Anda di halaman 1dari 7

Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2020 Vol. 4, No.

1 (64-
70), ISSN (e): 2597-9361 dan ISSN (p): 2597-4068. Homepage: http://ojs.unm.ac.id/CER
DOI: https://doi.org/10.26858/cer.v4i1.13315

Pengembangan Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)


pada Materi Asam Basa Kelas XI SMA/MA

Ide Ilmiah
Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makassar
Email: ideilmiah3@gmail.com

Muhammad Anwar
Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makassar
Email: m_anwar66@yahoo.com

Netti Herawati
Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makassar
Email: nettyherawati@gmail.com

(Diterima: 17-Juli-2020; direvisi: 18-Agustus-2020; dipublikasikan: 22-September-2020)

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menemukan kevalidan,


kepraktisan dan reliabilitas tes keterampilan proses sains (KPS) pada materi asam basa Kelas
XI SMA/MA. Proses pengembangan instrumen itu menggunakan model pengembangan
Plomp yang terdiri dari lima fase yang meliputi: fase investigasi awal, fase desain, fase
realisasi/konstruksi, fase tes, evaluasi dan revisi, dan fase implementasi. Instrumen penilaian
yang dikembangkan itu terdiri dari tiga aspek yang dinilai yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Ujicoba itu dilakukan di SMA Negeri 14 Gowa pada siswa Kelas XI IPA 4.
Validitas diperoleh berdasarkan kategori nilai validasi yang dihasilkan sebesar 2,4 < Ktg ≤ 3,2
sehingga instrumen penilaian keterampilan proses sains dinyatakan valid. Reliabilitas dihitung
dengan menggunakan rumus Kuder Richardson-20 (KR-20) dan dikategorikan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan diperoleh sebesar 75% sehingga menghasilkan instrumen
penilaian keterampilan proses sains yang reliabel. Kepraktisan diperoleh dari analisis angket
respon pendidik yang memberikan respon sangat positif dan berdasarkan kategori nilai yang
dihasilkan sebesar ≥ 61% sehingga menghasilkan instrumen penilaian keterampilan proses
sains dinyatakan praktis. Dengan demikian instrumen penilaian keterampilan proses sains
yang dikembangkan telah memenuhi aspek kevalidan, reliabilitas, dan kepraktisan dan dapat
digunakan untuk menilai peserta didik.

Kata kunci: Pengembangan Plomp; Keterampilan Proses Sains; Asam Basa.

Abstract: This is a research development. The objective of this study is to develop and
discover the validity, practicality, and reliability of the science process skills (KPS) test on
Acid Base material in class XI SMA/MA. The instrument development process uses the
Plomp’s development model which consists of five phases which include: initial
investigation, design, realization/construction, test, evaluation and revision, and
implementation. The assessment instruments developed consisted of three aspects being
assessed, namely cognitive, affective, and psychomotor aspects. The trial was conducted at
SMA Negeri 14 Gowa on students of class XI IPA 4. Validity is obtained based on the
resulting validation value category of 2.4 < Ktg ≤ 3.2 so that the results of a valid science
process skill assessment instrument were obtained. Reliability was calculated using the Kuder
Richardson-20 formula (KR-20) and categorized based on established standards was obtained
at 75% so that the results of a reliable science process skill assessment instrument were
64
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2020, Vol. 4, No. 1 (64-70)

obtained. Practicality was obtained from the analysis of the questionnaire responses of
educators who gave very positive responses and based on the category of value generated by
≥ 61% so that the results of a practical science process skill assessment instrument were
obtained. Therefore, science process skills assessment instrument developed has fulfilled
aspects of validity, reliability, and practicality and can be used to assess students.

Keywords: Plomp’s Development; Science Process Skills; Acid Base.

