F1G119058 - Sabrina Lestari - Tgs 1 MatematikaDiskrit
F1G119058 - Sabrina Lestari - Tgs 1 MatematikaDiskrit
OLEH:
1. Diagram Panah
Diagram panah merupakan cara yang paling mudah untuk menyatakan suatu
relasi. Diagram ini membentuk pola dari suatu relasi ke dalam bentuk gambar
arah panah yang menyatakan hubungan antara anggota himpunan A dengan
anggota himpunan B.
Contoh :
Misalnya, ada 4 orang anak yaitu Ali, Siti, Amir dan Rizki. Mereka diminta
untuk menyebutkan warna favorit mereka. Ali menyukai warna merah, Siti
menyukai warna ungu, Amir menyukai warna hitam, dan Rizki menyukai warna
merah. Dari hasil uraian tersebut, terdapat dua buah himpunan. Himpunan
pertama adalah himpunan anak, kita sebut himpunan A dan himpunan yang kedua
adalah himpunan warna, kita sebut himpunan B. Hubungan antara himpunan A
dan himpunan B dapat di ilustrasikan dengan diagram panah seperti berikut:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa diagram panah di atas merupakan relasi antara
anak dengan warna yang mereka sukai. Relasi antara kedua himpunan tersebut
dapat dinyatakan dengan panah-panah yang memasangkan anggota himpunan A
dengan anggota himpunan B.
3. Diagram Cartesius
Menyatakan relasi antara dua himpunan dari pasangan berurutan yang
kemudian dituliskan dalam bentuk dot (titik-titik). Contoh dari relasi antara anak
dengan warna kesukaannya yaitu himpunan A = {Ali, Siti, Amir, Rizki} dan
himpunan B = {merah, ungu, hitam}, dapat digambarkan dalam bentuk diagram
Cartesius seperti di bawah ini:
Sifat – Sifat Relasi
Sebuah relasi A×A, adalah relasi dari himpunan A kepada A sendiri, yang
mempunyai sifat-sifat antara lain, refleksif, irefleksif, simetrik, anti-simetrik, dan
transitif
Jenis-jenis relasi antara lain :
a) Relasi invers
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B. Invers dari R yang
dinyatakan dengan relasi dari B ke A yang mengandung semua pasangan terurut
yang apabila dipertukarkan masih termasuk dalam R.
Ditulis dalam notasi himpunan sebagai berikut ; R-1= {(b,a) : (a,b)R}
Contoh:
A = {1,2,3} B = {x,y}
R = {(1,x), (1,y), (3,x)} relasi dari A ke B
R-1= {(x,1), (y,1), (x,3)} relasi invers dari B ke A
b) Relasi simetrik
Misalkan R = (A, B, P(x,y)) suatu relasi. R disebut relasi simetrik, jika tiap
(a,b)R berlaku (b,a)R. Dengan istilah lain, R disebut juga relasi simetrik jika a R b
berakibat b R a.
Contoh:
Setiap kali menemukan pasangan, misalnya (a, b), carilah apakah ada (b, a)
juga. Kalau ternyata tidak ada, pasti relasi itu tidak simetrik.
c) Relasi refleksif
Misalkan R = (A, A, P(x,y)) suatu relasi. R disebut relasi refleksif, jika setiap
A berlaku (a,a)R. Dengan kata lain, R disebut relasi refleksif jika tiap-
tiap anggota pada A berelasi dengan dirinya sendiri.
Contoh:
Relasi refleksif diketahui A = {1, 2, 3, 4} dan R = {(1,1), (2,3), (3,3), (4,2),
(4,4)} Apakah R relasi refleksif?
R bukan relasi refleksif, karena (2,2) tidak termasuk dalam R.
Jika (2,2) termasuk dalam R, yaitu R1= {(1,1), (2,2), (2,3), (3,3), (4,2), (4,4)}
maka R1 merupakan relasi refleksif.
d) Relasi anti simetrik
Suatu relasi R bisa disebut relasi anti simetrik jika (a,b)R dan (b,a)R maka a=b.
Dengan kata lain, jika a, b A, a≠b, maka (a,b)R atau (b,a)R, tetapi tidak kedua-
duanya.
Contoh:
Misalkan R suatu relasi pada himpunan bilangan asli yang didefinisikan “y
habis dibagi oleh x”, maka R merupakan relasi anti simetrik, sebab jika b habis
dibagi a dan a habis dibagi b, maka a = b.
Misalkan A = {1, 2, 3} dan R1= {(1,1), (2,1), (2,2), (2,3), (3,2)}, maka R1
bukan relasi anti simetrik, sebab (2,3)R1dan (3,2)R1.
e) Relasi Transitif
Misalkan R relasi dalam himpunan A. R disebut relasi transitif jika berlaku ;
(a,b)R dan (b,c)R maka (a,c)R. Dengan kata lain, andai a berelasi dengan b dan b
berelasi dengan c, maka a berelasi dengan c. Contoh :
Misalkan A = {a, b, c} dan R = {(a,b), (a,c), (b,a), (c,b)}, maka R bukan relasi
transitif, sebab (b,a)R dan (a,c)R tetapi (b,c)R.
Dilengkapi agar R menjadi relasi transitif R = {(a,a), (a,b), (a,c), (b,a), (b,b), (b,c),
(c,a), (c,b), (c,c)}
FUNGSI
Fungsi (pemetaan) merupakan relasi dari himpunan A ke himpunan B, jika
setiap anggota himpunan A berpasangan tepat satu dengan anggota himpunan B.
Semua anggota himpunan A atau daerah asal disebut domain, sedangkan semua
anggota himpunan B atau daerah kawan disebut kodomain. Hasil dari pemetaan
antara domain dan kodomain disebut range fungsi atau daerah hasil. Sama halnya
dengan relasi, fungsi juga dapat dinyatakan dalam bentuk diagram panah,
himpunan pasangan berurutan dan dengan diagram Cartesius.
Jadi, dari diagram panah di atas dapat disimpukan:
Domain adalah A = {1,2,3}
Kodomain adalah B = {1,2,3,4}
Range fungsi = {2,3,4}