Laporan Praktikum Multimeter - Arshita Syifatul Q.T - 10031181924002
Laporan Praktikum Multimeter - Arshita Syifatul Q.T - 10031181924002
Laporan Praktikum Multimeter - Arshita Syifatul Q.T - 10031181924002
PRAKTIKUM MULTIMETER
OLEH
i
4.1.1 Hasil Pengukuran pH ........................................................................... 14
4.1.2 Hasil Pengukuran Suhu ........................................................................ 14
4.1.3 Hasil Pengukuran DHL (Konduktivitas) .............................................. 14
4.1.4 Hasil Pengukuran TDS......................................................................... 16
4.1.5 Hasil Pengukuran Salinitas .................................................................. 17
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 19
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 20
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Alat Mulitiparameter ........................................................................ 12
Gambar 3.1. Bahan Kalibrasi ................................................................................ 12
Gambar 4.1.1. Hasil Pengukuran pH .................................................................... 14
Gambar 4.1.2. Hasil Pengukuran Suhu ................................................................. 14
Gambar 4.1.3. Hasil Pengukuran DHL ke-1 ......................................................... 15
Gambar 4.1.3. Hasil Pengukuran DHL ke-2 ......................................................... 15
Gambar 4.1.3. Hasil Pengukuran DHL ke-3 ......................................................... 16
Gambar 4.1.4. Hasil Pengukuran TDS ke-1 .......................................................... 16
Gambar 4.1.4. Hasil Pengukuran TDS ke-2 .......................................................... 16
Gambar 4.1.4. Hasil Pengukuran TDS ke-3 .......................................................... 17
Gambar 4.1.5. Hasil Pengukuran Salinitas ke-1 ................................................... 17
Gambar 4.1.5. Hasil Pengukuran Salinitas ke-2 ................................................... 18
Gambar 4.1.5. Hasil Pengukuran Salinitas ke-3 ................................................... 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Multimeter adalah suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tiga
jenis besaran listrik yaitu arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik.
Sebutan lain untuk multimeter adalah AVO-meter yang merupakan singkatan dari
satuan Ampere, Volt, dan Ohm. Selain itu, multimeter juga disebut dengan nama
multitester. Multimeter terbagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan
multimeter digital. Perbedaan antara multimeter analog dan multimeter digital
terletak pada tingkat ketelitian nilai pengukuran yang diperoleh. Multimeter dapat
digunakan untuk pengukuran listrik arus searah maupun pengukuran listrik arus
bolak-balik.
Mulitmeter dapat bekerja berdasarkan prinsip kumparan putar magnet
permanen. Pada alat ukur kumparan putar, besaran listrik diubah menjadi gaya
gerak pada jarum penunjuk. Prinsip kerja multimeter dengan kumparan putar
hanya dapat digunakan pada pengukuran besaran listrik arus searah. Pengubahan
besaran listrik menjadi gerakan jarum dilakukan melalui sistem induksi
elektromagnetik.
Multimeter memiliki panel yang terdiri dari jarum penunjuk, skala
pengukuran, dan sekrup pengaturan jarum. Jarum petunjuk digunakan sebagai
pengarah nilai besaran yang terukur. Skala pengukuran digunakan untuk
pembacaan dan perhitungan hasil pengukuran. Skala dibagi berdasarkan jenis
besaran listrik yang akan diukur, meliputi skala tegangan, skala arus dan skala
resistor. Sedangkan sekrup pengaturan jarum berfungsi sebagai pengatur
kedudukan jarum penunjuk. Pengaturan dilakukan dengan memutar sekrup ke
arah kiri atau ke arah kanan dengan menggunakan obeng dengan mata datar.
Multimeter digunakan untuk mengukur beberapa parameter pengukuran.
Contohnya seperti, DHL, SALINITAS, TDS, SUHU, pH dalam air.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Multimeter adalah suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tiga
jenis besaran listrik yaitu arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik.
Sebutan lain untuk multimeter adalah AVO-meter yang merupakan singkatan
dari satuan Ampere, Volt, dan Ohm. Selain itu, multimeter juga disebut dengan
nama multitester
Daya Hantar Listrik (DHL) adalah gambaran numerik dari kemampuan air
untuk meneruskan aliran listrik. Kadar garam yang tinggi dapat menjadi indikator
dari penelitian DHL (daya hantar listrik), Maka satuan DHL adalah mhos/cm
dibakukan pada suhu air 25 ℃ (Ribeiro 2014).
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air.
Selain kandungan dalam air, terkadang salinitas juga digunakan sebagai istilah
kandungan garam dalam tanah (Fitriani, Indrasari, and Umiatin 2019).
Total Dissolve Solid (TDS) atau padatan terlarut adalah padatan-padatan yang
mempunyai ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi (Kustiyaningsih and
Irawanto 2020).
Temperatur atau suhu air adalah ukuran tinggi rendahnya panas air yang
berada ditempat budidaya, baik kolam, karamba, maupun karamba jaring apung
maupuan budidaya air payau ditambak serta budidaya laut. Air mempunyai
kapasitas yang besar untuk menyimpan panas sehingga suhunya relatif konstan
dibanding suhu udara (Prayoga et al. 2018).
pH merupakan indikator tingkat asam atau basa pada air yang dinilai dengan
skala 0-14. Air yang netral alias tidak basa maupun asam memiliki kandungan pH
sebesar 7. Air asam memiliki pH kurang dari 7 dan air basa lebih dari 7. Setiap
angka ini menggambarkan perubahan derajat asam/basa sebesar 10-kali lipat
(Prayoga et al. 2018).
2.2 Nilai Ambang Batas
2.2.1 Daya Hantar Listrik (DHL)
Daya Hantar Listrik (DHL) Konduktivitas air murni berkisar antara
0-200 μS/cm (low conductivity), konduktivitas sungai sungai besar/major
6
berkisar antara 200-1000 μS/cm (mid range conductivity), dan air saline
adalah 1000-10000 μS/cm (high conductivity). Nilai konduktivitas untuk
air layak minum sekitar 42-500 μmhos/cm. Berdasarkan nilai DHL, jenis
air juga dapat dibedakan melalui nilai pengukuran daya hantar listrik
dalamμmho/cm pada suhu 25℃ menunjukkan klasifikasi air sebagai
berikut:
2.2.2 Salinitas
Untuk pengukuran salinitas air adalah satuan gram per kilogram
(ppt) atau promil (o/oo). Pada umumnya salinitas disebabkan oleh 7 ion
utama yaitu: natrium (Na+ ), kalium (K+ ), kalsium (Ca2+ ), magnesium
(Mg2+), Klorida (Cl), sulfat (SO4 2-) dan bikarbonat (HCO3 - ).
Nilai salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt (
Salinitas air Tawar ), perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt (
Salinitas air Payau ), dan perairan laut berkisar antara 30–35 ppt ( Salinitas
air Laut ). Air di kategorikan sebagai air payau bila konsentrasi garamnya
0,05 sampai 3% atau menjadi saline bila konsentrsinya 3 sampai 5%.
7
Lebih dari 5% disebut brine. Air payau adalah air yang salinitasnya lebih
rendah dari pada salinitas rata-rata air laut normal (Ratih Apriani 2010).
8
Sedangkan, PP no 82 Tahun 2001 menyebutkan bahwa :
2.2.4 Suhu
Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh
suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik
itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin
tinggi energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda
tersebut. Satuan SI untuk suhu adalah Kelvin, namun di beberapa negara di
Amerika dan Eropa bisanya menggunakan satuan derajat Fahrenheit
sedangkan di Indonesia menggunakan derajat Celcius. Satuan lainnya
adalah derajat Reamur Secara umum, kenaikan suhu perairan akan
mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi sehingga akan membentuk O2
lebih banyak lagi.
9
Berdasarkan Permenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990 disebutkan
bahwa :
Tabel 6 Daftar persyaratan derajat keasaman untuk
kualitas air minum dan air bersih
2.3.2 Salinitas
Kadar garam (salinitas) yang melebihi ambang batas dapat meningkatkan
kandungan sodium dalam tubuh yang dapat memicu efek buruk terhadap
kesehatan. Seperti, hipertensi, gangguan kardiovaskuler, stroke, hipertrofi
ventrikel kiri dan pembengkakan jantung, peningkatan cairan tubuh,
gangguan sistem pencernaan, dan lain-lain (Armis 2017).
10
2.3.3 Total Dissolve Solid (TDS)
Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh TDS jika tidak memenuhi
standar baku mutu ialah penurunan fungsi syaraf, gelisah, sesak napas,
menurunnya daya tahan tubuh, kurang nafsu makan, sembelit, susah buang
air, insomnia (susah tidur), kram, kekakuan atau kejang pada salah satu
pembuluh koroner arteri, sehingga mengganggu peredaran darah dan dapat
menyebabkan serangan jantung.