PENDAHULUAN keterampilan dari sisi sensorimotor


Pendidikan memegang peranan (sensorimotor skill) (Subali, 2009). Padila
penting dari tujuan hidup yang hendak (1990) dalam Zeidan dan Jayosi (2015)
dicapai oleh seorang manusia agar selamat membagi keterampilan proses sains menjadi
menempuh kehidupan sehari-hari. dua, yaitu keterampilan proses sains dasar
Pendidikan pada dasarnya memberikan dan keterampilan proses sains terpadu.
sumbangan pada semua bidang pertumbuhan KPS dasar memilki enam
individu dalam pertumbuhan jasmani dari keterampilan yaitu keterampilan mengamati,
struktur fungsional (Kompri, 2016). Untuk mengklasifikasi, mengukur, memprediksi,
mendapatkan peserta didik yang berkualitas menyimpulkan, dan mengomunikasikan
maka diupayakan pembelajaran yang (Dimyati & Mujiono, 2002), sedangkan KPS
diterapkan di sekolah harus dapat melatih terpadu meliputi mengidentifikasi dan
dan mengembangkan keterampilan peserta mendefinisikan variabel, mengumpulkan
didik. Salah satu mata pelajaran yang dan mengubah data, memanipulasi,
terdapat di sekolah khususnya di SMA merekam data, merumuskan hipotesis,
adalah kimia. merancang masalah atau melakukan
Ilmu kimia terbentuk dari proses percobaan (Karamustafaoglu, 2011).
pengkajian fenomena alam yang dilakukan Keterampilan proses sains ini diharapkan
metode ilmiah. Serangkaian proses ilmiah siswa dapat menemukan dan
diterapkan dalam pembelajaran kimia untuk mengembangkan pengetahuan yang
memfasilitasi siswa membangun diperolehnya secara mandiri sesuai dengan
pengetahuan, sikap dan keterampilan. tuntutan kurikulum saat ini yaitu
Pemilihan pendekatan pembelajaran yang pembelajaran berpusat pada siswa (student
sesuai dengan metode ilmiah dalam center) dan guru sebagai fasilitator (Suryani
pembelajaran kimia, selain dapat & Siahaan, 2015).
mengembangkan keterampilan proses sains Upaya untuk mengukur keterampilan
siswa juga dapat menumbuhkan sikap proses sains siswa, maka perlu dilakukan
ilmiah. Dalam kurikulum 2013 pembelajaran alat ukur yang layak dan sesuai dengan
kimia dilakukan dengan menggunakan pengalaman belajar yang dialami oleh siswa.
pendekatan keterampilan proses (Ilmi, dkk., Namun, hasil obervasi di lapangan
2016). Keterampilan proses sains (KPS) berdasarkan wawancara kepada guru
merupakan keterampilan-ketrampilan yang ditemukan bahwa guru masih kurang
biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh memahami mengenai keterampilan proses
pengetahuan yang dibangun dari sains, sehingga belum diterapkannya dalam
keterampilan manual, intelektual, dan sosial proses pembelajaran maupun evaluasi
(Zulfiani, dkk., 2009). pembelajaran, penilaian yang dilakukan oleh
Keterampilan proses sains memuat guru lebih ditekankan pada penilaian
dua aspek keterampilan, yakni keterampilan pengetahuan saja tanpa mengukur
dari sisi kognitif (cognitive skill) sebagai keterampilan proses sainnya. Hal tersebut
keterampilan intelektual maupun dikarenakan oleh guru belum melakukan
pengetahuan dasar yang melatarbelakangi perencanaan yang matang untuk mengukur
penguasaan keterampilan proses sains dan keterampilan proses sains yaitu
65
Basir, Danial, Husain. Pengembangan perangkat pembelajaran….

