Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN

SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI RAWAT INAP RSUD LAPANGAN SAWANG


KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO

Cicilia Miranda Adam*, Franckie R.R Maramis*, Ribka E. Wowor*

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Klaim merupakan suatu permintaan salah satu atau dua pihak yang mempunyai ikatan,agar haknya
terpenuhi,satu dari dua pihak yang melakukan ikatan tersebut akan mengajukan klaimnya kepada
pihak lainnya sesuai dengan perjanjian atau polis yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak.
BPJS kesehatan menerapkan sistem pembayaran prospektif, yaitu metode pembayaran dilakukan atas
dasar layanan kesehatan yang besarnya telah diketahui sebelum pelayanan kesehatan diberikan
dengan melakukan pembayaran kepada fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) dengan
sistem Indonesian Case Base Group’s (INA-CBG’s). Prosedur pengajuan klaim bpjs kesehatan di
fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan mencakup pembuatan surat eligibilitas peserta,koding
dan entry data,scan berkas dan verifikasi berkas klaim. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis prosedur pengajuan klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) lapangan sawang Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro yang sesuai dengan prosedur.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan
eksloratif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yang terlibat langsung dalam prosedur
pengajuan klaim. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara, alat perekam
suara, dan alat tulis menulis. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder diperoleh melalui
dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian dan data primer yang didapatkan dari wawancara
mendalam dengan informan dan data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen yang terkait
dengan penelitian.
Prosedur pengajuan klaim yang meliputi pembuatan surat eligibilitas peserta (SEP) dilakukan
dengan mengunakan e-klaim,proses entry dan koding dilakukan mengunakan aplikasi INA-CBG’s
dengan memasukan data berdasarkan resume medis pasien sesuai aturan pengkodean berdasarkan
ICD 10 untuk kode diagnosa dan kode prosedur ICD 9,scan berkas tidak dilakukan dikarenakan
keterbatasan alat scan serta koneksi jaringan yang kurang memadai dan dalam proses verifikasi
klaim dilakukan dengan memeriksa dan menguji kelayakan berkas-berkas klaim yang dimasukan
dengan berkas klaim yang telah dikirim. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pelaksanaan
prosedur pengajuan klaim di RSUD Lapangan Sawang sudah sesuai dengan ketentuan yang ada
,namun masih terdapat kendala-kendala yang menghambat proses pengajuan klaim.

Kata Kunci: Pengajuan klaim, rumah sakit

ABSTRACT
The claim is a request of one or two parties have ties, so that their rights are met, one of the two
parties to the bond will submit its claim to the other party in accordance with the agreements or
policies agreed upon by both parties. BPJS implement health prospective payment system, the method
of payment shall be based on the amount of health care have been known before the health care given
to make payments to advanced level referral health facilities (FKRTL) with the Indonesian system
Case Base Group's (INA-CBG's). Procedures for filing claims BPJS referral health facility advanced
level participants include the manufacture of the eligibility letter, coding and data entry, scanning
files and verification of the claim file.
The method used in this study is a qualitative approach eksloratif. The informant in this research
were 5 people who were directly involved in the procedure of filing a claim. The research instrument
used is interview, sound recording equipment, and stationery.The data collected is secondary data
obtained through documents related to the investigation danPrimary data were obtained from in-
depth interviews with informants and secondary data obtained through documents related to the
study.
Procedures for filing claims covering the making of the eligibility of participants (SEP) is done by
using e-claims, the process of entry and coding is done using the INA-CBG's application by entering
data based on the patient's resume appropriate ICD 10 coding rules based on diagnosis codes and
ICD 9 procedure codes, scanned beam is not done due to limitations of the scanning device and the
network connection is inadequate and in the claims verification process carried out by inspect and
test the feasibility of the files included with the claim that the claim file has been sent. The results
showed that in the implementation of procedures for filing a claim at Field Hospital Sawang is in
conformity with the existing regulations, but there are still obstacles that hinder the process of filing a
claim.

