Anda di halaman 1dari 179

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK MELALUI SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN NOMOR UNIK PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN(SIM NUPTK) DI DINAS PENDIDIKAN
KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana


pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia

MARNIE PURNAMA ARIESTA NURLESTARI


NIM. 41707001

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2011
ABSTRAK

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK MELALUI SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN NOMOR UNIK PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN (SIM NUPTK) DI DINAS PENDIDIKAN
KOTA BANDUNG

Perkembangan electronic-government, menuntut pemerintahan untuk


meningkatkan kualitas pelayanan publik yang baik. Perkembangan electronic-
government tersebut, dikembangkan oleh Direktorat Jenderal PeningkatanMutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Dirjen PMPTK) yang berkoordinasi dengan
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat dan Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota salah satunya Dinas Pendidikan Kota Bandung,
melalui SIM NUPTK untuk memberikan pelayanan SIM NUPTK kepada
Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan mudah.
Teori yang digunakan yaitu efektivitas pelayanan, yang dikemukakan oleh
Sedarmayanti dalam bukunya Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.
Berdasarkan teori tersebut, efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan
gambaran seberapa jauh target dapat dicapai, dengan empat unsur efektivitas
pelayanan, yaitu input, proses, output, dan Produktivitas.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
melalui studi pustaka, studi lapangan dan observasi serta dengan melakukan
wawancara. Teknik penentuan informan ini adalah aparatur Dinas Pendidikan
Kota Bandung dan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan menggunakan
teknik purposive.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, efektivitas pelayanan publik melalui
SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung secara keseluruhan belum
efektif. Hal ini dilihat dari efektivitas pelayanan publik dipengaruhi oleh faktor
pelayanan para aparatur dalam bekerja. Efektivitas pelayanan publik SIM NUPTK
dalam pelaksanaannya sudah baik, tetapi apabila dilihat dari pencapaian
pelayanan yang cukup maksimal dalam memberikan pelayanan dengan kuantitas
aparatur yang kurang, serta ketepatan sasaran dalam memberikan pelayanan SIM
NUPTK.

Kata kunci: Efektivitas Pelayanan Publik dan SIM NUPTK

v
ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF PUBLIC SERVICE BY USING


MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM OF UNIQUE NUMBER
EDUCATORS AND EDUCATIONAL PERSONNEL (NUPTK SIM) IN THE
EDUCATION DEPARTMENT OF BANDUNG CITY

The development of electronic-government, require the government to


improve the quality of a good public service. The development of electronic-
government, developed by the Directorate General of Quality Improvement of
Educators and Educational Personnel (Director General PMPTK) in
coordination with the Quality Assurance Institute of Education, institution quality
education West Java Province and Education Office District/City of Education
Office one of Bandung, through NUPTK SIM to provide services NUPTK SIM to
the Educators and Education Personnel easily.
Theories used is the effectiveness of the service, put forward by
Sedarmayantin his book Human Resources and Work Productivity. Based
onthesetheories, the effectiveness is elements to give pictures how much far target
can reach, there with four elements of service effectiveness, namely input, process,
output, and productivity.
The research methodology used is descriptive method with qualitative
approach. The data collection techniques are performed is through literature
studies, field studies and observations and by conducting interviews. Mechanical
determination of informants this is Education Department of Bandung City to
officials and the Educators and Educational Personnel by using a purposive
technique.
The results showed that, the effectiveness of public services by using
NUPTK SIM in the Education Department of Bandung City as a whole not
effective. That to see from the effectiveness of public services, influenced by the
ministry of the apparatusin the works. The effectiveness of public services NUPTK
SIM in the good implementation, but when to see from achievement services is not
maximum deep to give services with quantity deficiencies the apparatus with
liness lose the way deep to give services NUPTK SIM.

Keyword: effectiveness public services and NUPTK SIM

vi
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada peneliti selama ini, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini
peneliti mengambil judul: “Efektivitas Pelayanan publik melalui Sistem
Informasi Manajemen Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Pendidikan (SIM
NUPTK) di Dinas Pendidikan Kota Bandung”.
Skripsi ini memuat tentang efektivitas pelayanan publik melalui SIM
NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung. SIM NUPTK yang telah
dikembangkan oleh Direktorat Jendral PMPTK dengan berkoordinasi antara
LPMP Provinsi Jawa Barat dan Dinas pendidikan Kab/Kota dalam Perencanaan,
pengumpulan data, dan analisis data dengan menggunakan SIM NUPTK. Sistem
ini masih terus dikembangkan dan saat ini telah dikembangkan melalui versi
online-nya dengan harapan alur data dari Dinas Pendidikan Kota Bandung dapat
real time untuk menghasilkan pelayanan publik SIM NUPTK yang efektif dan
efisien terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk menempuh ujian sarjana
pada Program Studi Ilmu Pemerintahan, yang dalam hal ini peneliti menerima
berbagai bantuan dari banyak pihak yang telah memberikan segala bimbingan,
dorongan, serta bentuk bantuan lainnya berupa fasilitas yang bisa dimanfaatkan
peneliti, maka dari itu dalam kesempatan yang berharga ini peneliti dengan segala
kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
2. Nia Karniawati, S.IP., M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
3. Dewi Kurniasih, S.IP., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi Program
Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Komputer Indonesia.

vii
4. Tatik Rohmawati, S.IP. Selaku Dosen wali Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta para staf karyawan Program Studi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer
Indonesia.
6. Pemerintahan Kota Bandung Khususnya Aparatur Dinas Pendidikan yang
telah sudi menerima studi penelitian ini.
7. Segenap Informan yang sudi membantu serta memberikan data dalam
penyelesaian skripsi ini.
8. Ayah, Ibu, dan Adik-adik serta Keluarga yang telah mendukung serta
membantu dalam Doa bagi peneliti dalam penelitian ini.
9. Orang tersayang dan semua pihak yang telah memberikan dukungan, dan
bantuan bagi peneliti dalam penelitian ini.
Semoga amal baik semuanya mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.
Akhir kata peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.

Bandung, Agustus 2011

Peneliti

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat, begitupun

dengan perubahan teknologi dapat terjadi beberapa kali dalam waktu kurang dari

satu tahun. Perubahan yang mendasar di bidang teknologi informasi dan

komunikasi telah menyebabkan perubahan yang mendasar pula pada berbagai

aspek, misalnya saja dalam hal cara berkomunikasi.

Informasi telah menjadi komoditi yang sangat berharga dan menentukan

untuk mencapai keberhasilan pada saat ini. Teknologi informasi dan komunikasi

dapat digunakan untuk menunjang sistem operasional dan manajerial dari

berbagai kegiatan institusi yang di dalamnya termasuk kegiatan pemerintahan.

Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang semakin pesat menuntut

lembaga-lembaga pemerintahan untuk meningkatkan kinerjanya.

Semakin berkembangnya nilai budaya suatu bangsa, maka secara otomatis

pola pikir masyarakatnya pun semakin maju. Kemajuan ini tidak hanya terjadi di

kota-kota besar, tetapi mulai merambah ke kota-kota kecil. Fenomena yang

sedang menjadi trend saat ini yaitu penggunaan electronic government (e-

government) dalam mendukung kinerja pemerintah. Electronic government (e-

government) adalah penggunaan teknologi informasi oleh badan-badan

pemerintahan yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan hubungan dengan

warga negara, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga pemerintahan yang lain.

1
2

Faktanya yaitu setiap pemerintah daerah memiliki situs masing-masing, begitu

pun dengan sistem informasinya. Penyelenggaraan pemerintahan yang dinamis

dan tanggap akan mampu dilaksanakan secara cepat dan tepat sasaran untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagi setiap masyarakat untuk mengakses

informasi merupakan hal yang paling penting. Penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi yang berkembang pesat merupakan bentuk penyesuaian dalam

rangka mewujudkan pelayanan primer kepada masyarakat. Penggunaan teknologi

dan sistem informasi juga untuk mewujudkan praktek dalam penyelenggaraan

pemerintahan supaya lebih efektif dan efisien, sehingga akuntabilitas pemerintah

meningkat.

Teknologi dan informasi akan menjadi kekuatan yang sangat menentukan.

Saat ini hal-hal yang berkaitan dengan teknologi dan informasi telah dirasakan

sebagai kebutuhan yang utama, oleh karena itu perhatian terhadap dua hal ini

sedang ditingkatkan disegala bidang, sebab apabila tertinggal maka sudah dapat

dipastikan bahwa kelemahan dalam teknologi dan informasi akan mempunyai

dampak yang tidak menguntungkan diberbagai bidang. Peranan teknologi

komputer sangat penting khususnya bagi perusahaan baik perusahaan swasta

maupun instansi pemerintah. Sistem-sistem yang berbasis komputer akan sangat

membantu pekerjaan yang ada dalam setiap pemberian pelayanan dan pengolahan

data kegiatan perusahaan yang dilakukan sehari-hari, seperti pada Dinas

Pendidikan Kota Bandung.


3

Teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pemerintahan akan

meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas

penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan

yang bersih (clean government) meningkatkan pelayanan publik yang efektif dan

efisien. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan

Pengembangan Pembangunan e-government yang salah satu tujuannya untuk

memperbaiki kualitas pelayanan, maka masing-masing daerah dituntut untuk

produktif lagi dalam bekerja, guna meningkatkan kepuasan konsumen atau

masyarakat. Efektivitas pelayanan publik didukung oleh tingkat usaha yang

dilakukan aparatur dalam mewujudkan profesionalisme kerja secara

berkesinambungan sesuai dengan tuntutan tugas.

Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang

perubahan kedua atas UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

menandai diimplementasikannya otonomi daerah. Misi utama dari pelaksanaan

otonomi daerah adalah penyerahan sebagian besar kewenangan dari pemerintah

pusat kepada pemerintah daerah. Konsekuensi dari penyerahan kewenangan

tersebut, disatu sisi, daerah diberikan keleluasaan untuk mengurus rumah

tangganya sendiri dengan segala potensi yang dimiliki, tetapi disisi lain

mengandung tanggung jawab yang besar atas keberhasilan pelaksanaan otonomi

daerah. Menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, konsekuensi dari

penyerahan kewenangan tersebut diarahkan untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan

peran masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan


4

prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu

daerah.

Upaya pemerintah tersebut dalam mensejahterakan pendidik dan tenaga

kependidikan (PTK) melalui pelayanan Sistem Informasi Manajemen Nomor

Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SIM NUPTK) masih menjadi

pekerjaan rumah yang harus lebih diperhatikan. Upaya tersebut sampai sekarang

masih menjadi titik fokus pembenahan, yang diperhatikan pula oleh PTK untuk

senantiasa mengkoreksi hasil dari pemberian pelayanan tersebut, karena

mendapatkan hak dasar berupa pelayanan sudah sewajarnya diberikan aparatur

pemerintahan kepada PTK.

PTK yang mempunyai arti pendidik dan tenaga kependidikan dapat di

golongkan menjadi dua jenis, pertama: Pendidik yang terdiri dari : Pamong

Belajar, Tutor PAUD, Tutor Pendidikan Kesetaraan, Tutor Pendidikan

Keaksaraan, Fasilitator Desa Binaan Intensif (FDI), dan Instruktur kursus. Kedua:

Tenaga kependidikan terdiri dari : Penilik, Tenaga Lapangan Dikmas (TLD),

Pengelola/Penyelenggara Satuan Pendidikan Nonformal, Tenaga Administrasi,

Tenaga Perpustakaan/Pustakawan, Nara Sumber Teknis, dan Laboran.

Tenaga kependidikan khusus untuk tenaga administrasi, Tenaga

Perpustakaan/Pustakawan, Nara Sumber Teknis, dan Laboran belum menjadi

prioritas pendataan PTK saat ini. Hal ini karena belum adanya aplikasi database

yang disediakan pemerintah untuk pendataan tenaga kependidikan yang telah

disebutkan di atas. Padahal hal ini sangat penting terlebih dalam era globalisasi

yang penuh tantangan dan peluang, yang dalam hal ini dititik beratkan kepada
5

aparatur pemerintahan hendaknya memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya,

berorientasi kepada kebutuhan-kebutuhan dan kepuasan penerima pelayanan,

sehingga dapat meningkatkan daya saing dalam pemberian pelayanan berupa

barang maupun jasa. Hakekatnya pelayanan publik merupakan pemberian

pelayanan prima kepada PTK yang merupakan kewajiban aparatur Dinas

Pendidikan sebagai abdi PTK.

Pengembangan efektivitas pelayanan publik senantiasa menyangkut tiga

unsur pokok pelayanan publik yakni unsur kelembagaan penyelenggaraan

pelayanan, proses pelayanan dan sumber daya pemberi pelayanan. Oleh karena itu

upaya peningkatan efektivitas pelayanan publik senantiasa berkenaan dengan

pengembangan tiga unsur pokok tersebut. Idealnya pelayanan publik SIM

NUPTK yang merupakan hak PTK tersebut, sudah menjadi kewajiban Dinas

Pendidikan untuk memenuhinya. Namun dalam kenyataannya saat ini hak-hak

tersebut tidak dapat diperoleh PTK sebagaimana mestinya.

Tingkat efektivitas pelayanan publik SIM NUPTK hendaknya mendapat

perhatian yang lebih dari segenap unsur operasional Dinas Pendidikan Kota

Bandung. Oleh karena itu kesempurnaan sistem informasi NUPTK diharapkan

mampu menjadikan tingkat efektivitas kerja aparatur menjadi tinggi. Unsur yang

menunjang efektivitas dari sudut pencapaian tujuan bukan hanya

mempertimbangkan sasaran, organisasi, tetapi juga mekanismenya

mempertahankan diri dan manajemen sasaran. Begitupun dengan tujuan

pendataan PTK melalui SIM NUPTK dimana pemerintah dapat memperoleh data

PTK formal dan non formal yang sesuai dengan keadaan di lapangan, dengan
6

menggunakan mekanisme pendataan SIM NUPTK, serta memberikan informasi

tentang pemetaaan dan profil pendataan PTK formal dan non formal.

Kebutuhan akan perubahan dan perbaikan bagi efektivitas pelayanan

publik SIM NUPTK sudah jelas, yaitu keterusterangan mengenai kekurangan, dan

kesiapan untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Sehubungan dengan hal

tersebut Dinas Pendidikan Kota Bandung harus benar-benar memperhatikan

efektivitas pelayanan publik yang dihasilkan. Sebab hal ini mempunyai arti

penting bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung. Dengan adanya koordinasi yang

efektif maka diharapkan aparatur dapat meningkatkan efektifitas kerja yang pada

akhirnya kualitas pelayanan publik SIM NUPTK yang diharapkan Dinas

Pendidikan Kota Bandung akan mencapai suatu keberhasilan yang sesuai dengan

keinginan bersama.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 8 Tahun

2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal (Ditjen) Peningkatan

Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK), pasal 8 menyatakan

Direktorat PMPTK mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan

dan standardisasi teknis di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan, pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

dan pendidikan nonformal. Secara khusus kehadiran UU RI No. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen semakin memposisikan Ditjen PMPTK pada posisi

strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, Sebagai

implikasi amanat UU RI No. 14 Tahun 2005 tersebut, Ditjen PMPTK memandang

perlu menyiapkan data PTK yang benar, akurat, dan mutakhir sebagai bahan yang
7

dapat digunakan untuk dasar analisis dan sumber data berbagai program kegiatan

dalam upaya peningkatan mutu PTK. Dasar hukum selanjutnya UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Ditjen PMPTK telah mengembangkan sebuah Format Pendataan

Instrument NUPTK 2007 dalam upaya mendukung ketersediaan data PTK yang

benar, akurat, dan mutakhir, untuk mendapatkan informasi PTK secara mendetail

dan historikal. Ditjen PMPTK juga memberikan NUPTK (Nomor Unik Pendidik

dan Tenaga Kependidikan) yang terdiri dari 16 digit numerik dan bersifat unik

yang artinya nomor tersebut akan keluar dari database yang secara otomatis dan

tidak dapat melakukan pendaftaran dua kali karena apabila kemiripan data sama

tidak akan lolos untuk keluar nomor tersebut dan dapat di akses dimana saja untuk

PTK dapat memiliki informasi yang baik dan lengkap.

Sistem pemberian nomor ini juga dilengkapi dengan proses pencarian PTK

yang terhitung ganda (double-counting) akibat mengajar di beberapa sekolah atau

bekerja di beberapa instansi pendidikan untuk menghasilkan informasi tabulasi

jumlah PTK secara riil, serta hasil yang diharapkan dari pendataan PTK formal

dan non formal melalui SIM NUPTK ini adalah untuk tersedianya data PTK

seluruh Indonesia, tersusunnya data PTK-PNF yang dapat digunakan sebagai

bahan penunjang bagi pengambilan kebijakan untuk peningkatan mutu program

serta penghargaan dan perlindungan bagi PTK formal dan non formal, adanya

profil PTK formal dan non formal skala nasional, dan adanya tampilan informasi

statistik PTK formal dan non formal.


8

Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam hal melaksanakan pelayanan

publik NUPTK, maka PTK dapat memiliki NUPTK dengan mengisi kuisioner

atau instrumen pendataan PTK dan pengisisan kuesioner harus dengan lengkap,

benar dan rasional. Untuk mengajukan NUPTK adalah dengan melegalisir

kuesuioner yang telah diisi dengan stempel sekolah dan tanda tangan kepala

sekolah lalu mengirimkan kuesioner ke Dinas Pendidikan Kota Bandung. Dengan

Persyaratan standar minimal tentang PTK yang bisa dijaring baik pendidikan

Formal maupun Non Formal untuk mendapatkan NUPTK.

Persyaratan Khusus untuk PTK Pendidikan Formal adalah PNS atau

CPNS yang dibuktikan dengan bukti SK (Surat Keputusan Penetapan sebagai

Guru atau Pendidik untuk segera dilakukan proses pendataan berdasarkan bukti

fisik pendukung dan Non PNS pendataan usulan baru dilakukan maksimal dua

kali dalam setahun pada bulan Juni dan Desember menjelang awal semester

dengan syarat minimal telah memiliki masa kerja 2 tahun yang dibuktikan dengan

SK Penugasan dari lembaga yang berwenang. Sedangkan untuk PTK Non Formal

pengusulan NUPTK bagi PTK PNF dengan syarat sampai akhir tahun 2010 semua

PTK PNF segera dimasukkan ke dalam database SIM NUPTK PNF untuk

diproses generate NUPTK dan mulai tahun 2011, PTK PNF yang diusulkan

masuk database SIMNUPTK PNF minimal memiliki masa kerja 2 tahun serta

Lembaga atau instansinya terdaftar di dinas pendidikan Kota Bandung.

Keterkaitan LPMP dalam pengajuan NUPTK sebagai verifikasi dan

konsolidasi data di tingkat provinsi dalam bentuk SIM NUPTK, kemudian

mengajukan data ke pusat atau setditjen PMPTK dalam bentuk database SIM
9

NUPTK, untuk Proses penerbitan NUPTK adalah di Bagren Setditjen PMPTK.

Tim NUPTK Bagren akan mengolah data hasil verifikasi dan konsolidasi dari

LPMP untuk kemudian di periksa kembali keunikan data yang dikirim sebelum

diterbitkan NUPTK.

NUPTK yang telah diterbitkan oleh Bagren akan di kirim ke LPMP

(Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) untuk didistribusikan ke Dinas Pendidikan

Kota Bandung. NUPTK Secara Nasional dapat di lihat hasilnya menggunakan link

NUPTK WebBrowser pada situs www.pmptk.kemdiknas.go.id. Apabila data di

tunda karena tidak rasional maka dapat menghubungi Dinas Pendidikan Kota

Bandung dengan membawa bukti otentik seperti akta lahir, ijazah dan persyaratan

yang lainnya yang memang sudah menjadi prosedur untuk mempercepat proses

perbaikan data NUPTK.

Dinas Pendidikan Kota Bandung juga melayani untuk PTK yang memiliki

masalah dengan datanya, dapat mengisi formulir komplain dan mengirim formulir

komplain yang telah diisi diserahkan ke Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Sedangkan untuk pembatalan dan pengajuan kembali NUPTK, dinama NUPTK

dapat dibatalkan jika memenuhi kondisi seperti: PTK yang bersangkutan sudah

tidak aktif lagi sebagai PTK karena berbagai sebab, PTK yang bersangkutan

memiliki lebih dari satu NUPTK, dan PTK tidak mencantumkan data-data dengan

benar, terutama untuk data-data yang sifatnya mandatori seperti nama, tempat

tugas, riwayat pendidikan, tanggal lahir, dan data keluarga.


10

Pembatalan NUPTK dapat dilakukan atas inisiatif pengelola NUPTK pusat

dengan sebab salah satu di atas, atau karena usulan dari operator tingkat Provinsi

LPMP atau Dinas Pendidikan Kota Bandung. Pengajuan kembali NUPTK dapat

dilakukan dengan mengisi form kompalin atau kuesioner dan mengembalikan

kepada operator NUPTK Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Permasalahannya dalam hal ini PTK tidak semuanya mengetahui akan

kegunaan dan manfaat SIM NUPTK sebagai sarana dalam memperoleh pelayanan

informasi NUPTK. Sosialisasi yang kurang diberikan dari pemerintah terhadap

PTK mengenai SIM NUPTK menyebabkan informasi yang diperoleh PTK kurang

maksimal. Informasi pelayanan publik yang menyebabkan PTK mengalami

kesulitan dalam mendapatkan NUPTK.

Partisipasi dari PTK juga diperlukan karena dengan adanya partisipasi

maka terbentuk suatu loyalitas terhadap SIM NUPTK. PTK dapat ikut

berpartisipasi dalam proses berbagi informasi mengenai pelayanan NUPTK

misalnya dengan mengikuti forum pendapat online dalam situs

www.pmptk.kemdiknas.go.id. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas

pelayanan publik terhadap informasi mengenai SIM NUPTK, dan sejauhmana

efektivitas Sistem Informasi NUPTK dalam meningkatkan pelayanan publik di

Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Sejak diberlakukannya SIM NUPTK tersebut di Dinas Pendidikan Kota

Bandung dalam memberikan Pelayanan NUPTK belum dapat dikatakan efektif.

Faktor permasalahan yang besar dalam hal ini adalah kurangnya atau minimnya

sumber daya manusia (SDM) dalam pengoperasiannya dan sudah tentu ditunjang
11

dengan masalah-masalah yang tidak kalah penting dan harus diperhatikan dengan

seksama seperti infrasruktur (telekomunikasi, informasi dan komputer), sehingga

dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan

bersama. Minimnya SDM sangat berkaitan dengan kinerja aparatur yang

professional terhadap efektivitas pelayanan NUPTK itu sendiri.

Pelaksanaan pelayanan NUPTK yang mengalami masalah serius yang

harus dibenahi tidak terpaku pada salah satu faktor minimnya sumber daya

manusia yang ada dalam pemberian pelayanan NUPTK melainkan lamanya waktu

dalam pemberian pelayanan tersebut menjadi konsentrasi khusus dalam

pembenahan pemberian pelayanan tersebut di Dinas Pendidikan Kota Bandung,

serta minimnya modal yang diberikan pemerintah yang dapat menghambat

peningkatan kualitas pelayanan NUPTK tersebut, karena aparatur mesti

mengeluarkan modal sendiri dengan keterbatasannya. Hal demikian harus

dibenahi dan harus dilakukannya sebuah reformasi pelayanan NUPTK yang serius

sehingga dapat menghasilkan tingkat efektivitas pelayanan NUPTK yang tinggi

terhadap PTK.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk

mengambil judul “Efektivitas Pelayanan Publik melalui Sistem Informasi

Manajemen Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SIMNUPTK)

di Dinas Pendidikan Kota Bandung”


12

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka untuk mempermudah

arah dan proses pembahasan, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana input pelayanan publik melalui sistem informasi manajemen

NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung?

2. Bagaimana proses pelayanan publik melalui sistem informasi manajemen

NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung?

3. Bagaimana output pelayanan publik melalui sistem informasi manajemen

NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung?

4. Bagaimana produktivitas pelayanan publik melalui sistem informasi

manajemen NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelayanan

SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Sedangkan tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui input pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui proses pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui output pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung.


13

4. Untuk mengetahui prodiktivitas pelayanan publik melalui SIM NUPTK di

Dinas Pendidikan Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis

dan praktis sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan memahami

serta menambah wawasan tentang makna dari efektivitas pelayanan publik

melalui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung.

2. Bagi kegunaan teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

informasi bagi perkembangan Ilmu Pemerintahan serta dapat dijadikan bahan

analisa untuk penelitian yang akan datang mengenai SIM NUPTK.

3. Bagi kegunaan praktis, yaitu melalui perumusan tentang pelayanan publik

SIM NUPTK diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

perkembangan Dinas Pendidikan khususnya dalam menggunakan, mengatur,

dan mengendalikan SIM NUPTK di Dinas pendidikan Kota Bandung.

1.5 Kerangka Pemikiran

Efektivitas secara harfiah adalah pengaruh dan mempunyai daya guna

serta membawa hasil. Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai

seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.

Efektivitas mengacu pada dua kepentingan yaitu baik secara teoritis maupun

secara praktis, artinya adanya ketelitian yang bersifat komprehensif dan


14

mendalam dari efisiensi serta kebaikan-kebaikan untuk memperoleh masukan

tentang produktifitas. Efektivitas merupakan keadaan yang berpengaruh terhadap

suatu hal yang berkesan, kemanjuran, keberhasilan usaha, tindakan ataupun hal

yang berlakunya.

Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan

Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan

Produktivitas Kerja mengenai pengertian efektivitas yaitu:

“Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran


seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian efektivitas ini lebih
berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan
kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan
efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu
efisiensi meningkat” (Sedarmayanti, 2009: 59).

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa sesuatu dapat berjalan sesuai

dengan apa yang diharapkan dengan tepat dan berhasil, maka sesuatu itu sudah

berjalan dengan efektif dan efisien, artinya informasi harus sesuai dengan

kebutuhan publik. Efektivitas juga merupakan pengukuran dalam arti tercapainya

sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah

pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan yang telah

direncanakan.

Ukuran efektivitas suatu organisasi atau lembaga dapat dilihat dari

beberapa kriteria berikut ini :

1. Input
2. Proses produksi
3. Hasil (output)
4. Produktivitas
(Sedarmayanti, 2009:60).
15

Berdasarkan ukuran di atas, bahwa efektivitas keluaran dengan salah satu

masukan yang mencakup dalam satuan waktu tertentu merupakan perbandingan

dari produktivitas melalui proses yang telah dilakukan. Produktivitas berkaitan

dengan keseluruhan proses penataan untuk mencapai tujuan secara efektif.

Input di atas dapat dijelaskan bahwa input sebagai dasar dari sesuatu yang

akan diwujudkan atau dilaksanakan berdasarkan apa yang direncanakan yang

berpengaruh pada hasil dan merupakan bagian awal dari sesuatu yang akan

dilaksanakan berdasarkan rencana atau ketentuan yang telah ditetapkan dan

berpengaruh pada hasil akhir. Menurut Susanto dalam bukunya Sistem Informasi

Manajemen bahwa Input adalah segala sesuatu yang masuk kedalam sistem

(Susanto, 2007: 23).

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa input merupakan segala sesuatu

pada bagian awal yang masuk dalam sistem. Maka seiring dengan itu menurut R

Evans dan William Lindsay dalam bukunya Pengantar Six Sigma an Introduction

to Six Sigma And Process Improvement bahwa Input berupa :

1. Peralatan dan sarana prasarana seperti ruang server dan


seperangkat peralatan komputer.
2. Material bahan baku berupa data-data yang nantinya akan diolah
menjadi informasi.
3. Modal merupakan faktor penting karena tanpa modal sebuah
program tidak akan terlaksana dengan baik.
4. Sumber daya manusia sebagai penggerak dan pelaksana
(Evans, 2007:17).

Efektivitas dapat diwujudkan apabila memperlihatkan proses produksi

yang mempunyai mutu atau kualitas karena dapat berpengaruh pada hasil yang

akan dicapai secara keseluruhan. Proses produksi menggambarkan bagaimana


16

proses pengembangan suatu hal yang dapat berpengaruh terhadap hasil. Proses

merupakan unsur yang memiliki peran penting dalam mengolah input, agar

menghasilkan output yang bermanfaat bagi masyarakat. Proses ini dapat

dilakukan oleh mesin, orang ataupun komputer. Menurut pendapat Edhy Sutanta

dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen berpendapat bahwa

proses adalah komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan

agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para pemakainya (Sutanta,

2003:5).

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa proses merupakan peran utama

dalam suatu sistem, karena dengan proses pengolahan masukan dapat

menghasilkan keluaran. Maka bersamaan dengan itu dikemukakan Gibson,

Ivancevich dan Donelly dalam bukunya Organisasi, Edisi 8, Jilid I bahwa proses

produksi dalam suatu organisasi dapat dilihat dari :

1. Adanya komunikasi sebagai suatu proses yang memfokuskan pada


interaksi antara organisasi dan lingkungannya.
2. Pengambilan keputusan merupakan pemilihan sasaran yang tepat dan
mengidentifikasikan cara untuk mencapainya.
3. Sosialisasi merupakan suatu proses dimana anggota dapat
mempelajari nilai-nilai kultural, norma, keyakinan dan perilaku yang
diminta sehingga memungkinkan mereka memberikan kontribusi
efektif bagi organisasi.
4. Pengembangan aparatur dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja
aparatur dalam suatu organisasi.
(Gibson, 1996:19-21).

Hasil dari sebuah input dan proses itu adalah Output yang menurut

pendapat Edhy Sutanta dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Manajemen bahwa hasil (output) adalah unsur-unsur yang memiliki berbagai

macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan (Sutanta,


17

2003:5). Hasil (output) merupakan bentuk dari input kemudian diolah menjadi

data sehingga memiliki berbagai macam bentuk output-nya. Hasil berupa

kuantitas atau bentuk fisik dari kerja kelompok atau organisasi. Hasil yang

dimaksud dapat dilihat dari perbandingan antara masukan (input) dan keluaran

(output), keluaran yang dihasilkan dicapai dari masukan yang melakukan proses

kegiatan yang bentuknya dapat berupa: 1. Produk yang merupakan hasil dari

kegiatan produksi yang berwujud barang, dan 2. jasa merupakan bentuk pelayanan

yang diberikan oleh instansi atau lembaga terkait (Evans dan Lindsay, 2007 : 17).

Berdasarkan yang dikemukakan di atas mengenai input, proses, dan

output, maka menurut pendapat Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul

Sumber Daya Manusia dan Produktivitas bahwa produktivitas adalah

perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya

yang digunakan (input). Produktivitas dapat dilihat dari :

1. Pendidikan untuk membentuk dan mengembangkan sumber daya


manusia.
2. Motivasi merupakan pendorong aktivitas untuk mencapai kebutuhan
masyarakat.
3. Pendapatan yang meningkat dapat memperbesar kemampuan (daya)
untuk memenuhi kesejahteraan yang lebih baik dan dengan
pendapatan yang meningkat pula motivasi kerja akan semakin
meningkat.
(Sedarmayanti, 2009:60-65).

Berdasarkan dari pengertian-pengertian tersebut, bahwa efektivitas

merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa jauh program atau kegiatan untuk

mencapai hasil dan manfaat yang diharapkan serta dapat meningkatkan kualitas

pelayanan publik. Efektivitas merupakan fungsi dari manejemen, dimana dalam

sebuah efektivitas diperlukan adanya input, proses dan output yang di sertai
18

produktivitas. Tercapainya tujuan itu adalah efektif sebab mempunyai efek atau

pengaruh yang besar terhadap kepentingan bersama.

Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seorang,

kelompok dan atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk

memenuhi kebutuhan. Menurut Moenir dalam bukunya Manajemen Pelayanan

Umum di Indonesia bahwa pelayanan adalah “proses pemenuhan kebutuhan

melalui aktivitas orang lain yang langsung” (Moenir, 2006:17). Pelayanan

menurut Moenir bahwa pelayanan merupakan proses pemenuhan kebutuhan

melalui aktivitas orang lain yang dilakukan secara langsung.

Pelayanan hakekatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan

merupakan proses, maka pelayanan berlangsung secara rutin dan

berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.

Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik

dalam waktu yang diperlukan atau hasilnya.

Pelayanan publik menurut Sinambela dalam bukunya Reformasi

Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi adalah “pelayanan publik

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan

aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan” (Sinambela, 2007:5).

Pemberian pelayanan tersebut merupakan proses yang dilakukan organisasi

pemerintah agar terpenuhinya kebutuhan bersama.


19

Pemerintah memiliki peran dan fungsi melakukan pelayanan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karenannya pelayanan yang diberikan

pemerintah disebut juga pelayanan umum atau pelayanan publik. Seperti yang

diungkapkan oleh Endang Wiryatmi dalam bukunya Manajemen Pelayanan

Umum, bahwa: “pelayanan publik adalah sesuatu yang disediakan baik oleh

organisasi pemerintah atau swasta, karena masyarakat pada umumnya tidak dapat

memenuhi sendiri kebutuhan tersebut kecuali melalui kolektif” (Wiryatmi,

1996:7).

Berdasarkan pengertian di atas, pelayanan publik merupakan suatu

kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh suatu organisasi baik itu pemerintah

maupun oleh swasta dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hal ini

dilakukan karena masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri kecuali

melalui kolektif. Definsi pelayanan publik lainnya di ungkapkan oleh Sadu

Wasistiono dalam buku Kapita Selekta Manajeman Pemerintahan daerah,

sebagai berikut:

“Pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak


swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat
dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan
kepentingan masyarakat” (Wisistiono, 2001:53).

Pelayanan publik adalah pemberian layanan dari organisasi pemerintah

dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam rangka pelaksana

ketentuan perundang-undangan. Publik merupakan sejumlah manusia yang

mempunyai pandangan berpikir yang sama dan harapan yang sama, maksudnya

setiap orang mempunyai pandangan yang sama terhadap sesuatu hal yang bersifat
20

umum. Menurut Inu Kencana Syafi'i, dkk dalam bukunya Ilmu Administrasi

Publik mendefinisikan publik adalah “sejumlah manusia yang memiliki

kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik

berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa memiliki” (Syafi’i, 1999:23).

Berdasarkan pendapat di atas, mengenai pelayanan dan publik, bahwa

pelayanan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

kelompok dalam memberikan kepuasan kepada yang menerima pelayanan.

Sedangkan publik adalah manusia atau masyarakat yang memiliki kebersamaan

dalam pemikiran berdasarkan peraturan–peraturan. Melengkapi uraian tersebut,

ada beberapa pengertian pelayanan umum (publik) dari para ahli yang ahli dalam

kajian tersebut, yaitu:

Pertama, Menurut Dwiyanto, pelayanan publik dapat didefinisikan

“sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat” (Dwiyanto, 2005:141), bahwa pelayanan

umum merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam memenuhi

kewajibannya, akan tetapi tidak disebabkan oleh hal itu saja melainkan

pemerintah memang harus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan

publik yang diberikan kepada masyarakat harus sesuai dengan standar pelayanan,

karena masyarakat berhak mendapatkan pelayanan dari pemerintah secara prima

atau pelayanan yang berkualitas. Kedua, Menurut Moenir, pelayanan publik

adalah:

“kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan


landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu
dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan
haknya” (Moenir, 2006:26).
21

Pelayanan umum (publik) merupakan suatu kegiatan atau tindakan yang

dilakukan oleh individu atau sekelompok orang berdasarkan prosedur tertentu,

maksudnya pelayanan umum yang diberikan dan dilakukan dengan adanya

tahapan-tahapan. Kepmenpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003 publik adalah segala

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan publik merupakan upaya

atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam memenuhi

kebutuhan pihak lain yang memerlukan pelayanan tersebut. Pelayanan yang

diberikan kepada masyakat tentunya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka pelayanan publik dapat

dikatakan sebagai pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh

penyelenggara negara. Moenir berpendapat bahwa pemerintah dalam memberikan

pelayanan terbaik kepada publik, dapat dilakukan dengan cara:

1. Memberikan kemudahan dalam pengurusan hal-hal yang dianggap


penting
2. Memberikan pelayanan secara wajar
3. Memberikan perlakuan yang sama tanpa pilih-kasih
4. Bersikap jujur dan terus terang
(Moenir, 2006:47).

Berbagai perubahan dalam bidang pelayanan publik telah berlangsung di

era reformasi, meskipun belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hak-hak

masyarakat dalam pelayanan perlu diekspos untuk diketahui oleh masyarakat,

demikian pula kewajiban aparatur dalam memberikan pelayanan agar masyarakat


22

dapat meningkatkan kontrol terhadap haknya dan kinerja pemerintah terhadap

pelayanan. Menurut Junianto Ridwan dan Achmad Sodik Sudarajat dalam

bukunya Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik,

mengatakan bahwa pelayanan publik adalah:

“pelayanan yang diberikan oleh pemerintah penyelenggara Negara


terhadap masyarakatnya guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu
sendiri dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat” (Ridwan, 2009:19).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa, pelayanan

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah instansi pemerintah maupun

perusahaan yang berkaitan dengan hal tersebut kepada masyarakat atau pelanggan

yang bertujuan untuk memuaskanya. Konteksnya dalam tataran instansi

pemerintahan, maka pelayanan sudah menjadi tugas utama yang harus diberikan

aparatur guna mensejahterakan masyarakat sebagaimana mestinya.

Proses pelayanan dalam hal ini mengenai SIM NUPTK khususnya bagi

PTK adalah adanya data dan informasi secara benar, akurat, dan mutakhir sebagai

bahan yang dapat digunakan untuk dasar analisis dan sumber data berbagai

program kegiatan dalam upaya peningkatan mutu PTK. Pelayanan SIM NUPTK

merupakan sistem informasi yang digunakan untuk mendapatkan informasi PTK

secara mendetail dan historikal yang di programkan oleh Pemerintah

Kemendiknas sesuai dengan UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Proses penerbitan NUPTK adalah di Bagren Setditjen PMPTK. Tim

NUPTK Bagren akan mengolah data hasil verifikasi dan konsolidasi dari LPMP

untuk kemudian di periksa kembali keunikan data yang dikirim sebelum

diterbitkan NUPTK. NUPTK yang telah diterbitkan oleh Bagren akan di kirim ke
23

LPMP untuk didistribusikan ke Dinas Pendidikan Kab/Kota wilayah masing-

masing.

Teknologi sistem informasi mampu menyediakan ruang informasi

pelayanan publik yang dapat diakses oleh siapapun, dimanapun secara mudah.

Kemajuan teknologi dan informasi pemerintah dapat dilihat dari pelayanan

administrasi yang sudah berbasis pada penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi yaitu dengan menerapkan e-government.

Secara umum istilah yang berawalan “e” biasanya penggunaan teknologi

internet sebagai sarana utama yang menggantikan media. Tugas pemerintah

adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan berbagai

media teknologi, terutama internet untuk memberikan pelyananan terbaik kepada

masyarakat sebagai penggunanya. Berikut ini definisi e-government menurut

Bank Dunia dalam bukunya Indrajit E-government Strategi Pembangunan Dan

Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital sebagai

berikut :

“E-government refers to to the use by government agencies of


information technologies (such as wide area network, the internet and
mobile computing) that have the ability to transform relations with
citizen, businesses, and other arms of government)” (Bank Dunia dalam
Indrajit, 2004: 2).

Berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahawa e-government

mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh lembaga pemerintahan

(seperti area network yang luas, internet dan mobile komputer) yang mempunyai

kemampuan untuk mengubah hubungan dengan penduduk, pebisnis dan cabang

lain dari pemerintah). Munculnya e-government merupakan suatu mekanisme


24

interaksi baru (modern) antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain

yang berkepentingan (stakeholder), dimana melibatkan penggunaan internet

dengan tujuan meningkatkan mutu (kualitas) pelayanan perijinan dan

meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan

pemerintahan dalam rangka penerapan konsep good governance.

Teknologi informasi seperti internet diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pelayanan publik. Berikut ini pengertian internet menurut Azhar Sutanto

dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen yaitu :

“Internet singkatan dari international network. Internet merupakan


jaringan komputer raksasa yang mengintegrasikan ribuan jaringan
komputer dari 200 negara diseluruh dunia dengan 4.000.000 host atau
induk komputer. Internet merupakan jaringan komputer terbesar yang
digunakan saat ini. Jaringan ini bukan saja merupakan jaringan antar
komputer tapi juga merupakan jaringan antar jaringan komputer di
seluruh dunia “ (Susanto, 2007:304 ).

Saat ini penggunaan internet sudah dianggap sebagai suatu hal yang

penting, internet dapat menimbulkan efek yang signifikan yang ditandai dengan

meningkatnya jumlah pengguna internet di seluruh dunia, termasuk di Indonesia

disusul dengan menjamurnya situs-situs website yang menampilkan berbagai

informasi. Dengan bertambah banyaknya situs-situs website menjadikan internet

sebagai wadah penyedia informasi yang bersifat global. Website dapat berfungsi

menjadi media komunikasi yang sangat ideal bagi perorangan maupun

perusahaan.

Berikut ini beberapa pengertian mengenai website yang diambil dari

beberapa situs internet mendefinisikan website sebagai kumpulan dari halaman-

halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain yang tempatnya
25

berada di dalam world wide web (www) di internet [ramadani. (tanpa tahun)

info/../47-pengertian website] [17/02/2011]. Berdasarkan pengertian tersebut

dapat dijelaskan bahwa website berupa kumpulan-kumpulan halaman situs dan

memiliki sebuah domain yang berada di world wide web (www) yang dapat

diakses oleh seluruh masyarakat. Kumpulan halaman situs tersebut dapat berupa

informasi-informasi, berita maupun informasi berupa pengetahuan.

Pengertian website menurut salah satu situs website yang beralamatkan

di [deeyan.blogspot.com/2008/03/pengertian website] menyatakan bahwa :

“Website atau situs diartikan sebagai kumpulan halaman yang


menampilkan data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi,
suara, video, dan gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis
maupun dinamis yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang
terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan
halaman (hyperlink)” [deeyan.blogspot.com/2008/03/pengertian
website] [17/02/2011].

Dilihat dari pengertian diatas, website dapat diartikan sebagai sebuah

lokasi di internet yang memiliki akses ke semua pengguna internet. Website dapat

berfungsi untuk saling tukar menukar dokumen dengan cara, menghubungkan satu

sama lain dalam suatu jaringan yang saling terhubung melalui komunikasi yang

terangkum dalam sebuah domain atau subdomain yang tempatnya berada di dalam

world wide web (web) di internet.

Definisi World Wide Web (web) di internet menurut Azhar Susanto

dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen bahwa :

“World Wide Web (Web) merupakan jantung dari meledaknya


penggunaan internet untuk bisnis. WWW merupakan sistem yang secara
universal dapat menerima standar untuk membaca, memformat, dan
menayangkan informasi berdasarkan arsitektur client atau server”
(Susanto, 2007:310).
26

Website berfungsi untuk memberikan pelayanan, membuat pengumuman

atau pemberitahuan, dan menerima berbagai masukan dari pengunjung website.

Salah satunya adalah website www.pmptk.kemdiknas.go.id yang merupakan wujud

aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dari Lembaga Penjamin Mutu

Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat yang bekerja sama dengan Dinas

Pendidikan Kab/Kota termasuk Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam

memberikan informasi dan pelayanan publik SIM NUPTK kepada PTK dan

berfungsi memberikan berbagai informasi mengenai pelayanan publik SIM

NUPTK kepada PTK sehingga dapat berjalan secara efektif.

Menurut Goldschmidt yang dikutip oleh Richardus Eko Indrajit dalam

bukunya yang berjudul e-Government In Action bahwa elemen- elemen yang

harus dimiliki dalam sebuah website e-government agar tingkat usability-nya

tinggi sebagai berikut :

a. Sistem pengorganisasian content (isi website) haruslah memiliki


arsitektur yang jelas dan terstruktur secara logis;
b. Navigasi web yang diterapkan dalam website haruslah mudah dalam
pengoperasiannya;
c. Content atau isi pesan yang ada harus mudah dibaca dan enak dimata
dalam arti kata tidak berbelit-belit, bergaya bahasa yang menarik,
kombinasi warna yang tidak menusuk mata, pemakaian font yang
sesuai, gambar dan animasi yang secukupnya;
d. Up to date yaitu selalu diperbaharui sehingga selalu relevan dengan
kebutuhan;
e. Waktu untuk menampilkan satu halaman penuh website haruslah
cepat (disarankan tidak lebih dari 10 detik), sehingga perlu
dipertimbangkan ukuran memori total dari sebuah desain website;
f. Tampilan website haruslah menarik, memiliki desain grafis yang
sesuai dengan karakteristik audience-nya;
g. Keadilan yaitu cakupan atau jangkauan kegiatan dan pelayanan yang
diberikan oleh website harus dapat dinikmati oleh semua lapisan
masyarakat, tidak boleh adanya unsur diskriminasi;
h. Privacy harus diperhatikan dalam arti kata pengguna website merasa
yakin bahwa tidak adanya hal-hal yang akan merugikan dirinya
27

terkait dengan isu keamanan berinteraksi secara digital ketika


mengakses website pemerintah.
(dalam Indrajit, 2005:56-57)

Sistem pengorganisasian content (isi website) dari website haruslah

memiliki arsitektur yang jelas dan terstruktur secara logis. Struktur navigasi yang

mudah, isi informasi pelayanan publik SIM NUPTK yang tidak berbelit-belit dan

informasi yang disajikan up to date dan tampilan website yang menarik sehingga

pengunjung berniat untuk mengakses kembali website tersebut. Pembuat website

dalam hal ini harus memperhatikan teknologi yang dimiliki oleh masyarakat

sangat beragam, dari yang sederhana sampai ke yang paling canggih sehingga

mereka tidak mendapat kesulitan untuk mengakses sebuah website.

Sistem adalah seperangkat komponen yang terdiri dari dua atau lebih, yang

saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain, untuk mencapai

tujuan bersama. Menurut Nugroho dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen

Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya mengatakan bahwa sistem dapat

dibedakan menjadi dua bagian diantaranya:

“sistem dapat dibedakan sebagai sistem terbuka dan sistem tertutup.


Sistem dikatakan terbuka jika terjadi arus sumber daya antara sistem dan
lingkungan. Jika tidak ada interaksi dengan lingkungannya, sistem tersebut
dikatakan dengan sistem tertutup” (Nugroho, 2008:17).

Berdasarkan definisi teoritik di atas, dapat diartikan bahwa sebuah sistem

adalah sekumpulan komponen yang saling berkaitan satu sama lain untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Artinya suatu sistem kemudian diperluas ruang

dan lingkupnya menjadi sistem terbuka dan sistem tertup yang fungsinya untuk
28

lebih memperjelas penanganan dari berbagai karakteristik masalah yang ada dan

kompleks.

Informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah

manajemen. Informasi dapat mengalir lancar dengan syarat utamanya adalah

seorang manajer harus mendapatkan informasi dalam suatu kerangka sistem, oleh

karena itu agar dapat mencapai suatu tujuan yang ditetapkan, masing-masing

tingkat manajemen harus dapat mengatasi masalah yang dihadapi sesuai dengan

karakteristiknya. Informasi tersebut akan berguna untuk mengurangi ketidak-

pastian yang dihadapi oleh manajemen. Karakteristik masalah yang sedang

dihadapi masing-masing tingkat manajemen berbeda-beda, masing-masing

manajemen membutuhkan tingkat informasi yang sifatnya juga berbeda

disesuaikan dengan kebutuhannya. Menurut Kristanto dalam bukanya

Perencanaan Sistem Informasi dan Aplikasinya, mengatakan bahwa:

“Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh


manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat
penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga
terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi setiap
perusahaan” (Kristanto, 2008:7).

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa informasi merupakan kumpulan

data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang

menerima. Sistem tanpa suatu informasi tidak akan berjalan dengan lancar dan

akhirnya bisa mati. Kurang mendapat informasi dalam waktu tertentu, perusahaan

atau instansi pemerintahan akan mengalami ketidak mampuan dalam mengontrol

sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan srtategis sangat

terganggu.
29

Kemampuan manusia pada dasarnya terbatas (fisik, pengetahuan, waktu

dan perhatian), sedang kebutuhannya tidak terbatas. Terbatasnya dalam

melakukan pekerjaan mendorong manusia untuk membagi pekerjaan, tugas dan

tanggung jawab. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan adanya

pembagian pekerjaan, tugas dan tanggung jawab ini, maka terbentuklah kerja

sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi.

Manajemen selalu terdapat dan sangat penting dalam mengatur suatu

kegiatan rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan dan

lain sebagainya termasuk di dalamnya mencakup tentang organisasi. Pentingnya

peranan manajemen dalam kehidupan sehari-hari, baik manusia sebagai mahluk

individu, kelompok kepentingan sampai pada pemberi pelayanan yaitu

pemerintah. Menurut Malayu S.P. Hasibuan, mangemukakan dalam bukunya

Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, bahwa manajemen adalah “ ilmu

dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”

(Hasibuan, 2009:2).

Berdasarkan penjelasan teoritik di atas, dapat diartikan bahwa manajemen

merupakan serangkaian proses yang mana di dalamnya terjadi kegiatan-kegiatan

pemanfaatan, baik dari sumber daya manusianya maupun kegiatan pemanfaatan

sumber daya lainnya, dengan tujuan untuk mencapai hasil tertentu yang di

inginkan. Keterkaitan manajemen dengan organisasi sangat erat, oleh karena itu

apabila fungsi manajemen diterapkan dalam suatu organisasi dan atau dalam
30

kehidupan sehari-hari, maka pembeinaan, kemakmuran menjadi hal yang mudah

untuk ditingkatkan.

Hasil dari uraian yang telah dikemukakan apa arti sistem, informasi dan

manajemen di atas, maka secara keseluruhan maksud dari sistem informasi

manajemen merupakan keseluruhan jaringan informasi yang ditujukan kepada

pembuatan keterangan-keterangan bagi para manajer dan para pengguna lainnya

yang berfungsi untuk pengambilan keputusan atau kebutuhan lain dalam cakupan

organisasi ataupun perorangan. Lain halnya definisi SIM menurut Nugroho dalam

bukunya Sistem Informasi Manajemen Teori, Apliklsai dan Pengembangannya,

mengatakan bahwa SIM adalah sebuah sistem informasi yang berfungsi

mengelola informasi bagi manajemen organisasi (Nugraho, 2008:16).

Kristalisasi dari penjelasan teoritik tentang SIM di atas, adalah suatu

komponen yang saling berhubungan satu sama lain untuk membantu kinerja

organisasi, guna mendapatkan suatu informasi yang menjadi pendukung

kelangsungan dan perkembangan organisasi manajemen dalam mencapai tujuan

tertentu. SIM juga merupakan salah satu pendukung pelayanan yang berkualitas

dalam suatu organisasi dan atau instansi yang terkait, karena dengan adanya SIM

tersebut segala bentuk pelayanan tertentu yang berhubungan dengan SIM tersebut

dapat dijangkau dengan waktu yang singkat (efisien). Namun, hal demikian harus

pula didukung dengan kualitas SDM yan ada dalam pengoperasiannya.

NUPTK adalah Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang

terdiri dari 16 digit numerik dan bersifat unik kepada PTK yang memiliki

informasi yang baik dan lengkap, berfungsi sebagai nomor identitas PTK yang
31

berlaku secara nasional dan menjadi syarat dalam mengikuti berbagai program

peningkatan mutu dan kesejahteraan PTK yang di programkan oleh Pemerintah.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) menurut Undang-Undang RI No.20

Tahun 2003 tentang pendidik dan tenaga kependidikan bahwa:

“Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri


dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan” (Hermawan, 2010:230).

Efektivitas pelayanan SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung

sangat strategis dalam mendukung tugas dan fungsinya serta mampu

mengimplementasikan proses pelayanan terhadap PTK yang telah ditetapkan,

dengan demikian prosedur otomatisasi menuntut profesionalisme yang

menghadapi tantangan seperti: penyediaan sumber daya manusia, jaminan

perangkat keras atau lunak, pasokan bahan dan kelangsungan sistem perawatan.

Hasil dari apa yang telah dicermati mengenai tantangan dalam pelayanan

publik SIM NUPTK, maka ada beberapa hal yang mesti diperlukan, yaitu

mengenai penyediaan sumber daya manusia, jaminan perangkat keras atau lunak,

jaminan pasokan material (comsumable material), dan pemeliharaan sistem,

karena keempat komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan dan mesti terpenuhi supaya dalam pelayanan SIM NUPTK dapat

digunakan seefektif dan seefisien mungkin. Sumber daya manusia merupakan

pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada serta merupakan modal

utama yang dijadikan fokus perhatian.


32

Efektivitas ditentukan oleh unsur-unsur dari input, proses, dan output,

serta produktivitas Dinas Pendidikan Kota Bandung terhadap pendidik dan tenaga

kependidikan, maka implementasi dalam proses pendataan PTK akan sesuai

dengan apa yang direncanakan dan efektif maka tercapailah efektivitas pelayanan

publik SIM NUPTK di Kota Bandung guna meningkatkan mutu PTK dengan

memberikan otorisasi pada suatu program, kebijakan, manfaat atau suatu bentuk

hasil (output) yang jelas (tangiable). Pelayanan publik NUPTK yang diberikan

kepada PTK melalui SIM NUPTK harus sesuai dengan kemampuan yang

memberikan pelayanan publik NUPTK kepada penerima pelayanan yaitu PTK

pengguna jasa SIM NUPTK. Pelayanan publik NUPTK yang diberikan kepada

PTK harus sesuai dengan harapan yang dinginkan oleh PTK. Pelayanan publik

NUPTK juga diberikan pada semua lapisan pendidik dan tenaga kependidikan

tanpa membeda-bedakan status, sehingga dapat tercipta pelayanan yang adil dan

dapat dirasakan oleh penerima pelayanan.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka definisi operasional dalam

penelitian ini, sebagai berikut:

1. Pelayanan publik adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan aparatur Dinas

Pendidikan Kota Bandung kepada PTK yang sifatnya tidak kasat mata.

2. SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung merupakan sistem

informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil

kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data PTK, yang

dijadikan suatu alat untuk mendapatkan informasi PTK secara mendetail dan

historikal, artinya adanya suatu ketepatan dan akurat dalam pengambilan


33

keputusan untuk mengeluarkan nomor unik pendidik dan tenaga

kependidikan sebagai nomor identitas PTK yang berlaku secara nasional.

3. Efektivitas adalah pengaruh dan mempunyai daya guna serta membawa hasil

atau ukuran dari suatu keluaran (measure of output), karena efektivitas

merupakan penilaian hasil pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya terhadap data PTK khususnya Kota Bandung

memiliki beberapa indikator yang meliputi:

1) Input adalah bagian awal dari sesuatu yang akan dilaksanakan

berdasarkan rencana atau ketentuan yang telah ditetapkan dan

berpengaruh pada hasil akhir. Input dalam pelayanan publik melalui SIM

NUPTK berupa :

a. Peralatan dan sarana prasarana adalah suatu perlengkapan yang

dapat mempermudah dan memperlancar dalam pekerjaan untuk

mencapai tujuan yang dibutuhkan Dinas Pendidikan Kota Bandung

dalam memberikan pelayanan publik SIM NUPTK seperti ruang

server dan peralatan komputer yang memadai.

b. Material bahan baku adalah bahan berupa data-data yang nantinya

akan diolah menjadi informasi yang diperlukan oleh Dinas

Pendidikan Kota Bandung dalam memberikan pelayanan publik SIM

NUPTK.

c. Modal adalah suatu yang dapat berupa uang atau dalam bentuk

barang, dan modal salah satu fakor penting dalam pembangunan

jaringan komunikasi sistem informasi dimana tanpa modal sebuah


34

program tidak akan terlaksana dengan baik, seperti jaringan internet

pada website SIM NUPTK yang memerlukan modal yang banyak

dalam melengkapi jaringan komputer untuk pelayanan publik SIM

NUPTK.

d. Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir

dan daya fisik yang dimiliki individu, sedangkan prestasi kerjanya

dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber

daya manusia sebagai unsur penting dalam suatu proses pengolahan

data, karena manusia sebagai penggerak dan pelaksana dalam

memberikan pelayanan publik yang dilakukan oleh aparatur Dinas

Pendidikan pada bagian SIM NUPTK.

2) Proses adalah komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah

masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para

pemakainya. Proses ini dapat dilakukan oleh mesin, orang ataupun

komputer. Proses produksi pada pelayanan publik SIM NUPTK dapat

dilihat dari:

a. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,

gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling

memengaruhi di antara keduanya, dan proses yang memfokuskan

pada interaksi antara organisasi dan lingkungannya, dimana antara

dinas pendidikan sebagai komunikator dan PTK sebagai komunikan,

dan dengan komunikasi itu menghubungkan antara pemerintah Dinas


35

Pendidikan Kota Bandung dengan PTK sebagai pengguna Pelayanan

publik SIM NUPTK.

b. Pengambilan keputusan adalah tindakan dalam pemilihan alternatif

untuk mencapai sasaran, pemilihan sasaran yang tepat dan

mengidentifikasikan cara untuk mencapainya dengan proses

penentuan keputusan yang terbaik. Pengambilan keputusan

tergantung pada pemilihan sasaran yang tepat dan

mengidentifikasikan cara untuk mencapainya, dengan memberikan

pelayanan yang tepat dan terbuka melalui SIM NUPTK.

c. Sosialisasi adalah suatu proses di mana kita belajar melalui interaksi

dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak,

kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam

menghasilkan partisipasi sosial yang efektif, dimana aparatur dapat

mempelajari nilai-nilai yang diminta sehingga memungkinkan

mereka memberikan kontribusi efektif bagi organisasi. Dinas

Pendidkan Kota Bandung dalam hal ini harus memberikan sosialisasi

kepada PTK mengenai SIM NUPTK sehingga informasi yang

disajikan di dalam sistem tersebut berjalan dengan efektif dan

efisien.

d. Pengembangan aparatur adalah proses pendidikan jangka panjang

yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir sehingga

aparatur mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk

tujuan yang umum. Tujuan dari pelatihan dan pengembangan


36

dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja aparatur dalam suatu

organisasi dan dalam memberikan pelayanan publik melalui SIM

NUPTK dengan tujuan agar meningkatkan mutu pelayanan publik

kepada PTK.

3) Hasil (output) merupakan bentuk dari input kemudian diolah menjadi

data sehingga memiliki berbagai macam bentuk output-nya. Hasil berupa

mutu atau kualitas dalam bentuk fisik dari pelayanan publik melalui

sistem informasi NUPTK. Hasil yang dimaksud dapat dilihat dari

perbandingan antara masukan (input) dan keluaran (output), hasil

informasi pelayanan publik melalui sistem informasi NUPTK dapat

dilihat dari:

a. Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud

barang. Produk yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kota

Bandung adalah penerbitan nomor unik pendidik dan tenaga

kependidikan sebagai nomor identitas PTK yang bertujuan untuk

menunjang program-program pendidikan selanjutnya.

b. Jasa merupakan bentuk pelayanan yang diberikan oleh instansi atau

lembaga terkait yang seluruh kegiatannya meliputi aktivitas ekonomi

yang hasilnya bukan merupakan produk fisik seperti bentuk

pelayanan publik NUPTK yang diberikan oleh Dinas Pendidikan

Kota Bandung melalui sistem informasi dalam memperoleh

informasi PTK.
37

4) Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output)

dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input) di Dinas

Pendidikan Kota Bandung. Produktivitas dari pelayanan publik melalui

SIM NUPTK dapat dilihat dari:

a. Pendidikan adalah upaya untuk pengembangan sumber daya

manusia, terutama untuk pengembangan aspek kemampuan

intelektual dan kepribadian manusia. Pendidikan tidak saja

menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan

keterampilan bekerja dengan demikian meningkatkan produktivitas

kerja, yang ada di Dinas Pendidikan Kota Bandung yang sangat

menentukan dalam keberhasilan pembangunan di masa yang akan

datang.

b. Motivasi merupakan pendorong aktivitas untuk mencapai kebutuhan

masyarakat yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan informasi

pelayanan publik melalui SIM NUPTK yang memberi kepuasan

kepada PTK untuk menurunkan ketidakseimbangan.

c. Pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang yang meningkat

dan dapat memperbesar kemampuan, adapun pendapatan SIM

NUPTK yaitu data PTK yang lebih valid untuk Pemerintah

khususnya untuk Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Berikut ini merupakan bagan yang telah dimodifikasi oleh peneliti untuk

memperjelas sebagai bahan tambahan dari penjelasan teoritik pada kerangka

pemikiran yang telah diuraikan di atas:


38

Gambar 1.1
Model Kerangka Pemikiran Penelitian

Permendiknas Nomor 8 Tahun


2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Ditjen PMPTK
pasal 8

EFEKTIVITAS

Input meliputi : Proses Output Produktivitas


1. Peralatan dan Meliputi : Meliputi : Meliputi :
sarana 1. Komunikasi: 1. Produk: 1. Pendidikan
prasarana: - organisasi - Penerbit - formal
- Ruang - lingkungan an 2. Motivasi
server 2. Pengambilan nomor - Kebutuhan
- komputer keputusan: 2. Jasa: informasi
2. Material - Sasaran - pelayan 3. Pendapatan
bahan baku - cara an - Data yang
- Pendataan 3. Sosialisasi valid
3. Modal 4. Pengembang
- Uang an:
4. Sumber daya - Kualitas
manusia dan
- pelaksana kuantitas

Pelayanan publik sistem


informasi NUPTK di Dinas
Pendidikan Kota Bandung yang
lebih efektif untuk PTK
Keterangan:
- NUPTK = Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan
- PTK = Pendidik dan Tenaga Kependidikan
- PMPTK = Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
39

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode

deskriptif adalah memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan

data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak di

maksudkan untuk pengujian hipotesis (Saefuddin, 2007:126). Metode penelitian

deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau

suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih. Peneliti menggunakan metode deskriptif, karena

penelitian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang efektivitas

pelayanan SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Berdasarkan metode

tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu:

“Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang berupa deskripsi dari


gejala-gejala yang diamati, tidak berbentuk angka-angka atau koefisien
antar variabel. Data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak
hipotesis, cenderung digunakan untuk gejala yang berhubungan dengan
perilaku sosial atau manusia dengan berbagai argumentasi” (Subana,
2001:17).

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti

mendeskripsikan hasil penelitian di lapangan dengan fakta-fakta yang ada, yang

berhubungan dengan SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran

mengenai efektivitas pelayanan SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung.