mengembangkan instrumen penilaian yang lembar jawaban yang tersedia dan dari
mengukur keterampilan proses sains siswa jawaban tersebut dapat diidentifikasi
secara spesifik. indikator mana peserta didik bermasalah.
Instrumen penilaian merupakan Berdasarkan beberapa uraian di atas
komponen penting dalam penyelenggaraan bahwa diperlukan tes yang dapat mengukur
pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas tingkat KPS peserta didik dimana dengan
pendidikan dapat ditempuh melalui keterampilan proses sains siswa dituntut
peningkatan kualitas pembelajaran dan untuk melibatkan keterampilan mental,
kualitas sistem penilaiannya. Keduanya intelektual, fisik dan sosial untuk
saling terkait, sistem pembelajaran yang membangun kemampuan kognitif
baik akan menghasilkan kualitas belajar (conceptual understanding) yang dapat
yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya
penilaian yang baik akan mendorong METODE
pendidik untuk menentukan strategi Penelitian ini adalah penelitian dan
mengajar yang baik dalam memotivasi pengembangan (research and Development)
peserta didik untuk belajar lebih baik yang bertujuan untuk mengembangkan
(Mansyur, Rasyid, & Suratno, 2015). instrumen berupa tes keterampilan proses
Berbagai penelitian menyatakan sains (KPS) pada materi asam basa kelas XI
bahwa instrumen penilaian di sekolah hanya SMA/MA. Penelitian ini dilaksanakan pada
mengukur kemampuan berpikir dasar bulan januari 2020 semester genap tahun
peserta didik. Ketersediaan alat ukur yang pelajaran 2019/2020 dan tempat penelitian
dapat dijadikan pedoman dalam menentukan ini di SMA Negeri 14 Gowa. Subjek
tingkat kemampuan berpikir kritis peserta Penelitian adalah peserta didik kelas XI
didik sangat kurang, sedangkan alat uji semester genap tahun pelajaran 2019/2020
kemampuan berpikir kritis perlu dengan jumlah peserta didik 33 orang.
dikembangkan di semua subjek (Mabruroh Model pengembangan yang digunakan
& Suhandi, 2017). adalah model pengembangan Plomp yang
Penggunaan tes keterampilan proses terdiri dari lima tahap yaitu fase investigasi
sains tidak hanya mengukur tingkat awal, fase desain, fase realisasi/konstruksi,
pemahaman ataupun kesulitan belajar fase tes, evaluasi dan revisi, dan fase
peserta didik tetapi juga mengukur hasil implementasi.
belajar dimana melalui tes ini diharapkan Fase investigasi awal yang dilakukan
pendidik dapat mengidentifikasi titik lemah pada penelitian ini yaitu mengumpulkan dan
dan titik kuat peserta didik dalam menganalisis informasi, definisi masalah dan
memahami konsep kimia khususnya asam menetapkan masalah yang menjadi dasar
basa serta dapat melatih peserta didik dalam pengembangan perangkat penilaian,
memiliki keterampilan berpikir berdasarkan mengkaji masalah-masalah yang menjadi
pengetahuan sains yang dimilikinya. Tes kendala dalam pelaksanaan penilaian
keterampilan proses sains disajikan dalam berdasarkan hasil wawancara kepada guru.
bentuk soal essai. Hal ini dikarenakan, tes Fase desain meliputi perencanaan dan
essai sangat baik untuk mengukur atau penyusunan instrumen penilaian. Pada tahap
menilai kemampuan menulis dan kreativitas ini akan dilakukan perancangan instrumen
peserta didik dalam menuangkan pendapat penilaian keterampilan proses sains yang
dalam bentuk tulisan, pendidik relatif mudah diukur adalah aspek kognitif melalui tes
dan cepat membuatnya; dapat membuat KPS, psikomotorik dan afektif melalui
peserta didik belajar lebih giat dan sungguh- praktikum. Instrumen penilaian akan
sungguh; dan sifatnya terbuka sehingga dirancang sehingga butir-butir pernyataan
peserta didik dapat dengan bebas atau pun pertanyaan dapat mencakup semua
menuangkan konsep yang dimilikinya pada aspek yang akan dinilai.

