Penetapan Sistem Pengelolaan Rujukan
Penetapan Sistem Pengelolaan Rujukan
KEPUTUSAN
PEMIMPIN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PUSKESMAS KEDIRI
Nomor : 07.11/SK.UPT-BLUD.PKM.KDR/I/2016
TENTANG
MEMUTUSKAN
Kesatu : Untuk kelancaran sistem Pengelolaan Rujukan di Unit Pelaksana Teknis Badan
Layanan Umum Daerah Puskesmas Kediri dibuat Pedoman Sistem rujukan
sebagaimana terlampir yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
keputusan ini.
Kedua : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan keputusan ini akan
dibebankan kepada Anggaran Unit Pelaksana Teknis Badan Layanan Umum
Daerah Puskesmas Kediri apabila memungkinkan.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal : 2 Januari 2016
PEMIMPIN UNIT PELAKSANA
TEKNIS BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH PUSKESMAS KEDIRI,
Rosmayadi
1. Prosedur Rujukan Pasien dari Puskesmas ke RS
A. Prosedur Klinis
B. Prosedur Administratif
1. Prosedur Klinis
2. Prosedur Administratif
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku
register pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam medis pasien
yang bersangkutan dan memberi tanda tanggal / jam telah ditindaklanjuti.
a. Surat Rujukan
b. BalasanRujukan
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat pasien
rujukan tulisan balasan rujukan harus jelas dan dapat dibaca oleh petugas
kesehatan di Puskesmas. Surat balasan rujukan yang dikirimkan kepada
pengirim pasien rujukan, memuat : nomor surat, tanggal, status jaminan
kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, nama dan identitas
pasien, hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi pasien saat keluar dari
perawatan dan tindak lanjut yang diperlukan. (format surat balasan
rujukan terlampir).
c. Rujukan Spesimen
Rujukan pada kasus KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua nyawa,
dimana pasien datang berdua dan haruslah kembali minimal 2 orang atau lebih
tidak boleh kurang. Sehingga kecepatan rujukan sangat penting, terutama untuk
kasus-kasus gawat darurat. Pada awal kehamilan tenaga medis yang melakukan
ANC baik bidan maupun dokter umum di puskesmas harus memberikan edukasi
apakah ibu termasuk dalam kategori beresiko seperti memiliki :
Hiperemesis Gravidarum
Hipertensi Dalam Kehamilan
o Pre-eklamsi
Gejala dan Penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus
o Sesak
o Riwayat Diabetes Melitus
o Memiliki Resiko HIV
o Demam Tinggi
o dll
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai usia
kehamilan.
Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)
o Gemelli.
o Kelainan letak, posisi.
o DKP (Disproporsi Kepala Panggul).
Apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi puskesmas
untuk mengedukasi ibu agar melakukan persalinan di Rumah Sakit PONEK
terdekat dari lokasi tinggal, tidak di puskesmas, hal ini perlu dilakukan agar
penanganan kegawatan dapat segera diberikan
Pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah pasien dengan kondisi sakit
menetap sehingga dikhawatirkan mobilisasi terlalu banyak dapat memperburuk
kondisinya tersebut. Contoh kondisi pasien yang masuk didalam kategori ini
adalah :
Pasien dengan penyakit kanker yang memerlukan kemoterapi rutin.
Pasien dengan cacat tubuh menetap.
Pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan cuci darah rutin.
Pasien lain dengan kondisi sakit menetap.
9. Prosedur Administratif
Mencatat di buku register hasil pemeriksaan untuk arsip sebagai pasien
dengan kondisi tetap.
Pasien dapat dirujuk tanpa perlu datang ke puskesmas.
Prosedur Administratif