Anda di halaman 1dari 3

NEONATUS NEONATORIUM

No. : 302/PKM-
Dokument KJ/SOP/I/2022
No.Revisi :
SOP
Tanggal : 13 Januari
Terbit 2022
Halaman : 1/3

UPT
PUSKESMAS
KAJANG
SIRAJUDDIN, SKM, M. Kes
NIP . 19721231 199303 1 019
1. Pengertian Tetanus adalah penyakit pada sistem syaraf yang disebabkan oleh
tetanospasmin. Tetanospasmin adalah neurotoksin yang dihasilkan oleh
Clostridium tetani, ditandai dengan spasmetonik persisten disertai
dengan serangan yang jelas dan keras.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
tetanus neonatorum.
3. Kebijakan Berdasarkan SK No.04/PKM-KJ/TU.02/SK/I/2022 tentang
Pemberlakuan Standar Operasional Prosedur (SOP)
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur a. Dokter menanyakan identitas pasien yang disesuaikan dengan rekam
medis pasien
b. Dokter melakukan anamnesis terhadap pasien atau keluarga pasien.
Hasil Anamnesis ( Subjective )
1. Penolong persalinan apakah tenaga medis/paramedis/non
medis/dukun bayi
2. Telah mendapat pelatihan atau belum
3. Alat yang dipakai memotong tali pusat
4. Ramuan apa yang dibubuhkan pada perawatan tali pusat
5. Status imunisasi TT ibu sebelum dan selama kehamilan
6. Sejak kapan bayi tidak dapat menetek (incubation period)
7. Berapa lama selang waktu antara gejala-gejala tidak dapat
menetek dengan gejala spasme pertama (period of onset)
c. Paramedis melakukan pemeriksaan vital sign
d. Dokter melakukan Pemeriksaan Fisik dan PenunjangSederhana
(Objective)
Gejala klinis timbul setelah toksin mencapai susunan saraf. Masa
inkubasi umumnya berkisar antara 3-10 hari. Trismus akibat spasme
otot masseter ditemukan pada lebih dari separuh penderita, diikuti
kekauan otot leher, kesulitan menelan dan mulut mencucu seperti
mulut ikan. Spasme otot punggung dan otot perut. Spasme dapat
terjadi spontan atau terhadap rangsangan dengan frekuensi yang
bervariasi. Kesadaran masih intak.
PemeriksaanFisik
1. Kesadaranintak
2. Trismus
3. Kekakuan otot leher, punggung, perut
4. Mulut mencucu seperti mulut ikan
5. Kejang
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk tetanus
neonatorum. Penegakan Diagnostik (Assessment)
e. Dokter menegakkan diagnosa klinis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaanfisikdanpenunjang.
Diagnosis utamanya ditegakkan dengan adanya gejala klinis seperti
trismus, disfagia, kekakuan otot (muscular rigidity).
Diagnosis Banding
Semua penyebab kejang neonates seperti Kongenital (cerebral
anomalies ), perinatal (komplikasi persalinan, trauma perinatal &
atau perdarahan intracranial) dan postnatal (Intervensi & gangguan
metabolik)
Komplikasi
Fraktur, dislokasi mandibular, hipoksiadan pneumonia aspirasi, Long
bone fractures
f. Dokter melakukan Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
 Eradikasikuman
Tali pusat dibersihkan dengan alcohol 70% atau providon iodin.
 Antibiotik
1. Penisilinprokain 50.000 IU/kg/kali IM, tiap 12 jam, atau
2. Ampisilin 50 mg/kg/dosis, atau • Usiagestasi (UG) < 37 minggu
< 28 hari tiap 12 jam 28 hari tiap 8 jam • UG > 37 minggu< 7
hari tiap 12 jam 7 haritiap 8 jam
3. Metronidazole loading dose 15mg/kg/dosis, selanjutnya
7,5mg/kg/dosis, atau
Interval
 Usia< 28 haritiap 12 jam
 Usia> 28 haritiap 8 jam
Pemberian dosis rumatan
UG < 37 minggu 24 jam setelah loading dose
UG > 37 minggu 12 jam setelah loading dose
4. Eritromisin 15-25 mg/kg/dosistiap 8 jam
Bila ada sepsis/pneumonia dapat ditambahkan sefotaksim 50
mg/kg/dosis UG < 30 minggu<28 hari tiap 12 jam >28 haritiap 8
jam UG > 30 mingg < 14 haritiap 12 jam > 14 haritiap 8 jam
• Netralisasitoksin
a. ATS 50.000 – 100.000 IU, setengah dosis IM, setengahnya IV,
dilakukan uji kulit lebih dahulu.
b. Bila tersedia dapat diberikan HTIG 3000-6000 IU IM
Memberikan pelemas otot untuk mengatasi spasme otot
Diazepam 20-40 mg/kgBB/hari, drip, dilarutkan dalam larutan
dekstrose 5% menggunakan syringe pump. Obat dibagi menjadi
empat sediaan untuk menghindari efek pengen dapan obat
diazepam. Hati-hati terjadi henti napas dalam pemberiannya. Bila
diazepam telah mencapai dosis maksimal tetapi spasme tetap
tidak teratasi dianjurkan pemberian pelumpuh otot pankuronium
0,05- 0,1 mg/kgBB/kali dan penggunaan ventilator mekanik.
 Terapisuportif
a. Pemberian oksigen
b. Pembersihan jalan nafas Keseimbangan cairan, elektrolit dan
kalori
 Imunisasi
Diberikan imunisasi Tetanus Toksoid sesuai dengan jadwal
imunisasi diberikan pada saat penderita pulang.

g. Dokter memberikan KonselingdanEdukasi :


 Pencegahan tetanus neonatorum dapat dilakukan dengan
menjaga proses persalinan tetap aseptic termasuk pada saat
pemotongan tali pusat.
 Imunisasi aktif wanita hamil dengan 2 dosis Tetanus Toksoid 0,5
ml dengan jarak penyuntikan 2 bulan dapat mencegah terjadinya
penyakit tetanus neonatroum.

Prognosis
1. AdVitam : dubia
2. Ad Functionam : dubia
3. AdSanationam : dubia

h. Dokter mencatat seluruh layanan medis dalam rekam medis pasien


dan memberi paraf
Unit Terkait Ruang tindakan, ruang pemeriksaan umum
8..Dokumen terkait Rekam medis pasien,Blanko informed consent, surat rujukan
9. Rekaman No Yang di Ubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
historis perubahan

Anda mungkin juga menyukai