40

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian, yaitu:

1. Studi Pustaka (Library Research) merupakan penelitian yang dilakukan

dengan cara menelaah dan membandingkan sumber kepustakaan untuk

memperoleh data yang bersifat teoritis. Disamping itu dengan menggunakan

studi pustaka peneliti dapat memperoleh informasi tentang teknik-teknik

penelitian yang diharapkan, sehingga pekerjaan peneliti tidak merupakan

duplikasi.

2. Studi Lapangan (Field Research) merupakan peninjauan yang dilakukan

langsung pada Dinas Pendidikan Kota Bandung yang menjadi objek

penelitian dengan tujuan yakni, mencari bahan-bahan sebenarnya, bahan-

bahan yang lebih banyak, lebih tepat, lebih up to date, disamping itu peneliti

juga melakukan suatu penelitian dengan cara sebagai berikut:

a) Observasi (Observation) Non Partisipan adalah pengumpulan data

dengan cara peneliti tidak terlibat langsung dengan kegiatan-kegiatan

yang dilakukan di Dinas Pendidikan Kota Bandung, sehinggga peneliti

hanya mengamati dan mendapatkan data dan informasi secara langsung

mengenai keadaan instansi atau lembaga dengan segala aspek kegiatan

yang berhubungan dengan penelitian. Observasi dilakukan peneliti

terhadap efektivitas Pelayanan SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota

Bandung.
41

b) Wawancara (Interview) adalah pengumpulan data dengan cara

berkomunikasi secara langsung dengan pimpinan instansi dan bagian-

bagian yang menangani masalah yang diteliti. Peneliti melakukan

wawancara dengan nara sumbernya, yaitu pihak-pihak yang terlibat

pada efektivitas pelayanan SIM NUPTK DI Dinas Pendidikan Kota

Bandung.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, bahwa secara umum pengumpulan data

berarti penerimaan data yang dilakukan dengan cara Studi Pustaka (Library

Research), Studi Lapangan (Field Research), Observasi (Observation) dan

Wawancara (Interview). Pengumpulan data didasarkan pada suatu metode atau

prosedur artinya, supaya data yang diinginkan dapat terkumpul secara lengkap dan

baik dari studi perpustakaan maupun lapangan.

1.6.2 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang sesuai dengan penelitian ini adalah analisa

deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Muhammad Idrus dalam

bukunya yang berjudul Metode Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dapat diartikan

sebagai berikut:

“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat alamiah, artinya tidak


berusaha untuk memanipulasi situs (setting) penelitian, ataupun
melakukan intervensi terhadap aktivitas subjek penelitian dengan
memberikan treatment (perlakuan) tertentu. Melainkan berusaha untuk
memahami fenomena yang dirasakan subjek sebagaimana adanya”
(verstehen) (Idrus, 2007:34).
42

Penelitian kualitatif ini merupakan penyelidikan dalam mendekati suatu

suasana tanpa menggunakan hipotesis-hipotesis yang telah ditentukan

sebelumnya, karena muncul dari pengalaman kerja lapangan dan berakar dalam

data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan laporan ini ada tiga

teknik, dikutip dari Miles dan Huberman dengan bukunya Analisis Data

Kualitatif, ketiga teknik tersebut sebagai berikut:

1. Data Reduction (reduksi data), yaitu bagian dari proses pemilihan,


pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan
transpormasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis
dilapangan. Dengan begitu proses reduksi data dimaksudkan untuk
lebih menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian
data yang tidak diperlukan serta mengorganisasi data sehingga
memudahkan untuk dilakukan penarikan kesimpulan yang kemudian
akan dilanjutkan dengan proses verifikasi.
2. Data Display (penyajian data), yaitu sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian
data ini peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi
dan apa yang harus dilakukan.
3. Conclusion Verification (penarikan kesimpulan), yaitu suatu
kesimpulan yang diverifikasi dengan cara melihat dan
mempertanyakan kembali, dengan meninjau kembali secara sepintas
pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih
cepat, serta seorang peneliti yang berkompeten akan menangani
kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar, tetap terbuka dan skpetis,
tetapi kesimpulan sudah disediakan, mula-mula belum jelas, namun
kemudian meningkat menjadi lebih rindi dan mengakar dengan kokoh.
(Miles, 1992:94).

Proses dari analisa data berdasarkan sistuasi di lapangan adalah pertama,

peneliti mereduksi data yaitu memperjelas data yang telah diperoleh peneliti di

lapangan, sehingga dapat memperjelas fokus masalah. Kedua, peneliti menyusun

data-data yang telah diperoleh dari lapangan, sehingga dalam penyajiannya akan

mudah dipahami. Langkah selanjutnya adalah finising atau penarikan kesimpulan


43

dari data yang diperoleh dari lapangan, sehingga dapat mengetahui hasil yang

diteliti tentang efektivitas pelayanan publik melalui SIMNUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung. Oleh kerena itu, penelitian kualitatif dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

1.6.3 Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive (pengambilan informan berdasarkan tujuan). Teknik penentuan

informan ini adalah siapa yang diambil sebagai anggota informan diserahkan pada

pertimbangan pengumpul data yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

Menurut Sanapiah Faisal, teknik pengambilan sampel purposive adalah:

“teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas kriteria atau


pertimbangan tertentu; jadi tidak melalui proses pemilihan sebagaimana
yang dilakukan dalam teknik random. Sampel ditetapkan secara sengaja
oleh peneliti (Faisal, 1999:67)”.

Penentuan informan dalam penelitian ini berdasarkan objek yang diteliti

dan berdasarkan keterkaitan informan tersebut dengan penelitian. Informan dalam

penelitian ini terdiri dari informan yang berkaitan pelayanan publik melalui SIM

NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Penentuan informan yang pertama adalah aparatur pemerintahan Dinas

Pendidikan Kota Bandung diantaranya:

1. Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pendidikan Kota Bandung.

2. Seksi Pelayanan SIM NUPTK Dinas Pendidikan Kota Bandung.

3. Petugas Entry Data Pelayanan SIM NUPTK Dinas Pendidikan Kota

Bandung.
44

4. Bagian Perlengkapan Dinas Pendidikan Kota Bandung.

5. Bagian Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung

Informan pertama ini dipilih karena orang yang bersangkutan mengetahui

keseluruhan masalah efektivitas pelayanan SIM NUPTK dan mempunyai kriteria

sebagai berikut:

1. Aparatur yang bertanggung jawab di bagian SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung.

2. Aparatur yang berpengalaman dan sudah lebih dari 5 tahun memegang bagian

SIM NUPTK selama SIM NUPTK berjalan di Dinas Pendidikan Kota

Bandung.

Penentuan informan untuk nara sumber yang kedua adalah PTK yang

memohon NUPTK di Kota Bandungn serta sekolah. Peneliti melakukan

wawancara dengan menjadikan PTK sebagai narasumber, karena PTK yang

langsung merasakan hasil dari pelayanan publik melalui SIM NUPTK yang

diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung, dan adapun kriterianya sebagai

berikut:

1. PTK yang sedang menggunakan jasa pelayanan SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung.

2. PTK yang sudah menggunakan jasa pelayanan SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung.


45

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dinas Pendidikan di Kota Bandung yang

berlokasi Jl. Jend. Ahmad Yani No. 239 telp.022-7231320 fax.022-7106568

Bandung 40121. Adapun jadwal kegiatan penelitian yang telah dilakukan selama

9 bulan yaitu dari bulan Desember 2010 sampai dengan bulan Agustus 2011 dan

dapat dilihat dalam table:

Tabel 1.1
Jadwal Penelitian

2010 2011
No Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Tahap
1.
Persiapan
a. Observasi
lokasi
Penelitian.
b. Pengajuan
Judul
c. Penyusunan
Usulan
Penelitian.
d. Seminar
Usulan
Penelitian
Tahap
2.
Pelaksanaan
a. Pelaksanaan
Penelitian
b. Wawancara
c. Observasi
d. Studi
Kepustakaan
3. Tahap Akhir
a. Penyusunan
Skripsi
b. Sidang
Skripsi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efektivitas

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas mengacu pada dua kepentingan yaitu baik secara teoritis

maupun secara praktis, artinya adanya ketelitian yang bersifat komprehensif dan

mendalam dari efisiensi serta kebaikan-kebaikan untuk memperoleh masukan

tentang produktifitas. Efektivitas merupakan keadaan yang berpengaruh terhadap

suatu hal yang berkesan, kemanjuran, keberhasilan usaha, tindakan ataupun hal

yang berlakunya.

Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan

Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan

Produktivitas Kerja mengenai pengertian efektivitas yaitu:

“Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran


seberapa jauh target dapat dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih
berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan
kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan
efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu
efisiensi meningkat” (Sedarmayanti, 2009: 59).

Berdasarkan pengertian diatas, bahwa sesuatu dapat berjalan sesuai

dengan apa yang diharapkan dengan tepat dan berhasil, maka sesuatu itu sudah

berjalan dengan efektif dan efisien, artinya informasi harus sesuai dengan

kebutuhan masyarakat. Tujuan pemerintahan dapat tercapai apabila setiap badan

dan instansi pemerintahan perlu melakukan aktivitasnya secara lebih efektif dan

efisien agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dinas Pendidikan Kota

46
47

Bandung perlu melakukan aktivitas dalam memberikan informasi pelayanan

publik SIM NUPTK lebih efektif dan efisien agar tujuan yang telah ditetapkan

dapat tercapai yaitu dapat meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan publik

dalam memberikan informasi pelayanan SIM NUPTK kepada PTK.

Pengertian efektivitas menurut Supriyono dalam bukunya yang berjudul

Sistem Pengendalian Manajemen mengatakan bahwa :

”Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung


jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin besar kontribusi
daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran
tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut ” (Supriyono,
2000: 29).

Dilihat dari pengertian diatas, bahwa efektivitas merupakan suatu

tindakan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat

yang dikehendaki dan menekankan pada hasil atau efeknya dalam pencapaian

tujuan. Efektivitas dapat diartikan sebagai pengukuran dalam arti tercapainya

sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah

pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah

direncanakan. Efektivitas juga dapat diartikan sebagai tindakan dan kegiatan

dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah, serta sangat

penting peranannya di dalam setiap badan pemerintahan dan berguna untuk

melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh suatu badan atau intansi

pemerintahan itu sendiri.

Menurut Yamit dalam bukunya Manajemen Produksi dan Operasi,

efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh

tujuan tercapai, baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya pada keluaran
48

yang dihasilkan” (Yamit, 2003:14). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat

dijelaskan bahwa efektivitas seringkali berarti kuantitas atau kualitas (keluaran)

dari barang dan jasa. Efektivitas adalah ciri yang baik dalam suatu organisasi,

dapat dilihat dari tingkat keberhasilan organisasi yang relatif seperti tercapainya

suatu tujuan organisasi. Kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang

dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan.

Pengertian efektivitas informasi menurut Mc Leod yang dikutip oleh

Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen

mengatakan bahwa :

“Efektivitas artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan pemakai


dalam mendukung suatu proses bisnis, termasuk di dalamnya informasi
tersebut harus disajikan dalam waktu yang tepat, format yang tepat
sehingga dapat dipahami, konsisten dengan format sebelumnya, isinya
sesuai dengan kebutuhan saat ini dan lengkap atau sesuai dengan
kebutuhan dan ketentuan” (Mc Leod dalam Susanto, 2007:41).

Dilihat dari penjelasan diatas, bahwa informsi yang harus diberikan oleh

pemerintah itu adalah informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.

Artinya, informasi pelayanan publik SIM NUPTK yang dilakukan oleh Dinas

Pendidikan Kota Bandung melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id perlu

diinformasikan kepada PTK. Pelayanan publik SIM NUPTK dilakukan agar PTK

mengetahui segala informasi mengenai NUPTK baik pengumuman,

perkembangan, manfaat dan fungsi SIM NUPTK.

Pelayanan publik NUPTK yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota

Bandung melalui SIM NUPTK merupakan bentuk dari pelayanan yang diberikan

oleh pemerintah kepada PTK dalam hal kebutuhan akan informasi data. Informasi

Pelayanan publik SIM NUPTK adalah suatu aktivitas atau kegiatan pelayanan
49

yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap

terbitnya NUPTK.

2.1.2 Ukuran Efektivitas

Efektivitas juga merupakan pengukuran dalam arti tercapainya sasaran

atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran

dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Berikut ini adalah keterkaitan antara efisiensi, efektivitas, kualitas dan

produktivitas yang secara skematis dapat digambarkan pada gambar 2.1 yaitu :

Gambar 2.1
Keterkaitan Efisiensi, Efektivitas, Kualitas dan Produktivitas

Sumber: Sedarmayanti, 2009:60

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa keterkaitan efisiensi,

efektivitas, kualitas dan produksi bahwa efisiensi dapat dikatakan sebagai ukuran

dalam membandingkan penggunaan masukan (input). Efektivitas ini merupakan

gambaran seberapa jauh target dapat tercapai yang dapat dilihat dari kualitas yang

memadai. Kualitas ini berpengaruh pada hasil yang akan dicapai. Produktivitas

individu merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran (pencapaian hasil


50

kerja yang maksimal) dengan efisiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang

mencakup kuantitas, kualitas dalam satuan waktu tertentu. Jadi ukuran efektivitas

untuk suatu organisasi atau lembaga dapat dilihat dari beberapa kriteria berikut

ini:

1. Input
2. Proses produksi
3. Hasil (output)
4. Produktivitas
(Sedarmayanti, 2009:60).

Input di atas dapat dijelaskan bahwa input sebagai dasar dari sesuatu yang

akan diwujudkan atau dilaksanakan berdasarkan apa yang direncanakan yang

berpengaruh pada hasil dan merupakan bagian awal dari sesuatu yang akan

dilaksanakan berdasarkan rencana atau ketentuan yang telah ditetapkan dan

berpengaruh pada hasil akhir. Menurut Susanto dalam bukunya Sistem Informasi

Manajemen bahwa Input adalah segala sesuatu yang masuk kedalam sistem

(Susanto, 2007: 23).

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa input merupakan segala sesuatu

pada bagian awal yang masuk dalam sistem. Input yang ada dapat dilihat dari

peralatan dinilai sangat penting karena untuk memenuhi kebutuhan instansi

terutama dalam memberikan pelayanan publik SIM NUPTK dengan database

diperlukan peralatan yang mendukung seperti tower, dan seperangkat peralatan

komputer dan sumber daya manusia sebagai penggerak dan pelaksana dalam

memberikan pelayanan publik SIM NUPTK,dan fasilitas fisik (sarana prasarana)

yang dibutuhkan oleh instansi terkait seperti ruang server, material (bahan baku)

berupa data-data yang diperlukan yang nantinya akan diolah menjadi sebuah
51

informasi. Modal adalah faktor yang penting sebab tanpa modal sebuah program

tidak akan terlaksana dengan baik. Sumber daya manusia yang merupakan

penggerak menjadi faktor terpenting karena tanpa sumber daya manusia maka

tidak ada penggerak dalam sebuah program dan program tersebut tidak akan

terlaksana.

Efektivitas dapat diwujudkan apabila memperlihatkan proses produksi

yang mempunyai mutu atau kualitas karena dapat berpengaruh pada hasil yang

akan dicapai secara keseluruhan. Proses produksi menggambarkan bagaimana

proses pengembangan suatu hal yang dapat berpengaruh terhadap hasil. Proses

merupakan unsur yang memiliki peran penting dalam mengolah input, agar

menghasilkan output yang bermanfaat bagi masyarakat. Proses ini dapat

dilakukan oleh mesin, orang ataupun komputer. Menurut pendapat Edhy Sutanta

dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen berpendapat bahwa

proses adalah komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan

agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para pemakainya (Sutanta,

2003:5).

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa proses merupakan peran utama

dalam suatu sistem, karena dengan proses pengolahan masukan dapat

menghasilkan keluaran. Proses produksi dapat dilihat dari adanya komunikasi

sebagai suatu proses yang memfokuskan pada interaksi antara pemerintah dan

masyarakat, lebih jelasnya antara Dinas Pendidikan Kota Bandung dengan PTK.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu proses produksi dalam memberikan

informasi mengenai pelayanan publik melalui SIM NUPTK. Pengambilan


52

keputusan merupakan pemilihan sasaran yang tepat dan mengidentifikasikan cara

untuk mencapainya. Proses sosialisasi dalam memberikan informasi mengenai

pelayanan publik melalui SIM NUPTK dianggap penting, karena untuk

mendapatkan sebuah informasi pelayanan publik diperlukan sosialisasi. Fungsi

sosialisasi disini agar PTK tidak bingung dalam prosedur dan dalam mendapatkan

informasi yang tidak akurat dan pelayanan publik SIM NUPTK tersebut dapat

berjalan dengan efektif. Pengembangan pegawai dimaksudkan untuk

meningkatkan kinerja pegawai dalam memberikan informasi dan pelayanan

publik melalui SIM NUPTK.

Hasil dari sebuah input dan proses itu adalah Output yang menurut

pendapat Edhy Sutanta dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Manajemen bahwa hasil (output) adalah unsur-unsur yang memiliki berbagai

macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan (Sutanta,

2003:5). Hasil (output) merupakan bentuk dari input kemudian diolah menjadi

data sehingga memiliki berbagai macam bentuk output-nya. Hasil berupa

kuantitas atau bentuk fisik dari kerja kelompok atau organisasi. Hasil yang

dimaksud dapat dilihat dari perbandingan antara masukan (input) dan keluaran

(output), hasil dapat dilihat dari produk yang dihasilkan dan jasa yang dihasilkan

berupa pelayanan prima yang diberikan oleh instansi terkait.

Produktivitas adalah suatu ukuran atas penggunaan sumber daya dalam

suatu organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran yang

dicapai dengan sumber daya yang digunakan (dalam Sedarmayanti, 2009: 58).

Produktivitas dapat dilihat dari pendidikan dianggap penting karena untuk


53

membentuk dan mengembangkan sumber daya manusia dalam hal ini diperlukan

suatu motivasi sebagai pendorong aktivitas untuk mencapai kebutuhan masyarakat

dan dibutuhkan teknologi dan sarana produksi yang tepat dan maju sehingga dapat

meningkatkan produktivitas dalam memberikan informasi dan pelayanan publik

melalui SIM NUPTK.

Berdasarkan dari pengertian-pengertian tersebut, bahwa efektivitas

merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa jauh program atau kegiatan untuk

mencapai hasil dan manfaat yang diharapkan serta dapat meningkatkan kualitas

pelayanan publik. Efektivitas merupakan fungsi dari manejemen, dimana dalam

sebuah efektivitas diperlukan adanya input, proses dan output yang di sertai

produktivitas. Tercapainya tujuan itu adalah efektif sebab mempunyai efek atau

pengaruh yang besar terhadap kepentingan bersama.

Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L.

Ballachey dalam bukunya Individual and Society yang dikutip Sudarwan Danim

dalam bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok menyebutkan

ukuran efektivitas, sebagai berikut:

1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa


kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil
dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input)
dengan keluaran (output).
2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini
dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat
kualitatif (berdasarkan pada mutu).
3. Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif
dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas dan
kemampuan.
4. Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam
suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan
kadar yang tinggi.
(dalam Danim, 2004:119-120).
54

Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran daripada efektifitas harus

adanya suatu perbandingan antara masukan dan keluaran, ukuran daripada

efektifitas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja

yang kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran daripada efektivitas

adanya keaadan rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi.

Membahas masalah ukuran efektivitas memang sangat bervariasi

tergantung dari sudut terpenuhinya beberapa kriteria akhir. Menurut pendapat

Cambell yang dikutip oleh Richard M. Steers dalam bukunya Efektivitas

Organisasi menyebutkan beberapa ukuran daripada efektivitas, yaitu:

1. Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh organisasi;


2. Produktivitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan;
3. Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan
dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan baik;
4. Efisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi terhadap biaya
untuk menghasilkan prestasi tersebut;
5. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah semua
biaya dan kewajiban dipenuhi;
6. Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi sekarang dan
masa lalunya;
7. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya sepanjang
waktu;
8. Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat pada
kerugian waktu;
9. Semangat Kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam hal pencapaian
tujuan, yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan dan
perasaan memiliki;
10. Motivasi artinya adanya kekuatan yang mucul dari setiap individu untuk
mencapai tujuan;
11. Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi saling menyukai satu
sama lain, artinya bekerja sama dengan baik, berkomunikasi dan
mengkoordinasikan;
12. Keluwesan Adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk
mengubah prosedur standar operasinya, yang bertujuan untuk mencegah
keterbekuan terhadap rangsangan lingkungan;
(dalam Steers, 1985:46-48).
55

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran

efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan

tujuan yang akan dicapai serta menunjukan pada tingkat sejauhmana organisasi,

program/kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal. Hal-hal yang

mempengaruhi efektivitas adalah ukuran, tingkat kesulitan, kepuasan, hasil dan

kecepatan serta individu atau organisasi dalam melaksanakan sebuah

kegiatan/program tersebut, di samping itu evaluasi apabila terjadi kesalahan

pengertian pada tingkat produktivitas yang dicapai, sehingga akan tercapai suatu

kesinambungan (sustainabillity).

Faktor-faktor lain yang mendukung efektivitas menurut Richard M.

Steers dalam bukunya yang berjudul Efektivitas Organisasi, faktor-faktor

pendukung efektivitas yaitu:

1. Ciri Organisasi
Ciri organisasi dalam suatu organisasi dapat dilihat struktur dan
teknologi organisasi yang mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas,
dengan berbagai cara. Cara tersebut dapat mempengaruhi efektivitas dengan
saling terkait. Mengenai struktur dapat ditemukan bahwa meningkatnya
produktivitas dan efisiensi merupakan hasil dari meningkatnya spesialisasi
fungsi, ukuran organisasi, sentralisasi pengambilan keputusan dan formasi.
Uraian di atas menjelaskan bahwa faktor pendukung dari ciri organisasi dapat
dilihat melalui aspek struktur agar dapat meningkatnya efisiensi perlu
dilakukan peningkatan dalam spesialisasi fungsi, ukuran organisasi,
sentralisasi pengambilan keputusan dan formasi suatu organisasi.
Teknologi yang ada dalam organisasi juga dapat berpengaruh atas
tingkat efektivitas, walaupun tidak secara langsung. Bukti-bukti menunjukan
bahwa penggunaan variasi teknologi berinteraksi dengan struktur dalam
pengaruhnya terhadap keberhasilan organisasi. Efektivitas jelas sangat
dipengaruhi struktur organisasi dan penggunaan tekologi. Jika struktur dan
teknologi digabungkan maka para pegawai akan menghadapi masalah-masalah
dengan mudah sehingga usaha untuk mencapai tujuan dapat diwujudkan.
2. Ciri Lingkungan
Disamping organisasi, lingkungan dalam pencapaian efektivitas
mempunyai pengaruh yang sangat besar. Keberhasilan hubungan organisasi
dan lingkungan bergantung pada tiga hal yaitu: (1) Keadaan Lingkungan, (2)
56

Ketepatan Persepsi, (3) Tingkat Rasionalitas Organisasi. Ketiga faktor tersebut


berpengaruh terhadap organisasi terhadap perubahan lingkungan. Semakin
tepat tanggapannya, semakin berhasil adaptasinya yang dilakukan oleh
organisasi.
3. Ciri Pekerja atau pegawai
Faktor terakhir yang berpengaruh atas efektivitas adalah para pekerja
atau pegawai itu sendiri. Faktor pekerja berpengaruh terhadap efektivitas
karena prilaku pekerjalah dalam jangka panjang akan memperlancar atau
menghambat tercapainya tujuan organisasi. Kesadaran akan sifat perbedaan
pegawai yang terdapat diantara pegawai sangat penting, karena pegawai yang
berbeda akan memberikan tanggapan dengan cara yang berbeda pula.
Pentingnya mengetahui perbedaan pegawai maka organisasi dapat
menyesuaikan kemampuan dan kepribadian para pegawai sesuai dengan
kebutuhan organisasi dalam mencapai tujuan.
Pemerintah merupakan organisasi yang menyelenggarakan roda
pemerintahan. Kinerja aparatur yang efektif akan dapat menambah rasa
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sehingga pelayanan publik yang
dilakukan pemerintah akan berjalan sesuai dengan harapan rakyat.
(Steers, 1985:209).

Berdasarkan faktor-faktor diatas, bahwa perubahan-perubahan komitmen

dalam organisasi akan dikuti oleh kegiatan pengembangan organisasi yang

langsung maupun tidak langsung merubah pula tradisi-tradisi budaya kerja

organisasi yang sudah ada. Keterkaitan semacam ini berhubungan erat dengan

perubahan-perubahan struktural, fungsional, finansial, personalia, teknikal

maupun perubahan-perubahan dibidang fisikal (tata ruang pelayanan kerja) yang

memang diperlukan dalam proses perubahan tersebut. Perubahan dalam organisasi

(birokrasi) apapun bentuknya jika tidak dipersiapkan dengan matang justru akan

menimbulkan dampak negatif daripada dampak positifnya. Perkembangan dan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat berpengaruh dalam

menunjang efektivitas pelayanan publik.


57

2.2 Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan

yang bersifat jasa. Peranan pelayanan di bidang pemerintahan menyangkut pada

kepentingan umum, bahkan kepentingan rakyat secara keseluruhan, karena

pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah melibatkan seluruh

aparat pegawai negeri, maka pelayanan telah meningkat kedudukannya di mata

masyarakat menjadi suatu hak, yaitu hak atas pelayanan.

Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seorang,

kelompok dan atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk

memenuhi kebutuhan. Menurut Moenir dalam bukunya Manajemen Pelayanan

Umum di Indonesia bahwa pelayanan adalah “proses pemenuhan kebutuhan

melalui aktivitas orang lain yang langsung” (Moenir, 2006:17). Pelayanan

menurut Moenir bahwa pelayanan merupakan proses pemenuhan kebutuhan

melalui aktivitas orang lain yang dilakukan secara langsung.

Pelayanan hakekatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan

merupakan proses, maka pelayanan berlangsung secara rutin dan

berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.

Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik

dalam waktu yang diperlukan atau hasilnya.

Pelayanan publik menurut Sinambela dalam bukunya Reformasi

Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi adalah “pelayanan publik

dapat didefinisikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan


58

aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan” (Sinambela, 2007:5).

Pemberian pelayanan tersebut merupakan proses yang dilakukan organisasi

pemerintah agar terpenuhinya kebutuhan bersama.

Pemerintah memiliki peran dan fungsi melakukan pelayanan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karenannya pelayanan yang diberikan

pemerintah disebut juga pelayanan umum atau pelayanan publik. Seperti yang

diungkapkan oleh Endang Wiryatmi dalam bukunya Manajemen Pelayanan

Umum, bahwa: “pelayanan publik adalah sesuatu yang disediakan baik oleh

organisasi pemerintah atau swasta, karena masyarakat pada umumnya tidak dapat

memenuhi sendiri kebutuhan tersebut kecuali melalui kolektif” (Wiryatmi,

1996:7).

Berdasarkan pengertian di atas, pelayanan publik merupakan suatu

kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh suatu organisasi baik itu pemerintah

maupun oleh swasta dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hal ini

dilakukan karena masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri kecuali

melalui kolektif. Definsi pelayanan publik lainnya di ungkapkan oleh Sadu

Wasistiono dalam buku Kapita Selekta Manajeman Pemerintahan daerah,

sebagai berikut:

“Pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak


swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat
dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan
kepentingan masyarakat” (Wisistiono, 2001:53).

Pelayanan publik adalah pemberian layanan dari organisasi pemerintah

dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam rangka pelaksana

ketentuan perundang-undangan. Publik merupakan sejumlah manusia yang


59

mempunyai pandangan berpikir yang sama dan harapan yang sama, maksudnya

setiap orang mempunyai pandangan yang sama terhadap sesuatu hal yang bersifat

umum. Menurut Inu Kencana Syafi'i, dkk dalam bukunya Ilmu Administrasi

Publik mendefinisikan publik adalah “sejumlah manusia yang memiliki

kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik

berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa memiliki” (Syafi’i, 1999:23).

Berdasarkan pendapat di atas, mengenai pelayanan dan publik, bahwa

pelayanan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

kelompok dalam memberikan kepuasan kepada yang menerima pelayanan.

Sedangkan publik adalah manusia atau masyarakat yang memiliki kebersamaan

dalam pemikiran berdasarkan peraturan–peraturan. Melengkapi uraian tersebut,

ada beberapa pengertian pelayanan umum (publik) dari para ahli yang ahli dalam

kajian tersebut, yaitu:

Pertama, Menurut Dwiyanto, pelayanan publik dapat didefinisikan

“sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat” (Dwiyanto, 2005:141), bahwa pelayanan

umum merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam memenuhi

kewajibannya, akan tetapi tidak disebabkan oleh hal itu saja melainkan

pemerintah memang harus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan

publik yang diberikan kepada masyarakat harus sesuai dengan standar pelayanan,

karena masyarakat berhak mendapatkan pelayanan dari pemerintah secara prima

atau pelayanan yang berkualitas. Kedua, Menurut Moenir, pelayanan publik

adalah:
60

“kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan


landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu
dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan
haknya” (Moenir, 2006:26).

Pelayanan umum (publik) merupakan suatu kegiatan atau tindakan yang

dilakukan oleh individu atau sekelompok orang berdasarkan prosedur tertentu,

maksudnya pelayanan umum yang diberikan dan dilakukan dengan adanya

tahapan-tahapan. Kepmenpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003 publik adalah segala

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan publik merupakan upaya

atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam memenuhi

kebutuhan pihak lain yang memerlukan pelayanan tersebut. Pelayanan yang

diberikan kepada masyakat tentunya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka pelayanan publik dapat

disimpulkan sebagai pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh

penyelenggara negara. Moenir berpendapat bahwa pemerintah dalam memberikan

pelayanan terbaik kepada publik, dapat dilakukan dengan cara:

1. Memberikan kemudahan dalam pengurusan hal-hal yang dianggap


penting
2. Memberikan pelayanan secara wajar
3. Memberikan perlakuan yang sama tanpa pilih-kasih
4. Bersikap jujur dan terus terang
(Moenir, 2006:47).
61

Berbagai perubahan dalam bidang pelayanan publik telah berlangsung di

era reformasi, meskipun belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hak-hak

masyarakat dalam pelayanan perlu diekspos untuk diketahui oleh masyarakat,

demikian pula kewajiban aparatur dalam memberikan pelayanan agar masyarakat

dapat meningkatkan kontrol terhadap haknya dan kinerja pemerintah terhadap

pelayanan. Menurut Junianto Ridwan dan Achmad Sodik Sudarajat dalam

bukunya Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik,

mengatakan bahwa pelayanan publik adalah:

“pelayanan yang diberikan oleh pemerintah penyelenggara Negara


terhadap masyarakatnya guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu
sendiri dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat” (Ridwan, 2009:19).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa, pelayanan

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah instansi pemerintah maupun

perusahaan yang berkaitan dengan hal tersebut kepada masyarakat atau pelanggan

yang bertujuan untuk memuaskanya. Konteksnya dalam tataran instansi

pemerintahan, maka pelayanan sudah menjadi tugas utama yang harus diberikan

aparatur guna mensejahterakan masyarakat sebagaimana mestinya.