66
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2020, Vol. 4, No. 1 (64-70)

Fase realisasi/ konstruksi instrumen observasi materi mengenai tujuan-tujuan


penilaian keterampilan proses sains mulai pembelajaran yang akan diukur. Hasil
direalisasikan sesuai dengan desain yang observasi materi yaitu mengidentifikasi,
sudah dirancang pada tahap desain. Pada merinci, dan menyususn konsep secara
tahap ini akan dihasilkan draft awal sitematis untuk pengorganisasian indikator
(Prototipe 1) sebagai realisasi dari hasil dan tujuan pembelajaran sesuai dengan
desain perangkat penilaian. Pada fase tes, kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
evaluasi, dan revisi, perangkat penilaian dipersyaratkan. Pada tahap ini akan
yang telah disusun dalam bentuk draft awal dilakukan analisis terhadap tujuan
divalidasi oleh dua orang validator guna pembelajaran yang akan diukur. Untuk
menguji layak tidaknya instrument tersebut mencapai tujuan pembelajaran yang telah
digunakan untuk mengukur aspek-aspek dan dituliskan pada fase identifikasi informasi
skor yang ditetapkan. Kegiatan validasi isi maka ada beberapa langkah yang harus
perangkat penilaian dilakukan dengan dilakukan, kemudian dari langkah tersebut
memberikan instrument validasi kepada para akan didesain jenis-jenis penilaian yang
pakar dan praktisi. Saran dari semua akan digunakan untuk mengukur tujuan
validator digunakan sebagai landasan dalam pembelajaran.
revisi instrumen tes hasil pengembangan Fase desain berisi kegiatan
yang dilakukan. Pada fase implementasi perancangan penilaian dengan
setelah dilakukan evaluasi dan diperoleh mempertimbangkan setiap langkah yang
prototipe II maka produk tersebut dapat dilakukan pada analisis informasi.
diimplementasikan atau diterapkan kembali Perancangan penilaian dapat dilakukan
di kelas. Dan jika hasilnya baik maka akan dengan mengelompokan setiap langkah
diperoleh prototipe final yaitu perangkat kegiatan kedalam jenis penilaian yang sesuai
yang memenuhi kriteria valid, praktis dan dalam artian dapat digunakan untuk
efektif. mengukur setiap langkah yang dilakukan
Teknik pengumpulan data dalam untuk mencapai tujuan pembelajaran.
penelitian terdiri atas 2 teknik pengumpulan Adapun pengelompokannya yaitu penilaian
data antara lain: 1) Data proses kognitif, penilaian afektif dan penilaian
pengembangan instrumen tes merupakan psikomotorik.
data deskriptif yang meliputi semua data Fase realisasi adalah suatu tindakan
sesuai dengan model pengembangan Plomp. yang nyata artinya pada tahap ini desain atau
Data ini diperoleh dari observasi, pemecahan masalah yang telah dianalisis
wawancara maupun dari awal hingga akhir diwujudkan dengan kegiatan konstruksi atau
proses. 2) Data untuk mengukur validitas, produksi suatu perangkat. Pada tahap ini
kepraktisan dan reliabilitas instrumen tes. akan dihasilkan draft awal (Prototipe 1)
Data ini didapatkan dari hasil penilaian sebagai realisasi dari hasil desain perangkat
validator. Data untuk mengukur validitas penilaian. Hasil-hasil konstruksi ditinjau
dan reliabilitas ditinjau dari aspek kelayakan kembali apakah sudah sesuai dengan kriteria
isi, materi, konstruksi dan bahasa. Data atau tidak sesuai dengan kriteria penulisan
untuk mengukur kepraktisan ditinjau dari intrumen yang baik sehingga siap diuji
hasil angket respon pendidik. validitasnya oleh para pakar dan praktisi dari
sudut rasional teoritis dan kekonsistenan
HASIL DAN PEMBAHASAN konstruksinya.
1. Proses Pengembangan Instrumen Fase Tes, Evaluasi, dan Revisi
Penilaian Keterampilan Proses Sains dilakukan validasi isi perangkat penilaian
Fase investigasi awal akan dibahas dengan memberikan instrument validasi
bagian yang berkaitan dengan identifikasi kepada para pakar dan praktisi. Saran dari
informasi dan analisis informasi. Tahap awal semua validator digunakan sebagai landasan
dari pengembangan tes KPS adalah dalam revisi instrumen tes hasil
67
Basir, Danial, Husain. Pengembangan perangkat pembelajaran….