Keywords: Claims, Hospital


PENDAHULUAN kepada pihak lainnya sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 perjanjian atau polis yang disepakati bersama
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial oleh kedua belah pihak (Ilyas,2006). Klaim
Kesehatan (BPJS), menyebutkan bahwa diajukan secara kolektif oleh fasilitas
BPJS Kesehatan adalah merupakan suatu kesehatan kepada BPJS Kesehatan maksimal
badan hukum publik yang dibentuk dan tanggal 10 bulan berikutnya dalam bentuk
ditugaskan untuk menyelenggarakan softcopy luaran aplikasi INA-CBG’s
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kementrian Kesehatan yang berlaku dan
bagi seluruh rakyat Indonesia, diamanatkan Hardcopy berkas pendukung klaim (BPJS
untuk mengembangkan sistem pelayanan Kesehatan,2014).
kesehatan, sistem kendali mutu dan kendali Hasil penelitian yang dilakukan oleh
biaya, serta sistem pembayaran pelayanan Ardhitya (2015) tentang Faktor-faktor yang
kesehatan yang efisien dan efektif untuk melatarbelakangi penolakan klaim BPJS oleh
tercapainya sustainibilitas program JKN verifikator BPJS di RSJD DR.Amino
(Kemenkes RI, 2014). Gondhohutomo Provinsi Jawa Tengah.
Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Menyebutkan bahwa pelaksanaan untuk
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) pengajuan klaim di RSJD DR. Amino
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah pada
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang dasarnya sudah sesuai dengan standar dari
dalam pelaksanaanya BPJS Kesehatan Departemen Kesehatan, namun dalam
menerapkan sistem pembayaran prospektif, pelaksanaannya masih terdapat kendala yang
yaitu metode pembayaran dilakukan atas menghambat proses pengajuan klaim, hal ini
dasar layanan kesehatan yang besarnya telah disebabkan oleh data yang akan diklaimkan
diketahui sebelum pelayanan kesehatan tidak lengkap atau belum memenuhi
diberikan. BPJS Kesehatan melakukan persyaratan pengajuan klaim ,dokumen klaim
pembayaran kepada fasilitas kesehatan BPJS yang di ajukan oleh rumah sakit kepada
tingkat pertama (FKTP) dengan sistem pihak BPJS meliputi : rekapitulasi pelayanan
kapitasi dan kepada fasilitas kesehatan dan berkas pendukung pasien yang terdiri
rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) dengan dari surat eligibilitas peserta (SEP) , resume
sistem Indonesian Case Base Group’s (INA- medis/laporan status pasien/keterangan
CBG’s) (Kemenkes RI, 2014). diagnosa dari dokter yang merawat , bukti
Klaim adalah suatu permintaan salah satu pelayanan lainnya , misalnya : protokol terapi
atau dua pihak yang mempunyai ikatan,agar dan regimen (jadwal pemberian obat)
haknya terpenuhi,satu dari dua pihak yang ,perincian tagihan rumah sakit dan berkas
melakukan ikatan tersebut akan mengajukan pendukung lain yang diperlukan (BPJS
klaimnya Kesehatan, 2014).
Rumah Sakit Umum Daerah Lapangan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Sawang merupakan rumah sakit tipe D yang Biaro dan dilaksanakan pada bulan Agustus
ada di Kabupaten Kepulauan Siau 2019 s/d November 2019. Informan
Tagulandang Biaro yang menyediakan jasa penelitian ini yaitu Direktur RSUD
layanan kepada masyarakat yang berkaitan Lapangan Sawang, Petugas SEP , Petugas
dengan pelayanan kesehatan baik rawat inap Koder dan entry, bendahara JKN dan
dan rawat jalan. Serta menjadi salah satu verifikator BPJS Kesehatan.
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat HASIL DAN PEMBAHASAN
Lanjutan (FKRTL) setelah fasilitas kesehatan Karakteristik Informan
tingkat pertama (FKTP). Dengan kunjungan Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
pasien peserta BPJS Kesehatan di rawat inap Umum Daerah (RSUD) Lapangan Sawang
dari bulan Januari-Desember 2018 sejumlah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
1.722 orang dan kunjungan pasien umum Biaro
sejumlah 863 orang. yang menjadi informan adalah 5 orang yakni
Berdasarkan data awal yang diperoleh Direktur RSUD Lapangan Sawang, petugas
oleh Peneliti bahwa jumlah klaim yang SEP , petugas koder dan entry,bendahara
pending/tidak layak untuk rawat inap pada JKN dan verifikator BPJS Kesehatan.
tahun 2018-2019 berjumlah 560 kasus dari Masing-masing informan dalam penelitian ini
2.389 kasus klaim yang diajukan ke pihak memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
BPJS Kesehatan, dan untuk berkas klaim dapat dilihat pada tabel berikut ini.
yang pending/tidak layak untuk rawat jalan Tabel 1. Karakteristik Informan
tahun 2018-2019 berjumlah 270 kasus dari
7.292 kasus klaim yang diajukan ke pihak
BPJS. Dari uraian latar belakang diatas, maka
penulis tertarik untuk menganalisis Prosedur
pengajuan klaim BPJS Kesehatan di RSUD
Lapangan Sawang Kabupaten Kepulauan
Siau Tagulandang Biaro

