Anda di halaman 1dari 19

Workshop Skema

Pembiayaan Inovatif dan


Kreatif sebagai Alternatif
Pembiayaan Daerah

Dara Ayu Prastiwi


Kepala Subbidang Kebijakan Ekonomi Daerah
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

1
Kapasitas Fiskal Daerah
7

Setengah dari provinsi-provinsi di Indonesia tercatat memiliki kapasitas fiskal daerah


yang kurang, yakni enam provinsi masuk dalam kategori rendah dan sembilan provinsi
terhitung sangat rendah.

Sumber : PMK 116/2021 tentang Kapasitas Fiskal Daerah


2
Mendorong Investasi Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur

• Investasi merupakan kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.


• Untuk mendorong investasi, Pemerintah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur yang bersumber dari
APBN/D (37%), BUMN/D (21%), dan Swasta (42%).
Kebutuhan Investasi Infrastruktur Anggaran Infrastruktur dan Pertumbuhan di APBN
2020-2024 450 60

400 50

40
350
Pemerintah:
30
(Rp 2.385T ) 300
(37%) 20
250
Total Investasi 10

Infrastruktur 200
BUMN: 0
Tahun
(Rp 1.353T ) 150
2020-2024: -10
(21%)
Rp 6.445 T 100
-20

Swasta: 50 -30
(Rp 2.707T )
0 -40
(42%) 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Anggaran Infrastruktur Pertumbuhan

Sumber : Bappenas, 2019


Sumber : KemenPUPR dan Kemenkeu
3
Pembiayaan Alternatif untuk Mendorong Kemandirian Daerah
Sebagian besar Pembiayaan Penggunaan instrument Pasar Modal seperti Obligasi
infrastrktur berasal dari APBD Daerah dan Sukuk Daerah juga akan meningkatkan
APBN/D keuangan inklusif sebagaimana ditargetkan mencapai
A.l Obligasi Daerah ; 90% pada tahun 2024
Sukuk Daerah
Hibah Pasar [VALU
dan DAK Modal
SUMBER • Bank
E]
76.19%
ALTERNATIF • LK Non Bank
• 67.80%
PENDANAAN Pemerintah
INFRASTRUKT • Penugasan (PT SMI) 59.74%
UR
KPBU Pinjaman

a.l. Proyek SPAM CSR


Umbulan

Untuk mengurangi ketergantungan daerah terhadap APBN/APBD, daerah didorong 2013 2016 2019 TARGET 2024
untuk berinovasi dan melakukan pembiayaan alternatif. Hal ini diatur dalam
undang-undang khususnya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Indeks Inklusi Keuangan
dan UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.
4
Potensi Sukuk Daerah
Meningkakan kemandirian daerah dengan Dapat mengakomodir kebutuhan pendanaan
1 pengelolaan dana & penguasaan asset tetap di
pemerintah daerah
3 daerah yang menerapkan prinsip Syariah
(Provinsi Aceh)

Sukuk daerah merupakan alternatif sumber Terdapatnya minat yang tinggi baik dari
2 pembiayaan yang melibatkan masyarakat
sebagai investornya
4 pemerintah daerah, investor maupun lembaga-
lembaga pendukung

5 Merupakan pembiayaan jangka panjang yang


dapat mendanai berbagai sector pembangunan

5
Pemanfaatan Dana Haji

Dana Haji tidak dapat diinvestasikan langsung


untuk pembiayaan infrastruktur namun dapat
diinvestasikan pada instrument surat berharga
Syariah yang dilaksanakan dan dijamin
2020 pemerintah RI

2019 143 triliun


125 triliun
2018
113 triliun
2017
93 triliun

Sumber : BPKH,2021
TANTANGAN PEMBIAYAAN DAERAH
Daerah belum mengoptimalkan akses pembiayaan kreatif untuk mendanai kebutuhan pembangunan daerah.

Tren Pembiayaan Daerah Tahun 2015 - 2019


• Banyak Pemda yang masih menggantungkan sumber pendanaan dari APBN,
karena tidak ada kewajiban pengembalian dana.
(Rp miliar)
* • Minat daerah yang masih rendah terhadap alternatif pembiayaan daerah
• APBN dan APBD hanya mampu menyediakan sekitar 30% dari kebutuhan
tersebut.