pengembangan yang dilakukan. Pada tahap Berdasarkan hasil analisis validasi


ini ada dua jenis aktivitas utama yang para ahli dapat diketahui bahwa instrumen
dilakukan pada proses validasi yaitu penilaian keterampilan proses sains
meminta pertimbangan secara teoritis dari memiliki nilai validasi yang dihasilkan 2.4 <
ahli dan praktisi tentang kevalidan draf I Ktg ≤ 3.2, sehingga dinyatakan valid dan
instrumen tes yang sesuai dan menganalisis dapat digunakan untuk mengukur
hasil validasi. kemampuan keterampilan proses sains
Fase implementasi merupakan tahap peserta didik.
penyebaran penerapan secara terbatas oleh 2 Hal ini sesuai dengan penjelasan
orang guru kimia SMA Negeri 14 Gowa yang dikemukakan oleh Riduwan (2012)
yang mengajar dikelas XI IPA dengan bahwa kriteria yang digunakan untuk
materi yang sama yaitu materi asam basa. memutuskan bahwa instrumen evaluasi
Pada tahap ini 2 orang guru kimia akan mememiliki derajat validitas yang
mengisi lembar respon pendidik terhadap memadai adalah rata-rata untuk keseluruhan
perangkat penilaian keetrampilan proses aspek minimal berada dalam kategori
sains setelah menggunakan asesmen KPS cukup valid dan nilai validitas untuk
yang telah final ini pada proses setiap aspek minimal berada dalam kategori
pembelajaran materi asam basa. valid.
2. Kualitas Instrumen Penilaian Data hasil validasi dapat dilihat pada
Keterampilan Proses Sains Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Validasi Para Ahli terhadap Kelayakan Instrumen Asesmen Keterampilan
Proses Sains
Aspek Penilaian Instrumen Penilaian Kategori Keterangan
Kisi-kisi instrument tes 3,967 Sangat Valid
Aspek Kognitif Lembar soal tes 3,79 Sangat Valid
Rubrik penilaian tes 3,79 Sangat Valid
Lembar pengamatan 3,958 Sangat Valid
Aspek Afektif
Rubrik penilaian 3,923 Sangat Valid
Lembar pengamatan 3,958 Sangat Valid
Aspek Psikomotorik
Rubrik penilaian 3,92 Sangat Valid

Berdasarkan Tabel 1, uji relibialitas 82,35%. Berdasarkan kriteria yang telah


diperoleh dari hasil penilaian yang diberikan ditetapkan, dapat disimpulkan bahwa
oleh dua validator. Uji reliabilitas secara besarnya koefisien (derajat) reliabilitas R ≥
teoritik dapat menggunakan rumus 0,75 atau R ≥ 75% dengan demikian
percentage of agreements yang instrument yang dibuat telah memenuhi
dikemukakan oleh Grinnell (Dalam Nurdin, indikator Reliabel. 3) aspek psikomotorik
2007). Berdasarkan rumus tersebut diperoleh untuk lembar pengamatan sebesar 88,89%
koefisien (derajat) reliabilitas instrument dan rubrik penilaian sebesar 85,71%.
asesmen keterampilan proses sains pada 3 Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,
aspek yang dianalisis antara lain; 1) aspek dapat disimpulkan bahwa besarnya koefisien
kognitif sebesar 87,50%. Berdasarkan (derajat) reliabilitas R ≥ 0,75 atau R ≥ 75%
kriteria yang telah ditetapkan, dapat dengan demikian instrument yang dibuat
disimpulkan bahwa besarnya koefisien telah memenuhi indikator Reliabel.
(derajat) reliabilitas R ≥ 0,75 atau R ≥ 75% Berdasarkan hasil uji reliabilitas
dengan demikian instrument yang dibuat secara empirik dengan menggunakan rumus
telah memenuhi indikator Reliabel. 2) aspek Kuder Richardson-20 (KR-20) untuk skor
afektif untuk lembar pengamatan sebesar total perangkat asesmen aspek kognitif
88,89% dan rubrik penilaian sebesar berupa butir soal tes KPS telah memenuhi

