Anda di halaman 1dari 5

Rumah sakit 

(terjemahan langsung dari bahasa Belanda: ziekenhuis; kosakata gabungan


dari zieken, 'sakit' + huis, 'rumah') adalah lembaga pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli
kesehatan lainnya.[1]
Perbandingan antara jumlah tempat tidur rumah sakit dengan jumlah penduduk Indonesia masih
sangat rendah. Untuk 10 ribu penduduk cuma tersedia 6 ranjang rumah sakit.

RS Awal Bros, Batam, Kepulauan RiauRS Puri Cinere, Depok, Jawa Barat

Etimologi[sunting | sunting sumber]
Rumah Sakit (Bahasa Inggris : Hospital) dalam Bahasa Indonesia berasal dari terjemahan
langsung dari Bahasa Belanda "Ziekenhuis" yang secara harfiah berarti "Rumah Sakit".
Penyerapan bahasa ini terjadi akibat masa kolonialisme Belanda di Indonesia dalam waktu yang
cukup lama.

Terminologi[sunting | sunting sumber]
Selama abad pertengahan, rumah sakit juga melayani banyak fungsi di luar rumah sakit yang kita
kenal pada zaman sekarang, misalnya sebagai penampungan orang miskin atau
persinggahan musafir.[butuh rujukan]
Beberapa pasien bisa hanya datang untuk diagnosis atau terapi ringan untuk kemudian meminta
perawatan jalan, atau bisa pula meminta rawat inap dalam hitungan hari, minggu, atau bulan.
Rumah sakit dibedakan dari institusi kesehatan lain dari kemampuannya memberikan diagnosa
dan perawatan medis secara menyeluruh kepada pasien.[butuh rujukan]
Rumah sakit menurut Komite Ahli Organisasi Kesehatan Dunia pada Organisasi Perawatan
Medis, merupakan bagian integral dari organisasi kemasyarakatan dan kedokteran yang
fungsinya memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap baik secara penyembuhan maupun
pencegahan, bagi penduduk, serta pelayanan rawat jalannya menjangkau keluarga dan
lingkungan rumahnya; Rumah sakit juga menjadi pusat pelatihan tenaga kesehatan dan penelitian
biososial.[butuh rujukan]

Tugas dan fungsi[sunting | sunting sumber]


Berikut merupakan tugas dan fungsi rumah sakit adalah:[1]

 penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar


pelayanan rumah sakit.
 pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
 penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan
kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
 penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan
dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan.

Jenis-jenis rumah sakit[sunting | sunting sumber]


Rumah sakit umum[sunting | sunting sumber]
Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan
kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit
jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan
sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan
penyelenggaranya.[butuh rujukan]
Rumah sakit yang sangat besar sering disebut sebagai pusat kesehatan, biasanya melayani
seluruh pengobatan modern.[butuh rujukan]
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap
(rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di
dalam suatu rumah sakit.[butuh rujukan]
Rumah sakit terspesialisasi[sunting | sunting sumber]

Sebuah rumah sakit spesialis di Johor, Malaysia.


Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah sakit yang
melayani kepentingan khusus seperti (rumah sakit jiwa), rumah sakit penyakit khusus
seperti pernapasan atau kanker, dan lain-lain.[butuh rujukan]
Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan ataupun hanya satu bangunan.[butuh rujukan]
Rumah sakit pendidikan[sunting | sunting sumber]
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan
penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan
tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai
macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak
universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma
perguruan tinggi.[butuh rujukan]
Rumah sakit lembaga[sunting | sunting sumber]
Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang
merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa
karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer,
lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena
letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit
lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat
darurat untuk masyarakat umum.[butuh rujukan]
Klinik[sunting | sunting sumber]

Sebuah klinik di Pulau Pinang, Malaysia.


Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya dijalankan
oleh lembaga swadaya masyarakat atau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktik pribadi.
Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang
disebut poliklinik.[2][3]
Sebuah klinik (atau rawat jalan klinik atau klinik perawatan rawat jalan) adalah fasilitas
perawatan kesehatan yang dikhususkan untuk perawatan pasien rawat jalan. Klinik dapat
dioperasikan, dikelola dan didanai secara pribadi atau publik, dan biasanya meliputi perawatan
kesehatan primer kebutuhan populasi di masyarakat lokal, berbeda dengan rumah sakit yang
lebih besar yang menawarkan perawatan khusus dan mengakui pasien rawat inap untuk
menginap semalam.[butuh rujukan]

