Anda di halaman 1dari 7

Analisis Implikasi Rencana Pengurangan Anggaran Terhadap

Operasi UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup – Dinas


Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat

Pendahuluan

Salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi
pengelolaan lingkungan hidup di suatu negara atau daerah adalah tersedianya
laboratorium pengujian parameter lingkungan. Laboratorium pengujian parameter
lingkungan mampu menghasilkan data yang valid dan reliable, tidak terbantahkan,
serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah maupun hukum. Oleh karena itu,
peranan dan fungsi laboratorium lingkungan sangat vital dalam mendukung tugas-
tugas pemerintah, terutama bagi instansi yang berwenang dalam pengelolaan
lingkungan hidup seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di
pusat maupun badan atau dinas lingkungan dihup di daerah.

Laporan hasil uji yang dikeluarkan oleh laboratorium pengujian parameter lingkungan
sangat penting dalam proses penegakan hukum lingkungan, utamanya dalam
menegakkan analisis data sebagai bahan untuk delik formil pelanggaran hukum
lingkungan. Pentingnya laboratorium lingkungan sering diibaratkan sebagai jantung
pada manusia. Artinya, sistem pengelolaan lingkungan tidak berjalan efektif dan
efisien tanpa didukung laboratorium. Data kualitas lingkungan juga dapat
dipergunakan sebagai dasar perencanaan, evaluasi maupun pengawasan bagi
pengambil keputusan, perencana, penyusun program, baik di tingkat pusat maupun
daerah dalam menentukan kebijakan lingkungan hidup.

Gambar 1, Penguji dan Petugas Pengambil Contoh UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Barat sedang melakukan pengujian di laboratorium dan di lapangan
Gambar 2, Komplek UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memiliki sebuah laboratorium lingkungan yang
telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Beralamat di Jl. AH.
Nasution No. 117 Kota Bandung, UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup yang
bernaung di bawah Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat telah mampu
menangani pengujian terhadap 53 jenis pengujian (28 di antaranya sudah
terakreditasi), 3 metode pengambilan contoh uji, dan berencana mengembangkan
pengujian pada parameter-parameter kualitas udara (13 parameter). Saat ini,
pengembangan UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup juga merupakan salah satu di
antara program prioritas Gubernur Jawa Barat, di mana UPTD Laboratorium
Lingkungan Hidup sedang diproyeksikan untuk menjadi laboratorium pengujian
dioksin milik pemerintah pertama di Indonesia. Selain itu, laboratorium juga
diharapkan mampu bertransformasi menjadi BLUD.

Selayang Pandang UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat


UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat memiliki sejarah
pembentukan yang cukup panjang. Pada tahun 1988, melalui Perda No.5 Tahun 1988,
dibentuk Balai Pengujian dan Perawatan Kanwil dengan organisasi induk Departemen
Pekerjaan Umum Dinas PU Cipta Karya Provinsi Dati I Jawa Barat. Selanjutnya, pada
tahun 2002, laboratorium ini mengalami perubahan nama menjadi Balai Pengujian
Mutu Konstruksi dan Lingkungan (diatur dalam Perda No.5 tahun 2002) pada Dinas
Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat sebagai organisasi induknya. Pada
tahun 2008, laboratorium ini berubah menjadi UPTD Balai Pengujian Mutu
Konstruksi dan Lingkungan (BPMKL) pada Dinas Permukiman dan Perumahan
Provinsi Jawa Barat sebagai organisasi induknya (diatur melalui Perda Provinsi Jawa
Barat No.21 Tahun 2008). Perubahan kembali terjadi pada tahun 2016 dengan
terbitnya Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 84 Tahun 2016 sehingga laboratorium
berubah namanya menjadi Balai Laboratorium Lingkungan Hidup dengan Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat sebagai organisasi induknya. Tahun 2017,
terjadi perampingan organisasi dan melalu Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69
Tahun 2017 UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup menjadi UPTD Kelas B.
Terakhir, pada tahun 2019, melalui Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 21 Tahun
2019, UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup dikukuhkan menjadi UPTD Kelas A.

Dalam rangka menjamin kualitas penguijan dan data pada laporan hasil uji, UPTD
Laboratorium Lingkungan Hidup telah mendapatkan sertifikat akreditasi laboratorium
pengujian dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor sertifikat 346-IDN.
Proses akreditasi, survailen, reakreditasi, dan penambahan ruang lingkup pengujian
sudah dilaksanakan sejak tahun 2006 hingga saat ini dan masih akan terus berlanjut.
Perjalanan proses akreditasi UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup (hingga tahun
2019) disediakan pada Gambar 3.

Gambar 3, Proses Akreditasi UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat
(Sampai tahun 2019)

Terkait status akreditasi, hingga tahun 2021 ini UPTD Laboratorium Lingkungan
Hidup telah berhasil mempertahankan status akreditasinya sebagai laboratorium
pengujian. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya sertifikat akreditasi dari Komite
Akreditasi Nasional (LP-346-IDN) yang berlaku sejak 5 Mei 2021 hingga 4 Mei
2026. Tahun 2021 juga merupakan momen yang penting bagi UPTD Laboratorium
Lingkungan Hidup dengan disetujuinya permohonan registrasi UPTD Laboratorium
Lingkungan Hidup untuk menjadi laboratorium lingkungan dengan terbitnya surat
Registrasi Laboratorium Lingkungan dari Sekretaris Jendral Kementrian Lingkungan
Hidup No. S.870/SETJEN/SLK/STD.2/8/2021 tanggal 13 Agustus 2021 yang berlaku
sampai 4 Mei 2026. Status akreditasi dan registrasi laboratorium lingkungan ini
merupakan pengakuan tertinggi bagi kinerja dan kualitas laboratorium sebagai
laboratorium pengujian dan laboratorium lingkungan.

UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat juga didukung sejumlah
peralatan laboratorium terkalibrasi untuk mendukung berbagai macam pengujian dan
analisis baik di dalam laboratorium maupun di lapangan. Beberapa peralatan
laboratorium tersebut di antaranya adalah alat uji kualitas udara, alat uji total partikel
debu, alat ukur kecepatan angin, spektrofotometer, inkubator, hot plate, COD reactor,
lemari asam, spekstroskopi serapan atom, water bath, alat uji mikrobiologi, alat
pembuatan aquades, alat destilasi, spektrofotometer portabel, pH meter,
spektrofotometer UV/Vis, neraca analitikal, desikator, dan lemari penyimpanan bahan
kimia.

Gambar 4, Contoh Peralatan UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat

Capaian retribusi UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat juga
senantiasa melebihi target di tiap tahunnya selama tahun 2011-2019. Pada tahun 2020
lalu, laboiratorium telah menguji sebanyak 935 contoh uji dengan 10.708 parameter
lingkungan yang dianalisis serta membukukan pendapatan sebesar Rp.
566.060.590,00. Capaian ini akan semakin meningkat dengan pengembangan
laboratorium ke arah laboratorium pengujian dioksin. Pengujian dioksin merupakan
hal yang wajib dilakukan bagi pengelola tempat pembuangan akhir sampah, pengelola
limbah medis, atau industri semen. Sebagai gambaran, tarif satu kali pengujian
dioksin di berbagai laboratorium dioksin di luar negeri (di Eropa, Singapura, atau
Australia) dapat mencapai nilai 100 juta rupiah hingga 150 juta rupiah. Saat ini, di
Indonesia belum ada laborotorium yang melayani pengujian dioksin. Karena itu,
pengembangan laboratorium ke arah pengujian dioksin merupakan langkah strategis
yang sangat tepat. Dengan menjadi laboratorium dioksin milik pemerintah yang
pertama di Indonesia, pendapatan laboratorium akan naik berkali-kali lipat dan mudah
untuk melewati Break Even Point. Selanjutnya, setelah neraca belanja laboratorium
surplus, laboratorium harus segera bertransformasi dari UPTD menjadi BLUD agar
pengelolaan keuangan menjadi lebih sederhana, namun di saat yang sama
laboratorium bisa terus berkembang menjadi lebih besar dari waktu ke waktu.
Tahun 2022 yang akan datang, pembangunan gedung baru UPTD Laboratorium
Lingkukngan Hidup Provinsi Jawa Barat sudah dipastikan akan terealisasi. Lebih dari
itu, proposal bantuan peralatan laboratorium dari Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.
2.734.000.000 (untuk peralatan Mercury Analyzer Benchtop, Rotary Evaporator, dan
FTIR) sudah mendapatkan persetujuan. Diharapkan, melalui kegiatan pembangunan
dan bantuan peralatan baru ini akan membuat performa dan produktivitas
laboratorium semakin tinggi lagi.
Semua capaian dan potensi yang ada pada UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Barat sebagaimana diuraikan di atas sangat dipengaruhi oleh sumber
daya manusia terbaik yang dimiliki laboratorium. Saat ini, UPTD Laboratorium
Lingkungan Provinsi Jawa Barat didukung oleh 42 personil yang terdiri dari 14 PNS
dan 28 Non PNS. Seluruh personil yang ada di laboratorium sudah mendapatkan
pengetahuan mengenai ISO 17025 yang berlaku secara internasional sebagai acuan
bagi laboratorium pengujian baik dari aspek manajemen mutu maupun teknis
pengujiannya. UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat juga
senantiasa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang dimiliki dengan
melaksanakan berbagai pelatihan teknis secara berkala. Dengan demikian,
laboratorium dapat menjaga kualitas layanan pada level yang paling tinggi.

Implikasi Pengurangan Anggaran Terhadap Operasi UPTD Laboratorium


Lingkungan Hidup
Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini memberikan dampak yang
cukup parah bagi semua sektor di pemerintahan, tidak terkecuali Provinsi Jawa Barat.
Jumlah anggaran tahun 2022 untuk keseluruhan perangkat dinas yang ada di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat hanya tersedia di bawah 1 (satu) triliun
rupiah secara pasti akan menuntut adanya kebijakan cost reduction / efisiensi
anggaran yang harus ditempuh. Akan ada banyak penghematan yang dilakukan yang
di antaranya akan berimplikasi pada pengurangan biaya operasi (men, materials,
machines, methods, money). Namun demikian, meski pelaksanaan cost reduction
adalah hal yang tidak dapat dihindari, unit kerja harus tetap dapat mempertahankan
fungsi-fungsi dasarnya dalam menjalankan tugas pokoknya. Berkanaan dengan hal
tersebut, beberapa catatan terkait operasi UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:
1) Bahan kimia merupakan nyawa palayanan pengujian di laboratorium.
Pengurangan biaya belanja bahan kimia hanya bisa dilakukan jika tidak
mengganggu operasi pengujian di laboratorium. Jika aktivitas pengujian sampai
terhenti, akreditasi laboratorium dapat dicabut atau dibekukan oleh Komite
Akreditasi Nasional.
2) Peralatan pengujian juga merupakan bagian penting dari operasi laboratorium
pengujian. Pemeliharaan terhadap peralatan pengujian harus tetap dapat
disediakan meski ada pengurangan anggaran. Kerusakan peralatan pengujian yang
dibiarkan tanpa perbaikan akan menyebabkan terhentinya aktivitas pengujian. Hal
ini juga berimplikasi pada pembekuan / pencabutan status akreditasi laboratorium.
3) Sumber daya manusia / personil laboratorium harus tersedia dalam jumlah yang
memadai untuk menopang keseluruhan kegiatan pengujian dan manajemen di
laboratorium. Lebih dari itu, semua personil laboratorium yang ada harus
memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan dalam ISO 17025 : 2017.
Ketidaktersediaan personil yang memenuhi kualifikasi (tidak ada/kurang), akan
menyebabkan terhentinya sejumlah pelayanan pengujian yang berimplikasi pada
pembekuan / pencabutan status akreditasi laboratorium.
Selain pembekuan / pencabutan status akreditasi laboratorium, kegagalan
laboratorium dalam menjalankan fungsinya (baik karena salah satu faktor di atas atau
kombinasi sejumlah faktor) masih menyisakan masalah tambahan. Hal yang paling
dekat adalah berkurangnya jumlah pelanggan karena laboratorium tidak lagi dapat
melayani permintaan pengujian. Hal ini secara pasti akan berpengaruh pada
menurunnya jumlah retribusi daerah yang dihasilkan laboratorium.
Berangkat dari penjelasan di atas, agar UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup tetap
dapat menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa
Barat harus memastikan tersedianya dana bagi UPTD Laboratorium Lingkungan
Hidup untuk belanja bahan kimia, pemeliharaan peralatan, dan penyediaan sumber
daya manusia yang memadai. Penjelasan lebih rinci terkait ketiga hal tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Pada tahun 2021 telah terjadi refocussing anggaran belanja bahan kimia yang
sedianya dialokasikan sebesar Rp. 1.090.796.554, setelah diefisiensi menjadi hanya
Rp. 840.796.554. Pengurangan ini berimplikasi pada belanja sejumlah bahan kimia
yang pengadaanya masih bisa ditunda ke tahun 2022. Oleh karena itu, pengadaan
bahan kimia pada tahun 2022 harus terlaksana sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup.
2) Terkait pemeliharaan peralatan, pada tahun 2021, pemeliharaan lemari asam yang
rusak dengan pembelian scrubber seharga Rp. 360.000.000 ditiadakan karena
refocussing anggaran. Diharapkan, pembelian scrubber ini dapat terlaksana pada
tahun anggaran 2022.
3) Rencana pembangunan laboratorium pada tahun 2022 yang dipastikan terlaksana,
bantuan peralatan pengujian (ruang lingkup baru) dari Dana Alokasi Khusus yang
juga dipastikan akan terelasilasi pada tahun 2022, serta status UPTD Laboratorium
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat yang sudah teregistrasi sebagai
laboratorium lingkungan menuntut penambahan jumlah personil laboratorium,
terutama dari kalangan Non PNS. Jumlah personil Non PNS yang ada saat ini (28
orang) telah memenuhi kualifikasi-kualifikasi yang dipersyaratkan ISO 17025 :
2017, memiliki kompetensi yang terpelihara, serta pengalaman kerja yang cukup
lama bersama laboratorium. Pada tahun 2022, jumlah personil ini diperkirakan
tidak lagi dapat menopang aktivitas operasi laboratorium dengan adanya
penambahan ruang lingkup pengujian yang baru dan sampel-sampel pengujian
yang harus diambil oleh laboratorium sebagai implikasi dari status laboratorium
lingkungan ter-registrasi (sebelum menjadi laboratorium lingkungan ter-registrasi,
laboratorium masih diperbolehkan menerima sampel / contoh uji yang diantarkan
langsung oleh konsumen). Dengan demikian, jika jumlah personil ini tidak dapat
lagi ditambah karena keterbatasan anggaran, jangan sampai terjadi pengurangan
personil karena akan membuat pelayanan / operasi di laboratorium menjadi
terganggu bahkan terhenti.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan cost reduction / efisiensi anggaran
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat tidak boleh mengurangi anggaran pada
UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup terutama terkait belanja bahan kimia,
pemeliharaan peralatan, dan tidak boleh mengurangi jumlah pegawai untuk menekan
anggaran. Pengurangan anggaran dapat dilakukan dari pos-pos lain di Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat yang masih memungkinkan untuk mengalami
efisiensi. Diharapkan, dengan strategi seperti ini, UPTD Laboratorium Lingkungan
Hidup masih dapat menjalankan fungsi pelayanan meski terjadi efisiensi anggaran
pada Dinas Lingkungan Hidup secara umum.

Anda mungkin juga menyukai