• Perlunya akselerasi penyediaan infrastruktur di daerah yang


diharapkan dapat meningkatkan perekonomian
• Perlunya pengaturan pembiayaan daerah yang inovatif dan
6,070 accessible, namun dengan tetap prudent dan sustainable,
untuk membantu mendanai kebutuhan pembangunan di
3,350 daerah.
(7 daerah) 2,090
1,546
478 135373
755
1,292
265 • Perlu mekanisme pendanaan yang efektif dan terintegrasi untuk
mendukung percepatan pembangunan di daerah
2015 2016 2017 2018 2019
• Perlunya perluasan skema penerusan pinjaman daerah kepada
KPBU BPD PT.SMI SLA BUMD
Sumber : Kemenkeu 7
Peraturan tentang Obligasi Daerah yang Berlaku

Peraturan Hal yang diatur

UU No. 33/2004 Dasar hukum penerbitan obligasi daerah; prinsip penerbitan dan pengelolaan obligasi daerah

Dasar hukum penerbitan obligasi dan/atau sukuk daerah, prinsip penerbitan dan
UU No. 11/2020
pengelolaan obligasi dan/atau sukuk daerah

Peraturan umum mengenai syarat dan prosedur penerbitan, pengelolaan,dan


PP No. 56/2018
pertanggungjawaban obligasi daerah; peran pemerintah pusat dalam penerbitan obligasi daerah

PMK No. 180/2015 Tata cara penerbitan dan pertanggungjawaban obligasi daerah

Dokumen pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum obligasi dan/atau


POJK No. 61/2017
sukuk daerah

POJK No. 62/2017 Format prospektus dalam rangka penawaran umum obligasi dan/atau sukuk daerah

POJK No. 63/2017 Laporan dan pengumuman emiten penerbit obligasi dan/atau sukuk daerah

Saat ini sedang berlangsung proses pengundangan RUU HKPD sebagai pengganti UU 33/2004, yang kemudian
akan dilakukan penyesuaian untuk peraturan di bawahnya dalam bentuk PP untuk pengaturan lebih lanjut
Kerangka Institusi dan Regulasi
Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah
• Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk Prinsip Umum Penerbitan Obligasi Daerah
melakukan pengelolaan Obligasi Daerah.
Pemerintah • Pengelolaan Obligasi Daerah dapat dilaksanakan • Hanya dapat diterbitkan di Pasar Domestik dan dalam
Daerah oleh unit satuan kerja yang ditunjuk oleh Kepala mata uang Rupiah
Daerah. • Tidak dijamin oleh Pemerintah Pusat
• Hanya dapat menerbitkan Revenue Bond
• Tidak boleh menerbitkan Indexed Bond
• Kementerian Keuangan bertugas untuk menilai
dan menyetujui usulan penerbitan Obligasi Daerah Pemda yang Berhak Menerbitkan Obligasi Daerah
Pemerintah serta melakukan pemantauan dan evaluasi.
Pusat • Kementerian Dalam Negeri bertugas memberikan • Laporan keuangan daerah terakhir yang diaudit oleh
pertimbangan terkait usulan Obligasi Daerah. BPK memiliki opini WTP atau WDP
• Jumlah kumulatif pinjaman tidak melebihi 75% dari
jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya
• OJK berperan mengeluarkan peraturan teknis • Debt Service Coverage Ratio paling sedikit 2,5
terkait penawaran umum Obligasi Daerah. •
Otoritas Jasa • OJK bertanggung jawab untuk mengawasi
Jumlah defisit APBD sesuai dengan yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan
Keuangan (OJK) penawaran umum Obligasi Daerah dan
perdagangannya di pasar sekunder. Kegiatan yang Dapat Dibiayai dengan ObligasiDaerah

• Investasi sarana/prasarana untuk pelayanan publik


• Profesi/Lembaga penunjang pasar modal meliputi: yang menghasilkan penerimaan bagiAPBD
Profesi/Lembaga penjamin emisi, akuntan publik, notaris, wali amanat, • Sesuai dengan dokumen perencanaan daerah
Penunjang di pemeringkat efek, penilai, dll. • Kegiatan tidak melampaui akhir tahun anggaran pada
• Profesi/Lembaga penunjang pasar modal berperan masa berakhirnya jabatan Kepala Daerah
Pasar Modal untuk menunjang proses penawaran umum.