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian eksploratif dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif yang bertujuan 1. Proses Pembuatan SEP (surat eligibiltas
untuk mengetahui prosedur pengajuan klaim peserta)
bpjs kesehatan di RSUD Lapangan Sawang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit RSUD Lapangan Sawang untuk pelayanan
Umum Daerah (RSUD) Lapangan Sawang pembuatan SEP (Surat Eligibiltas Peserta)
dimulai ketika pasien datang ke rumah sakit Proses koding dan entry data di RSUD
dengan membawa berkas yang diperlukan. Lapangan Sawang mengunakan aplikasi
Untuk pasien rawat inap harus membawa INA-CBG’s dan dilakukan oleh petugas
kelengkapan berkas seperti kartu KIS,KTP koder atau petugas administrasi klaim di
dan KK serta surat perintah rawat inap,untuk rumah sakit, untuk proses pengkodingan
rawat jalan harus menyertakan surat rujukan. dilakukan koding yaitu dengan memasukan
Kemudian petugas akan melakukan kode diagnosis berdasarkan ICD 10 dan kode
konfirmasi pada BPJS center mengenai status prosedur dengan ICD 9 yang dikoding dari
kepesertaan pasien, setelah itu maka pasien resume medis pasien lalu aplikasi akan
akan dibuatkan surat eligibilitas peserta memunculkan hasil grouping . sebelum
sebagai tanda pasien adalah merupakan dilakukan entry dan koding petugas akan
peserta JKN-KIS. Pembuatan SEP (Surat memeriksa berkas apabila terdapat ketidak
Eligibilitas Peserta) merupakan proses sesuaian diagnosa dengan tindakan maka
kegiatan pembuatan jaminan berdasarkan petugas akan mengkonfirmasi hal tersebut
nomor identitas peserta BPJS melalui kepada DPJP. Hal ini sama dengan jawaban
aplikasi v-claim. dari salah satu informan berikut kutipannya
Surat Eligibilitas Peserta (SEP) (R3) yaitu:
merupakan surat yang membuktikan bahwa “apabila berkas sudah dimasukan maka
peserta ini adalah peserta yang masih aktif petugas akan mulai entry dan koding sesuai
dan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Untuk dengan kaidah pengkodingan,jika tidak jelas
pasien yang akan dirawat mereka harus maka petugas koder akan menanyakan
mendapatkan surat ini sebagai tanda bahwa kembali kepada dokter penanggung jawab
selama proses perawatan di rumah sakit pasien yang bersangkutan”
BPJS Kesehatan yang akan menanggung Hatta (2011) menyatakan bahwa kode yang
seluruh biaya perawatan yang timbul dihasilkan harus akurat dan tepat sesuai
diakibatkan layanan medis yang diterima diagnosis, karena jika kode yang dihasilkan
oleh pasien. SEP (Surat Eligibilitas Peserta) tidak tepat maka akan mempengaruhi proses
merupakan salah satu berkas yang diperlukan klaim. Berdasarkan wawancara mendalam
dalam proses pengajuan klaim. dan observasi dapat diketahui bahwa untuk
seperti yang dikutip dari jawaban kelima pelaksanaan pemberian kode diagnosis dan
informan (R1, R2, R3, R4,R5) yakni : tindakan RSUD Lapangan Sawang mengacu
“Untuk proses pembuatan SEP dilakukan pada Juknis INA-CBG’s.
di loket pendaftaran dengan melengkapi
3. Proses scan berkas
berkas yaitu Kartu BPJS, KTP,KK serta
Berdasarkan wawancara mendalam dan
surat keterangan pasien harus dirawat”
observasi yang dilakukan, RSUD Lapangan
2. Proses koding dan entry klaim bpjs
Sawang belum menerapkan sistem scan
kesehatan
berkas klaim, menurut informan untuk proses sudah lengkap maka akan dilakukan
scan berkas tidak dilakukan karena tidak pembayaran ke rumah sakit dalam 15 hari
tersedianya alat scan. Sehingga untuk berkas kerja setelah pengajuan klaim dinyatakan
fisik harus di fotocopy dan mengunakan jasa layak”
pihak ketiga sehingga membutuhkan waktu Penelitian yang dilakukan Harmanti (2018)
yang lama dalam pengerjaan hal tersebut tentang Analisis Keterlambatan Pengajuan
