Anda di halaman 1dari 5

1.

Dibawah ini adalah hasil telaah dan identifikasi ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) di Sekolah Dasar (SD) berdasarkan setiap jenjang kelas, dan kesimpulan ruang
lingkup PKn di SD secara keseluruhan:

Kelas I:

- Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan.

- Membiasakan tertib di rumah dan di sekolah.

- Memahami hak dan kewajiban anak di rumah dan di sekolah.

Kelas II:

- Membiasakan hidup bergotong royong.

- Menampilkan sikap cinta lingkungan.

- Menampilkan sikap demokratis.

- Menampilkan nilai-nilai Pancasila.

Kelas III:

- Mengamalkan makna Sumpah Pemuda.

- Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat.

- Memiliki harga diri sebagai individu.

- Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

Kelas IV:

- Memahami sistem pemerintahan desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi.

- Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat.

- Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya.

Kelas V:

- Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

- Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.

- Memahami kebebasan berorganisasi dan menghargai keputusan bersama.

Kelas VI:

- Menghargai nilai juang dalam proses perumusan Pancasila.


- Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia.

- Memahami peran Indonesia dalam ASEAN.

- Memahami peran politik luar negeri Indonesia dalam era globalisasi.

Dari hasil telaah Simpulan ruang lingkup PKn di SD secara keseluruhan adalah sebagai
berikut:

PKn di SD memiliki fokus utama dalam membentuk warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Materi PKn di
setiap jenjang kelas dirancang untuk mengembangkan pemahaman dan sikap positif
terhadap hidup rukun dalam perbedaan, gotong royong, cinta lingkungan, dan nilai-nilai
demokratis.

Selain itu, PKn juga bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan tentang sistem
pemerintahan di tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi, serta sistem
pemerintahan tingkat pusat. Pendidikan Kewarganegaraan juga mengajarkan pentingnya
keutuhan NKRI, pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan, kebebasan
berorganisasi, serta penghargaan terhadap keputusan bersama. Di jenjang kelas yang lebih
tinggi, PKn juga memperluas cakupan dengan mempelajari nilai juang dalam proses
perumusan Pancasila, peran Indonesia dalam ASEAN, dan peran politik luar negeri
Indonesia dalam era globalisasi.

Ruang lingkup didalam pembelajarannya, dimana aspek-aspeknya saling berkaitan satu


sama lain. Dengan demikian, ruang lingkup PKn di SD secara keseluruhan mencakup
pengembangan sikap dan pengetahuan tentang kehidupan sosial, nilai-nilai Pancasila, tata
pemerintahan di berbagai tingkatan, keutuhan NKRI, dan pentingnya partisipasi aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Konsep, nilai, moral, dan norma (KNMN) dari standar kompetensi "Menampilkan


sikap cinta lingkungan" dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas
2 sekolah dasar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konsep:

Konsep yang terkandung dalam standar kompetensi ini adalah sikap cinta lingkungan.
Konsep ini mengacu pada pemahaman dan penghargaan terhadap alam dan lingkungan di
sekitar kita.
Hal ini mencakup kepedulian terhadap keberlanjutan alam, perlindungan dan pelestarian
sumber daya alam, serta kesadaran akan dampak dari perilaku individu terhadap lingkungan.

2. Nilai: Nilai-nilai yang terkait dengan sikap cinta lingkungan antara lain:

a) Kepedulian: Menunjukkan perhatian dan perhatian terhadap kondisi lingkungan serta


mengambil tanggung jawab pribadi dalam menjaganya.

b) Tanggung jawab: Mengakui bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk
melindungi dan menjaga lingkungan.

c) Kerjasama: Mengembangkan sikap kooperatif dan kerjasama dengan orang lain untuk
menjaga lingkungan bersama-sama.

3. Moral: Moral yang terkait dengan sikap cinta lingkungan meliputi:

a) Rasa hormat: Menghormati alam dan kehidupan di dalamnya, termasuk tumbuhan,


hewan, dan ekosistem yang beragam.

b) Kejujuran: Bertindak jujur dalam menjaga lingkungan dan menghindari perbuatan yang
merusak.

c) Kesadaran: Memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan


ekosistem untuk kesejahteraan kita dan generasi mendatang.

4. Norma: Norma-norma yang terkait dengan sikap cinta lingkungan meliputi:

a) Norma kesetaraan: Memperlakukan semua makhluk hidup dan komponen lingkungan


dengan adil dan setara.

b) Norma keberlanjutan: Menggunakan sumber daya alam secara bijak dan berkelanjutan,


tanpa merusak atau menguras habis sumber daya yang ada.

c) Norma kebersihan: Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah


sembarangan dan mendukung program daur ulang.

Hubungan dengan sesama warga negara: Sikap cinta lingkungan yang ditampilkan oleh


individu berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan.

Ketika siswa belajar dan menampilkan sikap cinta lingkungan, mereka juga membentuk
hubungan yang harmonis dengan sesama warga negara.

Melalui kolaborasi, tanggung jawab bersama, dan penghargaan terhadap lingkungan yang
sama, individu dapat berkontribusi pada lingkungan sosial yang lebih baik dan memberikan
dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.
Dengan demikian, sikap cinta lingkungan menjadi landasan untuk membangun kesadaran
kewarganegaraan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan di dalam masyarakat.

3. Karakteristik PKn yang menonjol tergambar dari praktik pembelajaran yang dilakukan oleh
Pak Satrio adalah:
1. Partisipasi Aktif Siswa: Siswa diberi kebebasan untuk mengajukan calon ketua kelas, memilih
kelompok pendukung, dan ikut serta dalam pemilihan langsung. Mereka juga diajak untuk
berdiskusi tentang praktik demokrasi di sekolah, rumah, dan lingkungan sekitar.
2. Penghargaan terhadap Perbedaan Pendapat: Pak Satrio menekankan pentingnya menghargai
pendapat siswa lainnya. Siswa diajarkan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan
mereka harus belajar menerima hasil keputusan yang demokratis.
3. Pembelajaran Nilai-nilai Demokrasi: Melalui praktik demokrasi di kelas, siswa diajarkan nilai-
nilai seperti kebebasan berpendapat, saling menghormati, kerja sama, dan penerimaan terhadap
hasil keputusan bersama.
Karakteristik utama PKn yang membedakannya dengan IPS serta mata pelajaran lainnya di SD
adalah:
1. Fokus pada Pendidikan dan Praktik Demokrasi: PKn secara khusus mengajarkan tentang
sistem pemerintahan, hak asasi manusia, kebebasan berpendapat, pemilihan umum, serta nilai-
nilai dan praktik demokrasi.
2. Pembentukan Karakter Siswa: PKn bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang
demokratis, bertanggung jawab, dan mampu berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat.
3. Peningkatan Kesadaran Sosial: PKn membantu siswa untuk lebih memahami hak dan
kewajiban sebagai warga negara, serta memberikan pemahaman tentang peran individu dalam
masyarakat dan pentingnya berkontribusi dalam pembangunan sosial.
Sementara itu, IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) berfokus pada pemahaman tentang lingkungan
sosial, geografi, sejarah, dan budaya. IPS lebih luas dalam cakupan materi dan tidak secara
khusus menekankan nilai-nilai demokrasi atau praktik demokrasi.
PKn juga memiliki perbedaan dengan mata pelajaran lainnya di SD dalam hal penekanan pada
nilai-nilai, norma sosial, dan perilaku yang diharapkan dalam kehidupan bermasyarakat,
sedangkan mata pelajaran lain seperti Matematika, Bahasa Indonesia, atau IPA lebih fokus pada
aspek pengetahuan dan keterampilan akademik dalam bidang masing-masing.

4. Berikut langkah-langkah model pembelajaran PKn Tematis:


1. Tentukan tujuan pembelajaran.

2. Kumpulkan materi-materi yang relevan.

3. Rancang kegiatan pembelajaran yang beragam.

4. Terapkan metode pembelajaran kooperatif.

5. Gunakan pendekatan kontekstual.

6. Berikan tugas atau proyek kepada peserta didik.

7. Lakukan evaluasi pembelajaran.

8. Berikan umpan balik kepada peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai