Anda di halaman 1dari 3

Cerita Sukses seorang Pengemis menjadi Pengusaha

Written By Wawan Setiawan on Saturday, August 11, 2012 | 12:15 PM

Ada cerita sukses seorang pengemis yang menjadi pengusaha. Cerita ini saya ambil dari


salah satu blog ketika sedang blog walking mencari inspirasi. Entah benar atau tidaknya saya
juga belum tahu pasti namun keberadaan misterius pengemis dan pengusaha tersebut saya
kira sengaja dirahasiakan oleh penulisnya.

Tanggal 19 januari 2001, Di sebuah kota besar yang berada di planet ke tiga Galaksi MilkyWay.
Pada sore hari ketika banyak orang pulang kerja. Ada satu orang pengusaha menaiki mobil
BMW serta terlihat sedang terburu-buru. Dia turun dan menuju ATM terdekat untuk mengambil
sejumlah uang.

Yang pasti uangnya dalam jumlah BESAR.

Di depan ATM itu ada seorang yang sedang duduk-duduk dilantai. Pakainnya kumuh, berlubang
dan seperti tidak pernah dicuci. Sorot matanya menunjukkan seseorang yang tidak mempunyai
harapan. Didepannya ada sebuah gelas berisi uang. Jika anda sedang berpikir dia adalah
seorang pengemis.

Anda 100% benar.

Tapi si pengusaha dengan cueknya melangkah melewati si pengemis dan masuk ke dalam


ruang ATM. Ternyata di dalam pengusaha itu tidak ingin mengambil uang, dia hanya sekedar
ingin mentransfer uang.

Yang pasti transfernya dalam jumlah BESAR.

Ketika dia hendak keluar. Entah perasaan darimana si pengusaha menjadi iba kepada
pengemis. WOW! dia mengambil dompet dari sakunya. Setelah melihat dari pojok kiri ke pojok
kanan sisi dompet. Dia akhirnya berhasil menemukan uang dengan nominal paling kecil!

Seribu Rupiah dia berikan kepada si pengemis.

Terima Kasih tuan, Kata si pengemis dengan bibir tersenyum senang. Sampai senangnya dia
mengambil uang seribuan itu dari gelas dan memegangnya dengan kuat. Hmmmmm… mungkin
ini adalah pendapatan terbesarnya hari itu.

Exspresi dari pengusaha itu hanya tersenyum kecut. Tidak lebih dari itu! kemudian dia mulai
meninggalkan si pengemis menuju mobil mewahnya. Lalu… entah kenapa! ketika dia ingin
memasuki mobil… dia seperti tidak rela memberi uang dengan cuma-cuma kepada pengemis
tadi.

Dasar Kikir! Dia berlari kembali menuju ke pengemis. Ketika ingin mengambil uang seribuan
miliknya. Dia tertahan! atau tidak bisa karena uangnya masih digenggam oleh si pengemis.

Akhirnya tanpa pikir panjang!

Si Pengusaha mengambil gelas pengemis yang mungkin adalah harta satu-satunya. Dengan


enteng dan terlihat seperti mengejek. Si pengusaha kikir itu berkata:

Kamu juga pengusaha bukan?

Kemudian pengusaha berlari kembali ke mobilnya. Dan si pengemis hanya bisa melongo. Walau
samar-samar terlihat ada air yang keluar dari matanya.

Hmmmmm…

Bersamaan dengan itu terlihat langit sudah berwarna merah. Mataharipun mulai terbenam.
8 tahun kemudian….

Tepatnya tanggal 2 juli 2009. Di sebuah gedung mewah yang terdapat di kota besar di planet
bumi. Si pengusaha sedang berada di kantornya. Melamun! bahkan terlihat seperti orang stres.

Tentu saja dia stres! Gara-gara krisis ekonomi global, bisnisnya hampir bangkrut! tinggal
menunggu hari saja dia akan menjadi miskin. Suatu hal yang tidak pernah dia rasakan seumur
hidup. Belum lagi tanggungan hutang yang tidak bisa dia bayar.

Bukan hanya jatuh miskin, mungkin dia akan masuk penjara karena tidak bisa melunasi
hutangnya.

Tiba-tiba!

Telepon berdering. Ternyata itu dari sekertarisnya. “Pak ada orang yang mau bertemu dengan
bapak”.

Sebenarnya pengusaha itu sedang malas menemui siapa-siapa. Apalagi orang yang tidak


dikenalnya. Namun dia putuskan untuk menemui si tamu misterius ini.
Tamu misterius itu pun masuk. Lalu diikuti dengan basa-basi singkat seperti perkenalan nama
dsb. Lalu pengusaha pun menanyakan maksud kedatangan si tamu.

ALANGKAH KAGETNYA !
Tamu misterius itu mau menginvestasikan uang dalam jumlah besar dalam perusahaannya.
Bahkan jumlah uang itu juga sanggup melunasi hutang perusahaan. Pengusaha itu hanya
melongo tidak percaya.

Tapi sebelum si pengusaha berhenti dari kegiatan melongonya. Si tamu misterius itu berkata :

"Mungkin bapak sudah lupa terhadap saya. Dulu saya adalah pengemis yang sering mangkal di
depan ATM. Gara-gara bapak dulu ngomong kayak gini Kamu juga pengusaha bukan? Saya
waktu itu benar-benar terharu. Anda tidak menganggap saya sebagai pengemis seperti orang
lain, melainkan penjual yang sedang menjual barang. Waktu itu juga saya berhenti mengemis.
Lalu merintis usaha saya sendiri. Dan bisa bapak lihat akhirnya saya BERHASIL".

Sumber

Anda mungkin juga menyukai