Anda di halaman 1dari 3

INISIASI 4

Selamat jumpa teman-teman mahasiswa pada inisiasi yang keempat ini. Kali ini akan dibahas
tentang konsep sosialisasi.

Ada beberapa pengertian dari sosialisasi antara lain


 proses dimana seorang anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan
kebudayaan masyarakat dimana ia berada
 proses dimana seorang individu akan memperoleh pembentukan sikap untuk berperilaku
sesuai dengan perilaku yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat
 proses perkembangan seorang anak yang baru lahir untuk menjadi seorang individu.

Pada dasarnya proses sosialisasi mempunyai makna sebagai suatu proses belajar seorang
individu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan
lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Sosialisasi merupakan suatu proses
dimana seseorang menghayati atau menginternalisasi norma-norma kelompok dimana ia
hidup sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak akan ditemukan
apa yang disebut dengan “diri”.

Seorang individu harus mengupayakan terjadinya tiga hal sebagai berikut agar proses
sosialisasi dialaminya dapat berjalan dengan lancar
 individu harus memahami apa yang diharapkan oleh masyarakat dari dirinya.
 individu harus mengembangkan kemampuan untuk dapat memenuhi peran yang
diharapkan.
 individu mengembangkan keinginan untuk berperilaku konform

Terdapat berbagai agen sosialisasi tergantunng pada dimana posisi individu tersebut dalam
siklus kehidupannya.
1. Keluarga
 dalam sosialisasi primer keluarga dianggap sebagaiagen yang utama
 keluarga merupakan perantara antara masyarakat dengan anak itu sendiri, karena
untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat
 Keluarga antara lain akan menentukan kelas sosial, kelompok etnik serta agama
dari si anak
2. Kelompok sebaya
 anak akan belajar berinteraksi dengan mereka yang sederajat dalam hal usia
 anak belajar tentang pengaturan peran orang-orang yang berkedudukan sederajat.
 individu memperoleh identitas dirinya serta mereka susah untuk berprilaku yang
menyimpang dari norma dan nilai peer group-nya.
3. Sekolah
mengajarkan bagaimana cara murid i mengembangkan dirinya, mengevaluasi
pretasi murid melalui kompetisi, mendisiplinkan murid dan hal lainnya yang
dianggap perlu bagi anak-anak untuk memperoleh sukses dalam masyarakat yang
semakin didominasi oleh persaingan antar individu.
 mengajarkan tentang pekerjaan-pekerjaan yang mungkin akan dikerjakan murid
tersebut ketika mereka dewasa
 hal-hal yang dipelajari dan dipahami oleh anak didik mencakup aspek
kemandirian, prestasi, universalisme dan spesifitas
4. Media Massa
 merupakan alat efektif untuk menyampaikan pesan yang dapat menjangkau
sejumlah besar khalayak dan tidak dibatasi oleh wilayah geografis.
 Pesan-pesan yang disampaikan oleh media dapat membentuk sikap pada penerima
pesan, baik itu sikap yang pro atau kontra terhadap pesan yang disampaikan

Sosialisasi dapat dilakukan dalam berbagai pola


1. Pola sosialisasi represif : menekankan pada penggunaan hukuman; memakai materi
dalam hukuman dan imbalan ; kepatuhan anak pada orang tua; komunikasi
satu arah, non verbal dan berisi perintah; orang tua sebagai pusat sosialisasi sehingga
keinginan orang tua menjadi penting; keluarga menjadi significant others
2. Pola sosialisasi partisipatoris : individu diberi imbalan jika berkelakuan baik; hukuman
dan imbalan bersifat simbolik; anak diberi kebebasan; penekanan pada interaksi;
komunikasi terjadi secara lisan; anak pusat sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap
penting; keluarga menjadi generalized others.

Sosialisasi memainkan peran penting dalam menentukan perilaku apa yang dipercaya oleh anak-
anak yang dianggap dapat diterima oleh masyarakat berkaitan dengan jenis kelamin mereka. Hal
tersebut berkaitan dengan sosialisasi tentang gender. Studi tentang gender lebih menekankan
pada aspek maskulinitas atau feminitas dari seseorang , berbeda dengan studi seks yang lebih
menekankan pada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki (maleness)
dan perempuan (femaleness).

Sosialisasi gender mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh masyarakat dalam mempelajari
identitas gender dan berkembang menurut norma budaya tentang laki-laki dan perempuan.
Sedangkan pemahaman yang dimiliki seseorang tentang identitas gender-nya mengacu pada
perasaan yang dimiliki seseorang tentang apakah ia laki-laki atau perempuan , atau anak laki-
laki atau anak perempuan . Pemahaman kita tentang makna menjadi laki-laki atau perempuan
akan berbeda dengan pemahaman tentang defenisi biologis laki-laki dan perempuan. Pemahaman
tersebut dibentuk oleh nilai dan proses sosialisasi dari budaya kita, ketika ia menjadi bagian dari
diri kita, maka biasanya pengaruhnya akan sangat kuat.
Anak laki-laki diharapkan oleh nilai-nilai budaya untuk lebih agresif, atletis, berkonsentrasi
terutama pada karir, melaksanakan tugas yang mengarah pada tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan, dan dalam sosiologi karakteristik dari laki-laki tersebut dinyatakan dengan
instrumental role. Sedangkan perempuan diharapkan lebih perasa, lebih ekspresive dan lebih
emosional, yang secara sosiologis disebut dengan expressive role.

Demikian

Anda mungkin juga menyukai