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Dalam sejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat. Salah satu contoh
institusi pengobatan tertua adalah kuil Mesir. Kuil Asclepius di Yunani juga dipercaya
memberikan pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga diadopsi bangsa Romawi
sebagai kepercayaan. Kuil Romawi untuk Æsculapius dibangun pada tahun 291 SM di
tanah Tiber, Roma dengan ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan Yunani.[butuh rujukan]
Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan di India. Rumah sakit
Brahmanti pertama kali didirikan di Sri Lanka pada tahun 431 SM, kemudian Raja Ashoka juga
mendirikan 18 rumah sakit di Hindustan pada 230 SM dengan dilengkapi tenaga medis dan
perawat yang dibiayai anggaran kerajaan.[butuh rujukan]
Rumah sakit pertama yang melibatkan pula konsep pengajaran pengobatan, dengan mahasiswa
yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli, adalah Akademi Gundishapur di Kerajaan Persia.
[butuh rujukan]
Bangsa Romawi menciptakan valetudinaria untuk pengobatan budak, gladiator, dan prajurit
sekitar 100 SM. Adopsi kepercayaan Kristiani turut memengaruhi pelayanan medis di
sana. Konsili Nicea I pada tahun 325 memerintahkan pihak Gereja untuk juga memberikan
pelayanan kepada orang-orang miskin, sakit, janda, dan musafir. Setiap satu katedral di setiap
kota harus menyediakan satu pelayanan kesehatan. Salah satu yang pertama kali mendirikan
adalah Saint Sampson di Konstantinopel dan Basil, bishop of Caesarea. Bangunan ini
berhubungan langsung dengan bagunan gereja, dan disediakan pula tempat terpisah untuk
penderita lepra.
Rumah sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di setiap tempat
peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan oleh pendeta dan suster (Frase Prancis untuk
rumah sakit adalah hôtel-Dieu, yang berarti "hostel of God."). Namun beberapa di antaranya bisa
pula terpisah dari tempat peribadahan. Ditemukan pula rumah sakit yang terspesialisasi untuk
penderita lepra, kaum miskin, atau musafir.
Rumah sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan yang tinggi pada abad 8
hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga 10 mempekerjakan 25 staff
pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda untuk penyakit yang berbeda pula. Rumah sakit
yang didanai pemerintah muncul pula dalam sejarah Tiongkok pada awal abad 10.
Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekuler di Eropa terjadi pada abad 16 hingga 17. Tetapi
baru pada abad 18 rumah sakit modern pertama dibangun dengan hanya menyediakan pelayanan
dan pembedahan medis. Inggris pertama kali memperkenalkan konsep ini. Guy's
Hospital didirikan di London pada 1724 atas permintaan seorang saudagar kaya Thomas Guy.
Rumah sakit yang dibiayai swasta seperti ini kemudian menjamur di seluruh Inggris Raya. Di
koloni Inggris di Amerika kemudian berdiri Pennsylvania General
Hospital di Philadelphia pada 1751. Setelah terkumpul sumbangan £2,000, di Eropa Daratan
biasanya rumah sakit dibiayai dana publik. Namun secara umum pada pertengahan abad 19
hampir seluruh negara di Eropa dan Amerika Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.

Rumah sakit dan perkembangannya di Indonesia[sunting | sunting sumber]


Sejarah perkembangan rumah sakit di Indonesia pertama sekali didirikan oleh VOC tahun 1626
dan kemudian juga oleh tentara Inggris pada zaman Raffles terutama ditujukan untuk melayani
anggota militer beserta keluarganya secara gratis. Jika masyarakat pribumi memerlukan
pertolongan, kepada mereka juga diberikan pelayanan gratis. Hal ini berlanjut dengan rumah
sakit-rumah sakit yang didirikan oleh kelompok agama. Sikap karitatif ini juga diteruskan oleh
rumah sakit CBZ di Jakarta. Rumah sakit ini juga tidak memungut bayaran pada orang miskin
dan gelandangan yang memerlukan pertolongan. Semua ini telah menanamkan kesan yang
mendalam di kalangan masyarakat pribumi bahwa pelayanan penyembuhan di rumah sakit
adalah gratis. Mereka tidak mengetahui bahwa sejak zaman VOC, orang Eropa yang berobat di
rumah sakit VOC (kecuali tentara dan keluarganya) ditarik bayaran termasuk pegawai VOC.

Komite Etik Rumah Sakit[sunting | sunting sumber]


Komite Etik Rumah Sakit (KERS), dapat dikatakan sebagai suatu badan yang secara resmi
dibentuk dengan anggota dari berbagai disiplin perawatan kesehatan dalam rumah sakit yang
bertugas untuk menangani berbagai masalah etik yang timbul dalam rumah sakit. KERS dapat
menjadi sarana efektif dalam mengusahakan saling pengertian antara berbagai pihak yang
terlibat seperti dokter, pasien, keluarga pasien dan masyarakat tentang berbagai masalah etika
hukum kedokteran yang muncul dalam perawatan kesehatan di rumah sakit.
Ada tiga fungsi KERS ini yaitu pendidikan, penyusun kebijakan dan pembahasan kasus. Jadi
salah satu tugas KERS adalah menjalankan fungsi pendidikan etika. Dalam rumah sakit ada
kebutuhan akan kemampuan memahami masalah etika, melakukan diskusi multidisiplin tentang
kasus mediko legal dan dilema etika biomedis dan proses pengambilan keputusan yang terkait
dengan permasalahan ini. Dengan dibentuknya KERS, pengetahuan dasar bidang etika
kedokteran dapat diupayakan dalam institusi dan pengetahuan tentang etika diharapkan akan
menelurkan tindakan yang profesional etis. Komite tidak akan mampu mengajari orang lain, jika
ia tidak cukup kemampuannya. Oleh sebab itu tugas pertama komite adalah meningkatkan
pengetahuan anggota komite.
Etika kedokteran dewasa ini berkembang sangat pesat. Di Indonesia etika kedokteran relatif baru
dan yang berminat tidak banyak sehingga lebih sulit mencari bahan bacaan yang berkaitan
dengan hal ini. Pendidikan bagi anggota komite dapat dilakukan dengan belajar sendiri, belajar
berkelompok, dan mengundang pakar dalam bidang agama, hukum, sosial, psikologi, atau etika
yang mendalami bidang etika kedokteran. Para anggota komite setidaknya harus menguasai
berbagai istilah/konsep etika, proses analisis dan pengambilan keputusan dalam etika.
Pengetahuan tentang etik akan lebih mudah dipahami jika ia diterapkan dalam berbagai kasus
nyata. Semakin banyak kasus yang dibahas, akan semakin jelaslah bagi anggota komite
bagaimana bentuk tatalaksana pengambilan keputusan yang baik.
Pendidikan etika tidak tebatas pada pimpinan dan staf rumah sakit saja. Pemilik dan anggota
yayasan, pasien, keluarga pasien, dan masyarakat dapat diikutsertakan dalam pendidikan etika.
Pemahaman akan permasalahan etika akan menambah kepercayaan masyarakat dan membuka
wawasan mereka bahwa rumah sakit bekerja untuk kepentingan pasien dan masyarakat pada
umumnya.
Selama ini dalam struktur rumah sakit di Indonesia dikenal subkomite/panitia etik profesi medik
yang merupakan struktur dibawah komite medik yang bertugas menangani masalah etika rumah
sakit. Pada umumnya anggota panitia ini adalah dokter dan masalah yang ditangani lebih banyak
yang berkaitan dengan pelanggaran etika profesi. Mengingat etika kedokteran sekarang ini sudah
berkembang begitu luas dan kompleks maka keberadaan dan posisi panitia ini tidak lagi
memadai. Rumah sakit memerlukan tim atau komite yang dapat menangani masalah etika rumah
sakit dan tanggung jawab langsung kepada direksi. Komite memberikan saran di bidang etika
kepada pimpinan dan staf rumah sakit yang membutuhkan. Keberadaan komite dinyatakan dalam
struktur organisasi rumah sakit dan keanggotaan komite diangkat oleh pimpinan rumah sakit atau
yayasan rumah sakit.
Proses pembentukan KERS ini, rumah sakit memulainya dengan membentuk tim kecil yang
terdiri dari beberapa orang yang memiliki kepedulian mendalam dibidang etika kedokteran,
bersikap terbuka dan memiliki semangat tinggi. Jumlah anggota disesuaikan dengan kebutuhan.
Keanggotaan komite bersifat multi disiplin meliputi dokter (merupakan mayoritas anggota) dari
berbagai spesialisasi, perawat, pekerja sosial, rohaniawan, wakil administrasi rumah sakit, wakil
masyarakat, etikawan, dan ahli hukum.

Anda mungkin juga menyukai

  • Hujan
    Hujan
    Dokumen15 halaman
    Hujan
    KLINIK ST ELISABETH
    Belum ada peringkat
  • Hutan
    Hutan
    Dokumen9 halaman
    Hutan
    KLINIK ST ELISABETH
    Belum ada peringkat
  • Kadal
    Kadal
    Dokumen5 halaman
    Kadal
    KLINIK ST ELISABETH
    Belum ada peringkat
  • Buaya
    Buaya
    Dokumen12 halaman
    Buaya
    KLINIK ST ELISABETH
    Belum ada peringkat
  • Gajah
    Gajah
    Dokumen12 halaman
    Gajah
    KLINIK ST ELISABETH
    Belum ada peringkat
  • Anjing Domestik
    Anjing Domestik
    Dokumen6 halaman
    Anjing Domestik
    KLINIK ST ELISABETH
    Belum ada peringkat
  • Kerajaan Islam
    Kerajaan Islam
    Dokumen2 halaman
    Kerajaan Islam
    KLINIK ST ELISABETH
    Belum ada peringkat
  • Koala
    Koala
    Dokumen2 halaman
    Koala
    KLINIK ST ELISABETH
    Belum ada peringkat
  • Ou Tube
    Ou Tube
    Dokumen7 halaman
    Ou Tube
    KLINIK ST ELISABETH
    Belum ada peringkat
  • Panti Asuhan
    Panti Asuhan
    Dokumen2 halaman
    Panti Asuhan
    KLINIK ST ELISABETH
    Belum ada peringkat
  • ARTEFAK
    ARTEFAK
    Dokumen1 halaman
    ARTEFAK
    KLINIK ST ELISABETH
    Belum ada peringkat