mengakibatkan pihak rumah sakit sering Klaim BPJS di Rumah Sakit UNS Surakarta
terlambat dalam pengajuan klaim, seperti untuk prosedur pelayanan pasien di Rumah
kutipan dari kelima informan Sakit UNS sudah sesuai dengan PKS
(R1,R2,R3,R4,R5) yang menyatakan : (Perjanjian Kerjasama) antara BPJS
“Kalau scan berkas belum dilakukan karena Kesehatan Cabang Surakarta dengan Rumah
belum tersedianya alat khusus scan Sakit UNS. Namun, masih terdapat
berkasnya” ketidaklengkapan berkas klaim yang
4. Verifikasi berkas klaim diserahkan ke BPJS Kesehatan seperti
Hasil wawancara yang dilakukan dengan resume medis, hasil EKG
berbagai informan di RSUD Lapangan (Elektrokadiogram), billing/rincian
Sawang menyatakan bahwa proses verifikasi perawatan. Ketidaklengkapan berkas menjadi
berkas klaim dilakukan oleh petugas salah satu faktor yang menghambat proses
verifikator eksternal BPJS Kesehatan ,dan verifikasi oleh verifikator BPJS, sehingga
diungkapkan bahwa verifikasi belum berjalan dapat menyebabkan berkas tersebut gagal
optimal karena adanya keterlambatan terverifikasi dan dapat menunda pembayaran
pemasukan berkas serta adanya berkas yang klaim.
tidak lengkap sehingga membuat proses 5. Faktor penghambat dalam proses
verifikasi menjadi lama. Berkas klaim yang pengajuan klaim
akan diverifikasi meliputi SEP (Surat Kendala terkait proses pembuatan SEP di
Eligibilitas Peserta), bukti pelayanan yang RSUD Lapangan Sawang adalah ketika
mencantumkan diagnosa dan prosedur serta pasien tidak membawa berkas yang
ditandatangani oleh DPJP (Dokter diperlukan. Kendala lainnya yaitu pada saat
Penanggungjawab Pasien), berkas penunjang dicek kepesertaannya pasien memiliki
(hasil laboratorium, hasil USG, hasil EKG tunggakan pembayaran iuran kepesertaan
serta berkas penunjang lainnya),surat BPJS sehingga tidak dapat dibuatkan
perintah rawat inap (untuk pasien rawat inap) jaminan melalui aplikasi e-claim. Hasil
Seperti kutipan dari salah satu informan (R4) penelitian dari Malonda T (2014) tentang
: Analisis Pengajuan Klaim Badan
“Berkas klaim yang sudah diajukan nantinya Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
akan di lakukan verifikasi oleh petugas Kesehatan di RSUD Dr. Sam Ratulangi
verifikator eksternal apabila berkasnya Tondano menyatakan bahwa rekapitulasi
pelayanan dan semua syarat pengajuan klaim 1. Proses pembuatan Surat Eligibilitas
harus dilengkapi untuk mempercepat proses Peserta (SEP) dilakukan melalui aplikasi
pengajuan klaim ke BPJS. v-klaim. Prosedur tersebut telah sesuai
Berdasarkan wawancara kendala terkait dengan Prosedur Penerimaan Pasien JKN-
dengan proses entry dan koding yaitu karena KIS RSUD Lapangan Sawang.
akses internet yang kurang memadai 2. Proses entry dan koding di RSUD
sehingga mengakibatkan terhambatnya Lapangan Sawang dilakukan dengan
proses entry. Hal ini didukung oleh memasukan kode diagnosis ICD 10 dan
penelitian yang dilakukan Wunari D (2015) ICD 9 untuk kode prosedur. Hal tersebut
yang menyatakan bahwa bahwa adanya telah sesuai dengan prosedur dalam
fasilitas penunjang yang tersedia untuk Juknis INA-CBG’s.
membantu dalam kelancaran program sistem 3. Proses scan berkas di RSUD Lapangan
pembayaran layanan kesehatan INA-CBG’s Sawang tidak dilakukan karena tidak
diperlukan seperti ketersediaanya komputer tersedianya alat scan berkas. Hal ini tidak
dan wifi agar dapat membantu dalam sesuai dengan prosedur dalam Juknis
pengentrian data rekam medis pasien, selain Verifikasi Klaim BPJS Tahun 2014.
adanya keterlambatan pemasukan berkas dari 4. Proses verifikasi berkas klaim pasien
ruangan-ruangan sehingga membuat peserta JKN-KIS dilakukan dengan
penumpukan berkas klaim yang akan entry memeriksa dan menguji kelayakan
