Anda di halaman 1dari 14

Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri

PERAN KEMENDAG MELINDUNGI ANAK USIA DI BAWAH


18 TAHUN MELALUI PENGAWASAN PENJUALAN BARANG
BEREDAR BERBENTUK PRODUK TEMBAKAU DI
INDONESIA
Maret 2023

Kementerian Perdagangan RI
Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, RT.7/RW.1, Gambir, Kecamatan Gambir,
Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110
URGENSI PENGENDALIAN PRODUK TEMBAKAU INDONESIA
Peningkatan Biaya Pengeluaran untuk Rokok, Peningkatan Prevalensi Perokok Anak di Indonesia, dan Target RPJMN 2020 - 2024

“Rokok menempati peringkat dua (dalam)


Prevalensi Perokok Indonesia Biaya Pengeluaran untuk Rokok
Usia Dewasa (GATS, 2011 - 2021) Masyarakat Indonesia (GATS, 2011 - 2021)
konsumsi rumah tangga miskin. Keluarga Dalam Persen Dalam Rp per bulan

miskin lebih memilih belanja rokok daripada 67.4 67 65.5


352,255
373,880
382,091

belanja makanan bergizi.”


64.7
309,711

-Presiden Joko Widodo 36.1 34.5


Disampaikan dalam rapat kabinet terbatas membahas pertembakauan di Kantor Presiden
Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, 14 Maret 2017

Faktor-Faktor yang menjadi perhatian dalam menentukan


kebijakan Cukai Tembakau: 2011 2021 Rokok Putih Rokok Kretek
Overall Laki-Laki Perempuan
• Rokok masih menjadi komoditas penyumbang terbesar 2011 2021

kedua kemiskinan di Indonesia (BPS 2021) Prevalensi perokok Anak Menurut Rikesdas (2013 - 2019)
• Terdapat peningkatan belanja rokok dari Rp 309.711/bulan Dalam Persen
(2011) hingga Rp 382.091/bulan (2021).
11 10.7
• Terdapat Peningkatan jumlah perokok sebesar 8,8 juta
dalam satu dekade (2011 - 2021) menurut Komnas 10
Pengendalian Tembakau, PKJS UI*, dan CHED ITB AD**.
9.1
• Prevalensi perokok anak usia < 18 tahun naik dari 7,2% 9 8.8
(2013) menjadi 9,1% (2018) menurut Riskesdas, dan pelajar
usia 13 - 15 (SMP) sebesar 19, 2% (GYTS 2019) 8

• Amanat RPJMN 2020 - 2024 agar dilakukan kendali konsumsi 7.2


untuk menurunkan prevalensi perokok anak dari 9,1% 7

menjadi 8,7% di tahun 2024.


6

* Pusat Kajian Jaminan Sosial, Universitas Indonesia 2013 2016 2018 2019
** Center of Human Development, Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Sumber : Kementerian Kesehatan
PENYEBAB PENINGKATAN JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA
Berdasarkan data Global Adult Tobacco Survey (GATS), Global Youth Tobacco Survey (GYTS)

Afordabilitas dan Aksesibilitas terhadap


Rokok menjadi penyebab utama masih
tingginya jumlah perokok di Indonesia.

Orang Indonesia dan terutama anak-anak mulai, tetap,


dan kembali merokok disebabkan oleh beberapa hal:

1. Akses Mudah : Rokok mudah didapatkan di mana- Sumber : Global Youth Tobacco Survey (GYTS), 2019

mana mulai dari Retail Modern hingga Pedagang Harga Penjualan Rokok Secara Batangan Titik Penjualan Rokok di Jabodetabek (Persen)
Pinggir Jalan. Pedagang
Harga Rokok per Bungkus
2. Afordabilitas : Penjualan rokok secara Rata-Rata Rp 20.564
Pinggir Jalan
Retail
11%
ketengan/batangan dinilai menyebabkan rokok masih Terendah Rp 18.000 Terminal atau 12%
27% Modern
Tertinggi Rp 26.000 Stasiun
dapat dibeli oleh anak-anak dan masyarakat miskin.
3. Iklan, Promosi, dan Sponsor yang masih cukup Harga Rokok per Batang Toko Grosir
18%
15%
Pasar
banyak ditemui. Rata-Rata Rp 1.581 17% Tradisional
Terendah Rp 1.250
4. Tekanan pertemanan dan teladan lingkungan. Tertinggi Rp 1.667 SPBU

Pelarangan Penjualan Rokok kepada anak-anak dan ibu hamil telah Penjualan rokok secara batangan (ketengan) masih dijumpai pada semua titik penjualan rokok kecuali
Retail Modern.
dilarang dalam PP Nomor 109 Tahun 2012, namun belum tercantum
ketentuan sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran hal Dengan harga yang lebih terjangkau (sekitar Rp 1.500 per batang), Masyarakat berpenghasilan rendah serta
anak-anak masih dapat membeli rokok secara batangan.
tersebut.
PENGATURAN ROKOK DAN TEMBAKAU DI INDONESIA
Daftar Aspek-Aspek yang Telah Diatur dalam Peraturan Dalam Rangka Pengendalian Tembakau

Produksi

Pemakaian Penjualan

Penyiaran Pembelian

Sanksi

Sanksi
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
109/PMK.010/2022 tentang Perubahan atas PP 109/2012 menerapkan sanksi
Peraturan Menteri Keuangan Nomor administratif dalam rangka pengendalian
192/PMK.010/2021 tentang Tarif Cukai Hasil iklan rokok tembakau berupa:
Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun a. penarikan dan/atau perbaikan iklan;
atau Klobot, dan Tembakau Iris. b. peringatan tertulis; dan/atau
c. pelarangan sementara mengiklankan PP Nomor 109 Tahun 2012 serta produk turunannya telah mengatur secara komprehensif
Produk Tembakau yang bersangkutan terkait pengendalian tembakau dalam rangka penurunan prevalensi perokok di Indonesia.
pada pelanggaran berulang atau Namun, diperlukan penguatan dalam beberapa aspek pengaturan serta pembagian
► UU No 7 Tahun 2021 mengatur tentang
pelanggaran berat. kewenangan/peran yang jelas terhadap Kementerian/Lembaga yang terkait.
harmonisasi peraturan perpajakan.
DASAR HUKUM PENGENDALIAN PRODUK TEMBAKAU/ROKOK
PP Nomor 109 Tahun 2012 sebagai Payung Hukum dalam Pengendalian Produk Tembakau Saat Ini di Indonesia

UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


Kawasan Tanpa
Peredaran
Rokok
Permenkes no. 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman
Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada
Kemasan Produk Tembakau

Perlindungan
Permenkes No 56 tahun 2017 tentang perubahan Khusus Bagi Anak
Produksi/impor
atas Permenkes no. 28 Tahun 2013 dan Perempuan
Hamil

PP No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Pokok Pengaturan Pengendalian Tembakau dalam
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi PP Nomor 109 Tahun 2012
Kesehatan.

Rencana revisi PP Nomor Tahun 2012 telah tertuang dalam Lampiran Keputusan Presiden Revisi PP 109/2012 disebutkan akan memperkuat lima pokok, yaitu:
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2022 tentang Program Penyusunan Peraturan 1. Perluasan peringatan kesehatan bergambar;
Pemerintah Tahun 2023. 2. Larangan penjualan ketengan;
3. Larangan iklan (terutama pada iklan di internet dan media luar
Hal ini dalam rangka menjalanan Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana ruang), promosi, dan sponsor;
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 yang menargetkan turunnya 4. Pengaturan rokok elektronik seperti pada rokok konvensional; dan
perokok usia 10-18 tahun dari 9,1% menjadi 8,7% di tahun 2024 sehingga revisi ini fokus 5. Pengawasan dan sanksi.
untuk mengendalikan perokok pemula dalam upaya perlindungan anak.
PANDANGAN KEMENDAG DALAM UPAYA PENURUNAN PEROKOK ANAK
Hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Dalam Upaya Menurunkan Prevalensi Perokok Anak

Penguatan Pengaturan terhadap Iklan, Sponsor, Pengawasan, dan Sanksi terkait penjualan rokok baik kepada
I anak-anak, ibu hamil, maupun secara batangan dalam PP Nomor 109 Tahun 2012 atau peraturan yang
setingkat/lebih tinggi yang mengatur secara komprehensif terkait pengendalian tembakau.

Penguatan Tugas dan Kewenangan setiap Kementerian/Lembaga yang terkait dalam Peraturan Perundangan
II yang secara komprehensif mengatur tentang pengendalian tembakau sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
utama dari masing-masing Kementerian/Lembaga Terkait.

Peningkatan Pelaksanaan Sosialisasi dan Edukasi terkait dampak dan bahaya merokok terutama bagi anak-
III anak dan lapisan masyarakat yang rentan.

Peningkatan Peran dan Koordinasi secara penuh baik dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
IV dalam melaksanakan upaya pengendalian tembakau di Indonesia, baik dalam penyusunan peraturan perundang-
undangan, pengawasan, maupun pelaksanaan sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat

Kementerian Perdagangan dapat melaksanakan upaya pengendalian produk tembakau terutama bagi anak-anak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta tugas dan fungsi utama yang diampu oleh
Kementerian Perdagangan.
PASCA TERBITNYA PERATURAN PEMERINTAH NO 5/2021 TENTANG
PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko diklasifikasikan berdasarkan penilaian tingkat bahaya, penilaian potensi terjadinya
bahaya, tingkat risiko, dan peringkat skala usaha kegiatan usaha.

Dalam PP No. 5 tahun 2021 pada Sektor Perdagangan di Pasal 77 ayat (1)
menyebutkan bahwa Perizinan Berusaha pada sector perdagangan meliputi
kegiatan usaha : (a). Perdagangan dalam negeri; (b). Pengembangan ekspor
nasional;, (c). Perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang, dan pasar
lelang berjangka.

Dalam Lampiran I Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Perdagangan terdapat


Bidang Usaha dengan KBLI 47230 untuk Perdagangan Eceran Khusus Rokok dan
Tembakau di Toko, dan KBLI 47827 untuk Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los
Pasar Rokok dan Tembakau.

Untuk kedua KBLI tersebut dengan tingkat risiko RENDAH, izin yang diterbitkan OSS
adalah NIB dengan syarat KTP dan NPWP.

TATA CARA MENDAPATKAN NIB

Semua KBLI untuk Sektor Perdagangan yang memiliki


Risiko Rendah sebagaimana dalam PP No 5 Tahun 2021
tidak membutuhkan verifikasi dalam permohonan
perizinannya.

Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Bina Usaha


Perdagangan sebagai unit yang mengampu perdagangan
eceran.
7
Terima Kasih
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta Pusat 10110
Phone : (021) 3858183, (021) 3858171 Pes.34120, 34900
Fax : (021) 3857338
ALUR DISTRIBUSI PRODUK ROKOK DI INDONESIA

Distributor menyalurkan kepada pengecer yang


Petani Tembakau menjual hasil tembakau kepada Produsen Hasil Tembakau melakukan pengolahan
akan menjual produk hasil tembakau kepada
trader, koordinator petani, grader, atau vendor. yang hasilnya didistribusikan melalui sentra
konsumen. Pengecer tersebut dapat berupa Sales
Produsen keci/besar melakukan importasi sesuai distribusi hasil tembakau.
Promotion, Ritel Modern, Warung, dsb.
kebutuhan industri

• Warung Rombong/Eceran merupakan titik penjualan produk tembakau yang masih menjual rokok secara batangan/ketengan.
• Warung Penjual Rokok hanya memiliki persyaratan NIB dengan resiko rendah.
• Selain itu, masih terdapat penjualan rokok kepada anak usia <18 tahun dikarenakan belum ketatnya sanksi yang diatur dalam PP Nomor 109 Tahun 2012.
DAMPAK TIDAK TERKENDALINYA KONSUMSI ROKOK
Potensi Kerugian Negara akibat Dampak Negatif Konsumsi Rokok bagi Kesehatan

Kerugian pada biaya kesehatan:


1. Biaya kesehatan Rp27.7 triliun untuk penyakit akibat rokok.
2. Estimasi biaya kesehatan yang ditanggung BPJS Kesehatan
Rp15.6 triliun
Sumber : Komnas Pengendalian Tembakau
POKOK HASIL KAJIAN PKJS-UI TERKAIT KEKAMBUHAN MEROKOK
Faktor Pendorong Kekambuhan Merokok (Smoking Relapse) pada Anak di Indonesia: Bukti dari Global Youth Tobacco Survey (2006-2019)

1. Perokok anak di Indonesia masih mengalami tren peningkatan dari 2006-2019.


2. Lebih dari 50% anak mengalami kekambuhan untuk kembali berperilaku merokok (smoking relapse).
3. Harga rokok murah merupakan faktor signifikan yang mendorong anak kambuh untuk merokok
kembali.
4. Kenaikan harga pada pembelian rokok per bungkus menjadikan perilaku smoking relapse pada anak
menurun lebih tajam dibandingkan pembelian rokok secara ketengan.
5. Faktor non-harga pendorong perilaku smoking relapse pada anak, yaitu pengaruh teman sebaya,
penggunaan rokok elektronik, dan keterpaparan iklan rokok di berbagai media.
Rekomendasi Hasil Kajian PKJS UI:
Mendukung kenaikan cukai rokok yang telah ditetapkan Pemerintah harus melarang total iklan, promosi, dan Pihak sekolah harus memberikan pengawasan dan
pada 2023 dan 2024, namun masih perlu kenaikan sponsorship rokok di berbagai media guna mendukung sanksi yang tegas kepada siswa yang kedapatan
harga rokok yang lebih tinggi lagi untuk mencegah anak untuk konsisten berhenti berperilaku merokok. merokok
smoking relapse pada anak.

Pemerintah harus melarang penjualan rokok secara Penggunaan rokok elektronik harus diatur lebih ketat
ketengan untuk mencegah smoking relapse dan dari sisi kebijakan harga maupun non-harga
mencapai target prevalensi perokok anak.
KEBIJAKAN CUKAI TEMBAKAU DI INDONESIA SAAT INI
PMK Nomor 109/PMK.010/2022 - Perubahan Tarif Cukai Hasil Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun atau Klobot, dan Tembakau Iris

Kenaikan Tarif Cukai Rokok dan Harga Jual Eceran Per Grafik Perkembangan Perubahan Kebijakan Cukai
Kemenkeu telah menaikan 1 Januari 2022 Hasil Tembakau (2014 - 2022)
tarif cukai hasil tembakau
(CHT) rata-rata sebesar 12
23.00
persen mulai 1 Januari 2022 Harga Per
Minimal
dengan mempertimbangkan Bungkus
Golongan Tarif Kenaikan Harga jual
berbagai aspek. (20
eceran
Batang)
12.50
Dasar Pertimbangan Kenaikan Cukai 11.19
12.00
SKM I Rp.985 13,9% Rp.1905 Rp.38.100 10.54 10.04
8.70

Pengendalian komsumsi SKM IIA Rp.600 12,1% Rp.1.140 Rp.22.800


rokok masyarakat.
SKM IIB Rp.600 14,3% Rp.1.140 Rp.22.800 -
-
Upaya menekan prevalensi SPM I Rp.1.065 13,9% Rp.2.005 Rp.40.100 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
merokok anak usia 10-18
tahun. SPM IIA Rp.635 12,4% Rp.1.135 Rp.22.700 Setiap tahun, Pemerintah telah menaikkan Cukai Hasil
Tembakau kecuali pada tahun 2019. Per 1 Januari 2022,
Kesejahteraan tenaga kerja SPM IIB Rp.635 12,4% Rp.1.135 Rp.22.700
cukai hasil tembakau naik sebesar 12%.
industri tembakau.
SKT IA Rp.440 3,5% Rp.1635 Rp.32.700 Dengan naiknya cukai hasil tembakau (CHT), Pemerintah
meningkatkan dukungan terhadap Petani/Buruh Tani Tembakau
Penerimaan negara melalui SKT IB Rp.345 4,5% Rp.1.135 Rp.22.700 serta Buruh Rokok melalui Dana Bagi Hasil CHT sesuai dengan
cukai. Permenkeu Nomor 2/PMK.07/2022 tentang Rincian Dana Bagi
SKT II Rp.205 2,5% Rp.600 Rp.12.000
Hasil Cukai Hasil Tembakau Menurut Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2022.
SKT III Rp.115 4,5% Rp.505 Rp.10.100
Pengawasan rokok illegal. Sumber:
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.010/2022 tentang Perubahan atas
Dana Tersebut difokuskan dalam pembiayaan bidang Kesehatan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.010/2021 tentang Tarif Cukai Hasil (25%), Kesejahteraan Masyarakat (50%), dan Penegakan Hukum
Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun atau Klobot, dan Tembakau Iris.
(25%)
Keterangan:
SKM: Sigaret Kretek Mesin; SPM: Sigaret Putih Mesin; SKT : Sigaret Kretek Tangan
PELUANG EKSPOR TEMBAKAU DAN PRODUK TEMBAKAU
Pertumbuhan Ekspor Tembakau dan potensinya Sebagai Alternatif Pasar bagi Industri Tembakau

Pertumbuhan Export HS 2402 Pertumbuhan Export HS 2403


Pertumbuhan Export HS 2401
(Tembakau dipabrikasi lainnya dan pengganti tembakau
(Tembakau belum dipabrikasi; sisa tembakau.) (Cerutu, cheroot, cerutu kecil dan sigaret, dari
dipabrikasi; tembakau "dihomogenisasi" atau "dibentuk
tembakau atau pengganti tembakau
kembali"; ekstrak dan esens tembakau.

Pertumbuhan ekspor HS 2401 Indonesia pada Selama hampir 2 dekade terakhir, Pertumbuhan ekspor HS 2403 Indonesia cukup
pertumbuhan ekspor HS 2402 umumnya berfluktuasi selama hampir 2 dekade terakhir.
tahun 2017 – 2020 mencatatkan nilai yg lebih menunjukkan kinerja positif, meski dalam Dengan masih positifnya pertumbuhan dunia,
tinggi dibandingkan pertumbuhan dunia. pada tahun 2019-2020 mengalami potensi peningkatan ekspor Indonesia masih
perlambatan. cukup tinggi.

Sumber: Trademap, diolah Kemendag


POKOK PENGATURAN DALAM R-PERPRES PHT
Peraturan Presiden tentang Peta Jalan Pengelolaan Produk Hasil Tembakau ini mengatur
mengenai terkait program, sasaran, target, dan rencana aksi yang meliputi:

I Pengembangan Sektor Pertanian Tembakau


peningkatan produksi dan kualitas bahan baku tembakau dalam negeri,
peningkatan substitusi impor serta peningkatan kesejahteraan petani.

Pengaturan tata niaga komoditas tembakau dilakukan melalui penyusunan


II Kebijakan Pengaturan Tata Niaga Tembakau kebijakan impor tembakau dan optimalisasi rantai pasok komoditas tembakau,
serta Pengaturan tata niaga komoditas tembakau yang dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
*Peran Utama Kemendag dalam R-Perpres

Pengembangan sektor industri hasil tembakau dilakukan dengan meliputi


III Pengembangan
Tembakau
Sektor Industri Hasil optimalisasi kapasitas industri, jaminan ketersediaan bahan baku, intensifikasi
pemberantasan rokok ilegal, penerapan Good Manufacturing Practices dalam
proses produksi, mendorong penerapan industri 4.0 pada sektor industri hasil
tembakau dan diversifikasi produk hasil tembakau.

IV Pengendalian
Tembakau
Konsumsi Produk Hasil kebijakan fiskal dan non fiskal dalam rangka untuk menurunkan tingkat prevalensi
merokok penduduk.

V Optimalisasi Penerimaan Cukai


Dalam rangka optimalisasi penerimaan cukai, pemerintah menetapkan kebijakan
cukai hasil tembakau dalam bentuk penyesuaian tarif cukai hasil tembakau.

Kementerian Perdagangan Diamanatkan untuk Menyusun Kebijakan Tata Niaga Dalam Rangka Optimalisasi Rantai Pasok.
Optimalisasi rantai pasok perdagangan komoditas tembakau dilaksanakan dalam bentuk penyederhanaan pola perdagangan komoditas tembakau dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Kebijakan penyederhanaan pola perdagangan disusun oleh Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Pertanian
yang diatur dalam lampiran rencana aksi. (Berdasarkan rapat pada 13 Agustus 2022, Lampiran rencana aksi secara detail akan diuraikan oleh Bappebti
Kementerian Perdagangan.)

Anda mungkin juga menyukai