Anda di halaman 1dari 16

“POSYANDU BALITA DAN LANSIA”

MAKALAH

WA LIALA

Perawat Terampil
Puskesmas Wuna, Kabupaten Muna Barat
Sulawesi Tenggara

Hp: 085298896377
Email : waliala.amk@gmail.com
BAB I

PENDAHULHAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia sebagai potensi

pembangunan bangsa agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri,

merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, maka

posyandu cukup strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia sejak

dini perlu ditingkatkan pembinaannya.

Untuk meningkatkan pembinaan Posyandu sebagai pelayanan KB-Kesehatan

yang dikelola untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan pelayanan teknis dari

petugas perlu ditumbuh kembangkan perlu serta aktif masyarakat dalam wadah

LKMD.

Meningkatkan mutu pengelolaan Posyandu, perlu dimantapkan koordinasi

dan keterpaduan pembinaan disemua tingkatan pemerintah. Ketiga petunjuk diatas

adalah merupakan beberapa isi dari Inmendagri No.9 Tahun 1990 dan dapat kita

artikan betapa pentingnya keberadaan Posyandu ditengah-tengah masyarakat yang

merupakan pusat kegiatan masyarakat, dimana masyarakat sebagai pelaksana

sekaligus memperoleh pelayanan kesehatan serta Keluarga Berencana. Sebagai dasar

terbentuknya Posyandu ialah bertitik tolak dari definisi ilmu Kesehatan Masyarakat

menurut Winslow, yang mana disebutkan bahwa diharapkan masyarakat itu berusia

untuk dapat menanggulangi kesehatannya sendiri. Seterusnya disebutkan pula bahwa


terciptanya kesehatan yang optimal bagi masyarakat ialah dengan adanya peran serta

dari masyarakat secara teratur' dan berkesinambungan. Dari penjelasan tersebut

diatas terlihat bahwa wadah yang paling tepat untuk peran serta masyarakat

khususnya bagi balita dan lansia adalah posyandu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Posyandu Balita ?


2. Jelaskan Tujuan Posyandu Balita ?
3. Apa saja Kegiatan Pokok Posyandu Balita ?
4. Jelaskan bagaimana Pelaksanaan Pelayanan Posyandu Balita?
5. Jelaskan bagaimana Keberhasilan Posyandu Balita ?
6. Sebutkan Manfaat Posyandu Balita?
7. Apa Pengertian Posyandu Lansia?
8. Jelaskan Tujuan Posyandu Lansia ?
9. Apa Sasaran Posyandu Lansia ?
10. Bagaimana Mekanisme Layanan Posyandu Lansia?
11. Apa saja Kendalan Pelaksanaan Posyandu Lansia ?
12. Sebutakan Jenis dan Bentuk Posyandu Lansia ?

C. Tujuan Masalah

1. Mampu menjelaskan Pengertian Posyandu Balita


2. Mampu menjelaskan Tujuan Posyandu Balita
3. Mampu menjelaskan Kegiatan Pokok Posyandu Balita
4. Mampu menjelaskan Pelaksanaan Pelayanan Posyandu Balita
5. Mampu menjelaskan Keberhasilan Posyandu Balita
6. Mampu menjelaskan Manfaat Posyandu Balita
7. Mampu menjelaskan Pengertian Posyandu Lansia
8. Mampu menjelaskan Tujuan Posyandu Lansia
9. Mampu menjelaskan Sasaran Posyandu Lansia
10. Mampu menjelaskan Mekanisme Layanan Posyandu Lansia
11. Mampu menjelaskan Kendalan Pelaksanaan Posyandu Lansia
12. Mampu menjelaskan Jenis dan Bentuk Posyandu Lansia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Posyandu Balita

2.1.1 Pengertian Posyandu Balita

Posyandu & pos pelayanan terpadu adalah kegiatan yang dilakukan oleh, dari

dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada khususnya.

Posyandu balita adalah suatu organisasi atau wadah ataupun sebuah forum

komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat dari oleh dan untuk

masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya

manusia sejak dini. Selain itu, posyandu balita juga merupakan pusat pelayanan

keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh

masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan (Pihak Puskesmas)

dalam rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).

Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di

masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan

revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan

posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status

gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan

pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan

meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan

kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu (Wati, 2021).


2.1.2 Tujuan Posyandu Balita

Tujuan posyandu balita anatara lain (Wati, 2021).:

1) Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.

2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan

3) Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.

4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan - kegiatan lain yang menunjang

kemampuan hidup sehat.

5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografis.

6) Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka

alih teknologi untuk swakelola usaha - usaha kesehatan masyarakat.

2.1.3 Kegiatan Pokok Posyandu Balita

Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan

Posyandu antara lain :

1. Kesehatan Ibu dan Anak

a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi,

anak balita dan anak prasekolah.

b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena


kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan

tambahan vitamin dan mineral.

c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya.

d. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan

program KIA.

2. Keluarga Berencana

a. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan

perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena

melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi.

b. Cara - cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya.

3. Imunisasi

Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x , Polio

3x, dan campak 1x pada bayi.

4. Peningkatan gizi

a. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.

b. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori

cukup kepada anak-anak dibawah umur 1 tahun dan kepada ibu yang

menyusui.

c. Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 1 tahun


5. Penanggulangan Diare

2.1.4 Pelaksanaan Pelayanan Posyandu Balita


Pada hari buka pelayanan posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan

5 sistem meja yaitu :

1. Meja I : Pendaftaran

2. Meja II : Penimbangan

3. Meja III : Pengisian KMS

4. Meja IV: penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

5. Meja V : pelayanan kesehatan berupa (Imunisasi, pemberian vitamin A dosis

tinggi , pembagian pil KB atau kondom, pengobatan ringan, konsultasi KB).

Pada petugas I-IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V

merupakan pelayanan medis.

2.1.4 Keberhasilan Posyandu Balita


Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN (Salmah, 2018) :

S : Semua balita di wilayah kerja posyandu


K : Semua balita memiliki KMS D : balita yang ditimbang
N : Balita yang berat badannya naik Keberhasilan posyandu berdasarkan
 D baik / kurangnya peran serta masyarakat
 N berhasil / tidaknya program posyandu

2.1.5 Manfaat Posyandu Balita

Posyandu ada untuk menurunkan angka kematian ibu, bayi, maupun balita
melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Fasilitas kesehatan (faskes) ini memang

dikhususkan guna menaungi masalah dan perkembangan kesehatan bayi, balita, ibu

hamil maupun menyusui, serta pasangan usia subur. Oleh karena itu, keberadaan

posyandu diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat di bawah ini bagi

masyarakat, terutama ibu, bayi dan balita (Salmah, 2018):

a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan

pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan balita

b) Mendapatkan saran seputar asupan gizi bayi dan anak, sehingga

tidak mengalami gizi buruk

c) Memastikan bayi dan balita memperoleh imunisasi lengkap yang

diwajibkan oleh pemerintah

d) Ibu hamil dapat terpantau asupan gizi, vitamin, suplemen,

maupun vaksin yang diperlukannya

e) Ibu nifas dapat terjaga kesehatannya, seperti mendapatkan

vitamin A dan tablet tambah darah

f) Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu

dan anak

g) Apabila terdapat kelainan pada bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas,

dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke

puskesmas

h) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan

ibu, bayi, dan anak balita


2.2 Posyandu Lansia

2.2.1 Pengertian Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut

di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat

dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan

pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia

yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran

serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam

penyelenggaraannya.

Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk

pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau UKBM yang dibentuk oleh

masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada

penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60

tahun keatas.

2.2.2 Tujuan Posyandu Lansia

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain:

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,

sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan

lansia

b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan

swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi

antara masyarakat usia lanjut.


2.2.3 Sasaran Posyandu Lansia

1. Sasaran langsung
a. Kelompok pra usia lanjut (45 – 59 tahun)
b. Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
c. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun keatas)
2.2.4 Sasaran Tidak Langsung
a. Keluarga dimana usia lanjut berada
b. Organisasi social yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
c. Masyarakat luas

2.2.5 Mekanisme Layanan Posyandu Lansia

Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 1 meja, pelayanan yang

diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan

pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada

yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 1 meja seperti posyandu balita, ada

juga hanya menggunakan sistem pelayanan / meja, dengan kegiatan sebagai berikut

 Meja I : Pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan


berat badan dan atau tinggi badan.
 Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan,
indeks massa tubuh (IMT) Pelayanan kesehatan seperti
pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di
meja ini
 Meja III : Melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling,
disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi
2.2.6 Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia

Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu

antara lain :

1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. Pengetahuan

lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi

dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,

lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat

dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada

mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat,

yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau

motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia.

2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau Jarak

posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu

tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan

daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi

posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi

lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi

posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius,

maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti

kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor

eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.


3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan
lansia untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan
dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia
apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar
lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan
berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.

4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi atau
sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang
baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan
yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap
seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi
dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang
menghendaki adanya suatu respons.

2.2.7 Jenis dan Bentuk Layanan Posyandu Lansia


Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan

fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat

KMS untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita / deteksi dini atau ancaman

masalah kesehatan yang dihadapi.

Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu

Lansia seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota adalah:

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam


kehidupan, seperti makan minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun
tempat tidur, buang air besar kecil dan sebagainya.

2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental


emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua) menit.

3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran


tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT)

4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta


penghitungan denyut nadi selama satu menit.

5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat

6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula / diabetes mellitus.

7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai
detekasi awal penyakit ginjal

8. Pelaksanaan rujuk ke Puskesmas bilamana ada keluhan dana tau ditemukan


kelainan pada pemeriksaan 1 hingga 7.
2.2.8 Penyuluhan kesehatan

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat
seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek
kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olahraga seperti senam lanjut usia, gerak
jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, di butuhkan
sarana dan prasarana penunjang, yaitu : tempat kegiatan (gedung, ruangan atau
tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencataatan kegiatan, timbangan
dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan
leboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Ssehat (KMS).
BAB III
PENUTUP

3.1 Penutup

1. Posyandu & pos pelayanan terpadu adalah kegiatan yang dilakukan oleh,
dari dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada
khususnya.

2. Posyandu balita adalah suatu organisasi atau wadah ataupun sebuah forum
komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat dari oleh
dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk
mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.

3. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.

3.2 Saran

Di perlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan

memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan

oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut

dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan

pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk mewujudkan

tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan

yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, F., Darmiati, D., Arfan, F., & Putri, A. A. Z. (2021). Pelatihan dan
Pendampingan Kader Posyandu Lansia di Kecamatan Wonomulyo. Jurnal
Abdidas, 2(2), 392-397.

Intarti, W. D., & Khoriah, S. N. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi


pemanfaatan posyandu lansia. JHeS (Journal of Health Studies), 2(1), 110-
122.

Pertiwi, Herdini Widyaning. "Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi

kehadiran lanjut usia di posyandu lansia." Bidan Prada 4.01 (2013).

Salamah, N., & Sulistyani, N. (2018). Pelatihan Peran Serta Kader Posyandu Dalam
Pemberian Edukasi Kepada Masyarakat. 

Wati, S. R., Magdalena, L., Hatta, M., & Ilyasa, R. (2021). Sistem Informasi
Posyandu Pendataan Kesehatan Balita, Ibu Hamil, dan Lansia pada Posyandu
Suka Mulya Desa Kepongpongan. Jurnal Digit: Digital of Information
Technology, 11(1), 39-50.

Anda mungkin juga menyukai