Anda di halaman 1dari 28

BIDAN PRAKTEK MANDIRI

JL. PERSATUAN RAYA


DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI

TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015


TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Prosedur Cuci Tangan (Biasa Dan
Antiseptik)
Menggosok tangan dari kotoran dengan sabun atau antiseptik
PENGERTIAN
dan dibilas dengan air mengalir
1. Menjaga kebersihan perorangan
TUJUAN
2. Mencegah terjadinya infeksi silang
KEBIJAKAN PEMERINTAH Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Persiapan untuk bidan
1. Kuku dalam keadaan pendek
2. Perhiasan/ jam tangan harus dilepas
TAHAP PRA INTERAKSI Persiapan alat
1. Bak cuci dan air mengalir
2. Sabun atau antiseptic
3. Handuk atau pengering
CARA KERJA
1. Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gulung
lengan baju sampai siku
2. Melakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka / sayatan
3. Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel
(jika tangan menyentuh wastafel cuci tangan diulang)
4. Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian
5. Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya
lebih rendah dari siku
6. Menaruh sedikit sabun / antiseptic (2 – 4 cc). Untuk sabun
batang, pegang dan gosok sampai berbusa
7. Menggosok kedua lengan dengan cepat, selama 10 – 15
detik
8. Menggosok punggung tangan, sela-sela jari
9. Menggosok sela-sela jari secara melingkar minimal 5 kali
10. Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan yang lain
11. Membilas lengan dan tangan sampai bersih
12. Menutup kran dengan siku. (Bila kran harus ditutup dengan
tangan, cuci kran dengan sabun terlebih dahulu sebelum
membilas tangan)
13. Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering

BIDAN PRAKTEK MANDIRI


JL. PERSATUAN RAYA
DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI

TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015


TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Prosedur Pemasangan IUD
PENGERTIAN Prosedur pemasangan IUD merupakan tekhnik pemasangan alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
TUJUAN Untuk menjarangkan kehamilan
KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan
PEMERINTAH prosedur yang berlaku.
Persiapan untuk bidan
1. Kuku dalam keadaan pendek
2. Perhiasan/ jam tangan harus dilepas
Persiapan Alat
1. Kom besar 2 buah
2. Bengkok
3. IUD steril
4. KO sedang 1 buah
5. Air DTT
TAHAP PRA INTERAKSI 6. Larutan byclean / klorin 0,5%
7. Kapas sublimat
8. Bak instrumen
9. Sarung tangan steril 2 pasang
10. spekulum (spekulum cocor bebek)
11. Tampon tang
12. Tenakulum
13. Extraktor IUD
14. Sonde uterus
15. Gunting IUD
1. Dekatkan alat
2. Atur posisi klien senyaman mungkin
3. Cuci tangan di air mengalir
4. Pasang selimut mandi

CARA KERJA 5. Pakai sarung tangan steril pada tangan kiri


6. Simpan IUD di tempat yang rata
7. Buka plastik atas IUD dengan tangan kanan, tangan kiri
memasukkan Coper T IUD dari dalam dan tangan kanan
merapatkan dari luar
8. Dekatkan bengkok
9. Buka kom kapas sublimat
10. Pakai sarung tangan pada tangan kanan
11. Lakukan vulva higiene
12. Lakukan pemeriksaan dalam
13. Cuci tangan di air DTT, buka sarung tangan
14. Pakai sarung tangan steril yang baru
15. Memasukkan spekulum sesuai anatomi
16. Bersihkan serviks dengan kasa steril menggunakan tampon
tang
17. Jepit serviks dengan tenakulum pada posisi vertikal (arah jam
11 atau jam 1)
18. Ukur panjang uterus dengan sonde uterus
19. Memasang IUD dengan teknik menarik (With drawal
tecniqique) :
a. Memasukkan tabung inserter yang berisi IUD ke dalam
kanalis servikalis
b. Menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong untuk
memasukkan IUD
c. Mengeluarkan pendorong dan dorong kembali tabung
inserter sampai terasa pada fundus.
20. Menggunakan benang IUD 3 sampai 4 cm.
21. Bersihkan porsio yang telah terpasang IUD dengan kasa
menggunakan tampon tang.
22. Mengeluarkan tenakulum dan spekulum, rendam dalam larutan
klorin 0,5 %.
23. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan IUD telah
terpasang
24. Lepaskan sarung tangan, rendam dalam larutan klorin 0,5 %
25. Cuci tangan
26. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

BIDAN PRAKTEK MANDIRI


JL. PERSATUAN RAYA
DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI

TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015


TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan ibu hamil (ANC)
PENGERTIAN Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan selama
kehamilannya.
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care
( ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan
bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa
nifas serta dapat menyusui dengan baik dan benar.
KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
PEMERINTAH yang berlaku.
Persiapan untuk bidan
Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan
air mengalir dan keringkan.
Persiapan Alat
a. Leanec
b. Doppler / spekulum corong
c. Meteran kain pengukur tinggi fundus uteri
d. Meteran pengukur LILA
e. Selimut
TAHAP PRA INTERAKSI f. Reflex Hammer
g. Jarum suntik disposibel 2,5 ml
h. Air hangat
i. Timbangan Berat Badan dewasa
j. Tensimeter Air Raksa
k. Stetoscope
l. Bed Obstetric
m. Spekulum gynec
n. Lampu halogen / senter
o. Kalender kehamilan
1. Anamnesa:
 Riwayat perkawinan.
 Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
 Status wayat Haid, HPHT.
CARA KERJA
 Riwayat imunisasi Ibu saat ini
 Kebiasaan ibu.
 Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat
taksiran persalinan.
2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum.
 Keadaan umum Bumil
 Ukur TB, BB, Lila.
 Tanda vital : tensi, Nadi
 Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai
ekstremitas).
 Mata : conjungtiva, ikterus
 Kaki :Oedema kaki
b. Pemeriksaan khusus.
1) Umur kehamilan  <20 mgg :
 Inspeksi : Tinggi fundus, Hyperpigmentasi (pada areola
mammae, Linea nigra). Striae.
 Palpasi : Tinggi fundus uteri, Keadaan perut
 Auskultasi.
2) Umur kehamilan > 20 mgg:
 Inspeksi : Tinggi fundus uteri, Hypergigmentasi dan
striae, Keadaan dinding perut
 Palpasi.
Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya
Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian
lateral kanan.
a. Leopold 1.
1) Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak
fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus.
Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong
uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus
basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan
kiri, setinggi tepi atas simfisis).
2) Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang
memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi
pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala
ibu.
3) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan
pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang
ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan
secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri
dan kanan secara bergantian
b. Leopold 2
1) Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut
lateral kanan dan telapak tangan kanan pada
dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
2) Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian
geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memenjang (punggung) atau bagaian
yang kecil (ekstremitas).
c. Leopold 3.
1) Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan
menghadap kebagian kaki ibu.
2) Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding
lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada
dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara
lembut bersamaan atau bergantian untuk
menentukan bagian bawah bayi (bagian keras, bulat
dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah
bokong).
d. Leopold 4.
1) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-
ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi
atas simfisis.
2) Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian
rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang meraba
dinding bawah uterus.
3) Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri
dan kanan (konvergen/divergen)
4) Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala,
upayakan memegang bagian kepala didekat leher
dan bila presentasi bokong, upayakan untuk
memegang pinggang bayi)
5) Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul,
kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara
tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa
jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas
panggul.
 Auskultasi : Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung
janin.
d. Pemeriksaan Tambahan Laboratorium rutin : Hb,
Albumin,USG
e. Akhir pemeriksaan :
1. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
2. Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan
3. Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status
pasien.
4. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi :
usia kehamilan, letak janin, posisi janin, Tafsiran
persalinan, Resiko yang ditemukan atau adanya penyakit
lain.
5. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
6. Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil
pemeriksaan
7. Jelaskan pentingnya imunisasi
8. Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan
9. Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumah Sakit

BIDAN PRAKTEK MANDIRI


JL. PERSATUAN RAYA
DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI

TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015


TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Perawatan Bayi Baru Lahir
PENGERTIAN Pelayanan kesehatan yang diberikan pada bayi selama jam pertama
setelah kelahiran.
TUJUAN Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya
pernafasan spontan serta mencengah Hypotermi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
PENGERTIAN Asuhan yang diberikan pada tersebut selama jam pertama setelah
kelahiran
KEBIJAKAN PEMERINTAH Standar pelanyanan kebidanan
Persiapan Bidan
a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
b. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas
dengan air mengalir dan keringkan.
Persiapan Alat
a. Delee
b. Klem 2 buah
TAHAP PRA INTERAKSI
c. Penjepit tali pusat
d. Gelas steril
e. Handuk kering
f. Salep mata
g. Penimbangan bayi
h. Kartu bayi
i. Pakaian bayi 1 set
a. Menyiapkan alat dan ruangan yang hangat dan bersih
b. Menyiapkan pakaian bayi lengkap, handuk lembut yang bersih,
kain bersih dan kering untuk bayi
c. Menyiapkan obat tetes mata / salep mata
d. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
e. Segera setelah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas. Bila bayi
tidak menangis, cepat bersihkan jalan nafas dengan delee, jika
CARA KERJA
tetap tidak menangis segera lakukan tindakan sesuai standar
penanganan asfiksia pada bayi baru lahir.
f. Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih,dan hangat.
Kemudian pakaikan kain keringyang hangat,berikan bayi kepada
ibunya untuk didekap di dadanya serta diberi ASI karena akan
membantu pelepasan placenta.
g. Jaga agar bayi tetap hangat ( berikan tutup kepala untuk
mencegah bayi kehilangan panas tubuh.)
h. Memotong dan mengikat tali pusat.
i. Memeriksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan tidak ada
perdarahan.

BIDAN PRAKTEK MANDIRI


JL. PERSATUAN RAYA
DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI
TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015
TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Imunisasi TT
PENGERTIAN Imunisasi Tetanus Toxoid terbukti sebagai satu upaya pencegahan
penyakit Tetanus.
TUJUAN Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT  untuk pemberian
kekebalan aktif terhadap  tetanus.
KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
PEMERINTAH yang berlaku.
Persiapan Bidan
a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
b. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas
TAHAP PRA INTERAKSI dengan air mengalir dan keringkan.
Persiapan Alat dan Bahan
a. Kapas steril
b. Spoit 0,5 cc
c. Vaksin TT
1. Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan pada
pasien :
a. Nama, Umur dan alamat
b. Apakah ada alergi terhadap obat-obatan
2. Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
CARA KERJA
3. Siapkan bahan dan alat suntik
4. Ambil vaksin dengan jarum dan spoit disposible sebanyak 0,5 ml
5. Persilahkan pasien duduk
6. Oleskan kapas alkohol pada lengan kiri bagian atas
a. Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra muscular
b. Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
c. Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar, dan jika tidak
terjadi efek samping pasien boleh pulang.
7. Pendokumentasian

BIDAN PRAKTEK MANDIRI


JL. PERSATUAN RAYA
DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI
TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015
TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Prosedure Perawatan Payudara Pada Masa Nifas
PENGERTIAN Asuhan yang diberikan Pada ibu nifas
TUJUAN Menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi,
Menjaga elastisitas puting susu, Menjaga puting susu agar tetap
menonjol, Mencegah penyumbatan, Memperbanyak produksi ASI,
Mengetahui adanya kelainan payudara.
KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
PEMERINTAH yang berlaku.