Proses pelayanan dalam hal ini mengenai SIM NUPTK khususnya bagi

PTK adalah adanya data dan informasi secara benar, akurat, dan mutakhir sebagai

bahan yang dapat digunakan untuk dasar analisis dan sumber data berbagai

program kegiatan dalam upaya peningkatan mutu PTK. Pelayanan SIM NUPTK

merupakan sistem informasi yang digunakan untuk mendapatkan informasi PTK

secara mendetail dan historikal yang di programkan oleh Pemerintah

Kemendiknas sesuai dengan UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
62

Proses penerbitan NUPTK adalah di Bagren Setditjen PMPTK. Tim

NUPTK Bagren mengolah data hasil verifikasi dan konsolidasi dari LPMP untuk

kemudian di periksa kembali keunikan data yang dikirim sebelum diterbitkan

NUPTK. NUPTK yang telah diterbitkan oleh Bagren akan di kirim ke LPMP

untuk didistribusikan ke Dinas Pendidikan Kab/Kota wilayah masing-masing.

2.3 Sistem Informasi Manajemen (SIM)

2.3.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah seperangkat komponen yang terdiri dari dua atau lebih, yang

saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain, untuk mencapai

tujuan bersama. Menurut Nugroho dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen

Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya mengatakan bahwa sistem dapat

dibedakan menjadi dua bagian diantaranya:

“sistem dapat dibedakan sebagai sistem terbuka dan sistem tertutup.


Sistem dikatakan terbuka jika terjadi arus sumber daya antara sistem dan
lingkungan. Jika tidak ada interaksi dengan lingkungannya, sistem tersebut
dikatakan dengan sistem tertutup” (Nugroho, 2008:17).

Berdasarkan definisi teoritik di atas, dapat diartikan bahwa sebuah sistem

adalah sekumpulan komponen yang saling berkaitan satu sama lain untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Artinya suatu sistem kemudian diperluas ruang

dan lingkupnya menjadi sistem terbuka dan sistem tertup yang fungsinya untuk

lebih memperjelas penanganan dari berbagai karakteristik masalah yang ada dan

kompleks.
63

Menurut Sutabri dalam bukunya Analisa Sistem Informasi, mengatakan

bahwa suatu sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai “suatu kumpulan

atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi,

saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu (Sutabri,

2004:3)”.

Berdasarkan kajian teoritis di atas, dapat diartikan bahwa suatu sistem

merupakan kumpulan dari beberapa subsistem yang terorganisir guna

menghasilkan suatu informasi bagi manajemen atau suatu organisasi dalam

meningkatkan kualitas keluaran (output) yang diinginkan bersama.

Pengembangan sistem informasi dapat merupakan tugas kompleks yang

membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu untuk

menyelesaikannya. Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari

mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan,

dioperasikan dan dipelihara.

Siklus ini disebut dengan siklus hidup suatu sistem (systems life cycle).

Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang

digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam

tahapan tersebut dalam proses pengembangannya. Menurut Gordon B. David

dalam bukunya Management Development, mengatakan bahwa:

“sistem terdiri dari bagian-bagian yang bersama-sama beroperasi untuk


mencapai beberapa tujuan [a system is composed of interacting parts that
operate together to achieve some objective or purpose], dengan kata lain,
suatu sistem bukanlah merupakan suatu perangkat unsur-unsur yang
dirakit secara sembarangan, tetapi terdiri dari unsur-unsur yang dapat
didentifikasikan sebagai kebersamaan yang menyatu disebabkan tujuan
atau sasaran yang sama (dalam Effendy, 1996:51).
64

Berdasarkan beberapa definisi sistem menurut para ahli di atas, dapat

diartikan bahwa suatu sistem merupakan komponen-komponen atau unsur-unsur

yang saling berkaitan satu sama lain, dimana elemen-elemen tersebut didesain

secara tidak sembarangan dengan memperhatikan karakteristik dari sistem itu

sendiri dan memperhatikan faktor-faktor yang menjadi pendukung kelancaran

suatu SIM tersebut. Hakekatnya suatu sistem terdiri dari sub-sub sistem yang pada

gilirannya meliputi subsitem-subsistem yang lain, dimana terdapat batasan-

batasan dalam bekerjasama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan

kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai menghasilkan

keluaran (output) yang diinginkan.

Model umum sebuah sistem terdiri dari input, proses dan output. Hal ini

merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana mengingat sistem dapat

mempunyai beberapa masukan dan keluaran sekaligus. Selain itu, sebuah sistem

juga memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal

tersebut bisa dikatakan sebuah sistem, adapun karakteristik yang dimaksudkan

Sutabri dalam bukunya sebagai berikut:

1. “Komponen Sistem (components)


Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen tersebut
dapat berupa subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat sistem yang
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan. Suatu sistem dapat memunyai sistem yang lebih
besar, yang disebut supra sistem.
2. Batasan Sistem (bourdary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi sistem
dengan sistem yang lain. Batasan ini memungkinkan suatu sistem
dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
3. Lingkungan Luar Sistem (enveriontment)
Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan bahkan merugikan
sistem tersebut. Hal yang menguntungkan merupakan energi bagi
65

sistem tersebut, yang secara otomatis lingkungan luar tersebut harus


dijaga dan dipelihara. Hal yang merugikan harus dikendalikan karena
kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan kehidupan sistem
tersebut.
4. Penghubung Sistem (interface)
Penghubung sistem tersebut memungkinkan sumber daya mangalir
dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran subsistem akan
menjadi masukan subsistem yang lain dengan melewati penghubung.
Oleh karena itu terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu
kesatuan.
5. Masukan Sistem (input)
Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang
dapat berupa pemeliharaan (mainternance input) dan sinyal (signal
input).
6. Keluaran Sistem (output)
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna. Keluaran tersebut menjadi masukan bagi subsistem yang lain.
7. Pengolahan Sistem (prosses)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah
masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem (objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat
deresministik. Suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi
sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan
(Sutabri, 2004:12-13)”.

Berdasarkan definisi di atas dapat diartikan bahwa, keterkaitan antara

komponen dan karakteristik suatu sistem adalah subsistem yang berkaitan dengan

subsistem lainnya dihubungkan oleh interface, membentuk satu-kesatuan guna

mencapai objective, dan pada akhirnya diharapkan akan mencapai goal. Subsistem

bisa jadi memuat komponen input, process, dan output yang dikendalikan oleh

bagian control yang melakukan kembali berdasarkan feedback, yang dalam suatu

sistem subsistem satu berperan sebagai input, sedangkan bagi subsistem dua yang

berperan sebagai proses.


66

2.3.2 Pengertian Informasi

Informasi dapat diperoleh dan ditunjang dengan adanya data yang diolah

dari unit pengolah. Istilah informasi sering kali kurang tepat dalam

pemaknaannya. Informasi dapat merujuk pada suatu data mentah, data tersusun,

kapasitas sebuah saluran komunikasi dan lain sebagainya, dengan kata lain

informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasikan untuk

digunakan dalam proses pengambilan keputusan (Sutabri, 2004:18).

Menurut Sutanta dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen,

mendefinisikan bahwa:

“suatu informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi


bentuk yang penting bagi penerimana dan mempunyai kegunaan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya
secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat
mendatang (Sutanta, 2003:10)”.

Berdasarkan definisi di atas tersebut dapat diartikan bahwa, suatu

informasi merupakan hasil dari pengolahan data yang diproses melalui subsistem-

subsistem dengan mempertimbangkan tingkat batasannya itu sendiri. Pemahaman

konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital), dalam mendesain sebuah

sistem informasi yang efektif (effective business sistem).

Informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah

manajemen. Informasi dapat mengalir lancar dengan syarat utamanya adalah

seorang manajer harus mendapatkan informasi dalam suatu kerangka sistem, oleh

karena itu agar dapat mencapai suatu tujuan yang ditetapkan, masing-masing

tingkat manajemen harus dapat mengatasi masalah yang dihadapi sesuai dengan

karakteristiknya. Informasi tersebut akan berguna untuk mengurangi ketidak-


67

pastian yang dihadapi oleh manajemen. Karakteristik masalah yang sedang

dihadapi masing-masing tingkat manajemen berbeda-beda, masing-masing

manajemen membutuhkan tingkat informasi yang sifatnya juga berbeda

disesuaikan dengan kebutuhannya. Menurut Kristanto dalam bukanya

Perencanaan Sistem Informasi dan Aplikasinya, mengatakan bahwa:

“Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh


manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat
penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga
terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi setiap
perusahaan” (Kristanto, 2008:7).

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa informasi merupakan kumpulan

data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang

menerima. Sistem tanpa suatu informasi tidak akan berjalan dengan lancar dan

akhirnya bisa mati. Kurang mendapat informasi dalam waktu tertentu, perusahaan

atau instansi pemerintahan akan mengalami ketidak mampuan dalam mengontrol

sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan srtategis sangat

terganggu.

Informasi secara keseluruhan dapat diartikan bahwa informasi merupakan

suatu kumpulan data yang diolah sehingga menjadi bentuk yang lebih berguna

berupa informasi. Suatu informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga

menjadi bentuk yang penting bagi penerimana, dan mempunyai kegunaan sebagai

dasar dalam pengambilan keputusan, dimana informasi dalam suatu jaringan

komunikasi merupakan garis hidup bagaikan aliran darah dalam tubuh yang saling

berkaitan fungsinya.
68

Data yang masih merupakan bahan mentah apabila tidak diolah maka data

tersebut tidak akan berguna. Data tersebut akan bergunan dan menghasilkan

informasi apabila diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk

mengolah data tersebut dikatakan model pengolahan data atau lebih dikenal

dengan nama siklus pengolahan data.

Gambar 2.2
Siklus Pengolahan Data

Sumber: Sutanta, 2003:10

Gambar di atas menjelaskan bahwa data merupakan suatu kejadian yang

menggambarkan kenyataan yang terjadi dimasukan melalui elemen input,

kemudian akan diolah dan diproses menjadi suatu output. Output tersebut adalah

informasi yang dibutuhkan. Informasi akan diterima oleh pemakai atau penerima,

kemudian penerima akan memberikan umpan balik yang berupa evaluasi

terjadinya informasi dan hasil dari umpan balik tersebut akan menjadi data yang

dimasukan menjadi input kembali, berikut seterusnya.

2.3.3 Pengertian Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai proses pemanfaatan berbagai sumber

daya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen juga dapat

dimaksudkan sebagai suatu sistem kekuasaan dalam suatu organisasi agar orang-
69

orang menjalankan pekerjaannya. Umumnya, sumber daya yang tersedia dalam

manajemen meliputi manusia, material dan modal (Sutanta, 2003:17).

Manajemen selalu terdapat dan sangat penting dalam mengatur suatu

kegiatan rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan dan

lain sebagainya termasuk di dalamnya mencakup tentang organisasi. Pentingnya

peranan manajemen dalam kehidupan sehari-hari, baik manusia sebagai mahluk

individu, kelompok kepentingan sampai pada pemberi pelayanan yaitu

pemerintah. Menurut Malayu S.P. Hasibuan, mangemukakan dalam bukunya

Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, bahwa manajemen adalah “ ilmu

dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”

(Hasibuan, 2009:2).

Berdasarkan penjelasan teoritik di atas, dapat diartikan bahwa manajemen

merupakan serangkaian proses yang mana di dalamnya terjadi kegiatan-kegiatan

pemanfaatan, baik dari sumber daya manusianya maupun kegiatan pemanfaatan

sumber daya lainnya, dengan tujuan untuk mencapai hasil tertentu yang di

inginkan. Keterkaitan manajemen dengan organisasi sangat erat, oleh karena itu

apabila fungsi manajemen diterapkan dalam suatu organisasi dan atau dalam

kehidupan sehari-hari, maka pembinaan, kemakmuran menjadi hal yang mudah

untuk ditingkatkan.
70

Menurut Talizuduhu Ndraha yang kemudian dikutip oleh Istianto dalam

bukunya mendefinisikan manajemen bahwa:

“manajemen mempelajari bagaimana menciptakan effektiviness usaha


[“doing right things] secara effisien [doing things right”] dan produksi,
melalui fungsi dan siklus tertentu, dalam rangka mencapai tujuan
organisasional yang telah ditetapkan (dalan Isnanto, 2009:32)”.

Berdasarkan beberapa definisi teoritik tentang manajemen di atas, dapat

artikan bahwa manajemen merupakan tindakan yang dilakukan seseorang

kelompok dalam organisasi dengan proses bagaimana menciptakan efektivitas

usaha secara efisien dan produktif melalui fungsi dan siklus tertentu untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, manajemen sangat perlu

diterapkan dalam suatu organisasi pemerintahan guna meningkatkan kualitas

pelayanan serta ditunjang dengan kualitas SDM yang profesianal, agar dalam

prosesnya berjalan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati bersama

sebelumnya.

Diperlukan alat-alat (tools) sarana (Man dan machine) untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai

hasil yang ditetapkan yang kemudian tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu

men, money, materials, machines, method, dan markets.

1. “Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh


organisasi. Faktor manusia dalam manajemen, adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak
ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang
berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-
kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar
dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
71

penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus


diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja,
alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan
dicapai dari suatu organisasi.
3. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Hal tersebut, dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih
baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab
materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan
tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi
kerja.
5. Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya
pekerjaan manajer. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan
berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas
yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman
maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan
utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
6. Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk berupa barang tentu
sangat penting, sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka
proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan
berlangsung. Oleh karena itu, penguasaan pasar dalam arti
menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam
perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang
harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.
(Hasibuan, 1996:21)”.

Hakekatnya dari enam unsur yang dikemukakan Hasibuan tersebut

merupakan syarat suatu usaha bersama berupa tujuan yang ditetpkan secara logis,

rasional, realistis dan ideal. Suatu tujuan pada dasarnya adalah rencana dari suatu

organisasi, perusahaan ataupun instansi pemerintahan yang mana suatu tujuan

tersebut dapat dilihat atau ditentukan oleh UU yang berlaku.


72

2.3.4 Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Istilah Sistem Informasi Manajemen atau lebih dikenal dengan SIM terdiri

dari atas tiga kata kunci yaitu: sistem, informasi dan manajemen. Tiga kata kunci

tersebut merupakan suatu sistem yang biasanya diterapkan dalam suatu organisasi

untuk mendukung pengambilan keputusan dan informasi yang dihasilkan dan

dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen tau dengan kata lain pengolahan

informasi dalam suatu organisasi (Kristanto, 2008:29).

Menurut Sutanta dalam bukunya, bahwa Sistem Informasi Manajemen

didefinisikan sebagai:

“subsistem yang saling berhubugan, berkumpul, bersama-sama dan


membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerja sama antara
bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk
melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa
data-data, kemudian mengolahnya (procesing), dan menghasilkan keluaran
(output) berupa informasi sebagai dasar dari pengambilan keputusan yang
berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik
pada saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung kegiatan
operasional, manajerial, dan strategi organisasi, dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai
tujuan (Sutanta, 2003:19)”.

Berdasarkan penjelasan teoritik tersebut di atas, dapat diartikan bahwa

sistem informasi manajemen merupakan salah satu subsistem dari sekian banyak

subsistem yang tercakup oleh total sistem. Prosesnya dalam menuju suatu tujuan

yang telah ditetapkan organisasi, manajemen sebagai total sistem selain

dipengaruhi oleh subsistem yang merupakan aspek-aspek dalam manajemen, juga

dipengaruhi oleh supra sistem, yaitu faktor-faktor di luar manajemen.


73

Lain halnya menurut Joseph F. Killy dalam bukunya Computerized

Management Information System, yang kemudian dikutip Effendi mendefinisikan

SIM adalah:

“perpaduan sumber manusia dan sumber yang berlandasan komputer yang


menghasilkan kumpulan penyimpanan, perolehan kembali, komunikasi
dan penggunaan data untuk tujuan operasi manajemen yang efesien dan
bagi perencanaan bisnis […the combination of human and computer based
resources that result in the collection, storage, communication, and use of
data for the purpose of officient management of operations and for
business planning] (dalam Effendy, 1996:109)”.

Berdasarkan beberapa definisi teoritik di atas mengenai sistem informasi

manajemen dapat diartikan bahwa suatu sistem informasi manajemen merupakan

unsur-unsur atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan yang tidak bisa

terpisahkan, kemudian dirancang untuk menyajikan informasi yang berorientasi

kepada keputusan yang dibutuhkan manajemen untuk merencanakan, mengawasi

serta menilai aktivitas organisasi dengan tujuan tertentu yang telah disepakati

bersama. Analisis dari aktivitas- aktivitas manajerial dapat dianggap sebagai

pengambilan keputusan yang memerlukan unsur-unsur dasar dari suatu sistem:

suatu perangkat bagian-bagian yang berkaitan menuju suatu sasaran. Oleh karena

itu dalam manajemen, pemahaman mengenai sistem pengambilan keputusan tidak

bisa ditiadakan.

2.4 Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK)

NUPTK adalah nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan, yang

digunakan untuk pendataan dan data yang diperlukan berupa nama, alamat,

tanggal lahir, nomor KTP, status kepegawaian, tempat bekerja dan yang lainnya
74

yang menjadi persyaratan untuk pengisian formulir. Menurut Ditjen PMPTK

Depdiknas mengatakan sebagai berikut:

“NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan) menurut


Ditjen PMPTK Depdiknas adalah nomor identitas yang bersifat unik
untuk seluruh PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan) yang berada di
sekolah baik PNS maupun non PNS. NUPTK terdiri dari 16 angka yang
bersifat tetap karena NUPTK yang dimilik PTK tidak akan berubah
meskipun yang bersangkutan telah berpindah tempat mengajar atau
terjadi perubahan data periwayatan” (Ditjen PMPTK Depdiknas, 2011)

Format NUPTK meliputi, identitas PTK, mengajar disekolah lain, riwayat

pendidikan formal, riwayat pendidikan non formal, riwayat mengajar sebelumya,

riwayat pekerjaan (non guru), keluarga, karya tulis, peningkatan profesi,

penghargaan, kesejahteraan dan perlindungan (asuransi), beasiswa, penulisan

buku, workshop, seminar atau lokakarya, penataran/diklat, tes kebahasaan/uji

sertifikasi, hasil ujian dan nilai UAN dari mata pelajaran yang diajarkan (3 tahun

terakhir), informasi tunjangan dan lain-lainnya. Sedangkan menurut Lembaga

Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat adalah sebagai berikut:

”NUPTK atau Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah


Nomor yang diberikan kepada setiap Individu yang sedang bekerja sebagai
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Formal dan Non Formal yang bersifat
unik (PTK hanya memiliki satu NUPTK) secara Nasional” (LPMP Jabar,
2011).

Jadi NUPTK merupakan kode pengenal guru yang bersifat unik dan

membedakan satu guru dengan guru lainnya yang bertujuan untuk mendukung

pemerintah (Depdiknas) dalam menyediakan data yang lengkap, akurat dan

mutakhir berdasarkan identifikasi melalui kepemilikan NUPTK oleh setiap

individu PTK agar dapat menunjang berbagai pelaksanaan program dan kegiatan
75

yang berkaitan dengan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidik dan

tenaga kependidikan.

2.5 Sistem Informasi Manajemen NUPTK

Globalisasi yang ditandai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

khususnya dibidang Informasi dan Komunikasi membuat dunia menjadi

transparan, seolah-olah menjadi satu kawasan tanpa mengenal batas Negara.

Berkenaan dengan hal tersebut untuk mempermudah pendataan PTK diperlukan

adanya suatu sistem informasi manajemen yang dapat memberikan kemudahan

dalam membuat NUPTK.

Karena format NUPTK ini cenderung bersifat kode identitas minimal

makna (kecuali hanya kode departemen) maka jumlah karakter yang dibutuhkan

relatif sedikit. Namun demikian, format ini mempunyai konsekuensi di satu sisi,

antara lain:

1. Untuk mengetahui informasi lebih rinci tentang sekolah (pemilik NUPTK)

dibutuhkan sebuah sistem penyedia informasi yang bersifat publik, mudah

diakses, dan selalu up-to-date.

2. Pemberian NPSN pada sekolah tidak bisa dilakukan secara manual,

melainkan harus disediakan oleh sebuah sistem manajemen yang terpusat,

terpadu dan terintegrasi secara nasional untuk menghindari kesalahan

pemberian NUPTK
76

Melihat 2 konsekuensi utama di atas, maka solusi paling tepat untuk

mengatasinya adalah dengan membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen

NUPTK.

“Sistem Informasi Manajemen NUPTK Departemen Pendidikan Nasional


adalah sistem informasi yang terpadu dan tersedia secara luas dengan
memanfaatkan teknologi informasi, khususnya internet atau intranet.
Sistem inilah yang akan bertugas sebagai penyedia informasi NUPTK lebih
rinci sekaligus sebagai entry-point yang menjaga validitas NUPTK yang
akan diberikan pada guru”. (www. nuptk.diknas.go.id)

Walaupun demikian, sistem ini harus mampu menjaga kerahasiaan data

sekolah dan memastikan data sekolah hanya bisa diakses oleh pihak-pihak yang

memang berwenang dan berhak untuk mengetahuinya. Misal, dinas pendidikan

kota/kabupaten hanya bisa melihat data guru yang ada di kota/kabupatennya

masing-masing, dinas pendidikan propinsi hanya bisa melihat data guru di

kota/kabupaten di wilayah propinsinya saja, demikian seterusnya. Solusi ini

sejalan dengan program kerja Depdiknas yang akan membangun Jardiknas

(Jaringan Pendidikan Nasional) yang akan menjangkau ke seluruh kota/kabupaten

dan sekolah di Indonesia.

Berdasarkan pengertian diatas, Sistem Informasi Manajemen NUPTK

adalah suatu aplikasi nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan untuk

membuat data base PTK yang ada di seluruh Indonesia. Dalam penelitian ini

NUPTK yang dimaksud adalah NUPTK untuk PTK yang berada di Kota Bandung

yang bertujuan sebagai penunjang kegiatan pemerintah yang bertujuan agar tidak

terjadi double counting atau data PTK yang ganda dalam menunjang pembuatan

sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.


77

2.6 Electronic Government (E-Government)

2.6.1 Pengertian Electronic Government (E-Government)

Pemerintah dalam hal ini sebagai suatu organisasi kekuasaan harus dapat

meningkatkan kemampuan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Pengertian

pemerintah itu sendiri menurut Dr. Richardus Eko Indrajit dalam bukunya yang

berjudul Pengantar Konsep Dasar : Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi

Informasi mengemukakan bahwa pemerintah merupakan entitas negara yang

antara lain bertugas untuk merancang dan mengeluarkan peraturan-peraturan,

kebijakan-kebijakan agar setiap komponen dalam negara dapat berfungsi dan

berinteraksi dengan baik (Indrajit, 2000 : 243-244).

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah suatu negara berkewajiban

menyusun strategi agar penerapan teknologi informasi di setiap institusi

pemerintah di masyarakat tidak bertentangan dengan strategi nasional secara

umum dan prinsip-prinsip etika atau hukum internasional. Dilihat dari pengertian

diatas pemerintah berfungsi sebagai organisasi dari negara, yang memperlihatkan

dan menjalankan kekuasaannya.

Berikut ini definisi e-government menurut Bank Dunia dalam bukunya

Indrajit E-government Strategi Pembangunan Dan Pengembangan Sistem

Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital sebagai berikut :

“E-government refers to to the use by government agencies of


information technologies (such as wide area network, the internet and
mobile computing) that have the ability to transform relations with
citizen, businesses, and other arms of governmen)” (Bank Dunia dalam
Indrajit, 2004: 2).
78

Berdasarkan definisi diatas, dapat dijelaskan bahwa e-government

merupakan hubungan antara pemerintah dengan masyarakat atau dengan kalangan

lain yang berkepentingan (stakeholder). E-government mengacu pada penggunaan

teknologi informasi oleh lembaga pemerintahan (seperti area network yang luas,

internet dan mobile komputer) yang mempunyai kemampuan untuk mengubah

hubungan dengan penduduk, pebisnis dan cabang lain dari pemerintah). E-

government ini dapat menciptakan suatu lingkungan baru serta memberdayakan

masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah. Penerapan e-

government dalam suatu organisasi memberikan peluang-peluang bagi pemerintah

untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan

pihak-pihak yang berkepentingan dan memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah

kepada para stakeholder-nya.

Definisi e-government menurut Edhy Sutanta dalam bukunya yang

berjudul Sistem Informasi Manajemen sebagai berikut :

“E-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat


meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain
penggunaan teknologi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk
baru, seperti pemerintah kepada masyarakat, pemerintah dan pemerintah
kepada bisnis atau pengusaha” (Sutanta, 2003:150) .

Munculnya e-government merupakan suatu mekanisme interaksi baru

(modern) antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang

berkepentingan (stakeholder). Penerapan e-government di Dirjen PMPTK

melibatkan penggunaan teknologi informasi pelayanan publik SIM NUPTK

terutama internet melalui database Client server online dan website

www.pmptk.kemdiknas.go.id dengan tujuan meningkatkan mutu (kualitas)


79

pelayanan publik SIM NUPTK yang dikelola oleh LPMP Provinsi Jawa Barat

yang memberikan wewenang kepada Dinas Pendidikan Kab/Kota salah satunya

Dinas Pendidikan Kota Bandung. Penerapan e-government bertujuan untuk

meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan

pemerintahan dalam rangka penerapan konsep good governance pada Dirjen

PMPTK.

2.6.2 Website Electronic Government (e-government)

Teknologi informasi seperti internet diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pelayanan publik. Berikut ini pengertian internet menurut Azhar Sutanto

dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen yaitu :

“Internet singkatan dari international network. Internet merupakan


jaringan komputer raksasa yang mengintegrasikan ribuan jaringan
komputer dari 200 negara diseluruh dunia dengan 4.000.000 host atau
induk komputer. Internet merupakan jaringan komputer terbesar yang
digunakan saat ini. Jaringan ini bukan saja merupakan jaringan antar
komputer tapi juga merupakan jaringan antar jaringan komputer di
seluruh dunia “ (Susanto, 2007:304 ).

Saat ini penggunaan internet sudah dianggap sebagai suatu hal yang

penting, internet dapat menimbulkan efek yang signifikan yang ditandai dengan

meningkatnya jumlah pengguna internet di seluruh dunia, termasuk di Indonesia

disusul dengan menjamurnya situs-situs website yang menampilkan berbagai

informasi. Bertambah banyaknya situs-situs website menjadikan internet sebagai

wadah penyedia informasi yang bersifat global. Website dapat menjadi media

komunikasi yang sangat ideal bagi orang-perorangan maupun perusahaan bahkan

pemerintah yang sudah menggunakan e-government.


80

Definisi lain yang dikemukakan oleh Mico Pardosi dalam bukunya yang

berjudul Pengenalan Internet : Burst of Energy bahwa internet adalah suatu alat

komunikasi, sumber informasi, serta alat hiburan (Pardosi, 2004 : 7). Berdasarkan

pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa, dengan adanya internet masyarakat

dapat memperoleh berbagai informasi yang ada mulai dari berita, bisnis, science,

dan teknologi. Internet memiliki manfaat yang sangat besar, karena dengan

adanya internet masyarakat dapat dengan mudah memperoleh berbagai

pengetahuan.

Berikut ini beberapa pengertian mengenai website yang diambil dari

beberapa situs internet mendefinisikan website yaitu sebagai kumpulan dari

halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain yang

tempatnya berada di dalam world wide web (www) di internet [ramadani. (tanpa

tahun) info/../47-pengertian website] [17/02/2011]. Dilihat dari pengertian

tersebut, dapat dijelaskan bahwa website sebagai sebuah lokasi internet yang

memiliki akses ke semua pengguna internet. Website dapat berfungsi untuk dapat

saling bertukar dokumen dengan cara menghubungkan satu sama lain dalam suatu

jaringan yang saling terhubung melalui komunikasi yang terangkum dalam sebuah

domain atau subdomain yang tempatnya berada di dalam world wide web (www)

di internet.

Pengertian website menurut salah satu situs website yang beralamatkan

di [deeyan.blogspot.com/2008/03/pengertian website] menyatakan bahwa :

“Website atau situs diartikan sebagai kumpulan halaman yang


menampilkan data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi,
suara, video, dan gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis
maupun dinamis yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang
81

terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan


halaman (hyperlink)” [deeyan.blogspot.com/2008/03/pengertian
website] [17/02/2011].

Pembuatan layanan informasi elektronik dalam bentuk website oleh

pemerintah daerah merupakan ide positif dan sekaligus menggembirakan. Hal

tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan pelayanan pemerintah

kepada masyarakat. Ideal sekali jika yang ditampilkan dalam website tersbut

informasi yang akurat dan lengkap. Informasi yang akurat dan lengkap juga

memungkinkan berbagai pihak untuk dapat menyampaikan koreksi kepada

instansi pendidikan apabila dalam melayani masyarakat tidak seperti yang

seharusnya.

Definisi lain yang dikemukakan oleh Mico Pardosi dalam bukunya yang

berjudul Pengenalan Internet: Burst of Energy bahwa website adalah suatu menu

yang terdapat di dalam suatu halaman (dan biasa disingkat dengan site) (Pardosi,

2004:17). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa website

merupakan sebuah lokasi di internet yang memilki akses ke semua pengguna

internet dan dapat saling bertukar dokumen dengan cara menghubungkan satu

sama lain dalam suatu jaringan yang saling terhubung melalui komunikasi seperti

kabel telepon ataupun modem.

Menurut Goldschmidt yang dikutip oleh Richardus Eko Indrajit dalam

bukunya yang berjudul E-government In Action bahwa elemen- elemen yang

harus dimiliki dalam sebuah website e-government agar tingkat usability-nya

tinggi sebagai berikut :


82

a. Sistem pengorganisasian content (isi website) haruslah memiliki


arsitektur yang jelas dan terstruktur secara logis;
b. Navigasi web yang diterapkan dalam website haruslah mudah dalam
pengoperasiannya;
c. Content atau isi pesan yang ada harus mudah dibaca dan enak dimata
dalam arti kata tidak berbelit-belit, bergaya bahasa yang menarik,
kombinasi warna yang tidak menusuk mata, pemakaian font yang
sesuai, gambar dan animasi yang secukupnya;
d. Up to date yaitu selalu diperbaharui sehingga selalu relevan dengan
kebutuhan;
e. Waktu untuk menampilkan satu halaman penuh website haruslah
cepat (disarankan tidak lebih dari 10 detik), sehingga perlu
dipertimbangkan ukuran memori total dari sebuah desain website;
f. Tampilan website haruslah menarik, memiliki desain grafis yang
sesuai dengan karakteristik audience-nya;
g. Keadilan yaitu cakupan atau jangkauan kegiatan dan pelayanan yang
diberikan oleh website harus dapat dinikmati oleh semua lapisan
masyarakat, tidak boleh adanya unsur diskriminasi;
h. Privacy harus diperhatikan dalam arti kata pengguna website merasa
yakin bahwa tidak adanya hal-hal yang akan merugikan dirinya
terkait dengan isu keamanan berinteraksi secara digital ketika
mengakses website pemerintah.
(dalam Indrajit, 2005:56-57)

Sistem pengorganisasian content (isi website) dari website haruslah

memiliki arsitektur yang jelas dan terstruktur secara logis. Struktur navigasi yang

mudah, isi informasi pelayanan publik yang tidak berbelit-belit dan informasi

yang disajikan up to date dan tampilan website yang menarik sehingga

pengunjung berniat untuk mengakses kembali website tersebut. Pembuat website

dalam hal ini harus memperhatikan teknologi yang dimiliki oleh masyarakat

sangat beragam, dari yang sederhana sampai ke yang paling canggih sehingga

mereka tidak mendapat kesulitan untuk mengakses sebuah website.

Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah

membuat isu-isu semacam demonstrasi, hak asasi manusia, hukum, transparansi,

dan sebagainya menjadi hal-hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap bangsa
83

jika yang bersangkutan tidak ingin diasingkan dari pergaulan dunia. Kemajuan

teknologi informasi terjadi sedemikian pesatnya sehingga data, informasi, dan

pengetahuan dapat diciptakan dengan teramat sangat cepat dan dapat segera

disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia dalam

hitungan detik.

Salah satu website e-government adalah website Dirjen PMPTK yang

dikelola oleh LPMP Provinsi Jawa Barat yang beralamatkan di

www.pmptk.kemdiknas.go.id. Website ini merupakan wujud aplikasi teknologi

informasi dan komunikasi dari LPMP Provinsi Jawa Barat dalam memberikan

informasi pelayanan publik SIM NUPTK kepada masyarakat khususnya PTK

dengan cara mengakses website www.pmptk.kemdiknas.go.id melalui internet.

Informasi yang disajikan dalam website ini berbagai informasi mengenai

pelayanan publik SIM yang diprogramkan salah satunya SIM NUPTK, mulai dari

latar belakang, dan mekanisme pelayanan,.

2.6.3 Jenis-Jenis Pelayanan Pada Electronic Government (e-government)

Jenis-jenis pelayanan pada e-goverment yang ditawarkan pemerintah

kepada masyarakat dibagi menjadi tiga kelas utama yaitu :

1. Publish
Jenis Publish adalah sebuah komunikasi satu arah, dimana pemerintah
mempublikasikan berbagai data dan informasi yang dimilikinya untuk
dapat secara langsung dan bebas diakses oleh masyarakatnya dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan melalui internet.
2. Interact
Jenis Interact adalah sebuah komunikasi yang dua arah terjadi antara
pemerintah dengan mereka yang berkepentingan.
84

3. Transact
Jenis Transact adalah interaksi dua arah hanya saja terjadi sebuah
transaksi yang berhubungan dengan perpindahan uang dari satu puhak ke
pihak lainnya (tidak gratis, masyarakat harus membayar jasa pelayanan
yang diberikan oleh pemerintah atau mitra kerjanya).
(Indrajit, 2005:29-32)

Berdasarkan penjelasan diatas, informasi pelayanan publik melalui SIM

NUPTK dengan website www.pmptk.kemdiknas.go.id ini termasuk pada jenis

publish karena pemerintah mempublikasikan berbagai data dan informasi yang

dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas diakses diantaranya, melalui

website Ditjen PMPTK Depdiknas yang dikelola oleh LPMP Provinsi Jawa Barat.

Masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat mengakses informasi

pelayanan publik SIM NUPTK melalui website Ditjen PMPTK Depdiknas,

kemudian user dapat melakukan browsing (melalui link yang ada) terhadap data

atau informasi yang dibutuhkan misalnya masyarakat dapat mendownload

berbagai persyaratan dalam mengurus pelayanan SIM NUPTK, baik formulir

pelayanan maupun pengumuman hasil dari pelayanan yang telah diajukan.


BAB III

OBYEK PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kota Bandung

3.1.1 Kependudukan Kota Bandung

Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana

penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan

penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya. Pertambahan

penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi

Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini

dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak

226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal

dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana

pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.

Penduduk Kota Bandung menurut Registrasi Penduduk sampai dengan

bulan Maret 2004 berjumlah : 2.510.982 jiwa dengan luas wilayah 16.729,50 Ha.

(167,67 Km 2 ), sehingga kepadatan penduduknya per hektar sebesar 155 jiwa.

Komposisi penduduk warga negara asing yang berdomisili di Kota Bandung

adalah sebesar 4.301 jiwa. Jumlah warga negara asing menurut catatan Kantor

Imigrasi Bandung yang berdiam tetap di Kota Bandung setiap bulannya rata-rata

sebesar 2.511 jiwa, sedangkan jumlah warga negara asing yang berdiam

sementara di Kota Bandung setiap bulannya rata-rata sebesar 5.849 jiwa.

85
86

Program Pemerintah dalam hal mengurangi kepadatan penduduk yang

tinggi khususnya di Kota Bandung telah dilaksanakan Program Transmigrasi ke

luar Pulau Jawa dengan jenis transmigrasi terbesar adalah Transmigrasi TU

sebanyak 76 Kepala Keluarga dengan jumlah jiwa sebesar 86, sedangkan daerah

tujuan Transmigrasi TU adalah Propinsi Riau dan Kalimantan tengah. Kota

Bandung menjadi kota terpadat di Jawa Barat. Menurut data dari Badan Pusat

Statistik Jawa Barat, tingkat kepadatan penduduk mencapai 14.228 jiwa per

kilometer persegi. Total jumlah penduduk di kota Bandung mencapai 2.390.120

jiwa sampai tahun 2010. Jumlah tersebut jauh dari angka ideal. Semestinya, setiap

satu kilometer persegi jumlah penduduk adalah 1.000 jiwa atau 40 jiwa per hektar.

3.1.2 Mata Pencaharian Penduduk Kota Bandung

Pertanian sebagai mata pencaharian utama dalam kehidupan manusia

dibeberapa bagian dunia telah mengalami proses perkembangan yang cukup

panjang dalam sejarah kebudayaan manusia. Hal itu sejalan dengan tahap

perkembangan pengetahuan manusia tentang jenis-jenis tanaman pangan dan cara

penanamannya. Proses perubahan sistem mata pencaharian berburu dan meramu

menjadi sistem mata pencaharian bercocok tanam itu merupakan suatu peristiwa

besar dalam proses perkembangan kebudayaan manusia.

Para ahli menyebut peristiwa itu sebagai suatu “revolusi” dalam peradaban

manusia. Mata pencaharian penduduk Kota Bandung berbeda-beda mulai dari

pegawai Negeri, pegawai swasta, petani, pedagang, TNI dan lain-lain.

Berdasarkan data yang telah diterima dari Badan Pusat Statistik Jawa Barat,
87

bahwa mata pencaharian penduduk Kota Bandung untuk pegawai swasta sebesar

4,002,000 pada jenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki sebanyak

3,164000.

Gambar 3.1
Daftar Rekafitulasi Jumlah Penduduk Kota Bandung
Berdasarkan Pendidikan dan Mata Pencaharian Tahun 2010

Sumber: www.wikipedia.go.id, 2011

3.2 Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kota Bandung

3.2.1 Sejarah Dinas Pendidikan Kota Bandung

Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1951 dan Undang-undang

Nomor 11 Tahun 1950, tepatnya pada tahun 1951 di Propini Jawa Barat telah

dibentuk Jawatan Pendidikan. Dengan tugas pokoknya menyelenggarakan

Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah, Pendidikan Masyarakat diseluruh Jawa

Barat. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, penyelenggaraan pendidikan di Daerah

Kabupaten Bandung dan Kota dijabat rangkap oleh Kantor Inspektorat (KKI).
88

Pada tahun 1981 dan Peraturan Daerah Propinsi Nomor 8 Tahun 1981,

jawatan nomeklaturnya menjadi Dinas Pendidikan Jawa Barat, dan untuk

Kabupaten menjadi Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Kota.Dalam

perkembangan selanjutnya sesuai dengan instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor

25 Tahun 1989 ( INMENDAGRI No. 11/1990). Dan Peraturan Daerah No 11

Tahun 1990 (PERDA No. 11 Tahun 1990 ), pada tingkat Kabupaten / tingkat

Kotamadya serta di Kecamatan segera dibentuk Dinas Pendidikan. Dilandasi

peraturan tersebut maka pada :

1. Tingkat Kabupaten / Tingkat Kota dibentuk Dinas Pendidikan Kabupaten /

Kota.

2. Tingkat kecamatan Cabang DInas Pendidikan Kecamatan / Kota Khusus

untuk Dinas Pendidikan Kota Bandung, diatur oleh PERDA No. 19 Tahun

1990, nomor : 07,08,09 dan 10 Tahun 1991.

Dengan PERDA ini status Dinas Pendidikan Kota Bandung tidak lagi

merupakan instansi vertikal dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat dan

instansi otonom dari Pemerintah Bandung, yang bertanggungjawab serta

melaksanakan instruksi langsung dari Kepala Walikota Bandung.

Sejalan dengan tuntutan pembanguna di bidang pendidikan yang semakin

tinggi serta pelayanan yang lebih cepat, maka perlu adanya penyempurnaan

struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Bandung. Untuk

memenuhi hal tersebut maka PERDA Kota Bandung Nomor 8 Tahun 1990

disempurnakan dengan PERDA Kota Bandung Nomor 18 Tahun 1994 ( PERDA

No. 18/1994 ), tentang susunan Daerah Kota Bandung, Kedudukan, Tugas Pokok
89

dan fungsi Dinas Pendidikan Kota Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Bandung Nomor 8 Tahun 1990 yang diubah dengan peraturan Daerah Nomor 18

Tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Bandung .

Selanjutnya dengan lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintah Daerah, terjadi perubahan paradigma dari sentralisasi menjadi

desentralisasi. Banyak kewenangan yang semula merupakan urusan pemerintah

diserahkan kepada provinsi, dan daerah Kabupaten atau Kota. Sekian banyak

kewenangan yang diserahkan kepada daerah Kabupaten / Kota adalah urusan

pendidikan. Hal ini nampak pada pasal 11 ayat 2 UU No. 22 tahun 1999, sebagai

berikut : Bidang pemerintah yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten

dan daerah kota meliputi pekerjaan umum kesehatan, pendidikan dan kebudayaan,

pertanian, perhubungan, industri, perdagangan, penanaman modal, lingkungan

hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.

Sebagai konsekuensi lahirnya Undang-undang diatas maka Dinas

Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten / kota perlu dilakukan restrukturisasi

organisasi. Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota bukan saja

mengelola Sekolah Dasar tetapi meliputi seluruh bidang pendidikan mulai dari

taman kanak-kanak sampai dengan pendidikan menengah termasuk pendidikan

yang selama ini dikelola oleh Departemen Agama.

Restrukturisasi berbagai pendidikan dikota Bandung diawali dengan

dilakukan Merger / penggabungan antara Dinas Pendidikan dan Departemen

Agama, Khususnya yang membidangi masalah pendidikan. Sebagai gabungan

dari ketiga institusi itu maka terbentuklah Dinas Pendidikan Kota Bandung pada
90

tanggal 7 Maret 2001 melalui PERDA No. 5 Tahun 2001. Kromologis

terbentukmya Dinas Pendidikan Kota Bandung:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1951 dan Undang-undang Nomor 11

Tahun 1950, tepatnya pada tahun 1951 di Propini Jawa Barat telah dibentuk

Jawatan Pendidikan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, penyelenggaraan

pendidikan di Daerah Kabupaten Bandung dan Kota dijabat rangkap oleh

Kantor Inspektorat (KKI).

2. ada tahun 1981 dan Peraturan Daerah Propinsi Nomor 8 Tahun 1981, jawatan

nomeklaturnya menjadi Dinas Pendidikan Jawa Barat, dan untuk Kabupaten

menjadi Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Kota.

3. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1989 ( INMENDAGRI No.

11/1990). Dan Peraturan Daerah No 11 Tahun 1990 (PERDA No. 11 Tahun

1990 ), pada tingkat Kabupaten / tingkat Kotamadya serta di Kecamatan

segera dibentuk Dinas Pendidikan

4. Tingkat kecamatan “ Cabang DInas Pendidikan Kecamatan / Kota “.Khusus

untuk Dinas Pendidikan Kota Bandung, diatur oleh PERDA No. 19 Tahun

1990, nomor : 07,08,09 dan 10 Tahun 1991.

5. PERDA Kota Bandung Nomor 8 Tahun 1990 disempurnakan dengan PERDA

Kota Bandung Nomor 18 Tahun 1994 ( PERDA No. 18/1994 ), tentang

susunan Daerah Kota Bandung, Kedudukan, Tugas Pokok dan fungsi Dinas

Pendidikan Kota Bandung


91

6. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 1990 yang diubah dengan

peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Pendidikan Kota Bandung .

7. Lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah,

terjadi perubahan paradigma dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Banyak

kewenangan yang semula merupakan urusan pemerintah diserahkan kepada

propinsi, aderah Kabupaten dan Kota. Diantara sekian banyak kewenangan

yang diserahkan kepada daerah Kabupaten / Kota adalah urusan pendidikan.

Hal ini nampak pada pasal 11 ayat 2 UU No. 22 tahun 1999, sebagai berikut :

“ Bidang pemerintah yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten dan

daerah kota meliputi pekerjaan umum kesehatan, pendidikan dan kebudayaan,

pertanian, perhubungan, industri, perdagangan, penanaman modal,

lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja”.

8. Terbentuklah Dinas Pendidikan Kota Bandung pada tanggal 7 Maret 2001

melalui PERDA No. 5 Tahun 2001.

3.2.2 Visi, Misi dan Sasaran Dinas Pendidikan Kota Bandung

Untuk mendukung visi dan Misi Pemerintah Kota Bandung sebagaimana

tersebut di atas, maka dirumuskanlah Visi, Misi dan Sasaran Dinas Pendidikan

Kota Bandung sebagai berikut :


92

Visi Dinas Pendidikan Kota Bandung:

“Mewujudkan masyarakat Kota Bandung yang Cerdas, Sehat, Produktif,

Berakhlak Mulia dan Cinta Lingkunagan Hidup guna mendukung Bandung

Bermartabat”.

Misi Dinas Pendidikan Kota Bandung :

1. Peningkatan aksesibelitas dan mutu pendidikan menuju standar nasional

pendidikan;

2. Pengembangan pendidikan karakter (character building) menuju akhlak

mulia;

3. Pengembangan sekolah sehat dan sekolah berwawasan lingkungan;

4. Pengembangan kepemudaan, olahraga, dan seni budaya;

5. Peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan dan

6. Pengembangan good governance melalui manajemen pendidikan yang

akuntabel dan transparan.

Sasaran Strategis Dinas Pendidikan Kota Bandung :

1. Meningkatkan kualitas pendidikan warga Kota Bandung melalui peningkatan

kualitas penyelenggaraan pendidikan sesuai tuntutan pembangunan;

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan sarana pendidikan

untuk menunjang proses penyelenggaraan pendidikan;


93

3. Meningkatkan produktivitas kerja dan terciptanya pelayanan yang dapat

memuaskan stakeholder pendidikan;

4. Meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan tenaga kependidikan dalam

melaksanakan tugas;

5. Meningkatkan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan secara efesien dan

efektif sesuai dengan perkembangan iptek.Sedangkan sasaran

penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang persekolahan dititikberatkan

pada :

a. Pendidikan Prasekolah, sasarannya untuk peningkatan pelayanan/

penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini;

b. Pendidikan Dasar, sasarannya untuk :

1) Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partsipasi

Murni (APM) SD/MI dan SMP/MTs.

2) Menurunnya Angka Putus Sekolah (APS).

3) Terwujudnya manajemen pendidikan berbasis sekolah

4) Meningkatkan jumlah siswa yang melanjutkan sekolah ke jenjang

yang lebih tinggi.

5) Tuntasnya Wajib Belajar Dikdas 9 Tahun.

c. Pendidikan Menengah, sasarannya untuk :

1) Meningkatnya APK dan APM SMA/MA dan SMK.

2) Menurunnya Angka Putus Sekolah (APS).

3) Terwujudnya manajemen pendidikan berbasis sekolah


94

4) Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan sistem ganda pada sekolah

kejuruan.

5) Meningkatkan jumlah siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi.

6) Terlaksananya perintisan Wajib Belajar Pendidikan Menengah (Wajar

Dikmen) 12 Tahun.

d. Pembinaan Pendidikan Luar Sekolah, sasarannya untuk meningkatkan

potensi diri, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat.


95

3.2.3 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung

Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk dapat menjalan tugasnya maka

memiliki struktur organisasi yang dapat di lihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.2
Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung

KEPALA DINAS
Drs. H. OJI MAHROJI

SEKRETARIS DINAS
KELOMPOK
Drs. DADANG IRADI, M.Pd
JAB.FUNGSIONAL

KASUBAG KASUBAG KASUBAG

UMUM & KEPEG PROGRAM KEUANGAN

Drs. HARTA KURNIAWAN, MM BENNY ERWAN, S.Pd Drs. Abd. GAOS, M.Pd

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG

PTKSD PSMP PSMAK PNFI

Drs. Enden Mutakin Drs. H. DEDE AMAR, M.pd DEDI DARMAWAN, S.Pd Dra. THERESIA WIDYANTI, M.Si

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI

MANAJEMEN & MANAJEMEN & MANAJEMEN & PAUD &

SARANA PRASARANA SARANA PRASARANA SARANA PRASARANA KESETARAAN

Drs. SURYADI, M.Si Dra. AHMAD ARIF, M.Si Drs. H. USEP SADELI Dra. YETI HAMDIYATI, M.Pd

SEKSI SEKS SEKSI SEKSI

KURIKULUM & IKURIKULUM & KURIKULUM & KURSUS &

SISTEM PENGUJIAN SISTEM PENGUJIAN SISTEM PENGUJIAN KELEMBAGAAN

Drs. SIROJUDIN, M.pd Drs. SARIFUDDIN, M.Pd Drs. H. D. SUPANDA, M.M.Pd Drs. MOMON, M.Si

SEKSI SEKS SEKSI SEKSI

PENGEMBANGAN TENAGA IPENGEMBANGAN TENAGA PENGEMBANGAN TENAGA DIKMAS &

PENDIDIK & KESISWAAN PENDIDIK & KESISWAAN PENDIDIK & KESISWAAN SENI BUDAYA

Dra. YETI HERAWATI, SMHk Dra. Hj. PUPUNG PUSPITAWATI, M.Pd Dra. Hj. CUCU ROSTINI Dra. Hj. EEM SUKAEMAH, M.Pd

UPTD

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2011


96

Berikut ini beberapa tugas pokok dan fungsi pada Badan Dinas Pendidikan

Kota Bandung :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur,

merumuskan, membina, mengawasi, mengendalikan, mengkoordinasikan dan

mempertanggungjawabkan pelaksanaan kebijakan teknis pelaksanaan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di

bidang pendidikan sesuai dengan kewenangannya.

2. Sekretaris Dinas

Sekretaris mempunyai tugas pokok memimpin, membina, mengarahkan,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang pengelolaan

dan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengelolaan umum dan

kepegawaian, pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan keuangan

serta pengkoordiansian tugas-tugas bidang.

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok

merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan

tugas pelayanan administrasi umum dan administrasi kepegawaian.

4. Sub Bagian Program

Sub Bagian Program mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris

melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup program.


97

5. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan,

melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan

administrasi dan pelaporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan

Dinas.

6. Bidang PendidikanTaman kanak-kanak dan Sekolah Dasar (PTKSD)

Bidang Pendidikan Taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar dipimpin oleh

seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

yang menjadi kewenangan di bidang Pendidikan lingkup pendidikan taman

kanak-kanak dan sekolah dasar.

7. Seksi Manajemen dan Sarana Prasarana Pendidikan PTKSD

Seksi Manajemen dan Sarana Prasarana PTKSD mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Taman kanak-kanak dan

Sekolah Dasar lingkup manajemen sekolah dan sarana prasarana pendidikan

taman kanak-kanak dan sekolah dasar.

8. Seksi Kurikulum dan Sistem Pengujian PTKSD

Seksi Kurikulum dan Sistem Pengujian PTKSD mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Taman Kanak-kanak dan

Sekolah Dasar lingkup kurikulum dan sistem pengujian pendidikan taman

kanak-kanak dan sekolah dasar.

9. Seksi Pengembangan Tenaga Pendidik dan Kesiswaan PTKSD

Seksi Pengembangan Tenaga Pendidik dan Kesiswaan PTKSD mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Taman kanak-


98

kanak dan Pendidikan Dasar (PTKSD) lingkup pengembangan tenaga

pendidik dan kesiswaan pendidikan taman kanak-kanak dan sekolah dasar.

10. Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (PSMP)

Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama dipimpin oleh seorang

Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan yang

menjadi kewenangan di bidang Pendidikan lingkup Pendidikan Sekolah

Menengah Pertama.

11. Seksi Manajemen dan Sarana Prasarana Pendidikan PSMP

Seksi Manajemen dan Sarana Prasarana Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama (PSMP) mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (PSMP) lingkup manajemen

sekolah dan sarana prasarana Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

(PSMP).

12. Seksi Kurikulum dan Sistem Pengujian PSMP

Seksi Kurikulum dan Sistem Pengujian PSMP mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

dan Sekolah Dasar lingkup kurikulum dan sistem pengujian pendidikan taman

kanak-kanak dan sekolah dasar.

13. Seksi Pengembangan Tenaga Pendidik dan Kesiswaan PSMP

Seksi Pengembangan Tenaga Pendidik dan Kesiswaan Pendidikan Sekolah

Menengah Pertama (PSMP) mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian


99

tugas Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (PSMP) lingkup

pengembangan tenaga pendidik dan kesiswaan Pendidikan Sekolah

Menengah Pertama (PSMP).

14. Bidang Pendidikan Menengah Atas dan Kejuruan (PSMAK)

Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (PSMAK)

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas

Pendidikan lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan.

15. Seksi Manajemen dan Sarana Prasarana PSMAK

Seksi Manajemen dan Sarana Prasarana PSMAK mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Menengah Atas dan

Kejuruan (PSMAK) lingkup manajemen dan sarana prasarana PSMAK.

16. Seksi Kurikulum dan Sistem Pengujian PSMAK

Seksi Kurikulum dan Sistem Pengujian PSMAK mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Menengah Atas dan

Kejuruan (PSMAK) lingkup kurikulum dan sistem pengujian PSMAK.

17. Seksi Pengembangan Tenaga Pendidik dan Kesiswaan PSMAK

Seksi Pengembangan Tenaga Pendidik dan Kesiswaan PSMAK mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Menengah

Atas dan Kejuruan (PSMAK) lingkup pengembangan tenaga pendidik dan

kesiswaan pendidikan sekolah menengah atas dan kejuruan.


100

18. Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal

Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pendidikan lingkup pendidikan

non formal dan informal.

19. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini dan Kesetaraan

Seksi Pendidikan Anak Usia Dini dan Kesetaraan mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal

lingkup pendidikan anak usia dini dan kesetaraan.

20. Seksi Kursus dan Kelembagaan

Seksi Kursus dan Kelembagaan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal lingkup kursus

dan kelembagaan.

21. Seksi Pendidikan Masyarakat dan Seni Budaya

Seksi Pendidikan Masyarakat dan Seni Budaya mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal

lingkup pendidikan Masyarakat dan Seni Budaya.

22. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional pada masing-masing Dinas Daerah

mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian

tugas Dinas berdasarkan keahlian dan spesialisasi yang dibutuhkan sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.


101

3.3 Sistem Informasi Manajemen Nomor Unik Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (SIM NUPTK)

Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) adalah nomor

yang diberikan kepada setiap individu yang sedang bekerja sebagai pendidik dan

tenaga kependidikan formal dan non formal yang bersifat unik secara nasional.

Salah satu upaya dalam rangka mengimplementasikan Undang-undang Nomor 14

tahun 2005 tentang guru dan dosen. Perkembangan electronic government,

menuntut pemerintahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang baik.

Perkembangan electronic government tersebut, dikembangkan oleh Menteri

pendidikan nasional melalui Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) yang selanjutnya dilaksanakan oleh

LPMP Jawa Barat yang diserahkan penanganannya kepada Dinas Pendidikan

Kab/Kota.

Salah satu komponen strategis dalam mendukung hal tersebut adalah

dengan memperkuat sistem dan koordinasi antara pemerintah LPMP Jawa Barat

dengan pihak Dinas Kab/Kota dalam perencanaan, pengumpulan data, analisis

data dengan menggunakan SIMNUPTK yang telah dikembangkan oleh Direktorat

Jenderal PMPTK. Sistem ini msh terus dikembangkan dan saat ini telah

dikembangkan versi online-nya. Dengan versi ini diharapkan alur data dari

Kab/Kota bisa real time, sehingga pemerintah pusat dapat mempercepat

pengambilan keputusan berdasarkan analisis data tersebut.


102

Dalam rangka memberikan informasi dan pendampingan tentang

perkembangan SIMNUPTK bagi operator Kab/Kota yang ada di Jawa Barat

menyelenggarakan kegiatan workshop pengelolaan database NUPTK Online.

3.3.1 Gambaran Umum Website www.pmptk.kemdiknas.go.id

Website www.pmptk.kemdiknas.go.id merupakan sebuah website resmi

dari Direktorat Jenderal PMPTK Kementerian Pendidikan Nasional. Website

www.pmptk.kemdiknas.go.id terbentuk beringinan dengan PMPTK itu sendiri.

Pada saat itu sebelum tahun 2002 telah dirintis melalui SIM Guru yang hasilnya

belum pernah tuntas dan data yang muncul sangat bervariasi antara satu unit

dengan unit lainnya, sehingga menimbulkan keraguan bagi para pengguna data

PTK baik untuk perencanaan maupun untuk kepentingan studi. Mulai tahun 2004

SIM Guru berganti perangkat lunak menjadi SIM PTK, sampai akhir tahun 2006

telah menghasilkan data PTK (khusus guru) sebanyak 2.783.321 guru walaupun

kita yakini bahwa data tersebut masih perlu divalidasi, akan tetapi data tersebut

menjadi kesepakatan yang digunakan di lingkungan Depdiknas. Pada akhir tahun

2006 melalui APBN-P dirintis SIM NUPTK yang merupakan pengembangan dari

SIM PTK sebagai upaya peningkatan akurasi, cermat dan sistimatis data PTK

untuk mengantisipasi adanya duplikasi data.

Pada website www.pmptk.kemdiknas.go.id pemerintah membuatkan satu

pages tersendiri mengenai SIM NUPTK. Begitu pages tersebut di klik, akan

tampil beberapa informasi mengenai SIM NUPTK, baik mengenai latar belakang,

gambaran umum NUPTK, syarat mendapatkan NUPTK, pencarian NUPTK, data


103

guru nasional, download, analisis guru, dan disediakannya form kontak kami bagi

PTK dan sebagainya.

Website www.pmptk.kemdiknas.go.id bertujuan agar pemohon NUPTK

tidak perlu repot untuk bertanya kesana-sini, termasuk kepada petugas. Apabila

PTK ingin mengajukan pertanyaan pada website www.pmptk.kemdiknas.go.id

disediakan sarana lain seperti form pengaduan yaitu melalui e-mail yang

disediakan pada website ini atau langsung melalui telepon. Pelayanan melalui

website ini merupakan suatu bukti bahwa Direktorat Jenderal PMPTK

Kementerian Pendidikan Nasional sungguh-sungguh membuka diri terhadap

kebutuhan PTK dan sekaligus menempatkan diri untuk siap dikoreksi terutama

oleh PTK. Berikut ini tampilan dari website www.pmptk.kemdiknas.go.id sebagai

berikut :

Gambar 3.3
Tampilan halaman utama website www.pmptk.kemdiknas.go.id

Sumber : www.pmptk.kemdiknas.go.id (2011)


104

Gambar di atas merupakan tampilan awal jika kita ingin mangakses

informasi pelayanan SIM NUPTK melalui www.pmptk.kemdiknas.go.id pada

Direktorat Jenderal PMPTK Kementerian Pendidikan Nasional, pada halaman ini

juga kita dapat langsung memilih halaman yang akan kita buka atau perlukan

informasinya, halaman ini berisi antara lain :

1. MENU UTAMA

Menu utama dari pages ini meliputi Home yang berisi tentang NUPTK,

Tugas dan Fungsi PMPTK, Visi Misi PMPTK, Struktur organisasi PMPTK,

LPMP dan P4TK.

2. NUPTK WEB PAGES

Layanan NUPTK WEB PAGES adalah layanan yang meliputi tentang beranda

dimana terdapat alur data NUPTK, Latar Belakang yang berisi tentang latar

belakang NUPTK, Gambaran umum NUPTK berisi tentang NUPTK, Syarat

mendapatkan NUPTK, Pencarian NUPTK mengenai NUPTK Browser, Data

Guru Nasional, Halaman Download NUPTK, Analisis Guru, dan Kontak

kami yang dapat dihubungi apabila ada komplen.

3. INFORMASI

Pages Informasi yang didalamnya terdapat Berita PMPTK, Arsip berita,

Photo Gallery yang berisi photo kegiatan pelatihan, Forum PMPTK yang

memuat masalah NUPTK dan Sertifikasi, Juknis tambahan penghasilan dan

Pengumuman CPNS.
105

Berikut ini adalah tampilan Pelayanan SIM NUPTK pada website

www.pmptk.kemdiknas.go.id yang dapat dilihat pada gambar 3.4 sebagai berikut :

Gambar 3.4
Tampilan Pelayanan SIM NUPTK

Sumber : www.pmptk.kemdiknas.go.id [2011]

Pada gambar 3.4 merupakan tampilan pelayanan SIM NUPTK pada

website Direktorat Jenderal PMPTK Kementerian Pendidikan Nasional. Menu

tampilan ini berisi mengenai NUPTK webbrowser, instrumen pendataan, data

guru, analisis guru, dan form komplain yang dapat di download oleh kalangan

masyarakat. Jika kita mengklik salah satu dari menu pelayanan SIM NUPTK ini,

misalnya seperti gambar 3.4 kita mengklik pelayanan mengenai panduan maka

dalam tampilan akan muncul pelayanan untuk mendownload, dan tampilannya

seperti berikut:
106

Gambar 3.5
Tampilan untuk mendownload NUPTK webbrowser

Sumber : www.pmptk.kemdiknas.go.id [2011]

Setelah kita mengklik pelayanan panduan maka tampilan akan muncul

seperti gambar 3.5 Tampilan ini berfungsi untuk mengunduh atau mendownload

form panduan yang didalamnya terdapat materi NUPTK, panduan web browser,

panduan pengajuan NUPTK yang didalamnya terdapat formulir NUPTK, Panduan

sincron data lokal dan pusat pada SIM NUPTK client. Pada gambar diatas terlihat

perintah apakah anda ingin mendownload dengan winrar lalu tekan OK atau anda

dapat langsung mengunduh atau mendownload-nya melalui save as (simpan

berkas) dan simpan melalui CD-Room atau flashdisk, setelah itu untuk pengajuan

NUPTK kita dapat mengambil formulir yang sudah di jelaskan di atas bahwa

formulir terdpat di dalam panduan NUPTK dan tampilannya seperti berikut:


107

Gambar 3.6
Tampilan Formulir Pengajuan NUPTK

Sumber : www.pmptk.kemdiknas.go.id [2011]

Berikut ini adalah tampilan gambar mengenai formulir pengajuan

NUPTK. Dalam form ini berisi mengenai nama sekolah, nama pemohon, alamat

pemohon, tempat tanggal lahir, NIP, No KTP, status kawin, orangtua, setatus

kepegawaian, dan untuk pengiriman formulir ini PTK dapat mengirimkan

formulir ke Dinas Pendidikan Kab/Kota setempat, dan Dinas Pendidikan

Kab/Kota tersebut akan memasukkan data yang akan di kirim ke LPMP dan dari

LPMP akan mengirimkan ke Bagren Setditjen PMPTK, lalu menerbitkan

hasilnya. Untuk PTK dapat melihat hasil NUPTK nya dapat datang ke Dinas

Pendidikan dan menemui bagian dari SIM NUPTK tersebut atau dapat di lihat

melalui NUPTK web browser dan dapat didownload melalui

www.pmptk.kemdiknas.go.id dengan tampilan seperti berikut:


108

Gambar 3.7
Tampilan NUPTK web browser

Sumber : www.pmptk.kemdiknas.go.id [2011]

Setelah kita mengklik pelayanan NUPTK web browser maka akan ada

perintah untuk membuka langsung atau menyimpannya terlebih dahulu. Setelah

NUPTK web browser berhasil didownload maka aplikasi dapat di buka dan

diinstall langsung. Petunjuk penginstalan ada di dalam winrar yang sudah

didownload dalam form NUPTK web browser , sedangkan untuk operatornya

menggunakan database SIM NUPTK Client-Server berfungsi sebagai server yang

terkoneksi dengan jardiknas atau internet. DB-Server NUPTK memiliki kode

aktifasi yang diberikan ke tiap-tiap operator LPMP dan Dinas Pendidikan

kabupaten/kota. Setiap instansi hanya dapat bekerja pada satu DB-Server NUPTK.
109

3.3.2 SIM NUPTK web browser

1. Form Login NUPTK web browser

Aplikasi SIM NUPTK sebuah aplikasi yang ditujukan untuk mendukung

pengelolaan sistem manajemen. Hal ini didasarkan kepada kebutuhan untuk

pelayanan publik SIM NUPTK yang terus di tuntut untuk lebih maju dalam

pendataan PTK yang menjadi landasan dalam menghadapi perkembangan.

