MODUL
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL
PANCASILA TEMA: GAYA HIDUP
BERKELANJUTAN
Membuat Purwarupa sistem pengelolaan sampah di satuan pendidikan.
Fokus : Pengembangan akhlak terhadap alam menghailkan karya dan tindakan
yang orisinil.
A. INFORMASI UMUM
a. Identitas Modul
Nama penyusun : Tim Tema 1
Institusi : SMP Negeri 1 Tangen
Tahun disusunnya : 2022
Jenjang sekolah : SMP
Fase :D
Kelas : 7
Alokasi waktu : 3 bulan
Topik : Pengolahan Sampah Menjadi Eco Enzim
b. Sarana dan Prasarana
- Lembar Kerja peserta didik
c. Alat
- Botol, ember, toples.
Bahan
- Sisa-sisa sampah dapur seperti kulit apel, jeruk, nanas, pir, semangka, lemon, tapi
jangan durian.
d. Target Peserta didik
Peserta didik reguler/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam memaparkan objek
atau peristiwa secara terperinci sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan
langsung.
e. Relevansi tema dan Topik Projek untuk satuan Pendidikan.
- Kearifan Lokal
- Bangun jiwa Raga
- Berekayasa dan berteknologi bersinergi membangun NKRI
.
B. KOMPONEN INTI
a. Deskripsi Singkat
Eco Enzyme ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang
merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek ini adalah
untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong
sampah sebagai pembersih organik.
Jadi eco enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah
dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya
coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat.
Eco Enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga,
pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat reaksi bio-
kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah
atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah
yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini
bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang
efektif.
c. Tujuan Spesifik
1. Mengurangi efek rumah kaca dan global warming
2. Membersihkan air yang tercemar
3. Memudahkan pertumbuhan tanaman dan mengobati tanah
4. Pengobatan Penyakit kulit
5. Alat Kebersihan Rumah tangga
e. Asesmen
Asesmen diagnostik Dilakukan sebelum projek dimulai untuk mengukur
kompetensi awal peserta didik yang dipakai untuk menentukan
Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran peserta didik terhadap isu pengelolaan sampah dan
implikasinya terhadap perubahan iklim
1 2 3 4 5
Perkenalan: Eksplorasi Isu Refleksi awal Kunjungan ke TPA/ Diskusi Kritis Perubahan
Iklim dibumi Komunitas Peduli Masalah Sampah dan
‘ sampah Pengeloaan sampah
6 7 8 9
Pengumpulan, Trash Pengorganisasian Asesmen Formatif
Pengorganisasian, Talk: Data Secara Presentasi: Sampah
Penyajian Data Sampah di Mandiri di Sekolahku
Sekolahku
Tahap aksi. bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata
10 11 12 13 14
Poster Aksi Nyata Poster Aksi Poster Aksi Poster Aksi Asesmen Formatif
Sayangi Sekolahku: Nyata Sayangi Nyata Sayangi Nyata Sayangi Simulasi Pameran
Eksplorasi program Sekolahku: Sekolahku: Sekolahku: Poster Aksi pengelolaan
Peranku dan Menentukan Membuat Poster Nyata Sayangi sampah yang ada
Solusiku Karakteristik poster Sekolahku dengan poster yang dibuat
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut. Menggenapi proses dengan berbagi karya, evaluasi dan refleksi, serta
menyusun langkah strategis
15 16 17
Asesmen Sumatif Asesmen Sumatif Mari Beraksi Pameran
Poster Evaluasi Solusi Sambil Refleksi Aksi Nyata
Sayangi Yang Ditawarkan Mengelola Sekolahku
Sampah diSekolah
Diperayaan HUT
sekolah
f. Pertanyaan Pemantik
Disajikan vidio “Pemanasan Global”
1. Buka laman https://youtu.be/qtibq5NRUmE
2. Bisakah kita mengurangi pemanasan global?
E. Lampiran
KELOMPO
K : KELAS :
NAMA ANGGOTA : 1.
2. 6.
3. 7.
4. 8.
5.
Metode: Percobaan/demonstrasi
Tujuan: Melaksanakan managemen pengolahan eco enzim
5. Blender / Pisau
6. Penggaris
7. Timbangan
8. Kain kasa / saringan
9. Botol kecil-kecil
Langkah kegiatan:
a. Timbang gula dengan menggunakan timbangan, gunakan gula apapun selain gula
putih
b. Gunakan sisa-sisa dapur seperti kulit apel, jeruk, nanas, pir, semangka, lemon, tapi
jangan durian! jangan pakai dagingnya. Seeds bisa dimasukkan asalah jangan yang
besar seperti biji mangga , haluskan sampah organik (limbah) dengan cara mencacah
atau memblender.
c. Masukkan air dalam toles, kemudian campur gula dan tuang semua bahan ke dalam
toples.
d. Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah
e. Biarkan selama 3 bulan, dan buka setiap 2 minggu, Di minggu pertama akan ada
banyak gas yang dihasilkan.
f. Kadang ada lapisan putih di permukaan larutan. Jika cacing muncul tambahkan gula
segenggam, aduk rata kemudian tutup
g. Setelah 3 bulan, saring eco enzyme menggunakan kain kasa atau saringan. Residu
dapat digunakan lagi untuk batch baru produksi dengan menambahkan sampah
segar. Residu juga bisa dikeringkan, kemudian diblender dan dikubur di dalam tanah
sebagai pupuk .
h. Melakukan pengemasan ecoenzim dalam botol kecil serta membuat label pada
kemasan tersebut tentang komposisi, kegunaan dan tanggal penggunaan yang
disarankan.
Tabel Pengamatan
a. ( massa gula...........................gram)
b. Jenis Sampah Organik (limbah) yang dimasukkan
c. Volume air..........................................Liter
Isikan hasil pengamatanmu dalam tabel berikut:
kegiatan per 2 minggu/hal yang terjadi
Bulan Pertama Bulan Kedua Bulan Ketiga
JENIS 2
NO 2 2 2 2 2 KET
KEGIATAN
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
pertama kedua pertama kedua pertama Kedua
Buatlah kesimpulannya :
Jawab :
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
3 1 10 Eco Enzim
Eco Enzim ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang
merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek ini adalah untuk
mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong sampah
sebagai pembersih organik.
Jadi Eco Enzim adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan
sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya coklat gelap dan
memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat.
Eco Enzim bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian
dan juga peternakan. Pada dasarnya, Eco Enzim mempercepat reaksi bio-kimia di alam
untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim
dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa
dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih rumah,
maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang efektif.
Dari hari pertama kita membuat Eco Enzim prosesnya akan melepaskan gas ozon (03). O3
dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang memperangkap panas di awan.
Jadi akan mengurangi efek rumah kaca dan global warming.
Enzim mengubah amonia menjadi nitrat (NO3), hormon alami dan nutrisi untuk tanaman.
Sementara itu mengubah CO2 menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat bagi tanaman
laut dan kehidupan laut.
Dari gambar di atas dapat kita simpulkan, kenapa kita perlu mempertimbangkan untuk
membuat eco enzyme:
Hemat: Mengubah sampah dapur menjadi pembersih rumah tangga alami DIY.
Mengurangi polusi: Gas metana yang dikeluarkan dari sampah yang dibuang dapat
memerangkap 21x lebih banyak panas daripada CO2, memperburuk pemanasan global.
Air purify: Membersihkan udara dari racun, polusi dan menghilangkan bau
Eco Enzyme memiliki banyak cara untuk membantu siklus alam seperti memudahkan
pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer), mengobati tanah dan juga membersihkan air yang
tercemar. Selain itu bisa juga ditambahkan ke produk pembersih rumah tangga seperti
shampoo, pencuci piring, deterjen, dll.
Pembersih enzim ini 100% natural dan bebas dari bahan kimia, mudah terurai dan lembut di
tangan dan lingkungan. Cairan ini juga penolak serangga alami yang membuat semut,
serangga dll menjauh. Saking alaminya, setelah digunakan untuk pel, cairan ini juga bisa
dipakai untuk menyiram tanaman. Eco Enzyme juga dapat digunakan untuk merangsang
hormon tanaman untuk meningkatkan kualitas buah dan sayuran dan untuk meningkatkan
hasil panen. Jadi pada intinya adalah circular economy at its best.
Langkah Pembuatan Eco Enzim dari Bahan Kulit Buah dan Sayur
langkah 1 langkah 2
langkah 3
langkah 4
Tahap Produksi Akhir Eco Enzim
SIMPULAN
Gunakan wadah yang bisa mengembang karena wadah akan terisi gas, maka dari itu perlu dibuka
periodically untuk mengeluarkan gas
Sampah untuk membuat enzim tidak termasuk kertas, plastik, logam atau bahan kaca.
Hindari makanan berminyak, ikan atau sisa daging (bisa digunakan sebagai bahan kompos
kebun). Untuk membuat enzim berbau segar, tambahkan kulit jeruk / lemon atau daun pandan,
dll.
Warna ideal dari enzim eco adalah coklat gelap. Jika berubah menjadi hitam, tambahkan gula
dalam jumlah yang sama untuk memulai proses fermentasi lagi.
Mungkin memiliki lapisan putih, hitam atau coklat di atas enzim, abaikan saja. Jika Anda
menemukan lalat dan cacing dalam wadah, biarkan dan reaksi kimia enzim akan melarutkannya
secara alami.
Manfaatkan sepenuhnya residu enzim eco:
a) Gunakan kembali untuk produksi berikutnya dengan menambahkan sampah segar.
b) Gunakan sebagai pupuk dengan mengeringkan residu, campurkan dan dikubur di dalam tanah.
c) Giling residu, tuangkan ke dalam mangkuk toilet, tambahkan gula merah dan siram untuk
membantu membersihkan kotoran.
Eco enzyme tidak akan pernah kadaluwarsa. Jangan simpan di kulkas.
Jika setiap rumah tangga menggunakan sampah mereka untuk menghasilkan enzim ramah
lingkungan, itu dapat menghentikan limbah dapur dari polusi tanah kita dan sementara itu
mengurangi pemanasan global. Kita dapat membantu mengubah iklim!
Eco Enzim Hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran,
gula (gula coklat,gula merah atau gula tebu) dan air.
Ozon Lapisan pelindung atmosfer
DAFTAR PUSTAKA