68
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2020, Vol. 4, No. 1 (64-70)

kriteria reliabel. Hal ini dibuktikan dengan yaitu 0,70, dimana suatu tes dikatakan
adanya nilai yang diperoleh pada KD 3.10 reliabel apabila koefisien reliabelnya
sebesar 1,0639, nilai pada KD 4.10 sebesar sama dengan atau lebih besar dari 0,70.
1,2106. Kedua nilai tersebut lebih besar dari Data hasil reliabilitas dapat dilihat pada
nilai koefisien reliabel yang menjadi acuan Tabel 2.

Tabel 2. Data Hasil Reliabilitas Instrumen Asesmen Keterampilan Proses Sains


Aspek Penilaian Instrumen Penilaian Kategori Keterangan
Kisi-kisi instrument tes 90,00 Reliabel
Aspek Kognitif Lembar soal tes 75,00 Reliabel
Rubrik penilaian tes 75,00 Reliabel
Lembar pengamatan 88,89 Reliabel
Aspek Afektif
Rubrik penilaian 82,35 Reliabel
Lembar pengamatan 88,89 Reliabel
Aspek Psikomotorik
Rubrik penilaian 85,71 Reliabel

Berdasarkan Tabel 2, kepraktisan positif mengenai instrumen asesmen


dianalisis melalui data hasil respon guru keterampilan proses sains. Kriteria
terhadap perangkat penilaian keterampilan kepraktisan terpenuhi jika guru
proses sains. Berdasarkan hasil uji coba, ke memberikan respon sangat positif terhadap
dua orang guru memberikan respon positif. pernyataan yang diberikan. Dengan
Aspek kognitif diperoleh rata-rata respon demikian berdasarkan data hasil respon
pendidik sebesar 94,23% (sangat positif), pendidik terhadap instrumen asesmen
aspek afektif diperoleh rata-rata respon keterampilan proses sains maka dapat
pendidik sebesar 82,14% (sangat positif), dinyatakan bahwa instrumen asesmen
dan aspek psikomotorik diperoleh keterampilan proses sains yang
rata-rata respon pendidik sebesar 82,14% dikembangkan telah memenuhi kriteria
(sangat positif). Dengan demikian kepraktisan. Data hasil kepraktisan dapat
pendidik memberikan respon sangat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Data Hasil Kepraktisan Berdasarkan Data Respon Pendidik terhadap Instrumen
Asesmen Keterampilan Proses Sains
Aspek Penilaian Penilai Total PRS (%) Keterangan
Aspek Kognitif Guru 1 49 94,23 % Sangat Positif
Guru 2 49 94,23 % Sangat Positif
Aspek Afektif Guru 1 23 82,14% Sangat Positif
Guru 2 23 82,14% Sangat Positif
Aspek Psikomotorik Guru 1 23 82,14% Sangat Positif
Guru 2 23 82,14% Sangat Positif

Penilaian ini dilaksanakan untuk dianggap sebagai model penelitian yang


meningkatkan kualitas pendidikan dalam hal sangat relevan untuk pengembangan
kualitas sistem penilaiannya guna mengukur perangkat penilaian. Prosedur
keterampilan proses sains siswa materi pengembangan model Plomp untuk
Asam Basa pada peserta didik kelas XI IPA menghasilkan produk perangkat penilaian
4. Proses pengembangan yang digunakan terdiri dari lima tahap yaitu: 1) fase
pada penelitian ini adalah model investigasi awal, 2) fase desain, 3) fase
pengembangan Plomp karena berdasarkan realisasi/konstruksi, 4) fase tes, evaluasi dan
karakteristik, penggunaan model Plomp revisi, dan 5) fase implementasi.
69
Basir, Danial, Husain. Pengembangan perangkat pembelajaran….