Persiapan Bidan

a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.


b. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan
air mengalir dan keringkan.
Persiapan Alat
TAHAP PRA INTERAKSI a. 2 buah handuk besar
b. 2 buah waslap
c. 2 buah baskom berisi air hangat dan air dingin
d. Minyak kelapa pada tempatnya
e. Kapas
f. Bengkok
g. BH yang menopang
h. 2 buah peniti
a. Mencuci tangan
b. Mengkompres putting susu dengan kapas minyak selama 3-4
menit
c. Membersihkan papilla dan areola mammae dengan kapas minyak
tersebut untuk mengangkat kotoran
d. Memutar putting susu ke kanan dan ke kiri secara bergantian
CARA KERJA
masing-masing 20x untuk menjaga agar putting susu tetap
menonjol
e. Bila putting susu mendatar atau tenggelam, meletakkan ibu jari
pada sisi kanan dan kiri putting susu, kemudian ditarik ke arah
yang berlawanan sebanyak 20x
f. Membasahi telapak tangan dengan minyak
g. Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI :
1. Makanan yang bergizi
2. Menciptakan suasana yang tenang saat menyusui
3. Menghindari kelelahan dan ketegangan
4. Minum minimal 6-8 gelas/hari (susu, air kacang hijau
dan sari buah).
5. Frekuensi menyusui harus sering
h. Menganjurkan pasien untuk perawatan payudara secara rutin
dan teratur
i. Melakukan pengurutan payudara dari pangkal ke putting susu
sebanyak 30x
j. Membersihkan payudara dengan air hangat kemudian air
dingin dengan memakai waslap
k. Membersihkan alat
l. Mencuci tangan
m. Pendokumentasian

BIDAN PRAKTEK MANDIRI


JL. PERSATUAN RAYA
DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI
TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015
TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Prosedur Pertolongan Persalinan
PENGERTIAN Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu yang ingin bersalin
TUJUAN Untuk melaksanakan asuhan persalinan normal pada ibu bersalin
KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
PEMERINTAH yang berlaku.
Persiapan bidan
a. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
c. Cuci tangan
Persiapan Alat :
a. Set steril pertolongan persalinan
½ koker, gunting episiotomi, klem panjang 2, gunting tali pusat,
cateter metal, kasa steril, penjepit tali pusat, duk , bengkok.
TAHAP PRA INTERAKSI
b. Set jahit luka
Nal puder, gunting benang, pinset sirurgis, jarum otot dan kulit,
benang catgutchromic/silk, kassa steril 5-10 lembar, tampon
vagina, bengkok
c. Kom untuk tempat plasenta
d. Celemek
e. Masker
f. Bethadine 10%
g. Tempat sampah infeksius
h. Tempat alat tenun infeksius,
i. Suction pump atau penghisap lendir balon
j. Dua buah spuit disposable 2,5 ml
k. Oxytocin inj 1 amp dan ergometrin inj 1 amp.
 Berikan salam, panggil nama klien
 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga
 Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan dilakukan
I. MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
CARA KERJA
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan ada tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, vahan dan obat-obatan
esencial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
3. Pakai celemek
4. Melepaskan dan menyimpan semua perrhiasan yang dipakai,
cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudia
yang bersih dan keringkan tangan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering.
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam spoit (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT) dan steril (pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat suntik)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN
KEADAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas
atau kasa yang dibasahi air DTT.
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap.Bila selaput ketuban pecah, dan pembukaan sudah
lengkap maka lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi.
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK
MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik dan bantú ibu dalam menentukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran, anjurkan keluarga memberi
dukungan dan semangat untuk ibu, menilai DJJ setiap
kontraksi selesai
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter
5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagioan dibawah
bokomg ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan vahan.
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang
lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala
dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang
kedua mata kaki
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan penilaian bayi baru lahir
26. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi dengan baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin
10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal
lateral
30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi
tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat
pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut. Ikat tali pusat dengan benang DTT.
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan.
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak
dengan kulit ibu, selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat
dan pasang topi dikepala bayi.
VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA
TIGA
33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
34. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas
sympisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali
pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah
bawah sambil tangan lain mendorong uterus kearah
belakang- atas (dorso cranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversio uteri).
36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso cranial hingga
placenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian
kearah atas.
37. Saat placenta muncul di introitus vagina, lahirkan placenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar placenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
placenta pada wadah yang telah disediakan.
38. Segera setelah placenta lahir dan selaput ketuban lahir,
lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus
dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi(fundus teraba keras).
IX. MENILAI PERDARAHAN
39. Periksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh.
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCAPERSALINAN
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
42. Cuci tangan
43. Evaluasi keadaan kandung kemih tiap 15 menit selama 1 jam
pertama dan setiap 30 menit selama 2 jam pertama
pascapersalinan.
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
46. Memeriksa nadi ibu tiap 15 menit selama 1 jam pertama dan
setiap 30 menit selama 2 jam pertama pascapersalinan.
47. Memeriksa nafas dan suhu ibu
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas
peralatan setelah di dekontaminasi.
49. Buang vahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai.
50. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering.
51. Pastikan ibumerasa nyaman Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin 0,5 %
53. Cuci tangan yang masih menggunakan sarung tangan
54. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan clorin 0,5%
55. Kembali cuci tangan
56. Memakai sarung tangan yang baru
57. Memberikan tets mata antibiotik pada bayi, pemberian
vitamin K, pemeriksaan fisik pada bayi
58. Pemberian imunisasi hepatitis B dipaha kanan.
59. Buka sarung tangan dan cuci tangan dibawah air mengalir.
60. Melengkapi partograf.
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
JL. PERSATUAN RAYA
DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI

TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015


TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Prosedur Kontrasepsi Suntik
PENGERTIAN Suatu pelayanan yang diberikan kepada ibu yang ingin berkontrasepsi
TUJUAN Untuk mencegah kehamilan jangka panjang
KEBIJAKAN PEMERINTAH Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
Persiapan bidan
a. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
TAHAP PRA INTERAKSI c. Cuci tangan
Persiapan Alat :
 Obat yang akan disuntikkan
 Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai)
 Kapas
1. Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara. Keluarkan isinya.
2. Desinfeksi daerah yang akan disuntik menggunakan kapas kering.
CARA KERJA 3. Suntikkan secara intramuscular dalam didaerah bokong (gluteal).
4. Aspirasi, apabila ada gelembung, maka lanjutkan penyuntikkan.
5. Cabut spoit segera, dan beritahu ibu untuk tidak menggosok area
yang telah disuntik.
6. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

BIDAN PRAKTEK MANDIRI


JL. PERSATUAN RAYA
DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI

TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015


TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Prosedur Kontrasepsi Pil
PENGERTIAN Suatu pelayanan yang diberikan kepada ibu yang ingin mengatur
kehamilan.
TUJUAN Untuk mencegah kehamilan.
KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
PEMERINTAH yang berlaku.
Persiapan bidan
d. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
TAHAP PRA INTERAKSI e. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
f. Cuci tangan
Persiapan Alat :
 Pil
Tunjukkan cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesan untuk
mengikuti panah yang menunjuk deretan pil berikutnya.
1. Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang
sama setiap hari.
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7
siklus haid.
3. Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.
CARA KERJA
4. Pada paket 28 pil, dianjurkan mulai minm pil placebo sesuai
dengan hari yang ada pada paket.
5. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila
paket 28 pil habis, sebaiknya minum pil dari paket yang baru.
Bila paket 21 habis, maka sebaiknya tunggu 1 minggu baru
kemudian mulai minum pil dari paket yang baru.
6. Bila lupa minum 1 pil. Segera minum pil setelah ingat boleh
minum 2 pil pada hari yang sama.
7. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

BIDAN PRAKTEK MANDIRI


JL. PERSATUAN RAYA
DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI

TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015


TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Prosedure Pencabutan Implant
PENGERTIAN Suatu tindakan pencabutan alat kontrasepsi yang dipasang
dibawah kulit yang mengandung  levonorgetrel yang dibungkus
dalam kapsul silastic silicon yang berisi hormone progesterone
TUJUAN Untuk memulihkan kesuburan
KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan
PEMERINTAH prosedur yang berlaku.

