Lkip Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Tahun 2018 929
Lkip Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Tahun 2018 929
TAHUN 2018
YOGYAKARTA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
KEDUDUKAN
Salah satu predikat yang melekat pada kota Yogyakarta adalah Kota Budaya.
Keanekaragaman seni dan budaya, kekayaan peninggalan sejarah kerajaan Mataram Islam
dan keanekaragaman warisan budaya baik yang bersifat tangible maupun intengible
menjadikan kota Yogyakarta sebagai pusat budaya yang memerlukan penanganan khusus
untuk menjaga keberlangsungan pelestarian dan pengembangannya.
1
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta berdasarkan pada
Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 61 Tahun 2016 sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub. Bagian Keuangan;
c. Sub. Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
3. Bidang Pelestarian Warisan dan Nilai Budaya, terdiri dari :
a. Seksi Warisan Budaya, Pengetahuan dan Teknologi;
b. Seksi Tata Nilai Budaya;
c. Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman.
4. Bidang Sejarah dan Bahasa, terdiri dari:
a. Seksi Sejarah;
b. Seksi Bahasa dan Sastra.
5. Bidang Adat, Seni dan Tradisi, terdiri dari:
a. Seksi Seni dan Film;
b. Seksi Adat dan Tradisi.
6. Unit Pelaksana Teknis ( UPT )
7. Kelompok Jabatan Fungsional
KEPEGAWAIAN
Struktur kepegawaian Dinas dan Kebudayaan Kota Yogyakarta pada tahun 2018
memiliki sumber daya aparatur sebanyak 43 pegawai yang terdiri atas 21 orang PNS , 1
orang tenaga bantu (Naban) serta 21 orang tenaga teknis yang terdiri dari 11 orang Tenaga
Teknis APBD dan 10 orang Tenaga Teknis Dana Keistimewaan.
Tabel 1.1. Data Sumber Daya Manusia Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta
1 Kepala Dinas 1 - - - - -
2 Sekretariat 1 4 - 2 - 1
6 Naban - - - 1 - -
7 Tenaga Teknis - 17 3 1 - -
Jumlah 4 29 3 6 - 1
2
Tabel 1.2. Data Pegawai Dinas Kebudayaan Menurut Struktur Organisasi dan Jabatannya
ESELONISASI
No BAGIAN / BIDANG Esselon Esselon Esselon Tenaga
Staf Naban
II III IV Teknis
1 Kepala Dinas 1 - - - - -
2 Sekretariat 1 3 4 1 6
3 Bidang Pelestarian
Warisan dan Nilai 1 3 - - 6
Budaya
Jumlah 1 4 10 6 1 21
Kondisi kepegawaian berdasarkan analisis beban kerja dibandingkan SDM yang ada,
belum mencukupi kebutuhan dan perlu penyesuaian dan peningkatan kompetensinya.
3
Anggaran
Tabel 1.3 . Anggaran Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta tahun 2018 sebagai berikut :
No RINCIAN BELANJA APBD MURNI APBD PERUBAHAN
Tabel 1.4
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta
Target Kinerja Sasaran Pada Tahun ke .....
Indikator
Sasaran/
Tujuan Sasaran 1 2 3 4 5 6
Tujuan
(2017) (2018) (2019) (2020) (2021) (2022)
Meningkatkan
pemahaman dan
Persentase
kesadaran
rintisan
masyarakat akan 44 % 50 % 56 % 61 % 67 % 72 %
kelurahan
pentingnya
budaya yang
pelestarian
aktif
budaya
Peran serta
masyarakat
Persentase
dalam
rintisan
pengemba 44 % 50 % 56 % 61 % 67 % 72 %
kelurahan
ngan dan
budaya yang
pelestarian
aktif
budaya
meningkat
4
Permasalahan Pelayanan Organisasi
Permasalahan pelayanan organisasi pada tahun 2018 yang berpengaruh pada
pencapaian target yang telah ditetapkan organisasi pada tahun anggaran 2018 adalah
sebagaimana yang terlihat pada tabel 1.5 berikut :
Visi : Meneguhkan Kota Yogyakarta Sebagai Kota Nyaman Huni dan Pusat Pelayanan
Jasa yang Berdaya Saing Kuat Untuk Keberdayaan Masyarakat Dengan Berpijak
Pada Nilai Keistimewaan
5
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
6
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Indikator
Sasaran Target Realisasi Program/Kegiatan
Kinerja
Program Pelestarian Warisan dan
Peran serta
Nilai Budaya
masyarakat Persentase
dalam rintisan Program Pelestarian dan
pengembangan kelurahan 44% 55,5% Pengembangan Sejarah dan
dan pelestarian budaya yang Bahasa