Sumber: UU No 11 Tahun 2020, PP No 56 Tahun 2018, PMK No 180 Tahun 2015, dan POJK No 61 Tahun 2017
Prosedur Penerbitan Obligasi Daerah
Persiapan Penerbitan Tahapan Penerbitan Kewajiban Pascapenerbitan

1 Persiapan di Daerah 4 Pra Registrasi 7 Penatausahaan Keuangan

Penunjukan profesi atau lembaga penunjang Penatausahaan atas penerimaan dan


Kepala Daerah membentuk Tim Persiapan yang pasar modal, melakukan due dilligence, penggunaan dana atas penerbitan obligasi
bertugas untuk menyiapkan proses penerbitan pemeringkatan efek, persiapan pernyataan daerah dan atas kegiatan yang dibiayai dari
obligasi daerah pendaftaran, pembuatan perjanjian terkait dan penerbitan obligasi daerah; pembayaran
penetapan struktur obligasi daerah kewajiaban; dan pembelian kembali obligasi
daerah

2 Pertimbangan oleh Mendagri dan 5 Registrasi 8 Pertanggungjawaban


Pengajuan Usulan ke Kemenkeu

Kepala Daerah meminta pertimbangan kepada Penelaahan disclosure oleh OJK, pengkajian
Menteri Dalam Negeri dan menyampaikan surat persyaratan pencatatan oleh bursa efek, Pertanggungjawaban atas pengelolaan obligasi
usulan rencana penerbitan obligasi daerah pemasaran obligasi daerah, penentuan tingkat daerah dan pertanggungjawaban atas dana
kepada Menteri Keuangan bunga final, dan pembentukan sindikasi obligasi daerah

3 Penyusunan Peraturan Daerah 6 Penawaran dan Pencatatan Publikasi Informasi


9

Masa penawaran umum (1-5 hari kerja), Penyampaian laporan pelaksanaan pengelolaan
Kepala Daerah menyampaikan Perda mengenai penjatahan efek, refund/distribusi efek, obligasi daerah kepada Menteri Keuangan serta
penerbitan obligasi daerah kepada OJK dengan pencatatan di BEI, penyampaian laporan hasil penyampaian LKPD yang telah diaudit olehBPK
tembusan kepada DJPK, sebelum pernyataan penawaran umum dan penyampaian laporan RI, laporan realisasi penggunaan dana obligasi
efektif obligasi daerah. hasil pememeriksaan akuntan daerah, dan informasi material kepada OJK

Sumber: PMK No. 180 Tahun 2015, POJK No. 61-63/2017


SKEMA PENGATURAN PINJAMAN DAERAH
DALAM RUU HKPD
Pengaturan pinjaman daerah, obligasi daerah dikelompokan dalam pembiayaan utang daerah
PENGUATAN PRUDENTIALITY
PERLUASAN SKEMA
• Larangan pembiayaan langsung dari luar negeri
Skema Pembiayaan Daerah: • Persetujuan DPRD dilakukan untuk menentukan batas
• Pinjaman Daerah maksimum pembiayaan utang yang pelaksanaannya
• Obligasi Daerah diintegrasikan dengan pembahasan RAPBD
• Sukuk Daerah • Penarikan Pinjaman dari Pusat & penerbitan Obligasi & Sukuk
dilakukan setelah mendapatkan persetujuan Menkeu dan
pertimbangan Mendagri (Pinjaman daerah dengan
pertimbangan Menteri PPN/Bappenas)
• Kewajiban penganggaran pembayaran kembali dalam APBD
dan adanya sanksi administrasi bagi Kepala Daerah & DPRD

PINJAMAN DAERAH SUKUK & OBLIGASI DAERAH


Sumber: Tujuan: Tujuan:
• Pemerintah • Pengelolaan Kas • Pembiayaan defisit APBD untuk pembiayaan sarpras daerah
• Pemerintah Daerah lain • Pembiayaan defisit APBD • Pengelolaan portofolio utang daerah
• Lembaga Keuangan Bank • Penglolaan portofolio utang daerah • Penerusan pinjaman dan/atau penyertaan modal BUMD
• Lembaga Keuangan Bukan Bank • Penerusan pinjaman dan/atau
penyertaan modal BUMD Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah diterbitkan melalui pasar
Pinjaman Daerah dapat berupa pinjaman program dan pinjaman modal domestik dan dalam mata uang Rupiah
kegiatan baik berbasis konvensional ataupun syariah.
11
Potensi Pembiayaan Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah
Kapasitas meminjam pemda lebih rendah dari batas maksimum Pemda dengan otonomi fiskal yang lebih besar memiliki
usulan nilai obligasi daerah yang diatur Kementerian Keuangan kapasitas meminjam yang lebih tinggi
Fig7. Kapasitas Meminjam vs BatasUsulan Pinjaman Borrowing Capacity Max Proposal
Sulawesi Barat
Kalimantan Utara
Gorontalo
Maluku Utara
Bengkulu
Maluku
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Jambi
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Lampung
Nusa TenggaraBarat
Nusa TenggaraTimur
Kalimantan Barat
Sumatera Barat
Bali
DI Yogyakarta
Kalimantan Timur
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan
Riau
Papua Barat
Sumatera Utara
Banten Sumber: Prospera
Kuartil
Aceh
Papua Catatan: [1] PMK 180/2015 mengatur bahwa pemerintah daerah yang ingin menerbitkan obligasi
Jawa Tengah harus memiliki DSCR di atas 2,5. Maximum Borrowing Capacity adalah nilai obligasi yang dapat
Jawa Timur diterbitkan pemda pada saat DSCR = 2,5. [2] PMK 180/2015 juga mengatur bahwa penerbitan
Jawa Barat obligasi daerah tidak boleh menyebabkan utang pemda melebihi 75% penerimaan tahun
sebelumnya. Maxium Proposal adalah batas atas nilai obligasi daerah yang dapat diusulkan oleh
Sumber: Prospera pemda dengan mempertimbangkan threshold tersebut.
0 5 10 15 20 RpTriliun
www.prospera.or.id 18
Borrowing Capacity dan DSCR Jawa Barat
Utang outstanding pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di JawaBarat Tabel 1. DSCR,Utang Outstanding, Max Proposal, dan Borrowing Capacity
Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota di Jawa Barat per 2020
meningkat, namun utang jangkapanjangcenderung stagnan
Utang Borrowing
MaxProposal
Pemda DSCR Outstandin Capacity (Rp
(Rp Miliar)
Fig11. Tren Utang berdasarkan Jenis Utang di JawaBarat (Rp Miliar), 2011-2019 g (RpMiliar) Miliar)
Prov. JawaBarat NA 445.5 22,178.4 6,367.07
Kab. Bogor NA 122.8 4,959.2 1,054.69
Kab. Sukabumi NA 66.0 2,531.4 480.23
Kab. Cianjur 33.6 124.7 2,165.7 409.04
Kab. Bandung 4815.2 88.0 3,225.5 692.09
Kab. Garut 166.9 25.5 2,807.3 469.49
Kab. Tasikmalaya 52.6 29.6 1,922.3 271.88
Kab. Ciamis 71.9 173.7 1,312.2 261.11
Kab. Kuningan 21.5 26.7 1,597.9 229.37
Kab. Cirebon 127.9 57.1 2,338.1 359.40
Kab. Majalengka 113.7 65.3 2,306.4 286.27
Kab. Sumedang 13.2 65.4 1,661.1 228.07
Kab. Indramayu NA 142.8 2,098.5 373.58
Kab. Subang 65.6 132.7 1,780.0 321.05
Kab. Purwakarta 318.7 91.3 1,433.2 245.03
Kab. Karawang NA 63.3 2,974.2 512.00
Kab. Bekasi NA 63.6 4,055.2 737.06
Kab.BandungBarat 173.3 111.1 1,683.2 278.38
Kab. Pangandaran NA 98.6 729.9 170.28
Kota Bogor 7.5 119.2 1,614.8 216.07
Kota Bandung NA 208.5 4,750.3 839.64
Kota Cirebon 9.2 82.1 1,106.9 154.61
Kota Bekasi 8464.6 193.1 3,994.1 711.24
Kota Depok NA 47.5 2,242.4 371.40
Kota Cimahi 39.0 65.4 909.0 161.71
Kota Tasikmalaya 24.3 132.2 921.9 195.21
Sumber: Prospera Kota Banjar 41.3 19.1 527.4 110.43
Sumber : Prospera
Perkembangan, Tantangan dan Prospek Pasar
Obligasi Daerah di Indonesia
Perkembangan Tantangan Prospek
Setelah lebih dari 15 tahun sejak aturan pertama Obligasi Daerah Persoalan institusional dan regulasi menjadi tantangan Indonesia memiliki kerangka desentralisasi yang ideal
disahkan, belum ada Pemerintah Daerah yang berhasil menerbitkan utama pengembangan Pasar Obligasi Daerah di untuk Pasar Obligasi dapat terus berkembang.
Obligasi Daerah. Indonesia.
2004-2011 Institusi
1 1 Faktor-faktor yang memengaruhi
PP No. 30 Tahun 2011
memungkinkan pemerintah Perkembangan Obligasi Daerah
2014-2018 daerah untuk menerbitkan • Pemerintah daerah kerap mengalami surplus
Pemerintah Jawa Barat, obligasi daerah sebagai anggaran sehingga tidak perlu pembiayaan. • Pembagian wewenang yang jelas antara pusat
dibantu oleh ADB, sumber pembiayaan. • Keterbatasan kapasitas Pemerintah Daerah dan daerah terkait pembangunan infrastruktur
menyiapkan dalam mengelola utang • Stabilitas penerimaan Pemerintah Daerah, baik
penerbitan obligasi • Pemerintah Daerah sulit mengidentifikasi dari pajak daerah maupun transfer pemerintah
2015-2017 pusat
daerah pertama di kebutuhan infrastruktur dapat dibiayai
PMK No. 180 Tahun dengan utang jangka panjang • Pengelolaan keuangan daerah yang berkualitas
Indonesia. 2015 dan POJK No. 61- • Perlunya persetujuan DPRD yang kerap menjadi • Dukungan dan insentif dari Pemerintah Pusat
63 Tahun 2017 pengganjal
2018-2020 melengkapi aturan teknis
Pemerintah Jawa penerbitan obligasi
Tengah menyiapkan daerah. 2 Regulasi Prospek Pasar Obligasi Daerah di
2
penerbitan obligasi Indonesia
daerah, disusul DKI • Aturan defisit anggaran Pemerintah Daerah
Jakarta yang memulai 2020 • Pemerintah Daerah di Indonesia memiliki
belum mendukung penerbitan obligasi daerah.
kajian manfaat dan UU Cipta Kerja • Meskipun perangkat regulasi sudah lengkap, wewenang untuk menyediakan infrastrukturlokal
risiko. memungkinkan Pemerintah masih terdapat celah yang dapat menghambat dan memiliki penerimaan yang relatif stabil →
Daerah menerbitkan perkembangan Pasar Obligasi Daerah di masa Obligasi Daerah dapat berkembang
2021 obligasi dan sukuk daerah mendatang • Namun, kapasitas meminjam Pemerintah Daerah
Kemenko Perekonomian tanpa persetujuan prinsip • Misalnya, di negara lain, Obligasi Daerah yang memiliki variasi yang tinggi
dari DPRD. paling diminati adalah General Obligation Bond. • Selain itu, analisis yang berkembang terlalu fokus
menyiapkan RPP untuk
Namun, regulasi di Indonesia hanya pada sisi supply. Belum diketahui bagaimana
merevisi PP No 58
memungkinkan penerbitan Revenue Bond persepsi investor terhadap Obligasi Daerah
Tahun 2018 tentang (demand)
Pinjaman Daerah.
Pengalaman Percobaan Penerbitan Obligasi Daerah
Jawa Barat
2014 Catatan dan Lesson Learned
• Pemprov Jawa Barat memulai wacana penerbitan obligasi daerah senilai Rp4 triliun
untuk membiayai pembangunan Bandara Kertajati.
• ADB dan BPJS disebut berminat membeli obligasi daerah Jawa Barat. Penyebab utama tidak berhasilnya penerbitan obligasi
• Pemprov Jawa Barat memperoleh shadow rating –AA dari Pefindo dan opini Wajar
Tanpa Pengecualian dari BPK. daerah di Jawa Barat:
2015
1 Tidak ada proses project selection yang transparan
• ADB memulai Pendampingan Teknis senilai 441.000 dolar AS. Pendampingan Teknis
bertujuan untuk: dan akuntabel
Proses pemilihan Bandara Kertajati sebagai proyek yang akan
1) Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan utang dan
dibiayai dengan obligasi daerah dinilai tidak memiliki justifikasi
pemilihan proyek;
teknis. Idealnya, pemilihan proyek merupakan bagian yang tidak
2) Menyiapkan Perda pendukung untuk penerbitan obligasi daerah;
terpisahkan dari proses penerbitan obligasi daerah.
3) Menerbitkan obligasi daerah pertama di Indonesia.
• Presiden menyatakan akan mendukung pembiayaan pembangunan Bandara
Kertajati melalui APBN. Di saat yang sama, proses pendaftaran penerbitan obligasi 2 Komitmen pemerintah pusat yang terbatas
daerah sedang berlangsung. dalam mendukung penerbitan obligasi daerah
Lemahnya komitmen pemerintah pusat terlihat dari 1) lamanya
2016 waktu yang dibutuhkan untuk merelaksasi aturan penerbitan obligasi
• Debt Management Unit berhasil dibentuk dan telah diberikan pelatihan serta daerah; dan 2) upaya pemerintah pusat untuk mengambil alih
sertifikasi. pendanaan dan kepemilikan Bandara Kertajati di tengah persiapan
• Rancangan Peraturan Daerah untuk penerbitan obligasi telah diajukan ke DPRD, penerbitan obligasi daerah.
namun tidak mendapat persetujuan.
• Pembangunan Bandara Kertajati yang dijadikan jaminan dalam penerbitan obligasi 3 Tidak ada persetujuan dari DPRD
daerah diambil alih oleh Pemerintah Pusat. Upaya penerbitan obligasi daerah Berdasarkan aturan sebelumnya, penerbitan obligasi wajib
berhenti. mendapat persetujuan dari DPRD. Tidak disetujuinya penerbitan
2017 obligasi daerah di Jawa Barat dapat diartikan sebagai kurangnya
pemahaman parlemen mengenai urgensi obligasi daerah.
• OJK dan Kementerian Keuangan merelaksasi persyaratan penerbitan obligasi daerah.
Pengalaman Percobaan Penerbitan Obligasi Daerah
Jawa Tengah
2014 Catatan dan Lesson Learned
• Pemprov Jawa Barat memulai wacana penerbitan obligasi daerah senilai Rp4 triliun
untuk membiayai pembangunan Bandara Kertajati.
• ADB dan BPJS disebut berminat membeli obligasi daerah Jawa Barat. Penyebab utama tidak berhasilnya penerbitan obligasi
• Pemprov Jawa Barat memperoleh shadow rating –AA dari Pefindo dan opini Wajar
Tanpa Pengecualian dari BPK. daerah di Jawa Barat:
2015
1 Tidak ada proses project selection yang transparan
• ADB memulai Pendampingan Teknis senilai 441.000 dolar AS. Pendampingan Teknis
bertujuan untuk: dan akuntabel
Proses pemilihan Bandara Kertajati sebagai proyek yang akan
1) Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan utang dan
dibiayai dengan obligasi daerah dinilai tidak memiliki justifikasi
pemilihan proyek;
teknis. Idealnya, pemilihan proyek merupakan bagian yang tidak
2) Menyiapkan Perda pendukung untuk penerbitan obligasi daerah;
terpisahkan dari proses penerbitan obligasi daerah.
3) Menerbitkan obligasi daerah pertama di Indonesia.
• Presiden menyatakan akan mendukung pembiayaan pembangunan Bandara
Kertajati melalui APBN. Di saat yang sama, proses pendaftaran penerbitan obligasi 2 Komitmen pemerintah pusat yang terbatas
daerah sedang berlangsung. dalam mendukung penerbitan obligasi daerah
Lemahnya komitmen pemerintah pusat terlihat dari 1) lamanya
2016 waktu yang dibutuhkan untuk merelaksasi aturan penerbitan obligasi
• Debt Management Unit berhasil dibentuk dan telah diberikan pelatihan serta daerah; dan 2) upaya pemerintah pusat untuk mengambil alih
sertifikasi. pendanaan dan kepemilikan Bandara Kertajati di tengah persiapan
• Rancangan Peraturan Daerah untuk penerbitan obligasi telah diajukan ke DPRD, penerbitan obligasi daerah.
namun tidak mendapat persetujuan.
• Pembangunan Bandara Kertajati yang dijadikan jaminan dalam penerbitan obligasi 3 Tidak ada persetujuan dari DPRD
daerah diambil alih oleh Pemerintah Pusat. Upaya penerbitan obligasi daerah Berdasarkan aturan sebelumnya, penerbitan obligasi wajib
berhenti. mendapat persetujuan dari DPRD. Tidak disetujuinya penerbitan
2017 obligasi daerah di Jawa Barat dapat diartikan sebagai kurangnya
pemahaman parlemen mengenai urgensi obligasi daerah.
• OJK dan Kementerian Keuangan merelaksasi persyaratan penerbitan obligasi daerah.
Pembelajaran dari Pengalaman Internasional:
Johannesburg, Afrika Selatan

Lesson Learned:
 Kapasitas pemerintah daerah
 Penerbitan Obligasi Daerah pertama di Afrika Selatan dilakukan oleh Kota
Johannesburg pada tahun 2004
menentukan keberhasilan penerbitan
obligasi daerah.
 Penerbitan obligasi ini dipicu karena utang Kota Johannesburg ke perbankan
telah mencapai limit sehingga perlu melakukan diversifikasi sumber  Pemerintah daerah berinisiatif
pembiayaan. melakukan diversifikasi pembiayaan
dan melakukan upaya credit
 Obligasi Daerah pertama tersebut berhasil menarik perhatian investor. Nilai
dana yang dihimpun jauh lebih besar dari target dan memaksa pemerintah enhancement untuk menekan biaya
untuk menerbitkan Obligasi Daerah kedua selang dua bulan setelahnya. pinjaman.
 Kesuksesan penerbitan obligasi di Kota Johannesburg Sebagian besar dipengaruhi  Obligasi daerah dapat menjadi pintu
karena pemerintah daerah memiliki reputasi pengelolaan keuangan yang sangat baik. masuk bagi pemerintah daerah untuk
 Pemerintah Kota Johannesburg memiliki reputasi pengelolaan keuangan yang dapat mengakses instrumen
hati-hati dan disiplin bahkan sejak sebelum penerbitan obligasi daerah. pembiayaan yang lebih kompleks di
pasar modal.
 Sebagai konsekuensinya, obligasi daerah yang diterbitkan kota ini memiliki
rating investment grade.  Jaminan dari pemerintah pusat tidak
 Tanpa ada jaminan dari pemerintah pusat, obligasi daerah yang diterbitkan oleh diperlukan apabila emiten obligasi
pemerintah Kota Johannesburg memiliki tingkat suku bunga yang bersaing, daerah memiliki performa yang baik.
merefleksikan persepsi risiko yang rendah di mata investor.