serta kurangnya tenaga administrasi klaim berkas-berkas klaim yang ada dengan
sehingga menambah beban kerja dari berkas klaim yang telah dikirim melalui
petugas. aplikasi v-claim. Prosedur tersebut sudah
Kendala terkait proses verifikasi berkas sesuai dengan prosedur dalam Juknis
adalah kurang lengkapnya berkas yang Verifikasi Klaim BPJS Tahun 2014.
dimasukan serta adanya kesalahan dalam 5. Faktor yang menjadi penghambat dalam
kaidah pengkodean,hal ini dapat menyulitkan proses pengajuan klaim seperti kesalahan
petugas dalam melakukan verifikasi sehingga dalam proses koding (ada beberapa diagnosa
harus dilakukan konfirmasi dengan DPJP yang harus dikode menjadi satu tetapi dikode
(Dokter Penanggungjawab Pasien) terkait terpisah), kurangnya ketersediaan SDM
tindakan apa yang dilakukan.serta tidak untuk administrasi klaim,tidak adanya
lengkapnya berkas yang diserahkan seperti verifikator internal, tidak adanya SOP terkait
berkas penunjang. dengan proses pengajuan klaim,terlambatnya
KESIMPULAN pemasukan berkas dari ruangan-ruangan
Berdasarkan hasil analisis mengenai prosedur serta adanya kendala terkait masalah koneksi
pengajuan klaim bpjs kesehatan di rawat inap jaringan yang kurang memadai sehingga
RSUD Lapangan Sawang maka dapat di proses pengajuan menjadi tidak optimal.
simpulkan sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan.Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
BPJS Kesehatan.2014. Petunjuk Teknis
Kemenkes RI. 2014. Buku Pegangan
Verifikasi Klaim: Direktorat
Pelayanan: Jakarta Sosialisasi Jaminan Kesehatan
Hatta,G. 2011.Pedoman Manajemen
Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan
Informasi Kesehatan di Sarana
Sosial Nasional. Menteri Kesehatan
Pelayanan Kesehatan.Jakarta: UI Press
Republik Indonesia. Jakarta
Harnanti, 2018. Analisis Keterlambatan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27
Pengajuan Klaim BPJS di Rumah tahun 2014 tentang Juknis sistem INA-
CBGs. Jakarta.
Sakit UNS. Surakarta : FKM
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Universitas Muhammadiyah Surakarta Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Jakarta: Alfabeta
(online),(http://eprints.ums.ac.id/69250
Susan, F.O.2016.Analisis Administrasi Klaim
/1/NASKAH%2520PUBLIKASI) Jaminan Kesehatan Nasional Rawat
Jalan RSUD Kota Semarang.Jurnal
Diakses 12 November 2019
Kesehatan Masyarakat,(online) ,
Ilyas, Y. 2006. Mengenal Asuransi volume 4,Nomor 4, Oktober 2016
(ISSN : 2356-3346),
Kesehatan-review utilisasi,manajemen
(http://ejournals1.undip.ac.id/index.ph
klaim dan kecurangan asuransi p/jkm/article/download/13898/13447)
Diakses 16 Agustus 2019
kesehatan fraud. Depok: Fakultas
Wunari, D.2015. Studi penerapan sistem
Kesehatan Masyarakat Universitas pembayaran layanan kesehatan
dengan sistem diagnosis penyakit
Indonesia.Cetakan Kedua
(Indonesia case based groups/INA-
Leonard, D. 2016. Pengorganisasian Klaim CBGs) di Ruang Rawat Inap RSU
Bhateramas Kota Kendari Tahun
Pelayanan Pasien JKN di RSUP Dr.
2015. JIMKESMAS (online) ,
M. Djamil Padang. Padang : Menara (http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKE
SMAS/article/view/1208&) Diakses
Ilmu (online),
11 November 2019
(https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/me
narailmu/article/view) Diakses 12
November 2019
Malonda, T. Analisis Pengajuan Klaim
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan di RSUD Dr. Sam
Ratulangi Tondano. Manado : Fakultas
Kesehatan Masyarakat Unsrat. (online)
,JIKMU,Vol, No 2b April 2015
.(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
jikmu/article/view/7852) Diakses 10
Agustus 2019
Martha, E & Kresno, S. 2016. Metodologi
Penelitian Kualitatif Untuk Bidang

Anda mungkin juga menyukai