TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Prosedur Cuci Tangan (Biasa Dan Antiseptik) Menggosok tangan dari kotoran dengan sabun atau antiseptik PENGERTIAN dan dibilas dengan air mengalir 1. Menjaga kebersihan perorangan TUJUAN 2. Mencegah terjadinya infeksi silang KEBIJAKAN PEMERINTAH Sebelum dan sesudah melakukan tindakan Persiapan untuk bidan 1. Kuku dalam keadaan pendek 2. Perhiasan/ jam tangan harus dilepas TAHAP PRA INTERAKSI Persiapan alat 1. Bak cuci dan air mengalir 2. Sabun atau antiseptic 3. Handuk atau pengering CARA KERJA 1. Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gulung lengan baju sampai siku 2. Melakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka / sayatan 3. Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel (jika tangan menyentuh wastafel cuci tangan diulang) 4. Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian 5. Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya lebih rendah dari siku 6. Menaruh sedikit sabun / antiseptic (2 – 4 cc). Untuk sabun batang, pegang dan gosok sampai berbusa 7. Menggosok kedua lengan dengan cepat, selama 10 – 15 detik 8. Menggosok punggung tangan, sela-sela jari 9. Menggosok sela-sela jari secara melingkar minimal 5 kali 10. Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan yang lain 11. Membilas lengan dan tangan sampai bersih 12. Menutup kran dengan siku. (Bila kran harus ditutup dengan tangan, cuci kran dengan sabun terlebih dahulu sebelum membilas tangan) 13. Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
JL. PERSATUAN RAYA DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI
TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015
TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Prosedur Pemasangan IUD PENGERTIAN Prosedur pemasangan IUD merupakan tekhnik pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) TUJUAN Untuk menjarangkan kehamilan KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan PEMERINTAH prosedur yang berlaku. Persiapan untuk bidan 1. Kuku dalam keadaan pendek 2. Perhiasan/ jam tangan harus dilepas Persiapan Alat 1. Kom besar 2 buah 2. Bengkok 3. IUD steril 4. KO sedang 1 buah 5. Air DTT TAHAP PRA INTERAKSI 6. Larutan byclean / klorin 0,5% 7. Kapas sublimat 8. Bak instrumen 9. Sarung tangan steril 2 pasang 10. spekulum (spekulum cocor bebek) 11. Tampon tang 12. Tenakulum 13. Extraktor IUD 14. Sonde uterus 15. Gunting IUD 1. Dekatkan alat 2. Atur posisi klien senyaman mungkin 3. Cuci tangan di air mengalir 4. Pasang selimut mandi
CARA KERJA 5. Pakai sarung tangan steril pada tangan kiri
6. Simpan IUD di tempat yang rata 7. Buka plastik atas IUD dengan tangan kanan, tangan kiri memasukkan Coper T IUD dari dalam dan tangan kanan merapatkan dari luar 8. Dekatkan bengkok 9. Buka kom kapas sublimat 10. Pakai sarung tangan pada tangan kanan 11. Lakukan vulva higiene 12. Lakukan pemeriksaan dalam 13. Cuci tangan di air DTT, buka sarung tangan 14. Pakai sarung tangan steril yang baru 15. Memasukkan spekulum sesuai anatomi 16. Bersihkan serviks dengan kasa steril menggunakan tampon tang 17. Jepit serviks dengan tenakulum pada posisi vertikal (arah jam 11 atau jam 1) 18. Ukur panjang uterus dengan sonde uterus 19. Memasang IUD dengan teknik menarik (With drawal tecniqique) : a. Memasukkan tabung inserter yang berisi IUD ke dalam kanalis servikalis b. Menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong untuk memasukkan IUD c. Mengeluarkan pendorong dan dorong kembali tabung inserter sampai terasa pada fundus. 20. Menggunakan benang IUD 3 sampai 4 cm. 21. Bersihkan porsio yang telah terpasang IUD dengan kasa menggunakan tampon tang. 22. Mengeluarkan tenakulum dan spekulum, rendam dalam larutan klorin 0,5 %. 23. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan IUD telah terpasang 24. Lepaskan sarung tangan, rendam dalam larutan klorin 0,5 % 25. Cuci tangan 26. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
JL. PERSATUAN RAYA DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI
TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015
TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan ibu hamil (ANC) PENGERTIAN Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan selama kehamilannya. TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas serta dapat menyusui dengan baik dan benar. KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur PEMERINTAH yang berlaku. Persiapan untuk bidan Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan. Persiapan Alat a. Leanec b. Doppler / spekulum corong c. Meteran kain pengukur tinggi fundus uteri d. Meteran pengukur LILA e. Selimut TAHAP PRA INTERAKSI f. Reflex Hammer g. Jarum suntik disposibel 2,5 ml h. Air hangat i. Timbangan Berat Badan dewasa j. Tensimeter Air Raksa k. Stetoscope l. Bed Obstetric m. Spekulum gynec n. Lampu halogen / senter o. Kalender kehamilan 1. Anamnesa: Riwayat perkawinan. Riwayat penyakit ibu dan keluarga. Status wayat Haid, HPHT. CARA KERJA Riwayat imunisasi Ibu saat ini Kebiasaan ibu. Riwayat persalinan terdahulu Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat taksiran persalinan. 2. Pemeriksaan a. Pemeriksaan Umum. Keadaan umum Bumil Ukur TB, BB, Lila. Tanda vital : tensi, Nadi Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai ekstremitas). Mata : conjungtiva, ikterus Kaki :Oedema kaki b. Pemeriksaan khusus. 1) Umur kehamilan <20 mgg : Inspeksi : Tinggi fundus, Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea nigra). Striae. Palpasi : Tinggi fundus uteri, Keadaan perut Auskultasi. 2) Umur kehamilan > 20 mgg: Inspeksi : Tinggi fundus uteri, Hypergigmentasi dan striae, Keadaan dinding perut Palpasi. Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan. a. Leopold 1. 1) Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis). 2) Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu. 3) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian b. Leopold 2 1) Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama. 2) Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil (ekstremitas). c. Leopold 3. 1) Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian kaki ibu. 2) Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong). d. Leopold 4. 1) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung- ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis. 2) Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah uterus. 3) Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen/divergen) 4) Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi) 5) Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul. Auskultasi : Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin. d. Pemeriksaan Tambahan Laboratorium rutin : Hb, Albumin,USG e. Akhir pemeriksaan : 1. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan 2. Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan 3. Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien. 4. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi : usia kehamilan, letak janin, posisi janin, Tafsiran persalinan, Resiko yang ditemukan atau adanya penyakit lain. 5. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang. 6. Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil pemeriksaan 7. Jelaskan pentingnya imunisasi 8. Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan 9. Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumah Sakit
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
JL. PERSATUAN RAYA DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI
TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015
TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Perawatan Bayi Baru Lahir PENGERTIAN Pelayanan kesehatan yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. TUJUAN Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernafasan spontan serta mencengah Hypotermi. KEBIJAKAN PEMERINTAH Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur yang berlaku. PENGERTIAN Asuhan yang diberikan pada tersebut selama jam pertama setelah kelahiran KEBIJAKAN PEMERINTAH Standar pelanyanan kebidanan Persiapan Bidan a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan. b. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan. Persiapan Alat a. Delee b. Klem 2 buah TAHAP PRA INTERAKSI c. Penjepit tali pusat d. Gelas steril e. Handuk kering f. Salep mata g. Penimbangan bayi h. Kartu bayi i. Pakaian bayi 1 set a. Menyiapkan alat dan ruangan yang hangat dan bersih b. Menyiapkan pakaian bayi lengkap, handuk lembut yang bersih, kain bersih dan kering untuk bayi c. Menyiapkan obat tetes mata / salep mata d. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih e. Segera setelah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas. Bila bayi tidak menangis, cepat bersihkan jalan nafas dengan delee, jika CARA KERJA tetap tidak menangis segera lakukan tindakan sesuai standar penanganan asfiksia pada bayi baru lahir. f. Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih,dan hangat. Kemudian pakaikan kain keringyang hangat,berikan bayi kepada ibunya untuk didekap di dadanya serta diberi ASI karena akan membantu pelepasan placenta. g. Jaga agar bayi tetap hangat ( berikan tutup kepala untuk mencegah bayi kehilangan panas tubuh.) h. Memotong dan mengikat tali pusat. i. Memeriksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan tidak ada perdarahan.
