18 SamuelReynaldi.
18 SamuelReynaldi.
NIM : 215010100111157
Absen : 18
Kelas :J
Sumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Tangerang Selatan 2023 berdasarkan
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2022
TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN
ANGGARAN 2023
Pasal 2 PERDA NO 10 TAHUN 2022 menyatakan, APBD Tahun Anggaran 2023 terdiri atas
Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah.
APBD sebagaimana dimaksud berjumlah Rp 4.326.958.080.519 (empat triliun tiga ratus dua
puluh enam miliar sembilan ratus lima puluh delapan juta delapan puluh ribu lima ratus sembilan
belas rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Pendapatan Daerah Rp 3.737.609.945.508,00
b. Belanja Daerah Rp 4.296.958.080.519,00
(Defisit)/Surplus Rp (559.348.135.011,00)
c. Pembiayaan Daerah:
1. Penerimaan Rp 589.348.135.011,00
2. Pengeluaran Rp 30.000.000.000,00
Pembiayaan Netto Rp 559.348.135.011,00
SiLPA Tahun Berkenaan Rp 0,00
LEMBARAN DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN
No. 10, 2022 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2023.
PROVINSI BANTEN
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR 10 TAHUN 2022
TENTANG
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan.
2. Provinsi adalah Provinsi Banten.
3. Pemerintah Daerah adalah Wali Kota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah Kota Tangerang Selatan yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
otonom.
4. Wali Kota adalah Wali Kota Tangerang Selatan.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang Selatan.
6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Wali Kota dan DPRD dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Daerah.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat
APBD adalah rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
8. Pendapatan Daerah adalah semua hak Daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan.
9. Belanja Daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan.
10. Defisit Anggaran Daerah yang selanjutnya disebut Defisit adalah selisih
kurang antara Pendapatan dan Belanja.
11. Surplus Anggaran Daerah yang selanjutnya disebut Surplus adalah selisih
lebih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.
12. Pembiayaan Daerah adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
13. Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas Daerah.
14. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas Daerah.
15. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disebut SiLPA adalah
selisih lebih realisasi Penerimaan dan Pengeluaran anggaran selama
1 (satu) periode anggaran.
-8-
26. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan guna mendanai Kegiatan
yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam
1 (satu) tahun anggaran.
27. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah
menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari
pihak lain sehingga Daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
28. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada
Pemerintah Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai
dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya yang sah.
29. Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis
seperti bunga, deviden, royalti, manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
30. Laporan Realisasi Anggaran yang selanjutnya disingkat LRA adalah
laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja,
transfer, Surplus/Defisit-LRA, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang
pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam 1 (satu) periode.
31. Program adalah penjabaran kebijakan Perangkat Daerah dalam bentuk
upaya yang berisi 1 (satu) atau lebih Kegiatan dengan menggunakan
sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai
dengan misi Perangkat Daerah.
32. Kegiatan adalah bagian dari Program yang dilaksanakan oleh 1 (satu) atau
lebih unit kerja pada Perangkat Daerah sebagai bagian dari pencapaian
sasaran terukur pada suatu Program dan terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personel (sumber
daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana,
atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut
sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
bentuk barang/jasa.
33. Subkegiatan adalah bentuk dari aktivitas Kegiatan dalam
pelaksanaan kewenangan Daerah untuk menghasilkan keluaran (output)
dalam bentuk barang/jasa.
34. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan
dasar warga negara.
35. Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat RKA-Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan dan
penganggaran yang berisi rencana Pendapatan, rencana belanja Program
dan Kegiatan Perangkat Daerah serta rencana Pembiayaan sebagai dasar
penyusunan APBD.
36. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima)
tahun.
37. Rencana Kerja Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disingkat
RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
- 10 -
38. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS
adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal
anggaran yang diberikan kepada Perangkat Daerah untuk setiap Program
sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran-Perangkat
Daerah sebelum disepakati dengan DPRD.
39. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal.
Pasal 2
(1) APBD Tahun Anggaran 2023 terdiri atas Pendapatan Daerah, Belanja
Daerah, dan Pembiayaan Daerah.
(2) APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah
Rp4.326.958.080.519 (empat triliun tiga ratus dua puluh enam miliar
sembilan ratus lima puluh delapan juta delapan puluh ribu lima ratus
sembilan belas rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Pendapatan Daerah Rp 3.737.609.945.508,00
b. Belanja Daerah Rp 4.296.958.080.519,00
(Defisit)/Surplus Rp (559.348.135.011,00)
c. Pembiayaan Daerah:
1. Penerimaan Rp 589.348.135.011,00
2. Pengeluaran Rp 30.000.000.000,00
Pembiayaan Netto Rp 559.348.135.011,00
SiLPA Tahun Berkenaan Rp 0,00
Pasal 3
Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a
direncanakan sebesar Rp3.737.609.945.508,00 (tiga triliun tujuh ratus tiga
puluh tujuh miliar enam ratus sembilan juta sembilan ratus empat puluh lima
ribu lima ratus delapan rupiah), yang bersumber dari:
a. pendapatan asli Daerah; dan
b. pendapatan transfer.
Pasal 4
(1) Pendapatan asli Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a
direncanakan sebesar Rp1.945.389.765.446,00 (satu triliun sembilan
ratus empat puluh lima miliar tiga ratus delapan puluh sembilan juta
tujuh ratus enam puluh lima ribu empat ratus empat puluh enam rupiah),
yang terdiri atas:
a. Pajak Daerah;
b. Retribusi Daerah;
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; dan
d. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
- 11 -
(2) Pajak Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan
sebesar Rp1.680.800.000.000,00 (satu triliun enam ratus delapan puluh
miliar delapan ratus juta rupiah).
(3) Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
direncanakan sebesar Rp61.594.358.827,00 (enam puluh satu miliar lima
ratus sembilan puluh empat juta tiga ratus lima puluh delapan ribu
delapan ratus dua puluh tujuh rupiah).
(4) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp735.000.000,00
(tujuh ratus tiga puluh lima juta rupiah).
(5) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp202.260.406.619,00 (dua
ratus dua miliar dua ratus enam puluh juta empat ratus enam ribu enam
ratus sembilan belas rupiah).
Pasal 5
(1) Pendapatan transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b
direncanakan sebesar Rp1.792.220.180.062,00 (satu triliun tujuh ratus
sembilan puluh dua miliar dua ratus dua puluh juta seratus delapan
puluh ribu enam puluh dua rupiah), yang terdiri atas:
a. pendapatan transfer pemerintah pusat; dan
b. pendapatan transfer antar Daerah.
(2) Pendapatan transfer pemerintah pusat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp1.174.718.979.000,00 (satu
triliun seratus tujuh puluh empat miliar tujuh ratus delapan belas juta
sembilan ratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah).
(3) Pendapatan transfer antar Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp617.501.201.062,00 (enam
ratus tujuh belas miliar lima ratus satu juta dua ratus satu ribu enam
puluh dua rupiah).
Pasal 6
Anggaran Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf b direncanakan sebesar Rp4.296.958.080.519,00 (empat triliun dua
ratus sembilan puluh enam miliar sembilan ratus lima puluh delapan juta
delapan puluh ribu lima ratus sembilan belas rupiah), yang terdiri atas:
a. belanja operasi;
b. belanja modal;
c. belanja tidak terduga; dan
d. belanja transfer.
- 12 -
Pasal 7
(1) Anggaran belanja operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a
direncanakan sebesar Rp3.102.122.005.345,00 (tiga triliun seratus dua
miliar seratus dua puluh dua juta lima ribu tiga ratus empat puluh lima
rupiah), yang terdiri atas:
a. belanja pegawai;
b. belanja barang dan jasa;
c. belanja hibah; dan
d. belanja bantuan sosial.
(2) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
direncanakan sebesar Rp1.144.394.625.458,00 (satu triliun seratus empat
puluh empat miliar tiga ratus sembilan puluh empat juta enam ratus dua
puluh lima ribu empat ratus lima puluh delapan rupiah).
(3) Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
direncanakan sebesar Rp1.816.746.414.887,00 (satu triliun delapan ratus
enam belas miliar tujuh ratus empat puluh enam juta empat ratus empat
belas ribu delapan ratus delapan puluh tujuh rupiah).
(4) Belanja hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan
sebesar Rp140.650.965.000,00 (seratus empat puluh miliar enam ratus
lima puluh juta sembilan ratus enam puluh lima ribu rupiah).
(5) Belanja bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
direncanakan sebesar Rp330.000.000,00 (tiga ratus tiga puluh juta
rupiah).
Pasal 8
(1) Anggaran belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b
direncanakan sebesar Rp1.151.950.595.214,00 (satu triliun seratus lima
puluh satu miliar sembilan ratus lima puluh juta lima ratus sembilan
puluh lima ribu dua ratus empat belas rupiah), yang terdiri atas:
a. belanja modal tanah;
b. belanja modal peralatan dan mesin;
c. belanja modal bangunan dan gedung;
d. belanja modal jalan, jaringan, dan irigasi; dan
e. belanja modal aset tetap lainnya.
(2) Belanja modal tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
direncanakan sebesar Rp25.818.235.580,00 (dua puluh lima miliar
delapan ratus delapan belas juta dua ratus tiga puluh lima ribu lima ratus
delapan puluh rupiah).
- 13 -
Pasal 9
Anggaran belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf c direncanakan sebesar Rp32.885.479.960,00 (tiga puluh dua miliar
delapan ratus delapan puluh lima juta empat ratus tujuh puluh sembilan ribu
sembilan ratus enam puluh rupiah), yang terdiri atas belanja tidak terduga.
Pasal 10
Anggaran belanja transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d
direncanakan sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), yang
terdiri atas belanja bantuan keuangan.
Pasal 11
Anggaran Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf c direncanakan sebesar Rp559.348.135.011,00 (lima ratus lima puluh
sembilan miliar tiga ratus empat puluh delapan juta seratus tiga puluh lima
ribu sebelas rupiah), yang terdiri atas:
a. penerimaan pembiayaan; dan
b. pengeluaran pembiayaan.
Pasal 12
Anggaran penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
huruf a direncanakan sebesar Rp589.348.135.011,00 (lima ratus delapan
puluh sembilan miliar tiga ratus empat puluh delapan juta seratus tiga puluh
lima ribu sebelas rupiah), yang terdiri atas SiLPA tahun anggaran sebelumnya.
- 14 -
Pasal 13
Anggaran pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
huruf b direncanakan sebesar Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah),
yang terdiri atas penyertaan modal Daerah.
Pasal 14
(1) Selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dengan Anggaran Belanja
Daerah mengakibatkan terjadinya Defisit sebesar (559.348.135.011,00)
(minus lima ratus lima puluh sembilan miliar tiga ratus empat puluh
delapan juta seratus tiga puluh lima ribu sebelas rupiah).
(2) Pembiayaan Netto yang merupakan selisih penerimaan pembiayaan
terhadap pengeluaran pembiayaan direncanakan sebesar
Rp559.348.135.011,00 (lima ratus lima puluh sembilan miliar tiga ratus
empat puluh delapan juta seratus tiga puluh lima ribu sebelas rupiah).
Pasal 15
(1) Dalam keadaan darurat termasuk keperluan mendesak, Pemerintah
Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya
dan/atau pengeluaran melebihi pagu yang ditetapkan dalam Peraturan
Daerah ini, yang selanjutnya dimasukan dalam Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran
2023, dengan cara terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan
Wali Kota tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
dan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD selanjutnya disampaikan
dalam LRA.
(2) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. bencana alam, bencana non-alam, bencana publik dan/atau kejadian
luar biasa;
b. pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan; dan/atau
c. kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu Kegiatan
pelayanan publik.