Aplikasi ini dapat didownload dalam website yang sudah diterangakn diatas untuk

melihat hasil dari pengajuan NUPTK dari PTK yang NUPTK nya sudah keluar.

Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya bentuk dari aplikasi tersebut berawal dari

gambar di bawah ini.

Gambar 3.8
Login SIM NUPTK web browser

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2011

Pertama kali menggunakan aplikasi SIMNUPTK, harus melakukan

konfigurasi server. Langkah ini berfungsi untuk menentukan komputer mana yang

akan digunakan sebagai server (petugas entry) aplikasi, dimana database sebagai

tempat penyimpanan data aplikasi berada atau telah terinstal pada komputer yang

akan dijadikan server


110

2. Form Desktop Menu Utama Aplikasi SIM NUPTK

Tampilan jendela kerja (desktop) aplikasi SIM NUPTK mencakup dua

menu di dalamnya antara lain: Pertama, Menubar Adalah suatu kumpulan daftar

menu atau fasilitas aplikasi yang dikelompokkan sesuai dengan kategori. Terdapat

lima kategori menu utama dan beberapa sub menu dari setiap menu utama di

dalam Menubar yaitu antara lain: menu File, Master, tools, laporan, help. Setiap

sub menu di dalam menubar mempunyai fungsi dan peran yang berbeda. Kedua,

Toolbar Adalah tombol-tombol yang memiliki gambar (icon), yang berfungsi

sebagai jalan pintas (Shortcut) untuk menjalankan fasilitas yang terdapat didalam

aplikasi.

Gambar 3.9
Tampilan Desktop Menu Utama Aplikasi SIM NUPTK

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2011

Tampilan pada gambar 3.9 tersebut adalah menu utama dari aplikasi SIM

NUPTK yang berfungsi untuk memulai atau mengawali berbagai menu yang ada.

Terdapat komponen di dalam tampilan yaitu antara lain: Individu, sekolah dan
111

madrasah, pendidikan non formal, pengawas sekolah. Langkah selanjutnya adalah

memilih Modul NUPTK untuk mengawalinya.

3. Form Hasil NUPTK

Langkah selanjutnya untuk melihat hasil data para pemohon yang

berbentuk identitas sekolah kemudian klik daftar nama sekolah atau nama

pemohon. Terdapat beberapa pilihan didalamnya yang kemudian pilih salah satu

jenis yang di inginkan yang dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

Gambar 3.10
Daftar Modul Hasil NUPTK

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2011

3.3.3 SIM NUPTK Client Server

SIM NUPTK Client server adalah database yang berbentuk My-Sql,

khusus untuk operator yang menggunakan database SIM NUPTK Client Server
112

berfungsi sebagai server yang terkoneksi dengan jardiknas atau internet. DB-

Server NUPTK memiliki kode aktifasi yang diberikan ke tiap-tiap operator LPMP

dan Dinas Pendidikan kab/kota. Setiap instansi hanya dapat bekerja pada satu DB-

Server NUPTK. Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya bentuk dari aplikasi tersebut

berawal dari gambar di bawah ini.

Gambar 3.11
Form Depan Tampilan Aplikasi dan Aplikasi Login

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2011

Tampilan pada gambar 3.11 tersebut adalah Form Depan Tampilan

Aplikasi dan Aplikasi Login dimana keduanya saling berkaitan, dengan begitu

untuk menjalankan aplikasi SIM NUPTK Client Server dengan klik ganda file

SIM NUPTK Client Server yang sebelumnya dikopikan ke komputer anda. Akan

muncul form depan tampilan aplikasi. Perhatikan setiap anda menjalankan

aplikasi, maka otomatis nuptk browser juga terbuka. Setelah itu untuk verifikasi

user online Jika anda baru pertama kali menjalankan aplikasi login dengan

username dan Password klik OK. Setelah anda melakukan login sementara
113

dengan username dan Password default, anda harus membuat user terlebih

dahulu. Untuk membuat user dengan user level Administrator adalah sebagai

berikut:

Gambar 3.12
Form Tampilan Membuat User SIM NUPTK Client-Server

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2011

Membuat user dengan user level Administrator adalah dengan Klik menu

File, pilih Administrator, User Manajemen Klik tombol New Isi semua informasi

yang ada, sesuaikan dengan tempat anda. Setelah selesai maka user dapat

menggunakan database untuk menambah data baru, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar berikut ini:


114

Gambar 3.13
Form Tampilan Penambahan Data Baru Instansi Dan Individu

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2011

Penambahan Instansi Baru jika ada sekolah atau instansi yang belum

terdaftar di database maka anda harus mengisi data-data sekolah/instansi tersebut.

Cara menambahkan sekolah/instansi baru sebagai berikut: sebagai contoh kita

akan menambahkan sekolah baru dengan Klik Menu Data, pilih

Sekolah/Instansi/Yayasan, lalu Daftar Sekolah. Akan muncul Form Instansi_list

Klik tombol Buat Sekolah Baru yang terletak disebelah kiri bawah form. Akan

tampil form baru yaitu sekolah. Klik tombol New, kemudian isi semua informasi

tentang sekolah yang ingin ditambahkan. Klik Add untuk mengisi jumlah Rombel.

Setelah lengkap terisi, klik Simpan. Data sekolah baru telah tersimpan dan siap

diisi dengan data PTK nya.


115

Untuk penambahan individu baru, harus melalui sekolah/institusinya,

sehingga tidak ada individu yang tidak mempunyai tempat tugas (lost link). Pada

saat melakukan entri, juga harus dipastikan bahwa individu tersebut belum ada

didatabase dengan menggunakan fasilitas pencarian yang ada di aplikasi. Hal ini

untuk memastikan kemungkinan individu terdaftar di sekolah /intansi lain.

Langkah penambahan individu berikut dilakukan untuk penambahan PTK

di sekolah. Klik short cut Sekolah & Madrasah yang ada didepan aplikasi. Pilih di

drop down menu Propinsi, Kabupaten/Kota dari sekolah yang dicari. Klik icon

open untuk menampilkan daftar sekolah. Akan tampil daftar sekolah di daerah

tersebut. Klik ganda sekolah yang ingin ditambahkan PTK nya. Akan tampir form

ptk_list, Klik tombol Buat PTK Baru, akan tampil Form Biodata PTK.

Tampilan biodata untuk PTK baru dicari terlebih dahulu Individu yang

ingin tambahkan untuk memastikan individu tersebut belum ada didatabase di

sekolah/instansi yang berbeda. Tulis nama PTK kemudian klik tombol Cari. Jika

nama individu ada didaftar, select individu tersebut, kemudian klik tombol Pilih.

Lakukan beberapa perbaikan atau pemutakhiran data individu sesuai keperluan,

kemudian Klik icon Simpan, dialog konfirmasi akan muncul, klik OK.

Jika pada proses pencarian individu tidak ditemukan maka anda harus

melakukan entri data individu tersebut. Klik tombol skip pada tampilan cari. Isi

data-data individu dengan lengkap, klik pula icon Edit untuk memasukkan data-

data tempat tugas PTK. Sama dengan sebelumnya, Klik icon Simpan, form

konfirmasi akan muncul. Klik OK, maka data PTK bersetatus diajukan. sedangkan

untuk penyimpanan data mutasi dimana mutasi itu adalah PTK yang pindah tugas
116

dari satu instansi atau ke luar kab/kota, dapat menggunakan form mutasi yang

dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 3.14
Form Tampilan Mutasi

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2011

Gambar di atas adalah menu lampiran mutasi petunjuk dari pengisiannya

dengan Pilih Individu lalu klik tombol Detail PTK Online. Klik tombol Mutasi,

detail individu akan muncul dengan Tempat Tugas sudah ditempat yang baru.

Klik icon edit untuk menyesuaikan informasi di tempat baru. Form Tugas PTK

akan muncul, lengkapi sesuai dengan yang informasi yang ada. Klik tombol OK,

cek kembali data yang mungkin harus diubah. Pastikan ijazah terakhir sudah

terisi. Klik tombol Simpan. Akan muncul dialog konfirmasi yang menandakan

mutasi telah berhasil dilakukan, Cek disekolah baru. PTK yang di mutasi telah

terdaftar di sekolah tujuan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Input Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK Di Dinas Pendidikan

Kota Bandung.

Penerapan e-government adalah sebuah langkah pendukung adanya suatu

fasilitas yang dapat mempercepat data, yang kemudian akan diolah menjadi suatu

informasi. Penggunaan teknologi merupakan perwujudan dari kebijakan pemerintah

melalui keputusan bersama dalam mewujudkan manfaat dan pembangunan di segala

bidang dan dalam penggunaan teknologi ini pemerintah dapat meningkatkan

keefektivan pelayanan publik terutama dalam bidang pendataan pendidik dan tenaga

kependidikan.

Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju merupakan peluang

bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk memanfaatkan teknologi secara efektif

dalam rangka meningkatkan keefektivan pelayanan publik. Dinas Pendidikan Kota

Bandung dalam memberikan kemudahan, dalam memberikan informasi dan

pelayanan publik SIMNUPTK kepada PTK, dalam penggunaan teknologinya Ditjen

PMPTK Depdiknas membangun sebuah website yang beralamatkan di

www.pmptk.kemdiknas.go.id yang digunakan sebagai sarana untuk memberikan

informasi pelayanan publik SIM NUPTK sehingga PTK mudah dalam memperoleh

informasi terutama dalam mencari informasi mengenai pelayanan NUPTK.

117
118

NUPTK adalah nomor identitas yang bersifat unik untuk seluruh PTK yang

berada di sekolah baik PNS maupun non PNS. NUPTK terdiri dari 16 dijit numerik

yang bersifat unik dan tetap, karena NUPTK yang dimilik oleh PTK tidak akan

berubah, meskipun yang bersangkutan telah berpindah tempat mengajar atau terjadi

perubahan data periwayatan. Informasi pelayanan NUPTK menyangkut kepentingan

umum, karena informasi pelayanan NUPTK bersifat jasa, untuk meningkatkan

kualitas pelayanan publik diperlukan adanya fasilitas fisik atau sarana dan prasarana

yang memadai. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas mendukung bertujuan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada PTK. Adapaun input pelayanan

publik melaui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung adalah berupa

peralatan dan sarana prasarana, material bahan baku, modal, dan sumber daya

manusia (SDM). Berikut ini adalah penjelasan mengenai input pelayanan publik

melalui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai berikut:

4.1.1 Peralatan Dan Sarana Prasarana Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK

Di Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Perkembangan Teknologi Informasi berkembang dengan pesat seiring dengan

penemuan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi dan

Komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan

Teknologi Informasi, mulai dari sistem komunikasi sampai dengan alat komunikasi

yang searah maupun dua arah (interaktif). Pelayanan yang ditunjang dengan peralatan
119

dan perlengkapan yang memadai dapat menjadi modal yang dapat mewujudkan setiap

program dan tujuan lembaga pemerintah kearah yang lebih baik.

Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini maka pemerintah

mengaplikasikan teknologi untuk diterapkan sebagai upaya untuk memperbaiki

kualitas pelayanan kepada masyarakat. Peralatan adalah unsur yang penting karena

untuk membuat sebuah jaringan internet diperlukan peralatan-peralatan yang

mendukung seperti tower dan peralatan komputer, software dan hardware, oleh

karena itu peralatan diperlukan untuk menunjang kebutuhan dalam memberikan

pelayanan SIM NUPTK kepada PTK atau dengan kalangan lain yang berkepentingan.

Komputer dan jaringan internet adalah peralatan yang harus dimiliki oleh bagian

program.

Peralatan yang pertama, untuk memproses data adalah komputer alat ini

merupakan salah satu alat atau mesin yang mampu menerima data, memproses data,

menyimpan data, dan menghasilkan bentuk keluaran berupa teks, gambar, simbol,

angka dan suara dapat dikategorikan sebagai komputer. Pengoperasian, bentuk,

sistem dan fungsinya komputer dapat dibagi menjadi dua (2) bagian yaitu hardware

dan software. Dinas Pendidikan Kota Bandung saat ini belum menggunakan laptop

sebagai alat penunjang pemprosesan data, hal tersebut dikarenakan terbatasnya

anggaran atau biaya yang diberikan pemerintah, oleh sebab itu untuk alat

pemprosesan data Dinas Pendidikan Kota Bandung masih menggunakan komputer.


120

Peralatan kedua, CPU (Central Processing Units) alat yang berfungsi sebagai

pemprosesan data. Yang berisi rangkaian sirkuit yang menyimpan instuksi-instruksi

pemrosesan, penyimpanan data. Monitor adalah alat yang mampu menampilkan teks

maupun gambar dari data yang sedang diproses dalam CPU. Ketiga, Keyboard adalah

alat untuk memasukan data maupun perintah ke CPU, biasanya terdiri dari rangkaian

huruf dan angka. Keempat, Mouse adalah alat bantu untuk memberikan perintah

dalam memproses data berbentuk gambar atau grafik dan printer adalah alat yang

memproduksi keluaran data (output) berbentuk cetak, baik itu berupa teks maupun

gambar atau grafik.

Tujuan adanya peralatan ini adalah untuk menyelenggarakan pelayanan publik

SIM NUPTK secara optimal sesuai dengan standar pelayanan minimal, serta

melaksanakan pelayanan publik yang efektif dan effisien. Oleh karena itu, Dinas

Pendidikan Kota Bandung memberikan peralatan yang memadai sesuai dengan

standar pengelolaan pelayanan publik SIM NUPTK agar terwujudnya peningkatan

kualitas pelayanan publik SIM NUPTK yang lebih baik.

Sarana prasarana yang merupakan sebuah fasilitas adalah segala sesuatu yang

dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu

tujuan. Fasilitas juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan

dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha. Ketersediaan fasilitas dan sarana bagi

kelancaran pekerjaan juga sangat penting, supaya iklim kerja di kantor akan menjadi

baik sehingga efektivitas pelayanan meningkat.


121

Sarana prasarana atau infrastruktur yang dibutuhkan oleh Dinas Pendidikan

Kota Bandung dalam memberikan pelayanan publik SIM NUPTK dalam mencapai

tujuannya. Penyediaan sarana prasarana atau infrastruktur dalam penggunaan

teknologi informasi Dinas Pendidikan Kota Bandung melalui database Client server

online dan website www.pmptk.kemdiknas.go.id yang dikelola langsung oleh LPMP

Provinsi Jawa Barat merupakan pendukung guna terwujudnya penerapan e-

Government. Penyediaan infrastruktur sangat penting terutama dalam hal sarana

pelayanan yang mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan fungsi pelayanan

yang pertama, fasilitas pelayanan seperti fasilitas ruangan pelayanan yang dibutuhkan

adalah pelayanan yang cukup aman dan tertib.

Pembuatan sebuah jaringan internet untuk database Client server online

memerlukan beberapa peralatan yang sangat penting, dalam hal ini peralatan yang

digunakan Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam memberikan pelayanan publik

melalui SIM NUPTK adalah peralatan dasar yaitu hardware seperti seperangkat

komputer, server, dan jaringan yang digunakan agar dapat mengakses kepada

pegawai-pegawai Dinas Pendidikan Kota Bandung yang memegang bagian untuk

mengirimkan data kepada LPMP Provinsi Jawa Barat. Pada jaringannya Dinas

Pendidikan Kota Bandung menggunakan Wifi yang digunakan oleh para aparaturnya

dan menggunakan kabel jaringan tower untuk memberikan pelayanan publik melalui

SIM NUPTK kepada PTK.


122

Peralatan lainnya seperti software My-Sql untuk aplikasinya, sedangkan

server-nya terdapat di ruang web yaitu satu digunakan untuk website Dinas

Pendidikan Kota Bandung dan satu lagi digunakan untuk semua sistem informasi

yang ada. Berdasarkan hal tersebut, peralatan dari pelayanan publik melalui SIM

NUPTK, belum berjalan secara efektif, dikarenakan peralatan yang kurang memadai

menyebabkan informasi dan pelayanan SIM NUPTK yang diberikan menjadi tidak

efektif. Hal tersebut dikarenakan anggaran yang minim, yang diberikan oleh

pemerintah dalam menunjang kebutuhan menjalankan program ini.

Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam hal fasilitas ruangan yang masih

kurang memadai, seperti ruang tunggu yang disatukan dengan pelayanan bagian lain,

tempat duduk yang masih minim sehingga pemohon yang ingin mengajukan

permohonan NUPTK duduk di luar ruangan. Sedangkan hasil observasi dan

wawancara kepada petugas entry data bagian program SIM NUPTK, penyediaan

sarana prasarana pelayanan yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung

belum berjalan secara optimal terutama pada bagian yang melayani pemberian

informasi yang memberikan informasi umum berkaitan dengan SIM NUPTK

termasuk mengenai website LPMP Provinsi Jawa Barat yang berkaitan langsung

dalam hal SIM NUPTK. Bagian pelayanan informasi tersebut terkadang tidak ada

yang melayani, alasannya aparatur yang sibuk, dan itu dikarenakan aparatur yang

sedikit, sehingga terkadang tidak ada penjagaan dari petugas pelayanan yang

melayani pelayanan informasi SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung.


123

Pelaksanaan penerapan e-government di Dinas Pendidikan Kota Bandung

belum dapat terwujud, karena penyediaan sarana dan prasarana teknologi informasi

dan komunikasi yang belum memadai seperti, peralatan-peralatan pendukung

teknologi informasi dan komunikasi, yang terdiri dari jaringan komputer dan

perangkatnya. Penyediaan sarana dan prasarana yang ada di Dinas Pendidikan Kota

Bandung ini dibutuhkan modal atau biaya yang cukup banyak untuk

merealisasikannya. Anggaran yang diberikan pemerintah kepada Dinas Pendidikan

Kota Bandung sendiri sangat minim, sehingga Dinas Pendidikan Kota Bandung

dalam memberikan fasilitaspun masih di bawah standar dibandingkan dengan

program-program pemerintah yang lainnya seperti SIM NISN, dan SIM NSN.

Fasilitas fisik seperti sarana dan prasarana yang ada di Dinas Pendidikan Kota

Bandung sangat penting terutama menyangkut fasilitas pelayanan, karena sarana dan

prasarana bertujuan untuk mempermudah dan memperlancar pekerjaan aparatur

Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam memberikan informasi dan pelayanan SIM

NUPTK kepada PTK. Penyediaan infrastruktur dan kebutuhan infrastruktur di Dinas

Pendidikan Kota Bandung sangat penting untuk dipersiapkan, karena merupakan alat

yang dapat membantu dalam pelaksanaan tugas aparatur Dinas Pendidikan Kota

Bandung dalam memberikan informasi dan pelayanan SIM NUPTK. Alat tersebut

berupa alat-alat yang menunjang pelaksanaan tugas aparatur Dinas Pendidikan Kota

Bandung, contohnya penyediaan seperangkat komputer dan jaringan yang

mendukung dalam pengembangan internet, untuk menghasilkan pelayanan yang

maksimal.
124

4.1.2 Material Bahan Baku Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK Di Dinas

Pendidikan Kota Bandung.

Material bahan baku pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung berupa bahan pokok yang diperlukan adalah berupa data-

data yang lengkap mengacu pada kebutuhan informasi mengenai pelayanan publik

SIM NUPTK. Data-data tersebut diperoleh dari data-data yang ada di LPMP provinsi

Jawa Barat dalam website www.pmptk.kemdiknas.go.id seperti dasar-dasar hukum

dari pelayanan publik SIM NUPTK yaitu Permendiknas Nomor 8 Tahun 2005 pasal 8

Tentang Organisai dan Tata Kerja Ditjen PMPTK, UU Nomor 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen, UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Data selanjutnya berupa persyaratan teknis mengenai persyaratan pelayanan

SIM NUPTK adalah PNS atau CPNS yang dibuktikan dengan bukti surat keputusan

dan syarat selanjutnya minimal telah memiliki masa kerja 2 tahun, untuk fungsi dan

tujuan SIM NUPTK dimana pemerintah dapat memperoleh data PTK formal dan non

formal yang sesuai dengan keadaan di lapangan, dengan menggunakan mekanisme

pendataan SIM NUPTK, serta memberikan informasi tentang pemetaaan dan profil

pendataan PTK formal dan non formal, kemudian untuk data selanjutnya yaitu alur

pelayanan SIM NUPTK yang berawal dari PTK sendiri atau dapat dikolektifkan

langsung kepada operator sekolah untuk melegalisasi koesioner, dikirimkan ke Dinas

Pendidikan Kab/Kota untuk memproses data kedalam SIM NUPTK lalu mengirim
125

data pengajuan NUPTK ke LPMP Provinsi untuk memperifikasi dan konsolidasi

dengan mengirim data pengajuan NUPTK ke Ditjen PMPTK lalu menerbitkan

NUPTK melalui Media Publikasi dan formilir serta hasil yang dapat di download

dalam website www.pmptk.kemdiknas.go.id.

Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam memberikan pelayanan SIM

NUPTK dengan memberikan surat edaran sosialisasi cara pengajuan NUPTK dan

fungsi NUPTK kepada Sekolah secara terperinci untuk disampaikan kepada PTK, dan

cara pengolah data yang berupa file yang dapat di entry oleh Dinas Pendidikan Kota

Bandung dari Sekolah file data pengajuan SIM NUPTK diproses secara kolektif

ataupun secara perorangan, yang awalnya berupa data satuan. Dinas Pendidikan Kota

Bandung memprosesnya dengan menggunakan aplikasi, data menjadi data gabungan

kemudian data tersebut secara keseluruhan dikirimkan ke LPMP Provinsi Jawa Barat

secara online melalui database Client server online.

Pelayanan publik SIM NUPTK yang diolah menjadi suatu informasi

mengenai pelayanan SIM NUPTK sesuai dengan prosedur dapat dilihat melalui

website www.pmptk.kemdiknas.go.id atau dapat ditanyakan langsung kepada

pengelola SIM NUPTK Dinas Pendidikan Kota Bandung. Bahan baku juga diperoleh

melalui masukan PTK, baik berupa informasi, saran, pendapat, tanggapan, opini dan

pengaduan yang disediakan oleh LPMP Provinsi Jawa Barat melalui website

www.pmptk.kemdiknas.go.id. Hendaknya dapat ditindak lanjuti dengan langkah-

langkah upaya perbaikan pelayanan dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik

SIM NUPTK.
126

Material bahan baku seperti data-data PTK tersebut khususnya untuk Dinas

Pendidikan Kota Bandung dan umumnya untuk LPMP Provinsi Jawa Barat sangat

penting, karena data-data PTK tersebut akan dimasukan kedalam database yang

kemudian diolah menjadi suatu informasi mengenai pelayanan publik SIM NUPTK

yang sudah menghasilkan sebuah nomor identitas untuk PTK yang bersifat unik.

Informasi pelayanan publik SIM NUPTK tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat

khususnya PTK melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id berupa, menu-menu

yang ditampilkan dalam website tersebut seperti informasi hasil dari pelayanan SIM

NUPTK dapat di download didalam website tersebut dengan nama NUPTK web

browser. Informasi pelayanan publik SIM NUPTK yang ada pada website LPMP

Provinsi Jawa Barat tersebut masih belum lengkap diantaranya belum adanya

permohonan secara online.

Proses pengolahan material bahan baku atau data dapat dikatakan belum

efektif, hal ini dikarenakan birokrasi yang panjang dan Proses pengolahan bahan baku

berupa data-data PTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung sebelumnya aparatur

melakukan pengolahan data PTK dengan bagian SIM NUPTK menerima usulan

pembuatan NUPTK baik secara perorangan maupun kolektif kemudian usulan

tersebut diproses secara keseluruhan dengan menggunakan database yang online

langsung dengan menggunakan client server, setelah itu terhubung ke LPMP Provinsi

Jawa Barat untuk dikirim dan proses penerbitan NUPTK, serta informasi kepada PTK

mengenai permohonannya yang sudah disetujui dan NUPTKnya keluar maka PTK
127

dapat melihatnya melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id atau dengan datang ke

Dinas Pendidikan Kota Bandung menemui bagian program SIM NUPTK.

Material bahan baku atau data sangat penting dalam menjalankan program

yang telah direncanakan. Data yang menjadi sasaran Dinas Pendidikan Kota bandung

umumnya bagi Dirjen PMPTK adalah data PTK. Dirjen PMPTK merencanakan dan

melaksanakan program SIM NUPTK dengan tujuan untuk meningkatkan mutu PTK,

dimana dengan data tersebut jumlah PTK dapat diketahui peningkatannya. Dinas

Pendidikan Kota Bandung mendapatkan material bahan baku atau data mengenai

persyaratan dan prosedur mengenai SIM NUPTK dari LPMP Provinsi Jawa Barat.

Data tersebut dapat menjadi pedoman dan disalurkan kepada PTK yang menjadi

target sasaran.

Material bahan baku dari pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung dapat dikatakan belum sepenuhnya efektif, hal ini

dikarenakan masih banyak PTK yang belum terdata, akan tetapi apabila dilihat dari

penyediaan data-data yang tepat dan akurat yang berupa data-data mengenai

pelayanan publik SIM NUPTK itu dapat mempermudah aparatur dalam menjelaskan

kepada PTK mengenai SIM NUPTK yang dapat diinformasikan. Data-data tersebut

diinformasikan kepada PTK melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id. Data-data

mengenai SIM NUPTK Dinas Pendidikan Kota Bandung tersebut diperoleh dari data-

data yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung seperti dasar hukum atau

diperoleh melalui opini-opini PTK, sehingga kebutuhan masyarakat dalam

memperoleh informasi mengenai pelayanan publik SIM NUPTK dapat terpenuhi.


128

4.1.3 Modal Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK Di Dinas Pendidikan Kota

Bandung.

Layanan e-government seperti SIM NUPTK akan membuat efisiensi dan

efektivitas dari proses pendataan pemerintahan terhadap PTK seperti layanan SIM

NUPTK. Efisiensi juga dapat terasa melalui berbagai kemudahan yang dirasakan oleh

kalangan PTK dengan layanan yang mudah dan tidak berbelit-belit. Penerapan e-

government di Dinas Pendidikan Kota Bandung bertujuan untuk memberikan

kemudahan akses bagi PTK melalui berbagai saluran yang selama ini ada, ditambah

dengan saluran akses baru melalui internet dan berbagai teknologi lainnya.

Pelaksanaan e-government tentu saja membutuhkan modal atau biaya yang

sangat besar. Sumber daya finansial atau modal sangat diperlukan untuk keberhasilan

dari efektivitas pelayanan publik melalui SIM NUPTK karena semua program

memerlukan modal yang mencukupi. Sumber daya finansial, perlu mendapatkan

perhatian karena menunjang keberhasilan efektivitas pelayanan publik melalui SIM

NUPTK dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada PTK.

Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai aktivitas dan operasi

dari suatu organisasi. Biaya modal pelayanan publik SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung adalah bagian yang harus dikeluarkan oleh Dinas

Pendidikan Kota Bandung untuk memberi kepuasan kepada PTK pengguna jasa

pelayanan SIM NUPTK. Modal atau biaya merupakan faktor terpenting dalam

kehidupan manusia, dalam pemenuhan setiap kebutuhan kita tidak dapat lepas dari

uang atau biaya. Begitu juga dalam sektor pemerintahan biaya merupakan faktor
129

penentu dalam setiap rencana pembangunan yang akan direalisasikan, sehingga

sangat wajar sekali apabila suatu rencana program kerja juga disertakan rencana

pembiayaan yang diperlukan dalam rangka menyukseskan program tersebut.

Dinas Pendidikan Kota Bandung ternyata belum mempasilitasi untuk

kegiatan SIM NUPTK, yang pada kenyataannya jaringan yang ada itu hanya baru

untuk SIM NISN, SIM NSN atau data Dapodi, untuk SIM NUPTK sendiri fasilitas

jaringan masih ikut pada jaringan yang telah disebutkan diatas. Padahal hal tersebut

sangat penting untuk kelangsungan pelayanan publik dibidang SIM NUPTK yang

memerlukan modal yang sangat banyak dalam melengkapi pengadaan sarana dan

prasarana seperti jaringan komputer. Modal juga diperlukan untuk perbaikan

infrastruktur-infrastruktur yang dapat menunjang keberhasilan pelayanan publik SIM

NUPTK dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, sehingga memerlukan

modal yang banyak.

Sumber daya anggaran sangat penting terutama pada penerapan e-

government. Modal sangat diperlukan untuk mensukseskan pelayanan publik melalui

SIM NUPTK, karena dalam pelaksanaannya memerlukan modal atau dana yang

cukup besar untuk dapat merealisasikannya, seperti untuk pengadaan sarana-

prasarana, jaringan komputer, pengadaan jaringan komunikasi berbasis database dan

tentunya pengadaan jaringan internet. Pelayanan publik melalui SIM NUPTK sudah

berjalan tetapi pelaksanaannya belum maksimal, hal tersebut dikarenakan adanya

keterbatasan modal atau anggaran.


130

Anggaran yang diberikan oleh pemerintah bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Ditjen PMPTK Depdiknas yang

dialokasikan pada dana dekonsentrasi dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) Dinas Pendidikan Provinsi. Anggaran yang minim menjadi kendala utama

yang dihadapi oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung terutama dalam SIM NUPTK,

apabila anggaran dapat terpenuhi maka dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan

tugas yang baik. Anggaran menjadi hal yang penting, karena dapat berhubungan

dengan peningkatan SDM dan penyediaan infrastruktur. Anggaran atau biaya,

perencanaan yang matang terhadap budget yang ada merupakan hal yang sangat

penting, karena hal ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan program yang akan

dilaksanakan selain itu biaya merupakan kebutuhan paling pokok dalam kehidupan

manusia juga sama dengan kebutuhan yang lainnya seperti sarana dan prasarana.

Pelaksanaan sumber daya anggaran Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk

SIM NUPTK belum terealisasikannya sumber daya anggaran belanja yang harus

dikeluarkan untuk melengkapi sarana dan prasarana kantor, guna meningkatkan

pelayanan dan kinerja aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung. Anggaran

merupakan faktor yang sangat penting dalam memberikan Informasi dan pelayanan

publik melalui SIM NUPTK terutama dalam meningkatkan kualitas pelayanan

publik, karena tanpa adanya anggaran yang banyak, informasi dan pelayanan publik

melalui SIM NUPTK tersebut tidak terlaksana dengan baik dan tidak akan

tersampaikan kepada PTK.


131

4.1.4 Sumber Daya Manusia Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK Di Dinas

Pendidikan Kota Bandung.

Sumber daya manusia, yang kemudian disingkat SDM, merupakan potensi

yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk

sosial yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung

di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan. Sumber daya manusia yang

bermutu dan profesional merupakan kunci utama dalam meningkatkan kualitas

pelayanan publik. Sumber daya manusia adalah unsur yang penting dalam suatu

proses pengolahan data. Peran sumber daya manusia di dalam suatu organisasi sangat

menentukan bagi terwujudnya tujuan organisasi.

Tenaga kerja selain diharapkan mampu, cakap dan terampil juga hendaknya

berkemauan dan mempunyai kesungguhan untuk bekerja secara efektif dan efisien

sebaliknya apabila sumber daya manusia yang kurang mampu, kurang cakap dan

tidak terampil, salah satunya dapat mengakibatkan pekerjaan tidak dapat diselesaikan

secara optimal dengan cepat dan tepat pada waktunya. Sumber daya manusia

merupakan daya yang bersumber dari manusia, itu berarti sumber daya manusia yang

ada di Dinas Pendidikan Kota Bandung adalah aparatur-aparatur dari Dinas

Pendidikan Kota Bandung. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat

berharga bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung. Faktor sumber daya manusia ini

mendapatkan perhatian yang besar dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan

publik.
132

Pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung

ini seringkali dalam enty data kurang cepat, hal ini disebabkan karena jumlah aparatur

yang ada di Dinas Pendidikan Kota Bandung belum memenuhi kebutuhan dan yang

ahli di bidang teknologi informasi sangat sedikit, sehingga pelayanan publik di Dinas

Pendidikan Kota Bandung menjadi tidak efektif dalam memberikan informasi dan

pelayanan SIM NUPTK kepada PTK. Menurut data kepegawaian berdasarkan

pendidikannya kebanyakan lulusan dari sosial dan hukum, dan lulusan SLTA

sedangkan lulusan yang berasal dari teknik komputer sangat sedikit, bahkan di bagian

SIM NUPTK hanya dua orang aparatur yang mengelolanya dan untuk pendidikan

keduanya hanya lulusan hukum dan SLTA. Manusia merupakan unsur penggerak dan

pelaksana dalam memberikan informasi dan pelayanan publik SIM NUPTK. Sumber

daya manusia yang berkualitas adalah aparatur yang memiliki keahlian, pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas atau kewenangan dengan

penuh rasa pengabdian yang besar dan bertanggung jawab.

Pelayanan publik SIM NUPTK dapat dikatakan efektif apabila didukung

oleh SDM yang berkualitas. Berhubungan dengan SDM yang ada di Dinas

Pendidikan Kota Bandung masih sedikit terutama SDM yang ahli di bidang teknologi

informasi, hal tersebut mengakibatkan pelayanan publik SIM NUPTK menjadi

kurang efektif, karena pelayanan publik SIM NUPTK seringkali dalam memproses

data sampai pada hasilnya memerlukan waktu yang cukup lama sehingga membuat

jenuh PTK pengguna pelayanan tersebut.


133

SDM sebagai pelaksana kebijakan harus memiliki keterampilan dan

pengetahuan. SDM yang dapat menunjang keberhasilan dalam pelayanan dapat

dilihat dari adanya SDM yang berbakat, berkualitas, bermotivasi tinggi dan mau

bekerja sama dalam team. SDM yang seperti inilah yang menjadi kunci keberhasilan

suatu organisasi. Pimpinan dalam suatu organisasi harus menetapkan sasaran kerja

yang akan menghasilkan aparatur atau pegawai yang berkualitas tinggi, bermotivasi

tinggi dan produktif, sehingga dapat mencapai suatu tujuan yaitu meningkatkan

kualitas pelayanan publik.

Input yang ada pada pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung dalam kualitas pelayanan publik belum berjalan secara

efektif. Faktor-faktor yang menghambat pelayanan publik melalui SIM NUPTK

dikarenakan masih ada beberapa faktor seperti peralatan dan sarana prasarana yang

belum memadai, anggaran biaya yang tidak memadai, selain itu sumber daya

aparaturnya yang faham terhadap teknologi informasi sangat sedikit. Hal tersebut

menyebabkan pelayanan publik melalui SIM NUPTK ini belum berjalan secara

efektif.

Efektifitas pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota

Bandung masih mengalami hambatan, seperti pada input yang ada pada pelayanan

publik melalui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung belum berjalan

secara efektif. Faktor-faktor yang menghambat pelayanan publik SIM NUPTK seperti

sarana dan prasarana yang belum memadai, anggaran biaya yang tidak memadai,
134

selain itu sumber daya aparaturnya yang faham terhadap teknologi informasi sangat

sedikit.

Hal tersebut menyebabkan pelayanan publik melalui SIM NUPTK ini belum

berjalan secara efektif. Dengan demikian efektivitas pelayanan publik melalui SIM

NUPTK masih perlu ditinjau kembali demi tercapainya tujuan dari Dinas Pendidikan

Kota Bandung dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada PTK mengenai

SIM NUPTK ke arah yang lebih baik.

4.2 Proses Produksi Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK Di Dinas

Pendidikan Kota Bandung.

Proses produksi pelayanan publik melalui SIM NUPTK perlu persiapan

yang matang, terutama dalam memberikan suatu informasi dan pelayanan publik

kepada PTK dibutuhkan suatu pengambilan keputusan secara akurat dan tepat.

Kelangsungan hidup suatu organisasi tergantung dari kemampuan manajemen

menerima proses komunikasi yang menghubungkan antara Dinas Pendidikan Kota

Bandung dan PTKnya.

Proses produksi juga menyangkut pada proses sosialisasi melalui website,

brosur, media cetak maupun media elektronik dan sosialisasi ke setiap Sekolah yang

berkaitan langsung dengan Dinas Pendidikan Kota Bandung, dalam hal ini proses

sosialisasi secara intensif kepada PTK sangat penting. Proses ini bertujuan agar

informasi dan pelayanan publik melalui SIM NUPTK ini berjalan efektif. Berikut ini

adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi pelayanan publik melalui


135

SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam meningkatkan kualitas

pelayanan publik.

4.2.1 Komunikasi Yang Dilakukan Oleh Aparatur Dinas Pendidikan Kota

Bandung Dalam Memberikan Informasi Dan Pelayanan Publik Kepada

PTK Melalui SIM NUPTK.

Melalui perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), kita bisa

mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan

efektif. TIK akan memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar

pengalaman dari berbagai kalangan. Teknologi Komunikasi merupakan segala

hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan

mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Komunikasi adalah suatu

proses penyampaian informasi dari orang yang satu ke orang yang lain (komunikator

ke komunikan). E-government harus mudah digunakan oleh masyarakat sehingga

masyarakat mau menggunakan karena kenyamanan dan keuntungan yang ditawarkan.

Komunikasi, artinya menyampaikan informasi kepada pengguna dalam

bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan

pengguna. Termasuk didalamnya adalah penjelasan mengenai jasa atau layanan yang

ditawarkan, biaya jasa, trade off (menjualkan) antara jasa dan biaya, serta proses

penanganan masalah potensial yang mungkin timbul seperti terjadinya

kesalahpahaman (Missed Communication) antara petugas pelayanan dan masyarakat

yang menyebabkan kekeliruan dalam menyampaikan informasi. Suatu pelayanan


136

pada dasarnya melibatkan dua pihak yang saling berhubungan yaitu organisasi

pemberi pelayanan di satu pihak dan masyarakat sebagai penerima pelayanan di pihak

lainnya. Organisasi mampu memberikan pelayanan yang optimal dan memenuhi

tuntutan dari masyarakat, artinya organisasi tersebut telah mampu memberikan

pelayanan yang memuaskan pada masyarakat. Pelayanan yang memuaskan seperti

pelayanan yang dilakukan dengan sepenuh hati.

E-government harus mampu membuat masyarakat berinteraksi dengan lebih

dekat seperti tersedianya layanan khusus pengaduan bagi masyarakat, sehingga

pemerintah semakin mengetahui kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Salah satu alat

komunikasi yang ada pada SIM NUPTK yang dikelola oleh LPMP Provinsi Jawa

Barat adalah website yang beralamatkan di www.pmptk.kemdiknas.go.id. Sebuah

komunikasi dapat terjadi secara efektif apabila Dinas Pendidikan Kota Bandung dan

LPMP Provinsi Jawa Barat menentukan target atau audience atau lawan bicara yang

dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu seekers merupakan orang-orang yang berkunjung

ke website www.pmptk.kemdiknas.go.id dengan tujuan pemenuhan terhadap

kebutuhan akan informasi dan pelayanan publik SIM NUPTK sedangkan recruits

merupakan kumpulan dari orang-orang yang menjadi target komunikasi dari LPMP

Provinsi Jawa Barat.

Dinas Pendidikan Kota Bandung harus jeli dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat dan PTK serta bersifat proaktif, artinya komunikasi yang dilakukan Dinas

Pendidikan Kota Bandung bersifat dua arah. Komunikasi yang dilakukan Dinas

Pendidikan Kota Bandung juga melalui komunikasi telepon, namun ketersediaan


137

sarana prasarana dan teknologi informasi komunikasi masih belum tersedia dan

belum optimal, hal ini dapat terlihat dari ketersediaan telepon untuk kepentingan

komunikasi dengan konsumen atau tim teknis serta telepon untuk kepentingan

pengaduan (termasuk pengaduan melalui SMS) masih belum tersedia hanya memakai

telepon pribadi aparatur. Implikasinya penerimaan pengaduan via telepon ataupun

SMS tidak berjalan secara optimal.

Komunikasi menghubungkan antara pemerintah yaitu LPMP Provinsi Jawa

Barat dan Dinas Pendidikan Kota Bandung serta PTK melalui website

www.pmptk.kemdiknas.go.id mengenai informasi dan pelyanan public SIM NUPTK.

Layanan yang diberikan melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id adalah layanan

yang hanya memberikan informasi kepada PTK sehingga PTK hanya dapat melihat

informasi pelayanan publik yang diberikan oleh LPMP Provinsi Jawa Barat berasal

dari Dinas Pendidikan, tetapi melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id PTK dapat

melakukan komunikasi, tetapi hanya satu arah, misalnya mendownload form

persyaratan, pengumuman hasil pengajuan NUPTK, form komplain, dokumen

analisis guru, kuesioner petunjuk untuk pemohon NUPTK, serta data dan analisis

guru. Dinas Pendidikan Kota Bandung juga melakukan komunikasi dengan sosialisai

langsung bersama PTK tanya jawab prihal permasalahan yang berhubungan dengan

SIM NUPTK.

Proses efektivitas pelayanan publik melalui SIM NUPTK akan berjalan

dengan efektif bila proses pelaksanaannya dilakukan dengan baik dan penuh rasa

tanggung jawab sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Tujuan yang telah
138

direncanakan dalam penggunaan SIM NUPTK yaitu terwujudnya “ Peningkatan

Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan “, oleh karena itu, untuk mencapai tujuan

Dirjen PMPTK mengembangkan perencanaan, pengumpulan data, analisis data

dengan menggunakan SIM NUPTK dengan berkoordinasi antara pemerintah LPMP

Provinsi Jawa Barat dengan pihak Dinas Pendidikan kab/kota, salah satunya Dinas

Pendidikan Kota Bandung. Dengan begitu terjalin komunikasi yang baik antara

aparatur dengan PTK maupun aparatur dengan aparatur lainnya.

Penyampaian informasi yang jelas, mudah dimengerti dan mudah di pahami

yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Bandung ditunjukan pada sasaran yang tepat,

yaitu PTK. Keberhasilan suatu proses dapat dilihat dari adanya penyampaian

informasi tepat dan jelas sesuai dengan sasaran yang akan dicapai, oleh karena itu,

proses penyampaian informasi yang dilakukan oleh LPMP provinsi Jawa Barat

melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id kurang berhasil, karena sebagian PTK

belum mengetahui mengenai website www.pmptk.kemdiknas.go.id, dan PTKnya juga

untuk mengetahui teknologi informasi seperti website masih kurang dan juga masih

ada sebagian PTK yang tidak mengerti akan komputerisasi, jadi kebanyakan PTK

memilih langsung mendatangi dan menanyakannya ke Dinas pendidikan Kota

Bandung.

Petugas entry data bagian SIM NUPTK, bahwa untuk saat ini respon PTK

terhadap SIM NUPTK sangat positif, dikarenakan NUPTK merupakan syarat paling

uatama dalam mengikuti pogram-program pemerintah selanjutkan untuk PTK,

seperti: untuk sertifikasi profesi guru, tunjangan guru, pengembangan mutu PTK,
139

penghargaan dan perlindungan PTK, peningkatan profesionalisme guru

berkelanjutan, pembinaan tenaga kependidikan, peningkatan kualifikasi guru, dan

penguatan kinerja PMPTK. Sedangkan untuk website yang disediakan oleh LPMP

Provinsi Jawa Barat masih minim, karena sosialisasinya masih kurang, jadi banyak

PTK belum tahu LPMP Provinsi Jawa Barat memiliki website tentang NUPTK, selain

itu dari PTKnya juga untuk mengetahui teknologi informasi seperti website masih

kurang baik terutama dalam hal website. Menurut staff pelaksana program, lama

kelamaan PTK akan mengetahui mengenai website LPMP Provinsi Jawa Barat.

Sebenarnya pelayanan SIM NUPTK yang diselenggarakan oleh pemerintah

khususnya di Dinas Pendidikan Kota Bandung bertujuan supaya tidak terdapatnya

pendataan ganda. Misalnya, tidak ada lagi PTK yang mengajar di dua Sekolah.

Komunikasi yang dilakukan oleh aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung

dalam memberikan informasi dan pelayanan publik kepada PTK melalui SIM

NUPTK sudah berjalan cukup efektif. Hal tersebut disebabkan, karena besarnya

respon dari PTK yang ingin mengikuti program selanjutnya yang mengikuti

persyaratan harus memiliki NUPTK terlebih dahulu, tetapi untuk respon terhadap

website www.pmptk.kemdiknas.go.id dan hanya sebagian PTK dari kalangan tertentu

saja yang mengetahui mengenai website www.pmptk.kemdiknas.go.id.


140

4.2.2 Kebijakan Pengambilan Keputusan Dalam Memberikan Pelayanan

Publik Melalui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen di dalam pemilihan

alternatif untuk mencapai sasaran, karena pengambilan keputusan merupakan suatu

pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah. Pengumpulan fakta-fakta

dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil

tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Cara lain

untuk memahami tindak komunikasi dalam organisasi adalah dengan melihat

bagaimana suatu organisasi menggunakan metode-metode tertentu untuk mengambil

keputusan terhadap masalah yang dihadapi.

Pengambilan keputusan bukan merupakan suatu yang mudah dan tidak

dapat diabaikan begitu saja. Masa depan organisasi dipertaruhkan, apabila

pengambilan keputusan mengalami kegagalan. Ketepatan dalam suatu pengambilan

keputusan menjadi suatu keharusan, namun demikian untuk mencapai hal tersebut

bukanlah hal yang mudah diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam merumuskan

masalah dan proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan

sebagai suatu proses, maka pengambilan keputusan terdiri atas serangkaian tahapan

kegiatan.

Pengambilan keputusan untuk pelayanan publik SIM NUPTK ini melalui:

pertama, berkoordinasi dengan instansi terkait. Kedua, pengumpulan data untuk

mengidentifikasikan permasalahan yang terjadi. Ketiga, perancangan solusi dalam

bentuk alternatif-alternatif pemecahan masalah yang terjadi. Keempat, memilih dari


141

alternatif-alternatif yang disediakan untuk memecahkan permasalahan, dan kelima,

melaksanakan keputusan lalu melaporkan hasilnya dengan cara

menginformasikannya kepada PTK melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id

ataupun PTK datang langsung ke Dinas Pendidikan Kota Bandung. Pengambilan

keputusan adalah proses pemilihan alternatif terbaik untuk pemecahan suatu masalah

melalui teknik tertentu.

Implikasi dari aktivitas proses pengambilan keputusan ini adalah kunci

keberhasilan dari proses pengambilan keputusan terletak pada ketepatan dalam

merumuskan masalah (problem structuring). Persoalannya adalah tidak mudah

merumuskan masalah, sebab masalah mempunyai sifat yang subjektif. Bagi sebagian

orang sesuatu itu adalah masalah, tapi bagi sebagian yang lain bukan merupakan

suatu masalah, oleh karena itu diperlukan kemahiran decision maker dalam problem

structuring sehingga proses Pengambilan keputusan dapat berjalan efektif.

NUPTK merupakan keputusan yang lahir dari adanya permohonan sebelum

NUPTK keluar tentu ada dua kemungkinan keputusan terhadap permohonan itu.

Kemungkinan pertama adalah permohonan itu dikabulkan yang berarti NUPTK

diterbitkan dan kemungkinan yang kedua permohonan itu tidak dikabulkan yang

berarti NUPTK tidak diterbitkan. Proses pengambilan keputusan yang sering kali

dilakukan tidak dengan seketika melainkan melalui serangkaian proses. Pengambilan

keputusan atas NUPTK seringkali tidak murni sebagai keputusan itu dibuat dalam

serangkaian proses memutuskan. Proses pengambilan keputusan dalam suatu instansi

pemerintah dapat dilakukan secara bertahap. Sebelum diambil keputusan terlebih


142

dahulu dilakukan pengecekan dan pertimbangan yang memadai hingga akhirnya

sampai kepada kesimpulan yang menyatakan permohonan NUPTK tersebut layak

untuk dikabulkan.

Kebijakan pengambilan keputusan yang dilakukan dalam memberikan

pelayanan publik SIM NUPTK dilakukan secara bertahap. Pengambilan keputusan

secara bertahap yaitu dilakukan melalui pertimbangan dan pengecekan dalam

memberikan informasi mengenai pelayanan publik SIM NUPTK kepada PTK, mana

yang layak dan mana yang tidak layak untuk di publikasikan kepada PTK. Terlebih

dahulu PTK mesti melengkapi persyaratan yang telah menjadi prosedur, persyaratan

tersebut diserahkan harus jelas dan tidak ada satu kesalahanpun, agar tidak membuat

kesalahan, karena dengan adanya satu kesalahan maka NUPTK tidak dapat di

publikasikan atau keputusan tidak akan pernah keluar dan mesti diperbaiki terlebih

dahulu oleh PTK yang bersangkutan, agar permohonan nya dapat dikabulkan dengan

keputusan yang diambil.

4.2.3 Proses Sosialisasi Mengenai Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK di

Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Sosialisasi adalah proses dimana anggota dapat mempelajari nilai-nilai

kultural, norma, keyakinan dan perilaku yang diminta sehingga memungkinkan

mereka kontribusi efektif bagi organisasi. Sosialisasi juga dapat diartikan sebagai

sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-


143

kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang

terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.

Sosialisasi dapat terjadi karena proses interaksi antar sesama manusia. Proses

sosialisasi mengenai pelayanan publik melalui SIM NUPTK ini terjadi antara Dinas

Pendidikan Kota Bandung dan PTK. Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam hal ini

hanya menjadi perantara saja, karena hanya menyampaikan mengenai informasi dan

pelayanan publik SIM NUPTK melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id yang

belum diketahui oleh PTK. Sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai

dengan memanfaatkan kebijakan dari pemerintah.

Dinas Pendidikan Kota Bandung memberikan pemahaman melalui brosur dan

workshop dalam menjeskan kepada PTK bahwa PTK dapat mengurus pelayanan SIM

NUPTK langsung ke Dinas Pendidikan Kota Bandung atau dengan menyerakan

kepada operator sekolah masing-masing yang nantinya operator mengkolektifkan

untuk menyerahkannya langsung ke Dinas Pendidikan Kota Bandung, setelah itu

Dinas Pendidikan Kota Bandung mengentry data tersebut kedalam database untuk

dikirimkan ke LPMP Provinsi Jawa Barat, lalu LPMP Provinsi Jawa Barat yang akan

menerbitkan NUPTK tersebut yang telah disetujui dan sesuai dengan persyaratan,

setelah itu LPMP Provinsi Jawa Barat mengumumkannya dalam website yang

dimemiliki oleh LPMP Provinsi Jawa Barat yang beralamatkan

www.pmptk.kemdiknas.go.id.
144

LPMP Provinsi Jawa Barat dalam hal ini harus memberikan sosialisasi kepada

aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung mengenai database Client server online

maupun PTK mengenai website www.pmptk.kemdiknas.go.id. Sosialisasi kepada

aparatur dilakukan dengan cara misalnya mengadakan rapat dan workshop mengenai

pelayanan publik SIM NUPTK melalui www.pmptk.kemdiknas.go.id dan database

Client server online.

Dinas Pendidikan Kota Bandung melakukan sosialisasi pada tahun 2010 ini

melalui media workshop berbentuk Tanya jawab, dan Dinas Pendidikan Kota

Bandung melakukan sosialisasi melalui penyebaran brosur. Meskipun sosialisasi

mengenai informasi dan pelayanan publik SIM NUPTK sudah mulai disosialisasikan,

namun tetap saja PTK tidak mengetahui mengenai website SIM NUPTK, meskipun

sudah dilakukan sosialisasi melalui brosur, rapat dan workshop. Hal tersebut

dikarenakan Dinas Pendidikan Kota Bandung kurang intensif dalam memberikan

sosialisasi mengenai informasi untuk pelayanan publik SIM NUPTK melalui website

www.pmptk.kemdiknas.go.id, sehingga informasi yang disajikan melalui website

tersebut menjadi tidak efektif, karena PTK lebih memilih menanyakan langsung ke

Dinas Pendidikan Kota Bandung, untuk pelayanan publik SIM NUPTK sudah cukup

efektif, karena PTK semua sudah dapat mengetahui fungsi dari NUPTK itu sangat

penting untuk PTK dapat mengikuti program-program pemerintah selanjutnya.

Peran sosialisasi ini sangat membantu bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung

dalam menyebarluaskan informasi mengenai pelayanan publik SIM NUPTK melalui

website yang dikelola oleh LPMP Provinsi Jawa Barat, karena website ini dapat
145

digunakan untuk media promosi, komunikasi maupun sosialisasi kepada masyarakat.

Dinas Pendidikan Kota Bandung harus memulai lagi sosialisasi terhadap informasi

mengenai pelayanan publik melalui website LPMP Provinsi Jawa Barat secara

intensif dan memberikan pelayanan yang terbaik dan maksimal kepada seluruh PTK

sehingga PTK dapat ikut berpartisipasi juga supaya informasi mengenai pelayanan

publik yang ditampilkan melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id ini dapat

berjalan lebih efektif dan tidak terlalu banyak PTK yang datang ke Dinas Pendidikan

Kota Bandung yang hanya menanyakan hasil dari permohonan pelayanan tersebut.

Proses sosialisasi yang intensif dapat dilakukan melalui media cetak maupun

elektonik seperti, Televisi Nasional, brosur, pamflet, radio-radio dan billboard yang

dipasang di berbagai daerah diseluruh Provinsi Jawa Barat.

Sosialisasi yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Bandung sudah berjalan

cukup efektif. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya PTK yang datang ke

Dinas Pendidikan Kota Bandung yang mengurus pelayanan SIM NUPTK tersebut.

Sedangkan untuk sosialisasi mengenai website www.pmptk.kemdiknas.go.id yang

dapat digunakan untuk mencari informasi hasil dari permohonan PTK belum berjalan

secara efektif dikarenakan banyak PTK yang memilih lebaik baik datang langsung ke

Dinas Pendidikan Kota Bandung dan masih banyak nya PTK yang kurang mengerti

mengenai website.
146

4.2.4 Pengembangan Aparatur yang Dilakukan Oleh Dinas Pendidikan Kota

Bandung dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik

Melalui SIM NUPTK.

Organisasi berusaha menekan prestasi dan semangat kerja para pegawainya

dengan berbagai cara termasuk juga latihan dan pengembangan bagi pegawai yang

sangat berguna untuk menaikkan prestasi pegawainya dalam bekerja. Pengembangan

sumber daya manusia merupakan suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan

manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan bangsa. Proses peningkatan

disini mencakup perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia.

Sumber daya manusia perlu dikembangkan secara terus menerus agar memperoleh

sumber daya manusia yang bermutu dalam arti yang sebenarnya, yaitu pekerjaan

yang dilaksanakannya menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki.

Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai

pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu, diperlukan suatu

pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya

masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu, proses

pengembangan dan evaluasi pegawai menjadi sangat penting mulai dari pegawai pada

tingkat rendah maupun yang tinggi. Pengembangan aparatur dapat dilakukan dengan

cara pendidikan dan pelatihan serta pengelolaan pegawai, karena suatu organisasi

harus berkembang, untuk mengantisipasi perubahan di luar organisasi.


147

Kemampuan sumber daya manusia dalam suatu organisasi harus terus

menerus ditingkatkan seiring dengan kemajuan dan perkembangan organisasi.

Pengembangan pegawai adalah upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam

memberikan informasi dan pelayanan publik melalui SIM NUPTK dengan tujuan

agar meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada PTK.

Pengembangan sumber daya manusia dapat dilihat dari dua aspek yaitu dari

segi kualitas dan segi kuantitas. Kualitas menyangkut pada mutu sumber daya

manusia yang menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik maupun kemampuan

non fisik (kecerdasan dan mental) sedangkan kuantitas sumber daya manusia

menyangkut pada besarnya jumlah sumber daya manusia yang ada di organisasi

tersebut.

Pengembangan aparatur yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota

Bandung dengan bekerja sama dengan LPMP Provinsi Jawa Barat melakukan

pengembangan aparatur melalui workshop yang diselenggarakan pada tanggal 10-11

November 2010. Aparatur dilatih supaya mengerti mengenai SIM NUPTK dan tata

cara melayani mengenai SIM NUPTK.

Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas pendidikan Kota

Bandung terhadap para aparaturnya merupakan suatu proses yang harus dilakukan

secara terus menerus, karena pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya

untuk pengembangan sumber daya manusia yang ada di Dinas pendidikan Kota

Bandung. Organisasi harus berkembang, untuk itu kemampuan dari para aparatur
148

Dinas pendidikan Kota Bandung harus terus menerus ditingkatkan sesuai dengan

kemajuan dan perkembangan organisasi.

Pengembangan aparatur Dinas pendidikan Kota Bandung dalam rangka

meningkatkan kualitas dan kuantitas dari aparatur yang ada di Dinas pendidikan

Kota Bandung sudah cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari adanya pendidikan dan

pelatihan yang dilakukan oleh Dinas pendidikan Kota Bandung yang bekerja sama

dengan LPMP Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan kualitas dari SDM serta

pengelolaan aparatur untuk mencapai suatu hasil yang optimal dalam meningkatkan

kualitas pelayanan publik di Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Tugas Dinas pendidikan Kota Bandung yang langsung berhubungan dengan

PTK, maka Dinas pendidikan Kota Bandung dalam hal ini, perlu memperbanyak

pendidikan dan pelatihan teknis fungsional yang spesifik dengan tugas dan fungsi

instansi, seperti pendidikan dan pelatihan Hardware dan Software. Hal ini bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparatur, disamping pemberian

kesempatan bagi pegawai yang ingin melanjutkan pendidikan formal. Pengembangan

aparatur ini diperlukan dana yang cukup dan memadai untuk mengadakan

pendidikan dan pelatihan.

Proses produksi yang ada pada pelayanan publik melalui SIM NUPTK di

Dinas Pendidikan Kota Bandung sudah berjalan cukup efektif, hal ini dilihat dari

sosialisasi yang diberikan Dinas pendidikan Kota Bandung kepada PTK mengenai

pelayanan publik SIM NUPTK sudah berjalan cukup lancar, akan tetapi dalam

masalah memberikan informasi mengenai pelayanan publik melalui website LPMP


149

Provinsi Jawa Barat sehingga masih banyak PTK yang tidak mengetahui keberadaan

website tersebut, dan respon PTK terhadap adanya informasi pelayanan publik SIM

NUPTK melalui website LPMP Provinsi Jawa Barat masih kurang. Proses produksi

yang ada pada pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas pendidikan Kota

Bandung yang mesti lebih ditingkatkan untuk menciptakan efektivitaas pelayanan

publik melalui SIM NUPTK terutama dalam proses sosialisasi, agar website tersebut

dapat berjalan secara efektif.

4.3 Hasil Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota

Bandung.

Output atau hasil merupakan hasil dari suatu proses, yang merupakan tujuan

dari keberadaan suatu sistem. Output dapat berbentuk produk, jasa maupun informasi

dalam print out komputer. Dalam pemasaran, produk mempunyai arti sebagai suatu

kesatuan yang ditawarkan pada pasar baik yang berwujud maupun tidak berwujud.

Produk yang berwujud biasa disebut barang dan produk yang tidak berwujud biasa

disebut jasa (service). Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi output

pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung:


150

4.3.1 Cara Dinas Pendidikan Kota Bandung Memberi Kepuasan Kepada PTK

Melalui Produk yang Dihasilkan Dari Pelayanan Publik SIM NUPTK

Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang.

Produk yang dimaksud disini adalah produk dalam hubungan dengan sasaran

pelayanan yaitu kepuasan yang dapat berbentuk barang, jasa dan surat-surat berharga.

Salah satu produk yang dihasilkan oleh pelayanan publik SIM NUPTK adalah berupa

penerbitan dokumen dan surat atau kartu NUPTK yang di dalamnya terdapat nomor

yang disebut NUPTK itu. Bagi setiap PTK penerbitan NUPTK ini sangat berharga,

karena NUPTK ini menjadi tanda atas pemenuhan haknya untuk dapat mengikuti

program-program pemerintah selanjutnya yang berhubungan dengan pendidikan.

Penerimaan kartu NUPTK yang sangat diharapkan oleh PTK yang sudah bekerja

lebih dari 2 tahun.

Kepuasan berikutnya menyangkut pada keabsahan atas surat-surat yang

diterima oleh yang bersangkutan. Keabsahan suatu surat sangat ditentukan oleh

proses pembuatannya berdasarkan prosedur yang berlaku dalam tata pelaksana surat

pada instansi yang bersangkutan. Apabila surat-surat telah terjamin keabsahannya,

maka penerima surat akan merasakan juga lebih terjamin dalam kaitan dengan

haknya, dan dengan sendirinya akan merasa puas terhadap hasil jerih payahnya.