SIMPULAN DAN SARAN Mansyur, Rasyid, H., & Suratno. (2015).


Berdasarkan hasil penelitian, maka Asesmen Pembelajaran di Sekolah
kesimpulan dari penelitian ini adalah proses (Panduan bagi Guru dan Calon
pengembangan perangkat asesmen berbasis Guru). Makassar: Pustaka Pelajar.
KPS dilakukan dengan lima tahapan, tahap Mabruroh, F., & Suhandi, A. (2017).
realisasi atau konstruksi, tahap evaluasi, tes, Construction Of Critical Thinking
dan revisi, serta tahap implementasi. Skills Test Instrument Related The
Berdasarkan hasil validasi oleh validator, Concept On Sound Wave. Journal of
perangkat penilaian memiliki nilai validasi Physics: Conference Series. 812(1),
yang dihasilkan sebesar 2,4 < Ktg ≤ 3,2, 012-056.
sehingga dinyatakan valid. Responden Nurdin. (2007). Model Pembelajaran
memberi respon positif terhadap perangkat Matematika yang Menumbuhkan
penilaian ≥ 61% dari jumlah aspek sehingga Kemampuan Metakognitif untuk
dinyatakan praktis dan skor keseluruhan Menguasai Bahan Ajar. Surabaya:
yang dihasilkan ≥ 75%, sehingga dinyatakan UNESA.
reliabel. Berdasarkan hasil dan keterbatasan Riduwan. (2015). Dasar-Dasar Statistika.
penelitian yang diperoleh dalam penelitian Bandung: Alfabeta.
ini dikemukakan beberapa saran yaitu Subali, B. (2009). Pengembangan tes
tahapan uji coba sebaiknya dilakukan tidak pengukur keterampilan proses sains
hanya pada 1 sekolah saja, agar supaya saran pola divergen mata pelajaran biologi
yang diperoleh bervariasi sesuai dengan SMA. Prosiding Seminar Nasional
gambaran masing-masing sekolah yang Biologi, Lingkungan dan
memiliki karakteristik yang berbeda, guna Pembelajaran. Yogyakarta: Jurdik
keperluan revisi dalam pengembangan Biologi FPMIPA UNY.
instrument asesmen keterampilan proses Suryani, A., & Siahaan, P. (2015).
sains. Bagi peneliti sebaiknya tidak Pengembangan Instrumen Tes untuk
melakukan penelitian seorang diri saja, Mengukur Keterampilan Proses
namun didampingi oleh 2 atau 3 orang guru Sains Siswa SMP pada Materi Gerak.
pendamping agar penilaian berjalan lebih Prosiding Simposium Nasional
objektif dan semua aktivitas peserta didik Inovasi dan Pembelajaran Sains
dapat diamati. 2015 (SNIPS 2015).
Zeidan, A. H., & M. R. Jayosi. (2015).
DAFTAR RUJUKAN Science Process Skills and Attitudes
Dimyati & Mujiono. (2002). Belajar dan Toward Acience Among Palestinian
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Secondary School Students. World
Ilmi, N., dkk. (2016). Pengembangan Journal Of Education. 5(1).
Instrumen Penilaian Keterampilan Zulfiani, dkk. (2009). Strategi Pembelajaran
Proses Sains pada Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian
Fisika Sma. Prosiding Seminar UI.
Nasional Fisika (E-Journal). Volume
V.
Karamustafaoglu, S. (2011). Improving the
Science Process Skills Ability of
Prospective Science Teachers Using
I Diagrams. Eurasian Jurnal of
Physics and Chemistry Education.
3(1), 26-38.
Kompri. (2016). Manajemen Pendidikan:
Komponen Elementer Kemajuan
Sekolah. Yogyakarta: AR-RUZZ M.

70

Anda mungkin juga menyukai