Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN MODUL 3 SESI 10

KESAKITAN PADA ANAK DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Terjadinya penyakit infeksi atau penyakit menular merupakan salah satu faktor penting
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Penyakit menular
adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh karena
lingkungan atau perilaku yang tidak bersih dan sehat. Perilaku ini misalnya tidak
mencuci tangan sebelum makan dan Buang Air Besar. BAB sembarangan di tempat
terbuka. Seseorang yang menderita penyakit menular akan mengalami penurunan nafsu
makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Sementara
itu, dalam keadaan tertular penyakit, tubuh justru membutuhkan zat gizi yang lebih
banyak untuk melawan bibit penyakit, terutama apabila disertai kenaikan suhu tubuh
atau demam. Sebaliknya, seseorang yang kekurangan gizi akan lebih mudah terkena
penyakit menular karena kekurangan gizi menyebabkan daya tahan tubuh seseorang
menurun,
sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk dan berkembang. Anak yang sering sakit,
pertumbuhannya akan terganggu karena zat gizi dalam tubuh yang semestinya
digunakan untuk tumbuh kembang, digunakan untuk melawan penyakit. Kedua hal
tersebut menunjukkan bahwa hubungan kurang gizi dan penyakit menular adalah
hubungan timbal balik.
Membiasakan perilaku hidup bersih bisa mencegah terpaparnya seseorang terhadap
sumber penularan penyakit. Perilaku itu antara lain:
A. Selalu mencuci tangan dengan sabun menggunakan air bersih mengalir pada saat:
o Sebelum dan sesudah makan,
o Sebelum mengolah dan menghidangkan makanan,
o Sebelum menyusui,
o Sebelum memberi makan bayi/balita,
o Sesudah buang air besar/kecil, dan
o Sesudah memegang hewan/unggas,
sehingga menghindarkan tangan dan makanan dari kuman penyakit, antara lain
kuman penyebab diare.
B. Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan
Secara umum tujuan pembelaran sesi ini, diharapkan peserta mampu:
1. Mengenali diare, kecacingan dan malaria pada anak yang dapat menyebabkan
kurang gizi pada anak.
2. Memahami pencegahan dan penanggulangan diare, kecacingan dan malaria.
3. Mempraktikkan cara mencuci tangan memakai sabun, khususnya di enam waktu
penting.
4. Mengenali bahaya BAB sembarangan.
5. Memahami pentingnya BAB di jamban sehat.
Sesi 10 ini terdiri dari 6 langkah dan dalam setiap langkah memiliki durasi yang
berbeda, secara keseluruhan sesi ini dilaksanakan selama 120 menit dengan rangkaian
kegiatan sebagai berikut:
SUSUNAN KEGIATAN
Langkah Pada akhir kegiatan, Peserta dapat Metode Waktu
1. Pembukaan o Mengingat kembali materi pembelajarn sebelumnya Pemberian informasi, 10 Menit

o Memahami tujuan sesi hari ini

2. Mengenal Penyakit o Mengenal Kesakitan pada anak (diare) yang dapat menyebabkan kurang Diskusi kelompok, film 3.1, 25 Menit
Diare gizi. film 3.1, peemberian
informasi
o Memahami Pencegahan dan penanggulangan diare

3. Mengenal Penyakit o Mengenal Kesakitan pada anak (kecacingan, malaria) yang dapat Pemberian informasi, film 15 Menit
Kecacingan dan menyebabkan kurang gizi. 3.2, flipchart 3.2-3.4
Malaria
o Memahami Pencegahan kecacingan dan malaria

o Memahami penanggulangan kecacingan dan malaria

4. Pentingnya o Memahami pentingnya kebersihan diri dan lingkungan sekitar Pemberian informasi, 20 Menit
Memperhatikan flipchart 3.5-3.6, film 3.3,
Kebersihan Diri dan o Memahami pentingnya mencuci tangan memakai sabun dan demonstrasi
Lingkungan menggunakan air yang mengalir

5. Pentingnya Jamban o Memahami pentingnya BAB di jamban sehat Film 3.4, pemberian 10 Menit
Sehat informasi, flipchat 3.7
o Memahami pentingnya Buang sampah pada tempatnya

o Memahami pentingnya Penggunaan air bersih


6. Penutup o Mengingat pesan-pesan penting dalam sesi hari ini Pemberian informasi, 10 Menit
flipchart 3.8
o Berkeinginan menerapkan informasi & keterampilan yang
dipelajari
Modul 3 sesi 10 ini terdiri dari 6 langkah, yaitu:

1. Langkah 1: Pembukaan
Dalam langkah 1 terdiri tujuh tahap kegiatan yang dilakukan selama 10 menit.
Dalam langkah 1 ini, pendamping mengingatkan kembali materi sebelumnya dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada sesi ini.
2. Langkah 2: Mengenal Penyakit Diare
Dalam langkah 2 terdiri dari delapan tahap kegiatan yang dilakukan selama 25
menit, Dalam langkah 2 ini peserta berpasangan bergantian bercerita tentang
pengalaman sakit diare pada anak kemudian pendamping menggabungkan 3
pasangan (6 orang) menjadi satu kelompok dan meminta setiap kelompok bercerita
hasil obrolan mereka. Dilanjutkan dengan menonton film 3.1 tentang Diare, melalui
pertanyaan dari pendamping peserta mengingat kembali tentang film tersebut.
Dengan menggunakan flipchart 3.1 peserta menyimak penjelasan pendamping
tentang mengenal diare dan pencegahannya.
3. Langkah 3: Mengenal Penyakit Kecacingan dan Malaria
Dalam langkah 3 terdiri dari tujuh tahap kegiatan yang dilakukan selama 15 menit.
Dengan menggunakan flipchart 3.2 peserta menyimak penjelasan tentang mengenal
penyakit kecacingan dan penanggulangannya, kemudian pendamping menunjukkan
dan membaca bersama flipchart 3.3 tentang penyakit malaria dan
penanggulangannya. Dilanjutkan dengan mengajak peserta menonton film 3.2
tentang tentang cara agar anak tidak terkena kecacingan dan malaria, melalui
pertanyaan dari pendamping peserta menyebutkan apa saja yang harus dilakukan
untuk mencegah anak terkena kecacingan dan malaria dan mencocokkan jawaban
tersebut dengan menggunakan flipchart 3.2 & 3.3. Selanjutnya pendamping meminta
2-3 orang peserta untuk menceritakan pengalaman jika anak mereka sakit dan
kemana berobatnya. Dengan menggunakan flipchart 3.4, pendamping menunjukkan
Layanan Kesehatan program JKN. Dan mengajak peserta menggunakan KIS/BPJS
untuk mengakses layanan kesehatan.
4. Langkah 4: Pentingnya Kebersihan Diri dan Lingkungan
Dalam langkah 4 ini terdiri dari delapan tahap kegiatan yang dilakukan selama 20
menit. Dalam langkah 4 ini, pendamping menyampaikan pentingnya menjaga
kebersihan diri dan lingkungan dengan menunjukkan flipchart 3.5 tentang sanitasi
total berbasis masyarakat, dilanjutkan dengan mengajak peserta menonton film 3.3
tentang Kesehatan Lingkungan, melalui pertanyaan dari pendamping peserta
mengingat kembali pesan dari film tersebut. Dengan menggunakan flipchart 3.6
peserta menyimak penjelasan dari pendamping tentang manfaat cuci tangan pakai
sabun dan langkah-langkah cuci tangan pakai sabun. Kemudian peserta demonstrasi
cuci tangan pakai sabun.
5. Langkah 5: Pentingnya Jamban Sehat
Dalam langkah 5 terdiri dari empat tahap kegiatan yang dilakukan selama 10 menit.
Dalam langkah 5 ini pendamping mengajak peserta menonton film 3.4 tentang
pentingnya Jamban Sehat, melalui pertanyaan pendamping, peserta mengingat
kembali pesan film tersebut. Dengan menggunakian flipchat 3.7 peserta menyimak
penjelasan dari pendamping tentang tentang Kriteria Jamban Sehat..
6. Langkah 7: Penutup
Dalam langkah 7 terdiri dari empat tahap kegiatan yang dilakukan selama 10 menit
yang bertujuan untuk mendapatkan pesan penting dan kesimpulan dari sesi 10 ini,
serta apresiasi pendamping dengan ucapan terimakasih terhadap semua peserta yang
sudah mengikuti kegiatan pembelajaran di sesi ini.

Kesimpulan
1. Diare adalah buang air besar encer atau bahkan dapat berupa air saja, yang lebih
sering daripada biasanya (lebih dari 3 kali/hari). Pada anak, diare dapat
mengakibatkan kekurangan cairan tubuh dan dapat menimbulkan syok (anak tidak
sadarkan diri), karena tubuhnya akan banyak kekurangan cairan. Jika tidak segera
ditanggulangi, diare dapat menyebabkan kematian. Cara menanggulangi diare
adalah sebagai berikut:
o Jika anak masih menyusu, terus berikan ASI dan MP ASI atau makan seperti
biasa.
o Berikan segera ½-1 gelas cairan oralit setiap anak buang air besar, jika tidak ada
oralit, berikan air matang, kuah sayur bening, dan air tajin.
o Pemberian zink setiap hari selama 10 hari berturut-turut: untuk anak usia <6
bulan 1 kali ½ tablet; untuk anak usia 6 bulan-5 tahun 1 kali 1 tablet.
o Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas kesehatan.
o Segera bawa ke fasilitas kesehatan bila: timbul demam, ada darah dalam tinja,
diare makan parah, muntah terus menerus, anak terlihat haus, anak tidak mau
makan dan minum, diare berulang-ulang.
2. Untuk mencegah diare, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut:
o Jaga kebersihan diri dan lingkungan. Biasakan mencuci tangan menggunakan
sabun dan air bersih mengalir sebelum makan dan sesudah makan, sebelum
mengolah dan menghidangkan makanan, sebelum menyusui, sebelum memberi
makan bayi/balita, sesudah buang air besar/kecil, dan sesudah memegang
hewan/unggas.
o Gunakan Jamban Sehat di mana ada sarana pembuangan air limbah dan tidak
membuang sampah sembarangan (pengelolaan sampah).
o Memberikan ASI eksklusif dan melanjutkan pemberian ASI sampai anak
berumur 2 tahun, karena ASI mengandung zat-zat untuk daya tahan tubuh.
o Menyiapkan MP ASI dengan baik dan bersih termasuk penggunaan air bersih
untuk keperluan sehari-hari.
o Minum air yang sudah dimasak sampai mendidih.
3. Kecacingan adalah gejala gangguan kesehatan akibat adanya cacing parasit pada
tubuh anak, seperti cacing gelang, pita atau tambang. Disebut parasit karena cacing
tersebut mengganggu penyerapan zat makanan dalam usus. mencegah kecacingan
adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan supaya tidak tertular kecacingan,
seperti:
o Hindari kebiasaan buang tinja di tanah/kebun/sawah.
o Gunakan alas kaki sandal/sepatu jika keluar rumah.
o Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir jika hendak makan.
o Pemeriksaan rutin dan mendapat obat cacing di Puskesmas.
4. Penyakit malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk anopheles betina yang mengidap
malaria. Untuk mencegahnya kita bisa melakukan hal-hal sebagai berikut:
o Memakai kelambu berinsektisida, yaitu kelambu yang sudah dilapisi dengan
racun serangga yang dapat membunuh nyamuk tetapi tidak berbahaya bagi
kesehatan manusia.
o Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai celana panjang dan kemeja lengan
panjang saat berada di luar rumah.
o Pemakaian penolak nyamuk atau obat nyamuk.
o Pemakaian kawat kasa nyamuk pada pintu-pintu dan jendela-jendela rumah.
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk mengubah
perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat. STBM terdiri dari
lima pilar, yang dijelaskan dalam Peraturan Kementerian Kesehatan no. 3 tahun
2014. Kelima Pilar tersebut terdiri dari::
o Stop buang air besar sembarangan (SBS).
o Cuci tangan pakai sabun (CTPS).
o Mengelola air minum dan makanan rumah tangga (PAMM-RT).
o Mengamankan sampah rumah tangga.
o Mengamankan limbah cair rumah tangga.

Saran
1. Hendaknya Pendamping melakukan pembinaan secara rutin dengan melaksanakan
Pertemuan Peningkatan Kelompok P2K2, dan melaksanakan P2K2 secara runtut
sehingga bisa mengubah pola fikir KPM agar tujuan dari pembelajaran sesi ini
benar-benar tercapai.
2. Melalui Pertemuan Kelompok P2K2, untuk modul 3 khusunya sesi 10 ini, dapat
dijadikan salah satu upaya untuk membantu Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
dalam membangun kesadaran untuk mempraktikan:
o Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar agar tehindar dari penyakit
diare, kecacingan dan malaria.
o Cuci tangan menggunakan sabun dan menggunakan air mengalir
o Tidak BAB dan membuang sampah di sembarang tempat

Anda mungkin juga menyukai