www.prospera.or.id 13
Pembelajaran dari Pengalaman
Internasional: Dakar, Senegal

LessonLearned:
 Regulasi terkait penerbitan
 Rencana penerbitan obligasi daerah di Senegal diinisiasi oleh pemerintah Kota
Dakar pada tahun 2011 obligasi daerah harus disusun
dengan detail untuk
 Pemerintah Kota Dakar berencana menerbitkan general obligation senilai menghindari hambatan teknis
40 juta dolar AS untuk membiayai pembangunan pasar. pada saat implementasi.
 Dalam prosesnya, pemerintah Kota Dakar menerima pendampingan  Regulasi perlu memberi
teknis dari lembaga donor. Persiapan dilakukan dengan matang, bahkan kepastian mengenai indikator
mendapat 50% principal guarantee dari USAID.
yang dipakai oleh pemerintah
 Saat itu, Dakar memiliki kepemimpinan yang visioner dan perencanaan pusat dalam memberi
wilayah yang baik sehingga rencana penerbitan obligasi daerah disambut persetujuan penerbitan obligasi
baik oleh investor. daerah untuk menjamin
transparansi dan menghindari
 Namun, pada akhirnya Dakar tidak menerbitkan obligasi daerah tersebut karena
subjektivitas.
tidak mendapat persetujuan dari pemerintah pusat.
 Pemerintah pusat menolak usulan penerbitan obligasi dengan alasan
khawatir obligasi daerah berdampak pada peningkatan stok utang
domestik.

www.prospera.or.id 14
TERIMA KASIH
ASISTEN DEPUTI PEREKONOMIAN DAERAH DAN SEKTOR RIIL

Anda mungkin juga menyukai