budaya aktif Program Pelestarian dan
meningkat Pengembangan Seni dan Tradisi
7
Kategori Penilaian
Aktif : 29 – 35
Cukup Aktif : 22 – 28
Kurang Aktif : ≤ 21
Aktivitas
Aktualisasi Gelar Potensi Upacara
No Kelurahan Dialog Keaktivan
Seni Adat Jumlah
Budaya Forum
Budaya Pentas Pameran Pawai
1 Kotabaru 3 3 5 4 4 4 4 27
2 Semaki 4 4 3 4 3 2 3 23
3 Bausasran 5 4 4 4 4 4 5 30
4 Purbayan 4 5 5 4 3 5 4 30
5 Wirobrajan 4 4 4 4 3 4 3 26
6 Gedongkiwo 4 4 4 4 4 4 5 29
7 Cokrodiningratan 4 4 5 5 4 4 5 31
8 Prawirodirjan 2 2 5 5 1 2 2 19
9 Ngampilan 3 4 4 5 5 5 5 31
10 Keparakan 4 4 3 3 2 4 5 25
11 Purwokinanti 4 3 4 4 4 3 3 25
12 Pandeyan 5 4 5 5 3 4 4 30
13 Prenggan 5 4 4 4 4 4 5 30
14 Pringgokusuman 4 4 5 4 4 4 4 29
15 Warungboto 5 4 4 4 4 4 5 30
16 Tegalpanggung 4 4 5 5 3 3 5 29
17 Gunungketur 4 3 4 4 4 3 3 25
18 Baciro 4 4 4 4 2 2 4 24
8
Dari tabel skoring diperoleh hasil 10 Rintisan Kelurahan Budaya dengan kategori aktif yaitu :
9
Pokok pembangunan pelestarian warisan dan nilai budaya di Kota Yogyakarta
dilakukan dengan mendayagunakan Potensi Budaya yang ada di Kota Yogyakarta, yakni
melalui memperkuat karakter Kawasan Cagar Budaya dengan pemberian rekomendasi
Fasade Bangunan untuk pemohon IMB, serta penyelamatan aset-aset budaya yang ada di
masyarakat. Peran serta masyarakat dalam pelestarian budaya yang didukung dalam
program ini terutama adalah mendorong masyarakat untuk melestarikan dan
mempertahankan ciri khas/ karakter kawasan budaya di kota Yogyakarta. Bagi masyarakat
kota Yogyakarta yang akan membangun bangunan baru atau merenovasi bangunan yang
sudah ada harus mendapatkan rekomendasi dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.
Rekomendasi dimaksud sebagai salah satu syarat untuk mengajukan Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB) pada Dinas Perijinan dan Penanaman Modal Kota Yogyakarta. Hal ini
ditujukan untuk melestarikan dan mengendalikan bangunan yang akan dibangun oleh
masyarakat agar sesuai dengan karakter bangunan pada kawasan tersebut.
Sesuai dengan ketentuan, masa berlaku rekomendasi adalah selama dua (2) tahun,
sehingga penghitungan ketaatan masyarakat Kota Yogyakarta dalam melaksanakan
rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta dihitung
pada tahun n-2 dari bangunan yang telah terbangun. Dengan demikian penghitungan
pencapaian indikator yang ditetapkan adalah ( Jumlah Bangunan Taat Rekomendasi :
Jumlah Rekomendasi n-2 yang terbangun x 100% ). Adapun penghitungan capaian target
untuk tahun 2018 adalah :
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa peran serta masyarakat dalam pelestarian
kawasan cagar budaya sesuai dengan yang telah direkomendasikan sangat memuaskan.
Dari kondisi seperti ini maka diperlukan upaya internalisasi berbagai nilai luhur
yang terkait dengan Pelestarian Kesejarahaan dilakukan melalui upaya Seminar Sejarah
yang melibatkan 18 RKB, pelajar, mahasiswa, masyarakat umum yang tinggal di Kota
Yogyakarta dan sekitarnya serta adanya Penelitian Kajian Sejarah. Sedangkan dalam
bidang Kesesastraan dan Kebahasaan melalui Festival Langen Carita (14 Kecamatan),
Workshop Sesorah Bahasa Jawa (18 RKB), Lomba Panembrama (14 Kecamatan),
Pelestarian Macapat di 14 Kecamatan, Pembacaan Cerkak (18 RKB), serta fasilitasi
terhadap pengembangan Kelurahan Rintisan Budaya.
Peran Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta sangat vital melalui pokok kampanye
penyadaran akan potensi budaya. Berbagai upaya dilakukan untuk menyadarkan
masyarakat Kota Yogyakarta akan pentingnya menjaga budaya masyarakat Kota
Yogyakarta. Selain itu kegiatan inventarisasi potensi seni budaya, revitalisasi potensi seni
budaya serta membangun landasan sistemik kebudayaan di Kota Yogyakarta juga menjadi
pokok dalam menjaga aset budaya. Kebijakan tersebut merupakan langkah strategis untuk
memantapkan Kota Yogyakarta menjadi Kota Budaya.
11
memadai. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya sebagian besar adalah milik
Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Arena yang biasa digunakan untuk
menyelenggarakan kegiatan seni dan budaya seperti Lapangan Karang, Lapangan RW 09
Pandeyan, Kecamatan Gedongtengen, Lapangan Sewadanan Pakualaman, Lapangan
Mancasan, Jl. Trimargo Wetan, Halaman eks Pabrik Es Ngampilan, Pendopo Tamansiswa,
AKPER Notokusumo, nDalem Yudadiningratan, dan Taman Pintar. Sesuai dengan
perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat, peningkatan apresiasi dan penyaluran
kreativitas kesenian masyarakat sudah semestinya diiringi dengan perkembangan kualitas
sarana dan prasarana tempat penyelenggaraan seni dan budaya.
Ruang pagelaran seni dapat berupa rumah pribadi, galeri seni, balai kebudayaan
milik pemerintah, hingga di ruang publik. Pagelaran pentas seni tersaji nyaris sepanjang
waktu sebagai media hiburan bagi masyarakat. Berkembangnya berbagai kegiatan seni
tersebut diharapkan mampu mendorong berkembangnya sektor lain baik yang berkaitan
langsung maupun yang tidak langsung.
Pembangunan kota seni dilakukan dengan mendayagunakan potensi seni, adat dan
tradisi berbasis Kampung yang ada di Kota Yogyakarta. Upaya yang dilakukan berupa:
12
3. Kegiatan adat dan tradisi terbagi menjadi dua jenis, yaitu upacara tradisi yang terkait
dengan daur hidup manusia, dan upacara adat masyarakat yang bersifat massal atau
dikuti oleh banyak orang pada satu waktu yang memiliki maksud dan keperluan
tertentu. Keanekaragaman maksud atau keperluan sebuah upacara adat, misalnya
untuk, permohonan, penyucian, inisiasi, kesyukuran, atau sekadar pengekspresian
kegembiraan. Dalam upacara adat biasanya akan ditampakkan simbol-simbol
kesakralan, kekhidmatan, keagungan, keindahan, dan bahkan keceriaan.
Berdasarkan data, jumlah kegiatan upacara adat di kota Yogyakarta yang masih
sering dilakukan masyarakat meliputi Ketupat sebagai Budaya Masyarakat
Gedongkiwo, Upacara Adat Merti Tumpeng Robyong di Kelurahan Brontokusuman,
Gelar Upacara Adat Tedak Siten di Kelurahan Patehan, Apeman di Kelurahan
Suryatmajan, dan Jamasan Pusaka di Kraton Yogyakarta. Selain diadakan upacara
tradisi, juga diadakan Festival Dolanan Anak, Revitalisasi Filosofi Keris, Kampanye
Sadar Budaya, dan Sımbolis Keris dalam Budaya Jawa.
B. Realisasi Anggaran
Dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan serta
pencapaian sasaran strategis organisasi ditempuh dengan instrumen kebijakan program
yang dioperasionalkan dalam kegiatan dan sub kegiatan. Program dan kegiatan yang
ada masing-masing diterjemahkan dari sasaran yang dirinci lebih lanjut pada kegiatan
dalam bentuk Rencana Kerja Dinas dan Kebudayaan Kota Yogyakarta sekaligus
anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai target yang telah ditetapkan .
Realisiasi anggaran Dinas Kebudayaan kota Yogyakarta pada tahun 2018
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Yogyakarta
sebagai berikut :
Tabel. 3.3
No. RINCIAN BELANJA APBD REALISASI %
1. Beberapa sub kegiatan tidak bisa terlaksana dengan baik karena adanya
kendala teknis (sangat terbatasnya jumlah personil yang ada sehingga
menghambat kinerja);
14
BAB IV
PENUTUP
Dalam rangka mewujudkan target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Pada tahun 2018 telah ditetapkan target kinerja
antara Kepala Dinas dan Kebudayaan Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta.
Target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2018 yakni Persentase Rintisan Kelurahan
Budaya yang aktif sebesar 55,5%, dengan tingkat capaian realisasi sebesar 100%.
Keberhasilan pencapaian target disamping peran serta aktif masyarakat dalam pelestarian
dan pengembangan seni budaya juga didukung dengan pendanaan kegiatan dari APBD
dan Dana Keistimewaan bidang kebudayaan.
Realisasi Anggaran Belanja langsung untuk mewujudkan target capaian kinerja
sebesar 92% atau Rp 3.673.559.371,30,- dari jumlah anggaran sebesar Rp 4.004.955.231
Realisasi Belanja Tidak Langsung sebesar 94% atau Rp 1.382.637.114,- dari anggaran
belanja tidak langsung sebesar Rp 1.470.114.194,- Capaian realisasi belanja langsung 92%
sangat dipengaruhi oleh terpenuhinya pegawai struktural yang ada, permasalahan teknis
pelaksanaan kegiatan kurangnya staf dan adanya Tugas Pembantuan dari Pemda DIY
untuk menjalankan Dana Keistimewaan Bidang Kebudayaan yang harus dilaksanakan oleh
Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.
15