Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN AAA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS AAA

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS AAA


Nomor : / / / 2022

TENTANG
PANDUAN DILEMA ETIK PUSKESMAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS AAA

Menimbang : a. Bahwa dalam menjalankan profesi kedokteran,


keperawatan dan kebidanan diperlukan adanya suatu
panduan yang digunakan sebagai pedoman;
b. Bahwa Panduan Dilema Etik merupakan pedoman
bagi dokter, perawat dan bidan dalam melaksanakan
praktek kesehatan ;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan 1 dan 2, dalam
rangka penerapannya perlu ditetapkan Dilema Etik
puskesmas melalui surat keputusan kepala
puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia No.29 Tahun 2004


tentang praktek kedokteran;
2. Undang-undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 114
3. Undang-undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.43
Tahun 2019 tentang Puskesmas.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS AAA TENTANG


PANDUAN DILEMA ETIK DI LINGKUNGAN PUSKESMAS
AAA ;
KESATU : Keputusan Kepala Puskesmas tentang panduan Dilema
Etik puskesmas.
KEDUA : Menetapkan Panduan Dilema Etik dalam menjalankan
profesi kesehatan, keperawatan dan kebidanan.

KETIGA : Dengan penerapan Panduan Dilema Etik Puskesmas


sebagaimana butir kesatu tersebut, maka semua dokter,
perawat dan bidan yang menjalankan praktek
kedokteran, keperawatan dan kebidanan wajib berpegang
pada Panduan Dilema Etik tersebut;
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak ditetapkan sampai
dengan adanya ketentuan lebih lanjut.

DITETAPKAN DI : AAA
PADA TANGGAL :
KEPALA PUSKESMAS AAA

SITI ZULAIKAH, S.Tr.Keb


NIP. 19700803198903 2 002

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS AAA
NOMOR :
TANGGAL :

PANDUAN DILEMA ETIK KLINIK PUSKESMAS AAA


a. Definisi
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik buruknya tingkah
laku manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan
mengatur hidup. Etika juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ethos”
berarti “kebiasaan”, “model perilaku” atau standar yang diharapkan
dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika
sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang
mempengaruhi perilaku.
Dari peringatan diatas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam
masyarakat yang menyangkut dari pengertian diatas, etika adalah
ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya
manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan
atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu
: baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung jawab.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau
cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar
seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional. Berdasarkan
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang
digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia
berperilaku, apa yang seharusnya dilakukanseseorang terhadap orang
lain. Sehingga juga dapat disimpulkan bahwa etika mengandung 3
pengertian pokok yaitu :
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang
dipengaruhi dilemma
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5. Menentukan konsekwensi dari setiap alternatif
6. Menentukan tindakan yang tepat

Tipe-tipe etika
1. Bioetik
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang
kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan
pengobatan. Lebih lanjut, bioetika difokuskan pada pertanyaan
etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan,
bioteknologi, pengobatan, politik, hokum dan teknologi. Pada
lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etika pada
moral treatment atau inovasi teknologi dan waktu pelaksanaan
pengobatan pada manusia.
Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua
tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan
membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut
dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang berhubungan
dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain :
peningkatan mutu genetika, etika lingkungan pemberian
pelayanan kesehatan.
2. Clinical Ethics/ Etik Klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih
memperhatikan pada masalah etik selama pemberian pelayanan
pada klien. Contoh Clinical Ethycs : adanya persetujuan atau
penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing Ethycs/ Etik Keperawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik
dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis
untuk mendapatkan keputusan etik. Etika keperawatan dapat
diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah
keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan fokus
etika keperawatan adalah sifat manusia yang unik.

b. Ruang lingkup
1. Otonomi (Authonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berfikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat sendiri, memilih dan memilikiberbagai keputusan atau
pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan
hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
perbedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat
perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya;
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi;
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam bentuk profesional ketika perawat
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hokum, standar praktek
dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan;
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/ cedera fisik dan
psikologis pada klien;
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya
kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
6. Menepaji janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.
Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seorang perawat untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada pasien;

c. Tata Laksana
Kelalaian dalam bidang pelayanan puskesmas bias menyangkut
puskesmas sebagai suatu organisasi (yang diwakili oleh kepala
puskesmas) jika menyangkut bidang-bidang yang berkaitan dengan
policy dan manjemen. Didalam lingkup tanggung jawab puskesmas
termasuk juga tindakan para karyawan (dokter, perawat, bidan,
tenaga kesehatan, dan tenaga administrasi) bias sampai bias
menimbulkan kerugian pada pasien. Puskesmas sebagai institusi juga
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap pemberian
pelayanan yang baik kepada para pasiennya.

PENINGKATAN MASALAH ETIK PUSKESMAS


1. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh
direksi, humas, dan komite etik dari :
- Media massa
- Kotak saran
- Keluhan pasien
- Laporan staf
- Telepon pengaduan
- Somasi pasien/ kuasa hokum
- Tokoh masyarakat
- LSM

2. Satuan kerja yang menerima keluhan complain melakukan hal-hal:


- Mencatat dan mengkaji informasi :
a. Identitas
b. Kondisi pasien
c. Peristiwa atau kejadian
d. Tuntutan pasien
- Menanggapi keluhan :
a. Mengucapkan terimakasih atas laporan
b. Membuat penjelasan sementara
c. Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti
d. Menenangkan pelapor
e. Membuat tanda terima laporan
- Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain
- Mengisi formulir sesuai kebutuhan :
a. Member pertimbangan
b. Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi
c. Menindaklanjuti instruksi dari direksi
d. Infestigasi kasus
- Membahas kebenaran informasi tentang :
a. Identitas pasien
b. Peristiwa
c. Rekam medis
- Penetapan dokumen :
a. Dokumen informasi
b. Berkas Rekam Medis
c. Dokumen persetujuan tindakan medis
d. Second opinion
e. Resume medis
f. Pendapat organisasi profesi
g. Juklak, Juknis dan SOP pelayanan
- Rapat dengan satuan kerja terkait
3. Analisa Kasus
- Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori kasus
- Kasus etika ditangani oleh KE
- Kasus administrasi ditangani oleh bagian SDM
- Kasus hokum ditangani oleh KE
- Kasus gabungan ditangani KE
- Telaah kasus :
a. Kebenaran identitas pasien
b. Kebenaran peristiwa
c. Barang bukti
d. Pertimbangan prosedur tindak lanjut
- Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
a. Kewenangan dan kompetensi
b. Indikasi dan kontra indikasi
c. Persetujuan tindakan medis
d. Kesesuaian dengan tindakan SOP
e. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya
f. Hukum dan perundang-undangan
- Putusan direksi tentang pilihan penyesuaian kasus litigasi atau
no litigasi
- Dokumen kasus :
a. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan
media ditata dan diberikan pengkodean khusus
b. Dokumen disimpan oleh kepala bagian pelayanan sampai
kasus dianggap selesai
c. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada
bagian Rekam Medis
d. Dokumentasi
Sebagaimana telah diuraikan diatas tentang langkah atau tindakan
yang perlu dilaksanakan dalam menghadapi melakukan penanganan
masalah dilema etik di Puskesmas AAA . Panduan ini perlu
disosialisasikan oleh seluruh Sumber Daya Manusia Puskesmas AAA .
Secara berkala panduan ini akan dievaluasi, sehingga bila diperlukan
perubahan-perubahan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, akan
dilakukan revisi agar ini menjadi lebih sempurna sehingga
penanganan dilema etik dapat ditangani secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai