Anda di halaman 1dari 2

FARINGITIS AKUT

No. : SOP/UKP/BIH/
Dokumen 000
SOP No. Revisi :
HJ. OMBAH
Tgl. Terbit : 02 Januari 2019 HANIPAH, SKM
Halaman : 1/2

KLINIK PRATAMA
BINA INSANI
HUSADA

1. Pengertian Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang


disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi,
trauma, iritan, dan lain-lain.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga klinis puskesmas dalam
penatalaksanaan faringitis akut.
3. Kebijakan SK Kepala Klinik Nomor

4. Referensi 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama.
5. Prosedur 1. Petugas Medis / dokter mempersilahkan pasien masuk
ruang periksa.
2. Petugas Medis / dokter menanyakan nama dan alamat
sesuai dengan yang tertera di buku rekam medis dan kertas
resep.
3. Petugas Medis / dokter melakukan allo/auto anamnesis :
a. Menanyakan Keluhan Utama dan Riwayat Penyakit
Sekarang : Nyeri tenggorokan, terutama saat menelan,
demam, Sekret dari hidung, nyeri kepala, nafsu makan
berkurang
b. Faktor Risiko : Iritasi kronik oleh rokok, minum alkohol,
makanan, paparan udara yang dingin.
4. Petugas Medis / dokter melakukan pemeriksaan fisik:
a. Pemeriksaan tanda vital : suhu febris
b. Faring : tampak hiperemis, eksudat dipermukaan
5. Petugas Medis / dokter menegakan diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Hal. 1|2
6. Petugas Medis / dokter memberikan penjelasan pada
pasien mengenai keadaan pasien.
7. Petugas Medis / dokter memberikan tatalaksana berupa :
a. Konseling dan Edukasi : Istirahat cukup, Meningkatkan
asupan cairan
b. Farmakologis :
1) Antipiretik (Parasetamol, Ibuprofen)
2) Infeksi virus, dapat diberikan anti virus Isoprinosine
dengan dosis 60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 x/hari
3) Pemberian antibiotik dilakukan bila faringitis akibat
bakteri berupa Streptokokus grup A : Amoksisilin 50
mg/kgBB dosis dibagi 3 x/hari.
4) Jika diperlukan dapat diberikan obat batuk antitusif
atau ekspektoran.
5) Kortikosteroid dapat diberikan unutuk menekan reaksi
inflamasi.
8. Petugas Medis / dokter menulis pada rekam medis, resep
obat dan buku register pasien.
9. Petugas Medis / dokter menyerahkan resep kepada pasien.
6. Bagan Alir (bila diperlukan)

7. Hal-hal yang Petugas Medis / dokter dapat merujuk pasien ke RS bila


Perlu pasien memerlukan penanganan lebih lanjut, atau keluhan
diperhatikan tidak berkurang setelah tatalaksana.
8. Unit Terkait Unit Pelayanan Umum

9. Dokumen Rekam Medis, Resep Obat, Buku Register Pasien


Terkait
10. Rekaman
Historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Perubahan Diberlakukan

Hal. 2|2

Anda mungkin juga menyukai