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
JL. PERSATUAN RAYA DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015 TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Imunisasi TT PENGERTIAN Imunisasi Tetanus Toxoid terbukti sebagai satu upaya pencegahan penyakit Tetanus. TUJUAN Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus. KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur PEMERINTAH yang berlaku. Persiapan Bidan a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan. b. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas TAHAP PRA INTERAKSI dengan air mengalir dan keringkan. Persiapan Alat dan Bahan a. Kapas steril b. Spoit 0,5 cc c. Vaksin TT 1. Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan pada pasien : a. Nama, Umur dan alamat b. Apakah ada alergi terhadap obat-obatan 2. Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat CARA KERJA 3. Siapkan bahan dan alat suntik 4. Ambil vaksin dengan jarum dan spoit disposible sebanyak 0,5 ml 5. Persilahkan pasien duduk 6. Oleskan kapas alkohol pada lengan kiri bagian atas a. Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra muscular b. Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak c. Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar, dan jika tidak terjadi efek samping pasien boleh pulang. 7. Pendokumentasian
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
JL. PERSATUAN RAYA DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015 TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Prosedure Perawatan Payudara Pada Masa Nifas PENGERTIAN Asuhan yang diberikan Pada ibu nifas TUJUAN Menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi, Menjaga elastisitas puting susu, Menjaga puting susu agar tetap menonjol, Mencegah penyumbatan, Memperbanyak produksi ASI, Mengetahui adanya kelainan payudara. KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur PEMERINTAH yang berlaku.
Persiapan Bidan
a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
b. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan. Persiapan Alat TAHAP PRA INTERAKSI a. 2 buah handuk besar b. 2 buah waslap c. 2 buah baskom berisi air hangat dan air dingin d. Minyak kelapa pada tempatnya e. Kapas f. Bengkok g. BH yang menopang h. 2 buah peniti a. Mencuci tangan b. Mengkompres putting susu dengan kapas minyak selama 3-4 menit c. Membersihkan papilla dan areola mammae dengan kapas minyak tersebut untuk mengangkat kotoran d. Memutar putting susu ke kanan dan ke kiri secara bergantian CARA KERJA masing-masing 20x untuk menjaga agar putting susu tetap menonjol e. Bila putting susu mendatar atau tenggelam, meletakkan ibu jari pada sisi kanan dan kiri putting susu, kemudian ditarik ke arah yang berlawanan sebanyak 20x f. Membasahi telapak tangan dengan minyak g. Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI : 1. Makanan yang bergizi 2. Menciptakan suasana yang tenang saat menyusui 3. Menghindari kelelahan dan ketegangan 4. Minum minimal 6-8 gelas/hari (susu, air kacang hijau dan sari buah). 5. Frekuensi menyusui harus sering h. Menganjurkan pasien untuk perawatan payudara secara rutin dan teratur i. Melakukan pengurutan payudara dari pangkal ke putting susu sebanyak 30x j. Membersihkan payudara dengan air hangat kemudian air dingin dengan memakai waslap k. Membersihkan alat l. Mencuci tangan m. Pendokumentasian
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
JL. PERSATUAN RAYA DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015 TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Prosedur Pertolongan Persalinan PENGERTIAN Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu yang ingin bersalin TUJUAN Untuk melaksanakan asuhan persalinan normal pada ibu bersalin KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur PEMERINTAH yang berlaku. Persiapan bidan a. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien b. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan c. Cuci tangan Persiapan Alat : a. Set steril pertolongan persalinan ½ koker, gunting episiotomi, klem panjang 2, gunting tali pusat, cateter metal, kasa steril, penjepit tali pusat, duk , bengkok. TAHAP PRA INTERAKSI b. Set jahit luka Nal puder, gunting benang, pinset sirurgis, jarum otot dan kulit, benang catgutchromic/silk, kassa steril 5-10 lembar, tampon vagina, bengkok c. Kom untuk tempat plasenta d. Celemek e. Masker f. Bethadine 10% g. Tempat sampah infeksius h. Tempat alat tenun infeksius, i. Suction pump atau penghisap lendir balon j. Dua buah spuit disposable 2,5 ml k. Oxytocin inj 1 amp dan ergometrin inj 1 amp. Berikan salam, panggil nama klien Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan dilakukan I. MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA DUA 1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua CARA KERJA Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran Ibu merasakan ada tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina Perineum tampak menonjol Vulva dan sfingter ani membuka II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN 2. Pastikan kelengkapan peralatan, vahan dan obat-obatan esencial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. 3. Pakai celemek 4. Melepaskan dan menyimpan semua perrhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudia yang bersih dan keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering. 5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam 6. Masukkan oksitosin ke dalam spoit (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT) dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik) III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK 7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT. 8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.Bila selaput ketuban pecah, dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi. 9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan 10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi. IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN 11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantú ibu dalam menentukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya. 12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. 13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran, anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu, menilai DJJ setiap kontraksi selesai 14. Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI 15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm 16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagioan dibawah bokomg ibu. 17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan vahan. 18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI 19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala 20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat 21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. 22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi. 23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. 24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR 25. Lakukan penilaian bayi baru lahir 26. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. 27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus. 28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik. 29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral 30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama. 31. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Ikat tali pusat dengan benang DTT. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan. 32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu, selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi. VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA 33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva 34. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas sympisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat. 35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan lain mendorong uterus kearah belakang- atas (dorso cranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). 36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso cranial hingga placenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas. 37. Saat placenta muncul di introitus vagina, lahirkan placenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar placenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan placenta pada wadah yang telah disediakan. 38. Segera setelah placenta lahir dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi(fundus teraba keras). IX. MENILAI PERDARAHAN 39. Periksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. 40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCAPERSALINAN 41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. 42. Cuci tangan 43. Evaluasi keadaan kandung kemih tiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 2 jam pertama pascapersalinan. 44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi. 45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. 46. Memeriksa nadi ibu tiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 2 jam pertama pascapersalinan. 47. Memeriksa nafas dan suhu ibu 48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi. 49. Buang vahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai. 50. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering. 51. Pastikan ibumerasa nyaman Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan. 52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin 0,5 % 53. Cuci tangan yang masih menggunakan sarung tangan 54. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan clorin 0,5% 55. Kembali cuci tangan 56. Memakai sarung tangan yang baru 57. Memberikan tets mata antibiotik pada bayi, pemberian vitamin K, pemeriksaan fisik pada bayi 58. Pemberian imunisasi hepatitis B dipaha kanan. 59. Buka sarung tangan dan cuci tangan dibawah air mengalir. 60. Melengkapi partograf. BIDAN PRAKTEK MANDIRI JL. PERSATUAN RAYA DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI
TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015
TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Prosedur Kontrasepsi Suntik PENGERTIAN Suatu pelayanan yang diberikan kepada ibu yang ingin berkontrasepsi TUJUAN Untuk mencegah kehamilan jangka panjang KEBIJAKAN PEMERINTAH Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur yang berlaku. Persiapan bidan a. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien b. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan TAHAP PRA INTERAKSI c. Cuci tangan Persiapan Alat : Obat yang akan disuntikkan Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai) Kapas 1. Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung- gelembung udara. Keluarkan isinya. 2. Desinfeksi daerah yang akan disuntik menggunakan kapas kering. CARA KERJA 3. Suntikkan secara intramuscular dalam didaerah bokong (gluteal). 4. Aspirasi, apabila ada gelembung, maka lanjutkan penyuntikkan. 5. Cabut spoit segera, dan beritahu ibu untuk tidak menggosok area yang telah disuntik. 6. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
JL. PERSATUAN RAYA DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI
TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015
TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Prosedur Kontrasepsi Pil PENGERTIAN Suatu pelayanan yang diberikan kepada ibu yang ingin mengatur kehamilan. TUJUAN Untuk mencegah kehamilan. KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur PEMERINTAH yang berlaku. Persiapan bidan d. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien TAHAP PRA INTERAKSI e. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan f. Cuci tangan Persiapan Alat : Pil Tunjukkan cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesan untuk mengikuti panah yang menunjuk deretan pil berikutnya. 1. Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari. 2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid. 3. Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid. CARA KERJA 4. Pada paket 28 pil, dianjurkan mulai minm pil placebo sesuai dengan hari yang ada pada paket. 5. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis, sebaiknya minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 habis, maka sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru. 6. Bila lupa minum 1 pil. Segera minum pil setelah ingat boleh minum 2 pil pada hari yang sama. 7. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
JL. PERSATUAN RAYA DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI
TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015
TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Prosedure Pencabutan Implant PENGERTIAN Suatu tindakan pencabutan alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon yang berisi hormone progesterone TUJUAN Untuk memulihkan kesuburan KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan PEMERINTAH prosedur yang berlaku.
Persiapan Bidan
a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
b. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan.
TAHAP PRA INTERAKSI Persiapan Alat
Tensi, stetoskop, APD (sepatu but, masker, kaca mata goggle, handuk pribadi) Bak instrument berisi ( duk steril, spuit 5 cc berisi lidocain, bisturi, kasa, pinset anatomis, handscoon, kom kecil) kom berisi cairan betadin, larutan clorin 0,5 %, alcohol 70 %, kapas, plaster, ban aid/ handsaplast, perlak dan alas, bengkok, busur dan pulpen. 1. Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai 2. Oleskan larutan antiseptic pada area kapsul dan sekitarnya. Oleskan dengan gerakan melingkar atas bawah seluas 3-5 inci 3. Fokuskan area pencabutan dengan kertas atau kain (doek) berlubang yang steril. Lubang harus cukup lebar untuk memaparkan lokasi kapsul. Beeri alas steril pada lengan atas bagian bawah (dorsal). CARA KERJA 4. Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya. 5. Lakukan anastesi intrakutan pada tempat insisi, kemudian depositkan 0,3 ml larutan anastesi sehingga timbul gelembung kecil pada kulit. Masukkan jarum secara hati-hati ke subdermal dibawah ujung kapsul (1 cm), depositkan anastesi (kira-kira 0,5 ml) untuk mengangkat ujung kapsul. 6. Sebelum memulai sentuh tempat insisi dengan ujung jarum untuk memastikan obat anastesi telah bekerja. 7. Tetentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua kapsul (dekat siku), kira-kira 5 mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi dibuat pada tempat insisi waktu pemasangan. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul di tempat insisi (untuk mencegah terpotongnya kapsul saat melakukan insisi). 8. Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang (transversal) yang kecil lebih kurang 4 mm dengan menggunakan scalpel 9. Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah dari luar atau yang terdekat tempat insisi 10. Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi. 11. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung. Dengan lengkung klem mengarah keatas, kemudian jepit ujung kapsul dengan ujung klem tersebut. 12. Membebaskan kapsul dari jaringan ikat yang melingkupinya, dapat dilakukan dengan jalan menggosok-gosok kasa steril atau menorehkan belakang bistri/scalpel pada ujung kapsul . pastikan ujung kapsul bebas dari jaringan ikat sehingga dapat dijepit dengan pinset. 13. Jepit ujung kapsul yang terbebas dari jaringan ikat menggunakan klem atau pinset sambil mengendorkan jepitan pertama pada batang kapsul. 14. Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah dicabut. Gunakan teknik yang sama 15. Tunjukkan kedua kapsul tersebut kepada klien. Hal ini sangat penting untuk meyakinkan klien. 16. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakan semua peralatan dalam larutan klorin untuk dekontaminasi 17. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ketempatnya (kasa, kapas, sarung tangan, atau alat suntik sekali pakai). 18. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan clorin. 19. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan air bersih. 20. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan. BIDAN PRAKTEK MANDIRI JL. PERSATUAN RAYA DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI TGL. 8 Juni 2015 PEMBUATAN TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Prosedur Pencabutan IUD PENGERTIAN Prosedur pencabutan IUD merupakan tekhnik pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) TUJUAN Untuk memulihkan kesuburan KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur PEMERINTAH yang berlaku. Persiapan untuk bidan 1. Kuku dalam keadaan pendeK 2. Perhiasan/ jam tangan harus dilepas 3. Cuci tangan Persiapan Alat TAHAP PRA 1. Kom besar 2 buah INTERAKSI 2. Bengkok 3. Air DTT 4. Larutan klorin 0,5% 5. Kapas sublimat 6. Sarung tangan steril 7. spekulum (spekulum cocor bebek) 8. Klem lurus atau lengkung 1. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk bertanya 2. Memasukkan speculum untuk melihat serviks dan benang AKDR 3. Menugusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2 ssampai 3 kali 4. Memberitahu klien sekarang akan dilakukan pencabutan. Meminta klien untuk tenang dan memberitahukan kemungkinan timbul nyeri CARA KERJA tapi itu normal 5. Pencabutan normal : jepit benang didekat serviks menggunakan klem lurus/ klem ovum DTt/steril. Tarik benang pelan-pelan, (tidak boleh menarik dengan kuat). Untuk mencegah benangnya putus, tarik dengan kekuatan tetap dan cabut AKDR secara perlahan. Bila benang putus saat ditarik tetapi ujung AKDR masih dapat dilihat maka jepit ujung AKDR tersebut dan tarik keluar. 6. Pencabutan sulit. Bila benang AKDR tidak tampak, periksa pada kanalis servikalis dengan menggunakan klem lurus atau lengkung. Bila tidak ditemukan pada kanalis servikalis, masukkan alat pencabut AKDR kedalam cavum uteri untuk mengait AKDR. 7. Lepaskan sarung tangan, rendam dalam larutan klorin 0,5 % 8. Cuci tangan 9. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
BIDAN PRAKTEK MANDIRI
JL. PERSATUAN RAYA DESA ALENANGKA KEC. SINJAI SELATAN KAB. SINJAI TGL. PEMBUATAN 8 Juni 2015 TGL. REVISI JUDUL Standar Operasional Prosedure Pemasangan Implant PENGERTIAN Suatu tindakan pemasangan alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon yang berisi hormone progesterone TUJUAN Untuk menjarangkan kehamilan selama 3-5 tahun. KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur PEMERINTAH yang berlaku.
TAHAP PRA INTERAKSI Persiapan Bidan
c. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
d. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan. Persiapan Alat Tensi, stetoskop, APD (sepatu but, masker, kaca mata goggle, handuk pribadi) Bak instrument berisi (trokar dan pendorong, duk steril, spuit 5 cc berisi lidocain, kapsul implant, bisturi, kasa, pinset anatomis, handscoon, kom kecil) kom berisi cairan betadin, larutan clorin 0,5 %, alcohol 70 %, kapas, plaster, ban aid/ handsaplas, perlak dan alas, bengkok, busur dan pulpen. CARA KERJA a. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih b. Pakai sarung tangan steril atau DTT c. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic d. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT disekeliling lengan klien Pemasangan kapsul norplant e. Suntikan anastesi local tepat dibawah kulit sampai kulit sedikit menggelembung f. Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing masing 1 cc diantara pola pemasangan nomer 1 dan 2, 3 dan 4,5 dan 6 g. Uji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit h. Saat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skapel alternative lain tusukan trokar langsung kelapisan dibawah kulit/subdermal) i. Sambil mengungkit kulit, masukan terus ujung trokar yang berisi implant dan pendorongnya sampai atas tanda satu (pada pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi j. Keluarkan pendorong dan tekan dan masukan kapsul kearah ujung. k. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama sama sampai batas tanda terlihat pada luka insisi (jangan mengeluarkan trokar dari tempat insisi). l. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukan kembali trokar serta pendorongnya sampai tanda satu. m. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul terpasang n. Coba kapsul untuk memastikan kapsul telas terpasang o. Coba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada dari insisi Tindakan pasca pemasangan p. Dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band aid. q. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi memar r. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakan semua peralatan dalam larutan klorin untuk dekontaminasi s. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ketempatnya (kasa, kapas, sarung tangan, atau alat suntik sekali pakai). t. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan clorin. u. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan air bersih.