2.3.4 Suhu
Dampak pada kesehatan akibat temperatur atau suhu yang tidak memenuhi
standar baku mutu yaitu iritasi, kulit kering, tekanan darah turun secara
tiba-tiba.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
12
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Kalibrasi Alat
1. Aktifkan mode pengukuran conductivity
2. Siapkan larutan 1413 uS/cm, celupkan probe kedalam larutan tersebut
3. Setelah stabil, tekan dan tahan tombol “CAL” selama 3 detik untuk
masuk ke mode kalibrasi
4. Display akan menampilkan “CAL” dan angka 1413 uS/cm yang
berkedip. Setelah itu muncul “SA” dan “END” yang menandakan
kalibrasi sudah selesai
5. Bilas probe dengan air bersih
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
4.1.1 Hasil Pengukuran pH
14
Gambar 2.1.3. Hasil Pengukuran DHL ke-1
15
Gambar 4.1.3. Hasil Pengukuran DHL ke-3
: = 16,79 μmhos/cm.
16
Pengukuran ke-3 : 11,10 mg/L
: = 11,08 mg/L
17
Pengukuran ke-2 : 8,39 ppt
: = 8,40 ppt
18
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul water tester (DHL, Salinitas, TDS, Suhu, dan
pH). Untuk mengukur parameter tersebut menggunakan alat yang disebut
multiparameter. Multiparameter merupakan Alat ukur yang menguji terhadap
kontrol kualitas kandungan air hingga 10 parameter meliputi pH, mV / ORP, Ion,
Conductivity, TDS, Salinity, Resistivity, Dissolved Oxygen (DO), Saturation
Oxygen, dan temperature. Alat tersebut dapat memberikan hasil nilai sangat cepat
sehingga alat ini digunakan sebagai pengukur & uji terhadap air dengan parameter
/ multi parameter kualitas air.
Untuk pengukuran DHL atau konduktivitas didapatkan hasil rata-rata pada
sampel air di Taman Firdaus UNSRI sebesar 16,79 μmhos/cm, sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel tersebut termasuk aman/baik untuk digunakan , karena
hasil DHL menyatakan hasil pengukuran dibawah Nilai Ambang Batas.
Pada pengukuran Salinitas harus dihitung nilai rata-rata dari setiap sampel,
yang telah di ukur sebanyak 3 kali. Untuk pengukuran Salinitas didapatkan hasil
rata-rata sebesar 8,40 ppt .Jika dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas
Salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan, bahwa sample yang telah diukur memiliki kadar
keasinan yang relative tinggi, karena menyatakan angka diatas Nilai Ambang
Batas.
Nilai Ambang Batas TDS Menurut DEPKES RI melalui Permenkes No:
492/Menkes/Per/IV/2010 standar TDS maksimum yang diperbolehkan 500 mg/l.
Untuk hasil pengukuran didapatkan hasil pada sampel air di Taman Firdaus
sebesar 11,05 mg/L. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sample tersebut dapat
dikategorikan air yang layak digunakan, karena nilai yang didapat kurang dari
nilai ambang batas.
Untuk suhu didapatkan nilai dari sampel air di Taman Firdaus UNSRI
sebesar 25,7 ℃. Suhu tersebut masih termasuk kedalam suhu normal, karena
masih sesuai dengan suhu dilingkungan. Jika suhu mencapai 60 ℃, maka dapat
berbahaya untuk dikonsumsi ataupun digunakan.
Nilai Ambang Batas untuk pH menurut Permenkes RI No
416/MENKES/PER/IX/1990 adalah sebesar 6,5 - 8,5. Jika kita bandingan dengan
hasil pengukuran, di dapatkan nilai pada sampel air di Taman Firdaus UNSRI
sebesar 3,07. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pH yang diperoleh dari
pengukuran tidak memenuhi Nilai Ambang Batas yang berlaku, dan sampel
tersebut masuk ke kategori air yang bersifat asam karena hasil yang diperoleh
kurang dari Nilai Ambang Batas.
19
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Multiparmeter digunakan untuk mengukur beberapa parameter
pengukuran. Contohnya seperti, DHL, SALINITAS, TDS, SUHU, pH
dalam air.
Untuk pengukuran DHL atau konduktivitas didapatkan hasil rata-rata pada
sampel air di Taman Firdaus UNSRI sebesar 16,79 μmhos/cm, sehingga
dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut termasuk aman/baik untuk
digunakan, karena hasil DHL menyatakan hasil pengukuran dibawah Nilai
Ambang Batas.
Pada pengukuran Salinitas harus dihitung nilai rata-rata dari setiap sampel,
yang telah di ukur sebanyak 3 kali. Untuk pengukuran Salinitas didapatkan
hasil rata-rata sebesar 8,40 ppt .Jika dibandingkan dengan Nilai Ambang
Batas Salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa sample yang telah diukur
memiliki kadar keasinan yang relative tinggi, karena menyatakan angka
diatas Nilai Ambang Batas.
Nilai Ambang Batas TDS Menurut DEPKES RI melalui Permenkes No:
492/Menkes/Per/IV/2010 standar TDS maksimum yang diperbolehkan 500
mg/l. Untuk hasil pengukuran didapatkan hasil pada sampel air di Taman
Firdaus sebesar 11,05 mg/L. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sample
tersebut dapat dikategorikan air yang layak digunakan, karena nilai yang
didapat kurang dari nilai ambang batas.
Untuk suhu didapatkan nilai dari sampel air di Taman Firdaus UNSRI
sebesar 25,7 ℃. Suhu tersebut masih termasuk kedalam suhu normal,
karena masih sesuai dengan suhu dilingkungan. Jika suhu mencapai 60 ℃,
maka dapat berbahaya untuk dikonsumsi ataupun digunakan.
Nilai Ambang Batas untuk pH menurut Permenkes RI No
416/MENKES/PER/IX/1990 adalah sebesar 6,5 - 8,5. Jika kita bandingan
dengan hasil pengukuran, di dapatkan nilai pada sampel air di Taman
Firdaus UNSRI sebesar 3,06. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pH
yang diperoleh dari pengukuran tidak memenuhi Nilai Ambang Batas
yang berlaku, dan sampel tersebut masuk ke kategori air yang bersifat
asam karena hasil yang diperoleh kurang dari Nilai Ambang Batas.
Jika hasil pengkuran dari setiap parameter tidak sesuai dengan Nilai
Ambang Batas yang berlaku, maka akan memberi dampak yang tidak baik
bagi kesehatan, jika air tersebut dikonsumsi atau digunakan secara terus
menerus
20
DAFTAR PUSTAKA
Armis, A. 2017. “Analisis Salinitas Air Pada Down Stream Dan Middle Stream
Sungai Pampang Makassar Oleh : Aswin Armis Program Studi Teknik
Universitas Hasanuddin,” 1–10.
Azis, Abdul. 2018. “Watesqy ( Water Test Quality ) „ Alat Ukur Kualitas Air rawa
Dengan Parameter Suhu , Bluetooth Dan Gsm ,‟” 1–12.
Fitriani, Novita, Widyaningrum Indrasari, and Umiatin Umiatin. 2019. JURNAL
“Pengukuran Salinitas Air Sungai Tercemar Limbah Cair Menggunakan
Konduktivitas” VIII: SNF2019-PA-65–70.
https://doi.org/10.21009/03.snf2019.02.pa.10.
Goa, Yusnita La, Umar Rusli Marasabessy, and Hendrik Pristianto. 2016. “Modul
Praktikum Pengelolaan Kualitas Air.”
Kustiyaningsih, Elisa, and Rony Irawanto. 2020. “PENGUKURAN TOTAL
DISSOLVED SOLID (TDS) DALAM FITOREMEDIASI DETERJEN
DENGAN TUMBUHAN Sagittaria Lancifolia.” Jurnal Tanah Dan
Sumberdaya Lahan 7 (1): 143–48.
https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2020.007.1.18.
Prayoga, Andre, Yudi Ramdhani, Ade Mubarok, and Salman Topiq. 2018. Jurnal
“Pengukur Tingkat Kekeruhan Keasaman Dan Suhu Air Menggunakan
Mikrokontroler Atmega328p Berbasis Android.” Jurnal Informatika 5 (2):
248–54. https://doi.org/10.31311/ji.v5i2.3819.
Ratih Apriani, Putu Wesen. 2010. “Kata Kunci : Air Payau, Pertukaran Ion, Resi
Kation, Resin Anion,” 5–7.
21