Persiapan Bidan

a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.


b. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas
dengan air mengalir dan keringkan.

TAHAP PRA INTERAKSI Persiapan Alat


Tensi, stetoskop, APD (sepatu but, masker, kaca mata goggle,
handuk pribadi) Bak instrument berisi ( duk steril, spuit 5 cc
berisi lidocain, bisturi, kasa, pinset anatomis, handscoon, kom
kecil) kom berisi cairan betadin, larutan clorin 0,5 %, alcohol 70
%, kapas, plaster, ban aid/ handsaplast, perlak dan alas, bengkok,
busur dan pulpen.
1. Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
2. Oleskan larutan antiseptic pada area kapsul dan sekitarnya.
Oleskan dengan gerakan melingkar atas bawah seluas 3-5 inci
3. Fokuskan area pencabutan dengan kertas atau kain (doek)
berlubang yang steril. Lubang harus cukup lebar untuk
memaparkan lokasi kapsul. Beeri alas steril pada lengan atas
bagian bawah (dorsal).
CARA KERJA
4. Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.
5. Lakukan anastesi intrakutan pada tempat insisi, kemudian
depositkan 0,3 ml larutan anastesi sehingga timbul gelembung
kecil pada kulit. Masukkan jarum secara hati-hati ke
subdermal dibawah ujung kapsul (1 cm), depositkan anastesi
(kira-kira 0,5 ml) untuk mengangkat ujung kapsul.
6. Sebelum memulai sentuh tempat insisi dengan ujung jarum
untuk memastikan obat anastesi telah bekerja.
7. Tetentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari
ujung bawah semua kapsul (dekat siku), kira-kira 5 mm dari
ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi
dibuat pada tempat insisi waktu pemasangan. Sebelum
menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul di tempat
insisi (untuk mencegah terpotongnya kapsul saat melakukan
insisi).
8. Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang
(transversal) yang kecil lebih kurang 4 mm dengan
menggunakan scalpel
9. Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah dari luar atau
yang terdekat tempat insisi
10. Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai
ujung kapsul tampak pada luka insisi.
11. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem
lengkung. Dengan lengkung klem mengarah keatas, kemudian
jepit ujung kapsul dengan ujung klem tersebut.
12. Membebaskan kapsul dari jaringan ikat yang melingkupinya,
dapat dilakukan dengan jalan menggosok-gosok kasa steril
atau menorehkan belakang bistri/scalpel pada ujung kapsul .
pastikan ujung kapsul bebas dari jaringan ikat sehingga dapat
dijepit dengan pinset.
13. Jepit ujung kapsul yang terbebas dari jaringan ikat
menggunakan klem atau pinset sambil mengendorkan jepitan
pertama pada batang kapsul.
14. Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah dicabut.
Gunakan teknik yang sama
15. Tunjukkan kedua kapsul tersebut kepada klien. Hal ini sangat
penting untuk meyakinkan klien.
16. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakan semua
peralatan dalam larutan klorin untuk dekontaminasi
17. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ketempatnya
(kasa, kapas, sarung tangan, atau alat suntik sekali pakai).
18. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan clorin.
19. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan
dengan air bersih.
20. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
JL. PERSATUAN RAYA
DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI
TGL.
8 Juni 2015
PEMBUATAN
TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Prosedur Pencabutan IUD
PENGERTIAN Prosedur pencabutan IUD merupakan tekhnik pencabutan alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR)
TUJUAN Untuk memulihkan kesuburan
KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
PEMERINTAH yang berlaku.
Persiapan untuk bidan
1. Kuku dalam keadaan pendeK
2. Perhiasan/ jam tangan harus dilepas
3. Cuci tangan
Persiapan Alat
TAHAP PRA
1. Kom besar 2 buah
INTERAKSI
2. Bengkok
3. Air DTT
4. Larutan klorin 0,5%
5. Kapas sublimat
6. Sarung tangan steril
7. spekulum (spekulum cocor bebek)
8. Klem lurus atau lengkung
1. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan persilahkan
klien untuk bertanya
2. Memasukkan speculum untuk melihat serviks dan benang AKDR
3. Menugusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2 ssampai 3
kali
4. Memberitahu klien sekarang akan dilakukan pencabutan. Meminta
klien untuk tenang dan memberitahukan kemungkinan timbul nyeri
CARA KERJA
tapi itu normal
5. Pencabutan normal : jepit benang didekat serviks menggunakan klem
lurus/ klem ovum DTt/steril. Tarik benang pelan-pelan, (tidak boleh
menarik dengan kuat). Untuk mencegah benangnya putus, tarik
dengan kekuatan tetap dan cabut AKDR secara perlahan. Bila benang
putus saat ditarik tetapi ujung AKDR masih dapat dilihat maka jepit
ujung AKDR tersebut dan tarik keluar.
6. Pencabutan sulit. Bila benang AKDR tidak tampak, periksa pada
kanalis servikalis dengan menggunakan klem lurus atau lengkung.
Bila tidak ditemukan pada kanalis servikalis, masukkan alat pencabut
AKDR kedalam cavum uteri untuk mengait AKDR.
7. Lepaskan sarung tangan, rendam dalam larutan klorin 0,5 %
8. Cuci tangan
9. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

BIDAN PRAKTEK MANDIRI


JL. PERSATUAN RAYA
DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI
TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015
TGL. REVISI
JUDUL Standar Operasional Prosedure Pemasangan Implant
PENGERTIAN Suatu tindakan pemasangan alat kontrasepsi yang dipasang dibawah
kulit yang mengandung  levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul
silastic silicon yang berisi hormone progesterone
TUJUAN Untuk menjarangkan kehamilan selama 3-5 tahun.
KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
PEMERINTAH yang berlaku.

TAHAP PRA INTERAKSI Persiapan Bidan

c. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.


d. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan
air mengalir dan keringkan.
Persiapan Alat
Tensi, stetoskop, APD (sepatu but, masker, kaca mata goggle, handuk
pribadi) Bak instrument berisi (trokar dan pendorong, duk steril, spuit
5 cc berisi lidocain, kapsul implant, bisturi, kasa, pinset anatomis,
handscoon, kom kecil) kom berisi cairan betadin, larutan clorin 0,5
%, alcohol 70 %, kapas, plaster, ban aid/ handsaplas, perlak dan alas,
bengkok, busur dan pulpen.
CARA KERJA a. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
b. Pakai sarung tangan steril atau DTT
c. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
d. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT disekeliling lengan
klien
Pemasangan kapsul norplant
e. Suntikan anastesi local tepat dibawah kulit sampai kulit sedikit
menggelembung
f. Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan
masing masing 1 cc diantara pola pemasangan nomer 1 dan 2, 3
dan 4,5 dan 6
g. Uji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit
h. Saat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skapel alternative lain
tusukan trokar langsung kelapisan dibawah kulit/subdermal)
i. Sambil mengungkit kulit, masukan terus ujung trokar yang
berisi implant dan pendorongnya sampai atas tanda satu (pada
pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi
j. Keluarkan pendorong dan tekan dan masukan kapsul kearah
ujung.
k. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama sama sampai
batas tanda terlihat pada luka insisi (jangan mengeluarkan trokar
dari tempat insisi).
l. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukan
kembali trokar serta pendorongnya sampai tanda satu.
m. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh
kapsul terpasang
n. Coba kapsul untuk memastikan kapsul telas terpasang
o. Coba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada dari
insisi
Tindakan pasca pemasangan
p. Dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band aid.
q. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan
mengurangi memar
r. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakan semua peralatan
dalam larutan klorin untuk dekontaminasi
s. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ketempatnya
(kasa, kapas, sarung tangan, atau alat suntik sekali pakai).
t. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan clorin.
u. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan
air bersih.

Anda mungkin juga menyukai