Anda di halaman 1dari 14

MENGHIDUPKAN NURANI DENGAN BERFIKIR KRITIS

Tugas Makalah Pendidikan Agama Islam Kelas XII IPS 3

Disusun Oleh :

FERNANDO HUZEIN

XI IPS 3

SMA NEGERI 7 BENGKULU SELATAN


2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala

puji serta syukur yang senantiasa hanya milik Allah SWT, karena dengan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah

Menghidupkan Nurani Dengan Berfikir Kritis. ini sesuai dengan target waktu yang telah

direncanakan. Sholawat beriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SWT.

Adapun judul dari makalah Ekonomi ini adalah “MENGHIDUPKAN NURANI

DENGAN BERFIKIR KRITIS”

Adapun maksud dan tujuan dari makalah Pendidikan Agama Islam ini adalah latihan

bagi penyusun di dalam pembuatan laporan dalam kuliah nanti nanti dan juga sebagai

langkah awal untuk memadukan ilmu yang didapat selama kegiatan belajar di SMA NEGERI

7 BENGKULU SELATAN,

Dalam kesempatan ini, penyususun ingin mengajukan permohonan maaf yang sebesar-

besarnya jika didalam Makalah ini nanti terdapat banyak kesalahan penulisan ataupun kata-

kata yang kurang tepat penggunaanya

Demikianlah tugas makalah ini, semoga tugas penyususn dapat diterima dengan baik dan

dengan mendapat hasil yang diharapkan

Penandingan 24 Maret 2022


Penyusun,
FERNANDO HUZEIN
XI IPS 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................6

D. Manfaat Penulisan...........................................................................................................6

BAB II........................................................................................................................................7

PEMBAHASAN........................................................................................................................7

A. Apa Itu “Berpikir Kritis” ?..........................................................................................7

B. Menganalisis dan Mengevaluasi Makna Q.S. Ali-Imran/3:190-191 serta Hadis


tentang Berfikir Kritis.........................................................................................................7

C. Menyajikan Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil
Albab) sesuai Pesan Q.S. Āli-Imrān/3: 190-191.................................................................8

D. Manfaat Berpikir Kritis.............................................................................................11

E. Menerapkan Perilaku Mulia......................................................................................11

BAB III.....................................................................................................................................13

PENUTUP................................................................................................................................13

A.Kesimpulan ....................................................................................................................13
B.Saran...............................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berpikir merupakan fungsi dari akal yang dianugerahkan kepada manusia.

Dengan berpikir, manusia akan dapat memanfaatkan akalnya untuk memahami

hakikat segala sesuatu. Hakikat segala sesuatu adalah kebenaran, dan kebenaran yang

sejati adalah Allah Swt. Dengan berpikir, manusia akanmengenal Allah dan

mendekatkan diri kepada-Nya. Maka, berpikir adalah awal perjalanan ibadah yang

tanpa-Nya ibadah menjadi tak bernilai.

Jika berkaitan dengan  ibadah tentuya sudah ada ketentuan yang terperinci dari

Allah Swt. Disamping itu, dalam menjalankan kehidupan ini, tentunya kita pasti

menghadapi berbagai hal yang harus dihadapi dengan sebaik-baiknya. Adapun solusi

dalam kehidupan ini untuk menghadapi berbagai masalah selain dengan ibadah yakni

dengan musyawarah.Musyawarah adalah suatu kelaziman fitrah manusia dan

termasuk tuntutan stabilitas suatu masyarakat. Musyawarah bukanlah tujuan pada

asalnya, melainkan disyariatkan dalam agama islam untuk mewujudkan keadilan di

antara manusia dan juga untuk memilih perkara yang paling baik bagi mereka sebagai

perwujudan tujuan-tujuan syariat dan hukum-hukumnya.

Sebagai warga negara yang baik, dalam bermusyawarah kita harus

mengedepankan kepentingan bersama, jangan hanya mengedepankan kepentingan

pribadi. Termasuk dalam pemberian dan penerimaan suatu pendapat pun kita harus

tetap memperhatikan cara berpikir kritis serta cara bersikap yang demokratis. Berikan

masukan dengan berpikir secara kritis dan menghormati pendapat orang lain.Oleh
karenanya, kita diharuskan agar mampu untuk bertindak secara demokratis agar dapat

menjalankan kehidupan ini dengan sebaik mungkin.

Dalam Al-Qur’an banyak terdapatayat-ayat yang menyerukan manusia untuk

memperhatikan, merenung dan memikirkan penciptaan Allah baik yang di langit,

bumi maupun diantara keduanya. Dengan adanya hal ini, maka manusia dituntut agar

mampu untuk berpikir secara kritis terhadap penciptaan Allah serta memahami dan

merenungkan apa makna yang tersirat di dalamnya.