(3) Keperluan mendesak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kebutuhan Daerah dalam rangka Pelayanan Dasar masyarakat yang
anggarannya belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan;
b. Belanja Daerah yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat
wajib;
c. Pengeluaran Daerah yang berada diluar kendali Pemerintah Daerah
dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya, serta amanat Peraturan
Perundang-Undangan; dan/atau
d. Pengeluaran Daerah lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar bagi Pemerintah Daerah dan/atau
masyarakat.
(4) Pendanaan keadaan darurat dan/atau keperluan mendesak yang belum
tersedia anggarannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3), dapat menggunakan Belanja Tidak Terduga.
- 15 -
(5) Dalam hal Belanja Tidak Terduga tidak mencukupi, dapat dilakukan
dengan cara:
a. menggunakan dana dari hasil penjadwalan ulang capaian target
kinerja Program dan Kegiatan lainnya dalam tahun anggaran
berjalan; dan/atau
b. memanfaatkan uang kas yang tersedia.
(6) Tata cara dan mekanisme penggunaan Belanja Tidak Terduga
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 16
(1) APBD Tahun Anggaran 2023 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
terdiri atas:
a. Lampiran I Ringkasan APBD yang Diklasifikasi Menurut
Kelompok dan Jenis Pendapatan, Belanja, dan
Pembiayaan;
b. Lampiran II Ringkasan APBD yang Diklasifikasi Menurut Urusan
Pemerintahan Daerah dan Organisasi;
c. Lampiran III Rincian APBD menurut Urusan Pemerintahan
Daerah, Organisasi, Pendapatan, Belanja, dan
Pembiayaan;
d. Lampiran IV Rekapitulasi Belanja Menurut Urusan Pemerintahan
Daerah, Organisasi, Program, dan Kegiatan Beserta
Hasil dan Subkegiatan Beserta Keluaran;
e. Lampiran V Rekapitulasi Belanja Daerah Untuk Keselarasan
dan Keterpaduan Urusan Pemerintah Daerah dan
Fungsi dalam Kerangka Pengelolaan Keuangan
Negara;
f. Lampiran VI Rekapitulasi Belanja untuk Pemenuhan SPM;
g. Lampiran VII Sinkronisasi Program pada RPJMD dengan APBD;
h. Lampiran VIII Sinkronisasi Program, Kegiatan, dan Subkegiatan
pada RKPD dan PPAS dengan Peraturan Daerah
tentang APBD;
i. Lampiran IX Sikronisasi Program Prioritas Nasional dengan
Program Prioritas Daerah;
j. Lampiran X Daftar Jumlah Pegawai Per Golongan dan
Per Jabatan;
k. Lampiran XI Daftar Piutang Daerah;
l. Lampiran XII Daftar Penyertaan Modal Daerah dan Investasi Daerah
Lainnya;
m. Lampiran XIII Daftar Perkiraan Penambahan dan Pengurangan Aset
Lain-Lain;
n. Lampiran XIV Daftar Subkegiatan Tahun Anggaran Sebelumnya
yang Belum Diselesaikan dan Dianggarkan Kembali
Dalam Tahun Anggaran yang Direncanakan;
o. Lampiran XV Daftar Dana Cadangan; dan
p. Lampiran XVI Daftar Pinjaman Daerah.
- 17 -
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR 10 TAHUN 2022
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2023
I. UMUM
Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana
diatur sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja, pengelolaan keuangan Daerah merupakan salah satu elemen pokok
dalam penerapan asas umum pengelolaan keuangan Daerah yang harus
dilaksanakan secara hakiki. Adapun sebagai wujud nyata pengelolaan
keuangan Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah telah
ditetapkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 2
Tahun 2022 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sebagai salah satu instrumen dalam penyelenggaraan manajemen
pengelolaan keuangan Daerah Tahun Anggaran 2023, perlu adanya
penyusunan APBD Tahun Anggaran 2023. APBD disusun sesuai dengan
kebutuhan penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan kemampuan
pendapatan.
Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2023 dan Peraturan Wali Kota tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023 terlebih
dahulu melalui mekanisme evaluasi oleh Gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat.
Evaluasi sebagaimana dimaksud diatas merupakan implementasi
terhadap ketentuan dalam ketentuan Pasal 245 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
- 18 -
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.