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk

memenuhi keinginan atau kebutuhan. Segala sesuatu yang termasuk ke dalamnya

adalah barang berwujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi

antara hal-hal yang baru saja disebutkan. Produk mempunyai arti yang luas, yaitu
151

suatu kesatuan yang ditawarkan pada pasar baik yang berwujud maupun tidak

berwujud. Organisasi yang menyelenggarakan pelayanan untuk orang yang

bersangkutan merupakan tanda bahwa pelayanan yang diberikan ternyata mencapai

sasaran, dengan cara inilah Dinas Pendidikan Kota Bandung memberi kepuasan

kepada PTK dengan tujuan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Produk yang dihasilkan dari SIM NUPTK adalah berupa Nomor identitas

yang bersifat unik untuk PTK dan dengan cara memberikan kartu NUPTK kepada

PTK sebagai hasil dari pelayanan SIM NUPTK, PTK dapat mudah mengingat

NUPTKnya karena dengan NUPTK tersebut PTK dapat lebih mudah dalam

mendapatkan pelayanan pemerintah lainnya dalam program-program pendidikan,

selanjutnya seperti program sertifikasi guru, program tunjangan fungsional, program

peningkatan kualifikasi guru, program pengembangan mutu PTK-PNF, program

penghargaan dan perlindungan PTK, perencanaan kebutuhan, keseimbangan, dan

pengembangan karir PTK, program peningkatan profesionalitas guru berkelanjutan,

program pembinaan tenaga kependidikan, program penguatan kinerja PMPTK.

Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam hal produk memberikan hasil dari

permohonan adalah berupa nomor identitas bagi PTK yang disebut NUPTK dan

hasilnya dapat dibuat kartu atau printout yang dapat dimiliki oleh setiap PTK yang

telah berhasil keluar nomor NUPTK yang mereka ikuti pelayanannya. Dinas

Pendidikan Kota Bandung merasa bahwa hasil yang telah dicapai dengan

menggunakan print out cukup efektif, maka produk yang dihasilkan dari pelayanan

publik melalui SIM NUPTK adalah berupa print out komputer sebagai berikut :
152

Gambar 4.1
Tampilan Printout Hasil Dari Permohonan NUPTK

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung,2011

Pada gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa tampilan tersebut adalah tampilan

tanda penerimaan berkas untuk permohonan NUPTK yang telah berhasil. Hasil ini

berupa print out komputer yang dapat PTK print langsuing atau hanya ingin

mengunduhnya (mendownload) melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id atau

dapat datang langsung ke Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk minta print out-nya.

Cara Dinas Pendidikan Kota Bandung cukup efektif dalam memberikan

informasi dan pelayanan publik melalui SIM NUPTK serta memberikan kepuasan

kepada PTK melalui produk yang dihasilkannya mengenai NUPTK. Hal ini

disebabkan karena PTK menyukai informasi yang akurat dan fleksibel dan tidak

bertele-tele.
153

4.3.2 Pelayanan Jasa yang Diberikan Dinas Pendidikan Kota Bandung Kepada

PTK Sehingga Dapat Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Melalui

SIM NUPTK.

Berbicara mengenai kualitas pelayanan, maka salah satu konsep yang harus

dipahami bersama adalah pelayanan atau jasa. Jasa (service) adalah aktivitas atau

manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produk yang berwujud biasa

disebut barang (goods) dan produk yang tidak berwujud biasa disebut jasa (service).

Jasa merupakan kegiatan atau manfaat yang ditawarkan kepada pihak lain, yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Jasa disini diartikan sebagai kegiatan atau manfaat yang ditawarkan kepada

pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan

sesuatu. Proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik

artinya, jasa bukan barang fisik, tetapi sesuatu yang menghadirkan kegiatan atau

perbuatan. Kehadirannya ini umumnya dilakukan atas dasar personal sering

berhadap-hadapan langsung antara aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung dan

PTK pengguna jasa SIM NUPTK.

Pelayanaan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat, untuk

mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang harus diberikan

aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung kepada pengguna jasa pelayanan SIM

NUPTK. Jasa sebagai aktivitas dari suatu hakikat yang tidak berwujud yang
154

berinteraksi antara konsumen dan pemberi jasa dan sumber daya fisik atau barang dan

sistem yang memberikan jasa, yang memberikan solusi bagi masalah-masalah

konsumen. Jasa layanan yang ditujukan atau dibutuhkan Dinas Pendidikan Kota

Bandung adalah memberikan layanan mengenai pelayanan SIM NUPTK sedangkan

jasa yang dibuituhkan oleh PTK adalah berupa informasi dan pelayanan SIM NUPTK

dan kebutuhan untuk mendapatkan NUPTK.

Pelayanan jasa yang diberikan aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung

cukup sopan dan ramah serta tidak membeda-bedakan golongan atau status dalam

memberikan pelayanan kepada PTK. Berdasarkan hasil observasi tersebut jasa

pelayanan Dinas Pendidikan Kota Bandung yang diberikan kepada PTK dapat

dikatakan efektif karena aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung berhasil dalam

melaksanakan tugasnya. Dengan kata lain, keberhasilan tugas Dinas Pendidikan Kota

Bandung dalam pembangunan nasional banyak tergantung pada kerja dan

kemampuan aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam hal pendidikan dan

peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Aparatur Dinas Pendidikan

Kota Bandung harus mampu melaksanakan fungsi utamanya yaitu memberikan

pelayanan kepada PTK dengan baik, cekatan, efektif dan efisien.

Pelayanan SIM NUPTK merupakan jenis pelayanan publik karena adanya

kepentingan umum dalam PTK yang dilayani oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Kepentingan umum yang ada di PTK merupakan sasaran utama dalam

penyelenggaraan pelayanan publik. Pelayanan publik bukanlah suatu sasaran,

melainkan suatu proses atau kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu yang telah
155

ditetapkan. Sasaran yang dimaksudkan dalam lingkup pemerintahan adalah sasaran

pembangunan, sebagai suatu proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan

berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan dalam masyarakat.

Produk jasa adalah suatu hasil yang tidak harus dalam bentuk fisik, tetapi

dapat dinikmati oleh pancaindera atau dengan perasaan. Produk jasa akan dapat

memuaskan pihak yang bersangkutan apabila hasil karya, penyelenggaraan, penyajian

atau pelaksanaannya, memenuhi spesifikasi atau sesuai dengan harapan dan

kebutuhan masyarakat. Jasa adalah seluruh kegiatan yang meliputi aktivitas yang

hasilnya bukan merupakan produk fisik seperti bentuk pelayanan SIM NUPTK yang

diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung dan LPMP Provinsi Jawa Barat dari

Dirjen PMPTK Kemendiknas melalui website www.pmptk.kemdiknas.go.id dalam

memperoleh informasi pelayanan SIM NUPTK.

Penguasaan keterampilan dan pengetahuan dibutuhkan oleh aparatur Dinas

Pendidikan Kota Bandung, agar dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan

pengguna jasa SIM NUPTK. Akses dalam pelayanan publik SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung dibutuhkan untuk memberikan kemudahan untuk

dihubungi atau ditemui. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu

mengantri atau menunggu tidak terlalu lama, saluran komunikasi dari Dinas

Pendidikan Kota Bandung mudah dihubungi contohnya, telepon, email, dan fax.

Pelayanan jasa yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung kepada

PTK dapat dikatakan memenuhi standar pelayanan minimal (SPM), karena hal

tersebut dapat terlihat dari pelayanan yang diberikan oleh aparatur Dinas Pendidikan
156

Kota Bandung dalam melayani PTK seperti kesopanan dan keramahan melayani PTK

pemohon SIM NUPTK yang ada di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Hasil (output)

dari pelayanan publik melalui SIM NUPTK adalah berupa produk dan jasa. Produk

yang dihasilkan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung berupa informasi mengenai

hasil berupa NUPTK sedangkan jasa yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota

Bandung adalah berupa pelayanan prima yang diberikan.

Hasil (output) yang ada pada pelayanan publik melalui SIM NUPTK cukup

efektif hal ini dapat dilihat dari pertama, produk yang dihasilkan dari pelayanan

publik SIM NUPTK tersebut sudah dapat ditampilkan secara print out komputer

sehingga PTK dapat secara langsung mengunduh (mendownload-nya) atau

mengeprint-nya langsung, kedua, pelayanan jasa yang diberikan oleh Dinas

Pendidikan Kota Bandung cukup baik hal ini terlihat dari keramahan dan kesopanan

para aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam melayani PTK pengguna jasa

pelayanan SIM NUPTK.

4.4 Produktivitas Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan

Kota Bandung.

Produktivitas bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja

sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas untuk kerja juga penting diperhatikan.

Unjuk kerja yang baik dapat dipengaruhi oleh kecakapan dan motivasi. Kecakapan

tanpa motivasi atau motivasi tanpa kecakapan, keduanya tidak dapat menghasilkan

keluaran yang tinggi. Produktivitas dapat dicapai secara maksimun apabila Dinas
157

Pendidikan Kota Bandung menjamin dipilihnya orang yang tepat, dengan pekerjaan

yang tepat disertai kondisi yang memungkinkan mereka bekerja secara optimal. Pada

umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan

yang lebih luas.

Pendidikan disini dapat berarti pendidikan formal maupun non formal.

Tingginya kesadaran akan pentingnya produktivitas dapat mendorong aparatur yang

bersangkutan melakukan tindakan yang produktif. Berikut ini adalah faktor-faktor

yang mempengaruhi produktivitas pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung:

4.4.1 Tingkat Pendidikan Aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam

Memberikan Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK.

Peran pendidikan adalah sebagai landasan untuk membentuk,

mempersiapkan, membina dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia

yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan dimasa yang akan datang.

Pendidikan sebagai totalitas interaksi manusia untuk pengembangan manusia

seutuhnya dan pendidikan merupakan proses yang terus menerus yang senantiasa

berkembang dengan dihadapkan pada masalah keterbatasan sumber. Sistem

manajemen perlu diterapkan untuk memungkinkan keberhasilan misi pendidikan.

Salah satunya adalah pendidikan kedinasan yaitu pendidikan yang berusaha

meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk pegawai.

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan sumber daya


158

manusia, terutama untuk mengembnagkan aspek kemampuan. Pendidikan didalam

suatu lembaga adalah suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang

diinginkan oleh lembaga yang bersangkutan, karena pendidikan dapat menentukan

berhasil tidaknya suatu organisasi.

Ditingkatkannya mutu pendidikan, diharapkan mampu menjadi pegawai

yang dapat mengemban tugas pekerjaanya lebih baik, yang disertai dengan

pendidikan dan keterampilan yang sesuai akan mendorong kemajuan pada setiap

organisasi. Pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan, baik pendapatan

perorangan, kelompok maupun pendapatan nasional.

Mutu lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

akan besar pengaruhnya terhadap produktivitas organisasi. Produktivitas kerja

individu perlu ditingkatkan secara terus menerus baik melalui pendidikan, maupun

latihan dan pengembangan, hal ini bertujuam agar produktivitas organisasi dapat

lebih meningkat.

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan sumber

daya manusia, terutama mengembangkan aspek kemampuan intelektual dan

kepribadian manusia yang perlu dilakukan secara terus menerus. Pendidikan di dalam

suatu organisasi atau lembaga dan instansi adalah suatu proses pengemabangan ke

arah yang diinginkan oleh lembaga yang bersangkutan. Pendidikan dapat dipandang

sebagai salah satu bentuk investasi, karena apabila dianalisis, maka dapat dikatakan

bahwa manusialah yang akan menentukan berhasil atau tidaknya organisasi untuk

mencapai tujuan.
159

Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh aparatur Dinas Pendidikan Kota

Bandung terkait mengenai pelayanan publik melalui SIM NUPTK dapat menjadi

penilaian efektif atau tidak efektifnya pelayanan tersebut dalam memberikan

informasi dan pelayanan publik SIM NUPTK. Berdasarkan data kepegawaian yang

ada di Dinas Pendidikan Kota Bandung, tingkat pendidikan yang ada di Dinas

Pendidikan Kota Bandung ini apabila dilihat dari latar belakang pendidikannya masih

kurang yang menyebabkan kurang efektifnya waktu yang mesti ditempuh sesingkat

mungkin, karena aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung yang berlatar belakang

pedidikannya di bidang komputer sedikit, sedangkan apabila dikaitkan dengan tugas

dan pelaksanaannya diperlukan tenaga ahli di bidang komputer, hal ini

mengakibatkan proses untuk memperbaharui data menjadi terhambat, sehingga data-

data yang disajikan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung seringkali telat.

Tingkat pendidikan aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung masih belum

berjalan secara optimal, terutama dalam memberikan pelayanan publik melalui SIM

NUPTK. Latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan tugas yang harus

dilaksanakan menjadi sebuah hambatan tidak efektifnya hasil yang diperoleh. Latar

belakang pendidikan aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk bidang

komputer sangat sedikit, sehingga hal ini dapat menghambat pemberian informasi

pelayanan publik melalui SIM NUPTK, sehingga informasi yang disajikan kurang up

to date.
160

4.4.2 Motivasi Aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam Memberikan

Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK.

Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu organisasi memegang

peranannya sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi yang besar untuk

menjalankan aktivitas suatu organisasi. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada

dalam organisasi harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga mampu

memberikan hasil yang maksimal. Organisasi dan pegawai merupakan dua hal yang

saling membutuhkan. Apabila pegawai berhasil membawa kemajuan bagi organisasi,

keuntungan yang diperoleh akan dipetik oleh kedua belah pihak. Bagi pegawai,

keberhasilan merupakan aktualisasi potensi diri sekaligus peluang untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Sedangkan bagi organisasi, keberhasilan merupakan sarana

menuju pertumbuhan dan perkembangan suatu organisasi.

Setiap pegawai mempunyai perbedaan individual sebagai akibat dari latar

belakang pendidikan, pengalaman, dan lingkungan masyarakat yang beraneka ragam

maka hal ini akan terbawa ke dalam pekerjaannya, sehingga akan mempengaruhi

sikap dan tingkah laku pegawai tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini

berarti pegawai memerlukan motivasi kerja yang kuat agar bersedia melaksanakan

pekerjaan dengan semangat, berkinerja pegawai tinggi dan produktif.

Suatu organisasi harus memiliki motivasi, karena motivasi memiliki peranan

yang penting. Motivasi menyangkut langsung pada unsur manusia dalam suatu

organisasi. Motivasi yang tepat akan mampu memajukan dan mengembangkan

organisasi. Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak.
161

Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan

atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada

dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu

munculnya motivasi tersebut.

Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri

kita, sementara motivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.

Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau

menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Seringkali sebuah pengakuan dan

penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar, karena efektivitas dapat diukur

dari adanya motivasi aparatur dalam melaksanakan pekerjaannya. Motivasi ini

bertujuan untuk mendukung aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung agar bekerja

lebih giat dan antusias untuk mencapai hasil yang maksimal. Untuk menghadapi

tantangan tersebut, maka Dinas Pendidikan Kota Bandung perlu untuk menuntut

kinerja pegawai yang tinggi dari pegawainya, dimana kinerja pegawai yang

diharapkan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh motivasi.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung selalu menghimbau kepada

pegawai atau aparaturnya untuk rajin bekerja dan meningkatkan kualitas

pelayanannya kepada masyarakat dan PTK sebagai motivasi kepada aparatur.

Biasanya beliau mencontohkan salah satu staff yang baik dan berprestasi serta

pegawai yang patut untuk dicontoh dan ditiru oleh rekan-rekannya, sehingga beliau

berharap agar pegawai-pegawai atau aparatur-aparatur lainnya menjadi termotivasi

untuk bekerja lebih baik lagi. Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk memotivasi
162

pegawai atau aparaturnya biasanya memberikan semacam penghargaan yang dapat

memotivasi para aparatur untuk bekerja lebih baik lagi.

Pemberian penghargaan bagi aparatur yang berprestasi, seperti dilihat pada

absen kehadiran kerja, apabila aparatur tersebut rajin hadir pada saat apel maupun

masuk kerja serta aparatur yang memiliki prestasi yang menonjol maka aparatur

tersebut sudah memenuhi kriteria untuk mendapatkan penghargaan. Kebijakan ini

tidak hanya dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung tetapi secara

keseluruhan dari instansi atau lembaga-lembaga lainnya harus melakukan kebijakan

ini. Kebijakan dari pemerintah ini harus ditingkatkan, bagi pegawai yang berprestasi

harus diberikan penghargaan agar mereka memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk

bekerja lebih baik lagi.

Selain pemberian penghargaan secara lisan maupun tulisan, penghargaan

yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung juga melalui sistem penggajian

insentif berdasarkan kinerja. insentif berdasarkan kinerja yaitu semacam penghargaan

tunjangan berbentuk uang yang diberikan oleh pihak pemimpin organisasi kepada

pegawai agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam

mencapai tujuan-tujuan organisasi. Insentif juga dapat dikatakan sebagai pemberian

uang di luar gaji yang diberikan oleh pihak pimpinan Dinas Pendidikan Kota

Bandung sebagai pengakuan terhadap prestasi kerja dan kontribusi pegawai terhadap

organisasinya.
163

Insentif berdasarkan kinerja ini diberikan untuk memotivasi aparatur Dinas

Pendidikan Kota Bandung untuk bekerja lebih giat lagi. Pemberian insentif

berdasarkan kinerja ini disesuaikan dengan prestasi dari aparaturnya, jadi gajinya

dibedakan sesuai dengan kinerjanya, bagi yang memiliki prestasi maka akan

diberikan insentif berdasarkan kinerja, tetapi jika yang tidak memiliki prestasi

tentunya tidak diberikan insentif berdasarkan kinerja. Hal ini dilakukan agar para

aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung lebih termotivasi lagi untuk bekerja lebih

baik lagi.

Motivasi yang tinggi bertujuan untuk membangkitkan semangat aparatur

Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk melakukan aktivitasnya untuk lebih fokus dan

lebih intensif dalam proses pengerjaan, sehingga tinggi rendahnya motivasi mampu

membangkitkan seberapa besar keinginan atau cepat lambatnya terhadap suatu

pekerjaan. Motivasi mengandung suatu keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan,

sasaran dan intensif. Seseorang yang melakukan suatu kegiatan tanpa adanya

motivasi tidak akan mencapai tujuan atau hasil dari apa yang diinginkannya.

Penggunaan tenaga kerja yang efektif dan terarah merupakan kunci dari

peningkatan kinerja pegawai sehingga dibutuhkan suatu kebijaksanaan dari Dinas

Pendidikan Kota Bandung untuk menggerakkan pegawainya agar bekerja lebih

produktif, sesuai dengan rencana yang telah direncanakan oleh instansi. Salah satu

faktor yang dapat meningkatkan kinerja pegawai adalah dengan cara memberi

motivasi kepada pegawai. Kinerja pegawai merupakan kebutuhan bagi pegawai.


164

Berdasarkan hal tersebut, bahwa faktor motivasi memiliki peranan penting yang

mempengaruhi kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Alasan lainnya adalah program motivasi pegawai dapat digunakan karena

dapat membantu dalam meningkatkan produktivitas pegawai. Pelaksanaan program,

seperti tambahan liburan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota

Bandung dalam memberikan motivasi kepada pegawainya yang berprestasi. Para

pegawai mulai maju ke depan dengan penghargaan yang diberikan oleh Dinas

Pendidikan Kota Bandung, hal ini dapat dilihat bahwa produktivitas dari Dinas

Pendidikan Kota Bandung dalam memberikan pelayanan publik melalui SIM

NUPTK akan meningkat.

Motivasi aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam meningkatkan

kualitas pelayanan publik melalui pemberian penghargaan yang diberikan oleh Dinas

Pendidikan Kota Bandung dan gaji insentif bagi aparatur Dinas Pendidikan Kota

Bandung yang berprestasi. Hal ini dilakukan agar memberikan motivasi kepada

aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk bekerja lebih baik lagi, sehingga

dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik terutama dalam memberikan

pelayanan publik SIM NUPTK kepada PTK. Hal yang terpenting adalah untuk

memotivasi aparatur dilakukan dengan memberikan tanggungjawab dan kesempatan

yang luas bagi mereka untuk mengambil keputusan atau kebijaksanaan dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Motivasi moral atau gairah kerja aparatur akan

meningkat apabila aparatur diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk

membuktikan kemampuannya.
165

4.4.3 Pendapatan Yang Dihasilkan Dari Pelayanan Publik Melalui SIM

NUPTK Oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas

tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain atau badan atau organisasi,

baik dalam bentuk uang maupun fasilitas dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan

juga dapat diartikan sebagai semua penerimaan dalam bentuk apapun yang diperoleh

dari organisasi tempat kerja termasuk fasilitas yang berkaitan dengan kedudukan dan

perannya dalam organisasi kerja tersebut.

Pada dasarnya Dinas Pendidikan Kota Bandung bukan instansi yang

mencari keuntungan, Dinas Pendidikan Kota Bandung tidak termasuk keranah itu,

jadi Dinas Pendidikan Kota Bandung berbeda dengan institusi-institusi lain yang

memang pembentukannya untuk mencari pendapatan, contohnya seperti Dinas

Pariwisata, institusi ini memang bertujuan untuk mencari investor atau investasi

karena harus ada pemasukkan untuk kas daerah.

Dinas Pendidikan Kota Bandung hanya untuk melayani masyarakat

terutama PTK sedangkan perolehan biaya administrasi dari permohonan pelayanan

NUPTK itu sama sekali tidak ada biaya untuk Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Dinas Pendidikan Kota Bandung hanya pengembangan visi dan misinya serta

pengembangan pelayanannya saja. Dinas Pendidikan Kota Bandung tidak memiliki

tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau pemasukan tetapi lebih kepada

pelayanannya.
166

Dinas Pendidikan Kota Bandung tidak memiliki pemasukan, yang ada

hanya pengeluaran. Berdasarkan uraian diatas bahwa sebenarnya Dinas Pendidikan

Kota Bandung itu tidak memperoleh pendapatan dari adanya layanan SIM NUPTK

tersebut. Adapun keuntungan yang diperoleh oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung

mungkin dinas pendidikan dapat lebih mengetahui jumlah PTK yang ada di Kota

Bandung.

Produktivitas pada pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung belum berjalan secara efektif, meskipun Dinas Pendidikan

Kota Bandung dalam memotivasi aparaturnya sudah cukup baik dengan memberikan

motivasi berupa penghargaan dan gaji insentif agar para aparatur Dinas Pendidikan

Kota Bandung dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pada tingkat pendidikan

aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung dilihat dari latar belakang pendidikannya

masih kurang, karena aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung yang berlatar

belakang pedidikannya di bidang komputer sedikit, sedangkan apabila dikaitkan

dengan tugas dan pelaksanaannya diperlukan tenaga ahli di bidang komputer, hal ini

mengakibatkan proses untuk memperbaharui data menjadi terhambat, sehingga data-

data yang disajikan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung seringkali tidak up to date.
BAB V

KESIMPULANDAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan mengenai Efektivitas Pelayanan Publik Melalui SIM NUPTK di Dinas

Pendidikan Kota Bandung sebagai berikut:

1. Input yang ada pada pelayanan publik melalui SIM NUPTK Di Dinas Pendidikan

Kota Bandung belum berjalan secara efektif. Faktor anggaran, fasilitas dan

sumber daya aparatur yang terbatas menjadi penghambat efektivitas pelayanan

publik melalui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik SIM NUPTK.

2. Proses produksi yang ada pada pelayanan publik melalui SIM NUPTK Di Dinas

Pendidikan Kota Bandung sudah berjalan cukup efektif. Hal ini dilihat dari

pengembangan aparatur dalam meningkatkan kinerjanya dengan komunikasi

yang baik dan sosialisasi yang berjalan lancar antara Dinas Pendidikan Kota

Bandung dengan PTK, sehingga dalam pengambilan keputusan dapat tepat

sasaran. Akan tetapi proses produksi yang ada pada pelayanan publik melalui

SIM NUPTK di Dinas pendidikan Kota Bandung mesti lebih ditingkatkan untuk

menciptakan efektivitaas pelayanan publik melalui SIM NUPTK terutama dalam

proses sosialisasi, agar website yang ada dapat berjalan secara efektif.

167
168

3. Output (hasil) yang ada pada pelayanan publik melalui SIM NUPTK cukup

efektif. Hal ini dapat dilihat dari produk yang dihasilkan dari pelayanan publik

SIM NUPTK sudah dapat ditampilkan secara print out komputer, sehingga PTK

dapat secara langsung mendownload-nya. Serta pelayanan jasa yang diberikan

oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung cukup baik hal ini terlihat dari keramahan

dan kesopanan para aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam melayani

PTK pengguna jasa pelayanan SIM NUPTK.

4. Produktivitas pada pelayanan publik melalui SIM NUPTK di Dinas Pendidikan

Kota Bandung belum berjalan secara efektif. Pada tingkat pendidikan aparatur

Dinas Pendidikan Kota Bandung dilihat dari latar belakang pendidikannya masih

kurang, sedangkan apabila dikaitkan dengan tugas dan pelaksanaannya

diperlukan tenaga ahli di bidang komputer. Hal ini mengakibatkan proses untuk

memperbaharui data menjadi terhambat.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Dalam Pengadaan penyedian peralatan dan sarana prasarana teknologi informasi

komunikasi (TIK) yang dapat menunjang kelancaran proses pelayanan publik

SIM NUPTK, sehingga pemerintah harus mengeluarkan anggaran yang cukup

besar
169

2. Dalam melakukan sosialisasinya Dinas Pendidikan Kota Bandung seharusnya

tidak hanya melakukannya melalui brosur dan workshop saja tetapi juga dapat

dilakukan melalui radio-radio atau televisi lokal maupun nasional supaya dapat

diketahui oleh semua lapisan masyarakat terutama PTK yang menjadi target

utama dari SIM NUPTK ini, karena program ini merupakan program nasional

yang di adakan oleh kemendiknas untuk meningkatkan mutu PTK.

3. Dinas Pendidikan Kota Bandung sebaiknya memberikan pelayanan secara on-

line dengan membuat website sendiri khusus SIM NUPTK tanpa bergantung

pada LPMP Provinsi Jawa Barat, misalnya dengan membuat website yang

memuat formulir permohonan NUPTK secara on-line, dan tidak terlalu banyak

persyaratan yang dilampirkan agar produk yang dihasilkan dapat lebih efektif.

4. Produktivitas aparatur Dinas Pendidikan Kota Bandung dapat meningkatkan

efektivitas pelayanan SIM NUPTK dengan cara merekrut tenaga kerja atau

aparatur yang ahli di bidang teknologi informasi khususnya dalam bidang

program maupun komputer.


DAFTAR PUSTAKA

Literatur Buku-buku

Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.


Bengkulu: PT RINEKA CIPTA.

Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan


Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Effendy, Onong Uchjana. 1996. Sistem Informasi Manajemen, Bandung: CV


Mandar Maju

Evans, Lindsay. 2007. Pengantar Six Sigma an Introduction to Six Sigma And
Process Improvement. Jakarta: Salemba Empat.

Faisal, Sanapiah. 1999. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Gibson, Ivancevich, Donelly. 1996. Organisasi, Edisi 8, Jilid I. Jakarta : Binarupa


Aksara.

Handayaningrat, Soewarno. 1996. Azas-azas Organisasi Manajemen. Jakarta:


Mas Agung

Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah.


Jakarta: Gunung Agung

_______, 1996, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakatra: PT. TOKO
GUNUNG AGUNG.

Hermawan dan Hartini.. 2010. Manajemen Pendidikan. Bandung: ALFABETA

Idrus, Muhammad. 2007. Metode Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: UII


Press.

Indrajit, Richardus Eko. 2000. Pengantar Konsep Dasar : Manajemen Sistem


Informasi dan teknologi Informasi. Jakarta: PT. ELEX MEDIA
KOMPUTINDO

________, 2004. e-Government Strategi Pembangunan Dan Pengembangan


Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta: Andi
Offset.

170
________, 2005. e-Government In Action. Yogyakarta: Andi Offset.

Isnanto, Bambang. 2009. Manajemen Pemerintahan dalam Persfektif Pelayanan


Publik, Jakarta: STIAMI dan Mitra Wacana Media

Kristanto, 2008. Perencanaan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta:


Gava Media,.

Miles, M. B dan A. M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah


Tjetjep Rohidi. Jakarta: UI Press.

Moenir, 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Nugroho, Eko. 2008. Sistem Informasi Manajemen Konsep, Aplikasi dan


Perkembangannya. Yogyakarta: PENERBIT ANDI.

Pardosi, Mico. 2004. Pengenalan Internet : Burst of Energy. Surabaya : PT.


INDAH Anggota IKAPI.

Ridwan dan Sudarajat, 2009. Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan


Pelayanan Publik. Bnadung : Nuansa

Saefuddin, Anwar. 2007. Metode Peneletian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:


CV Mandar Maju.

Sinambela, Lijan Poltak. 2007. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta. PT. Bumi
Aksara.

Steers, M. Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Subana, M. Dan Sudrajat. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV


Pustaka Pelajar.

Sutabri, Tata. 2004. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Supriyono. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Susanto, Azhar. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Lingga Jaya.

Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: PT.Graha Ilmu

Syafi’I, Inu Kencana, dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik, Jakarta: Rineka cipta

171
Wasistiono, Sadu. 2001. Kapita Selekta Penyelenggara Pemerintah Daerah..
Bandung: Fokus Media

Wiryatmi,1996. Pelayanan Dalam Bisnis. Jakarta:Widya Praja

Literatur Perundang-undangan dan Dokumen

Permendiknas Nomor 8 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Ditjen
PMPTK

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan


Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.

Instruksi Presiden No. 03 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Pengembangan


Pembangunan Electrinoc Government.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional


Pendidikan.

Literatur Electronic

http://pmptk.kemdiknas.go.id/ diakses pada tanggal 17 Februari 2011 [09.12


WIB].

http://tunas63.wordpress.com/2010/07/19/tentang-nuptk/ diakses pada tanggal 17


Februari 2011 [10.10 WIB].

http://deeyan.blogspot.com/2008/03/pengertian_website/Deeyan.(2008).
Pengertian Website. [17/02/2011].

www.NUPTK/NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan) «


visual sains.htm diakses pada tanggal 18 Februari 2011 [12.32 WIB].

http://deni3wardana.wordpress.com/2007/04/24/jardiknas-teknisi-npsn-nisn-nign-
nuptk/ diakses pada tanggal 24 Februari 2011 [09.46 WIB].

172
http://www.nuptk.info/default.php diakses pada tanggal 24 Februari 2011 [09.51
WIB].

http://trisnowlaharwetan.com/database-nuptk-online.html diakses pada tanggal 24


Februari 2011 [09.57 WIB].

http://ramadani.info/../47-pengertian-website/Ramadani. (Tanpa tahun).


Pengertian Website [17/02/2011].

http://www.nuptk.info/content.php?pageid=1 [24/02/2011]

http://nuptkkng.wordpress.com [24/02/2011]

http://media.hariantabengan.com/index/detailiptekberitatext/id/970 [24/02/2011]

http://infosertifikasi.blogspot.com/2010/01/efisiensi-anggaran.html [24/02/2011]

http://cossalabupendidikan.blogspot.com [24/02/2011]

173
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Marnie Purnama Ariesta Nurlestari


2. Tempat dan Tanggal Lahir : Bogor, 23 Maret 1989
3. Nomor Induk Mahasiswa : 41707001
4. Jurusan : Ilmu Pemerintahan
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Kewarganegaraan : Indonesia
7. Agama : Islam
8. Alamat : Jln. Tubagus Ismail Bawah No.20 C
Bandung.
9. Berat Badan : 65 Kg.
10. Tinggi Badan : 155 cm
11. Status Marital : Belum Kawin
12. Orang Tua
1. Nama Ayah : Cecep Mulyadin S.Pd
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln. Serena No.02 Bogor
2. Nama Ibu : Imas Maesaroh
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Serena No.02 Bogor

Bandung, Agustus 2011

Marnie Purnama A.N

197

Anda mungkin juga menyukai