Selain dituntut untuk mampu berpikir secara kritis, manusia juga dituntut agar

mampu untuk bertindak secara demokratis.Pengertian dari demokrasi itu sendiri

merupakan suatu paham yang didalamnya mengandung asas-asas musyawarah yang

pernah dilakukan Rasulullah SAW.semasa hidup beliau dan diperintahkan oleh Allah

SWT dalam Al-Qur’anul-Karim. Indonesia juga merupakan negara demokrasi, akan

tetapi demokrasi di Indonesia adalah demokrasi pancasila yang didasarkan pada sila-

sila yang terdapat dalam pancasila tersebut.

Seperti halnya ajaran islam demokrasi juga menjunjung nilai persatuan dan

kesatuan, maka dari itu kita sebagai generasi bangsa indonesia haruslah tahu tentang

demokrasi. Maka dari itu, penulis akan mengkaji hal-hal  mengenai berpikir secara

kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat-ayat Al-Qur’an yang akan

membahas tentang hakikat seta manfaatdari berpikir secara kritis dan bertindak secara

demokratis.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1)      Apa sajakah hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak secara

demokratis menurut ayat Al-Qur’an ?


2)      Ayat Al-Qur’an yang mana sajakah yang membahas tentang hakikat serta

manfaatdari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis ?

3)      Apa saja sikap dan perilaku terpuji yang dapat dikembangkan terkait dengan

berpikir kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1)      Untuk mengetahui apa sajakah hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis

dan bertindak secara demokratis menurut ayatAl-Qur’an.

2)      Untuk mengetahui ayat Al-Qur’an yang mana sajakah yang membahas tentang

hakikat serta manfaatdari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis.

3)      Untuk mengetahui apa saja sikap dan perilaku terpuji yang dapat dikembangkan

terkait dengan berpikir kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-

Qur’an.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1)      Bagi guru, diharapkan dapat menjadikan karya tulis ini sebagai bahan masukan

dalam mengajarkan siswa untuk dapat memahami hakikat berpikir kritis dan

bertindak secara demokratis sesuai dengan ayat Al-Qur’an.

2)      Bagi pelajar diharapkan agar karya tulis ini dapat dijadikan pembelajaran agar

lebih mengetahui apa saja hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan

bertindak secara demokratis sesuai dengan ayat Al-Qur’an.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Apa Itu “Berpikir Kritis” ?

Berpikir kritis, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan

fakta yang valid (sah) serta argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat

hendaknya selalu bersikap kritis, baik terhadap kenyataan empiris (realitas

sosial,budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan supraempiris (agama,

mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendiri.Sikap

kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda.

Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab

terhadap apa yang drkritisi.Sikap kritis dalam suasana demokrasi juga perlu didukung

dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara damai.Masalah yang berasal

dari perbedaan pendapat dapat berujung konflik, untuk itu perlu ditekankan

penyelesaian masalah dilakukan dengan damai bukan kekerasan.

B. Menganalisis dan Mengevaluasi Makna Q.S. Ali-Imran/3:190-191 serta Hadis

tentang Berfikir Kritis

Berpikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes,

berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk

menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap

reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”.

Berangkat dari definisi di atas, sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kritis

terhadap ayat-ayat Allah Swt. (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari

berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya. Kemudian

menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif.


Salah satu mukjizat al-Quran adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait

dengan penciptaan alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan

informasi Ilahi tersebut. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt.

dalam Q.S. ²li 'Imran/3:190-191 berikut ini.

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam

dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah Swt.) bagi orangorang yang

berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam keadaan

berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya

berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha

Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”.

C. Menyajikan Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil

Albab) sesuai Pesan Q.S. Āli-Imrān/3: 190-191

Definisi tentang berpikir kritis disampaikan oleh Mustaji. Ia memberikan

definisi bahwa berpikir kristis adalah “berpikir secara beralasan dan reflektif dengan

menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau

dilakukan”. Contohnya adalah kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan

“membuat ramalan”, yaitu membuat prediksi tentang suatu masalah. Seperti

memperkirakan apa yang akan terjadi besok berdasarkan analisis terhadap kondisi

yang ada pada hari ini.

harus ada pertimbangan akal sehat. Jangan dilakukan perbuatan yang akan

menempatkan kita di posisi yang rendah di akhirat. “Berpikir sebelum bertindak”,


itulah motto yang harus menjadi acuan orang “cerdas”. Pelajari baik-baik sabda

Rasulullah saw. berikut ini.

