Anda di halaman 1dari 2

LEARNING JOURNAL WAWASAN KEBANGSAAN

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : 1 ( satu)
Mata Pelatihan : Wawasan Kebangsaan
Widyaiswara : Ir. H. Nasridal Patria, MM., MHum
Nama Peserta : Fera Azwar, Amd. Kep
Nomor Pressensi : 1.1.10
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : BKSDM Lima Puluh Kota

A. Pokok Pikiran
Wawasan kebangsaan merupakan cara pandang seseorang terhadap diri dan
lingkungan sekitarnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai
seorang PNS haarus memiiki cara pandang sebagai warga negara yang
berwawasan kebangsaan. Cara pandang ini harus bersumber dari Pancasila,
UUD 1945, NKRI, dam Bhinneka Tunggal Ika guna menyelesaikan berbagai
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara sehingga tercapainya masyarakat
yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Hal ini tidak lepas dari sejarah
pergerakan kebangsaan Indonesia yang diawali dengan lahirnya organisasi Boedi
Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, Soetomo menyampaikan gagasan Wahidin
Sudirohusodo tentang pentingnya membentuk organisasi yang memajukan
pendidikan dan kebudayaan di Hindia Belanda, berdirinya Budi utomo
sesungguhnya menjadi titik awal dimulainya pergerakan nasional menuju
Indonesia Merdeka. Oleh karena itu setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai
Hari Kebangkitan Nasional. Wawasan kebangsaan ini harus dilandasi dengan jati
diri bangsa (nasion character) dan identitas Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yaitu Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara Garuda Indonesia, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulan negara dan pemersatu
bangsa dan menjadi cerminan kemandirian, dan keksistensi neaa indonesia yang
merdeka, bersatu, bedaulat, adil dan makmur.

Bela negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga
negara, baik secra perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara. Bela negara
dimulai pada Agresi Militer II Belanda yang berhasil menguasai Yogyakarta dan
menawan Soekarno Hatta tidak meruntuhkan semangat perjuangan bangsa
Indonesia untuk mempertahankan kmerdekaan dilaksanakn baik dengan hard
power (perang gerilya) maupun soft power (pemerintahan darurat) di Kota
Bukittingi. Sifat bela negara harus dimili oleh seorang PNS, dalam UU Republik
Indonesia Nomor 23 tahn 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasionaluntuk
Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa keikutsertaan warga negara dalam
usaha bela negara salah satunya dilaksanakan melalu pendidikan kewarganegaraa
dengan pembinaan kesadaran bela negara denganmenanamkan nilai dasar
bela negara, yang antaranya: 1) cinta tanah air, 2)
sadar berbansa dan bernegara, 3) setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, 4)
rela berkorban untuk bangsaa dadn negara, dan 5) kemampuan awal bela negara.

Profil Tokoh
Tokoh yang menurut saya yang menjadi inspirasi dalam penerapan nilai wawasaan
kebangsaan adalah Bapak Ki Hajar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara lahir di
Yogyakarta, tanggal 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Soewardi
Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara besar di lingkungan keluarga keraton
Yogyakarta. Ki Hadjar Dewantara terus memberikan perhatian dalam bidang
pendidikan sebagai bagian dari salah satu perjuangan meraih kemerdekaan.
Bersama rekan-rekan seperjuangannya, ia pun mendirikan sebuah perpemimpinan
yang bercorak nasionalisme yang diberi nama National Onderwijs Instituut Taman
Siswa atau yang lebih dikenal dengan nama Perpemimpinan Nasional Taman
Siswa pada 3 Juli 1922. Banyak teladan yang dapat diambil dari kisah Bpk Ki
Hajar Dewantara sebagai wujud wawasan kebangsaan dan Bela Negara, yaitu
bapak Ki Hajar Dewantara senintiasa tekun belajar dalam dalam situasi apapun,
memiliki semangat juang yang tinggi demi kemajuan dan peergerakkan
Indonesia, dam memiliki semangat yang tinggi dalam memajukaan pendidikan
Indonesia. Sebagai seorang PNS wajib untuk memiliki sikap bela Negara, tidak
dibolehkan sama sekali bagi setiap PNS mengabaikan nilai-nilai dan sikap bela
negara dan harus memiliki wawasankebangsaan.

B. Penerapan
Sebagai seorang perawat yang erkerja dilingkunagn rumah sakit daerah saya harus
dapat melaksanakan tugas dengan memiliki wawasan kebangsaan dan nilai-nilai
bela negara. Saya sebagai seorang perawat harus memberikan pelayanan yang
prima dan sesuai dengan SOP dan peraturan yang beraku. Saat pandemi
Covid-19 saya menjalani tugas harus dengan sikap bela negara yang ditujukan
dengan memberikan pelayanan dengan ikhlas dan penuh kesadaran dalam
merawat pasien dan menerapkan protokol kesehatan baik di rumah sakit maupun
diluar lingkungan rumah sakit. Memberikan pelayanan secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat dan santun kepada pasien terutama untuk kesembuhan dan
kenyaman pasien. Salah satu nilai kesadaran berbangsa dan bernegara diterapkan
dengan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit, pengobatam, perawatan
serta aturan yang ada di rumah sakit, memberikan edukasi kesehatan seperti
penerapan protokol kesehatan di ligkungan rumahsakit. Saat pasien dan keluarga
pasien kesulitan mengambil keputusan dalam menerima pengobatan saya
membantu menjelaskan kembali kepada pasien dan keluarga pasien agar
memudahkan pasien dan keluarga dalam megambil keputusan untk kesembuhan
pasien.

Referensi profil tokoh :


https://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara
http://repositori.kemdikbud.go.id/4881/1/Buku%20Ki%20Hajar%20Dewantara.p
df

Anda mungkin juga menyukai