebar Manset 5 5 5 5 cm
- Snap
uniqueButton,
brass Antique
Brass, 4 pcstutup
- U/Variasi / baju L
Washer 11
-U pcs / baju
/ bukaan
saku celana,celana,
YKK iron, M
Pipih, l = 3 cm, 50 1 =pc20/ celana
cm, unique N
cm / baju brass.
- U/Baju, stainless, O
kecil, 4 pcs / baju
- U/Celana, P
stainless,
Main Label besar, 1 Woven ‘A.C.L’, 1 pc / baju, Bahan Bantu
set 1 pc / celana
Size/ celana
Label Woven, 1 pc / baju, 1 pc / POLYBAG Packing HANG TAG
celana
Print sateen, 1 pc / baju, 1 INNER BOX YAG PIN
Care Label
pc / celana
PIP Label Woven ‘A.C.L’, 1 pc / baju BLISTERBAG PRICE TAG
LAYER
EXP CARTON
Cara
Packing
PENDALAMAN