Artinya: Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda:

“Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka

beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang

yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharapkepada Allah Swt. dengan

harapan kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan).

Dalam hadis ini Rasulullah saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-benar

cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi,

yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu

saja, hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan

kedua, yaitu akhirat. Orang yang tidak meyakini adanya hari pembalasan, tentu tidak

akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apa pun. Jika indikasi

“cerdas” dalam pandangan Rasulullah saw. adalah jauhnya orientasi dan visi ke depan

(akhirat), maka pandangan-pandangan yang hanya terbatas pada dunia, menjadi

pertanda tindakan “bodoh” atau “jahil” (Arab, kebodohan=jahiliyah). Bangsa Arab

pra Islam dikatakan jahiliyah bukan karena tidak dapat baca tulis, tetapi karena

kelakuannya menyiratkan kebodohan, yaitu menyembah berhala dan melakukan

kejahatan-kejahatan. Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu,

dan kezaliman lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan dunia.
Jadi, kemaksiatan adalah tindakan “bodoh” karena hanya memperhitungkan

pengadilan dunia yang mudah direkayasa, sedangkan pengadilan Allah Swt. di akhirat

yang tidak ada tawar-menawar malah ”diabaikan”. Orang-orang tersebut dalam hadis

di atas dikatakan sebagai orang “lemah”, karena tidak mampu melawan nafsunya

sendiri. Dengan demikian, orang-orang yang suka bertindak bodoh adalah orang-

orang lemah.

Orang yang cerdas juga mengetahui bahwa kematian dapat datang kapan saja tanpa

diduga. Oleh karena itu, ia akan selalu bersegera melakukan kebaikan (amal saleh)

tanpa menunda.

Rasulullah saw. bersabda:

Artinya: Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang

kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang

menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau

kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang

dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar

bencananya serta yang terpahit dideritanya?” (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata:

Hadis hasan).
D. Manfaat Berpikir Kritis

Adapun manfaat berfikir kritis di antaranya adalah sebagai berikut.

1.      Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.

2.      Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia.

3.      Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. Dalam

mengembangkan IPTEK.

4.      Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian).

5.      Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena

alam.

6.      Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik

yang berada di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta.

7.      Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan.

8.      Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.

9.      Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di akhirat

dengan meningkatkan amal saleh dan menekan/meninggalkan kemaksiatan.

E. Menerapkan Perilaku Mulia

Berikut ini adalah sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terkait dengan

berpikir kritis berdasarkan ayat al-Qur'an dan hadis di atas yaitu sebagai berikut.

1.      Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal sehat.

2.      Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi

manusia.

3.      Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat al-Quran secara lebih mendalam

bersama para pakar di bidang masing-masing.

4.      Menjadikan ayat-ayat al-Quran sebagai inspirasi dalam melakukan

penelitianpenelitian ilmiah untuk mengungkap misteri penciptaan alam.


5.      Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam

mengembangkan IPTEK.

6.      Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat

manusia.

7.      Membaca dan menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya

bahaya.

8.      Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang

yang visioner.

9.      Senantiasa berupaya meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan

sebagai tindak lanjut dari keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua di

akhirat dan sebagai perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Swt. Atas semua

anugerah-Nya.

10.  Terus memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespon semua gejala dan

fenomena alam yang terjadi.


BAB III
PENUTUP

F. Kesimpulan

Adapun simpulan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1.           Berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an

merupakan perilaku yang pada hakikatnya memiliki banyak manfaat, terutama

dalam hal bersyukur dan memecahkan masalah melalui proses kerja sama dalam

musyawarah.

2.           Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang hakikat serta manfaatdari berpikir

secara kritis dan bersikap secara demokratis adalah Q.S. Ali-‘Imran ayat 190-

191dan Q.S. Ali-‘Imran ayat 159.

3.           Pengembangan sikap dan perilaku terpuji terkait dengan berpikir kritis dan

bertindak secara demokratis merupakan hal penting yang perlu dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari guna perwujudan implementasi nyata dari ayat Al-

Qur’an.
G. Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah

ini, untuk itu saran dan kritik sangatlah diperlukan oleh penulis agar makalah ini dapat

menjadi lebih baik lagi kedepannya. Dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi

seluruh pembaca yang ingin mengkaji tentang hakikat dan manfaat dari berpikir

secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al -Qur’an, ayat Al-

Qur’an yang mana saja yang membahas tentang hakikat serta manfaat dari berpikir

secara kritis dan bertindak secara demokratis, serta sikap dan perilaku terpuji apa saja

yang dapat dikembangkan terkait dengan berpikir kritis dan bertindak secara

demokratis menurut ayat-ayat Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai