Anda di halaman 1dari 2

Parangtritis nan Indah

Salah satu andalan wisata Kota Yogyakarta adalah Pantai Parangtritis. Tepatnya Pantai
Parangtritis berada di Kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini
terletak sekitar 27 km arah selatan Yogyakarta.

Pemandangan Pantai Parangtritis sangat memesona. Di sebelah kiri, terlihat tebing yang sangat
tinggi, di sebelah kanan, kita bisa melihat batu karang besar yang seolah-olah siap menjaga
gempuran ombak yang datang setiap saat. Pantai bersih dengan buih-buih putih bergradasi abu-
abu dan kombinasi hijau sungguh elok.

Kemolekan pantai serasa sempurna di sore hari. Di sore hari, kita bisa melihat matahari terbenam
yang merupakan saat sangat istimewa. Lukisan alam yang sungguh memesona. Semburat warna
merah keemasan di langit dengan kemilau air pantai yang tertimpa matahari sore menjadi
pemandangan yang memukau. Rasa hangat berbaur dengan lembutnya hembusan angin sore,
melingkupi seluruh tubuh.

Banyaknya wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Parangtritis membuat pantai ini tidak
pernah sepi dari pengunjung. Di pantai ini kita bisa menyaksikan kerumunan anak-anak bermain
pasir. Tua muda menikmati hembusan segar angin laut. Kita juga bisa naik kuda atau angkutan
sejenis andong yang bisa membawa kita ke area karang laut yang sungguh sangat indah.

Rumah Mungilku yang Baru

Sudah seminggu kami pindah ke rumah baru. Rumahku adalah rumah mungil yang berada persis
di depan taman. Rumah itu hanya mempunyai luas 36 meter persegi dan luas tanah 60 meter
persegi. Tidak luas dan tidak juga kecil buatku.

Kami memiliki taman kecil di teras depan yang dipenuhi dengan tanaman di pot warna-warni.
Setiap tanaman tumbuh subur, ada tanaman bunga dan buah. Bahkan, tanaman cabe sudah
berbuah banyak.

Bagian dalam rumahku pun tidak terlalu luas. Rumahku terdiri atas 1 ruang tamu, 2 kamar tidur,
dapur, ruang makan, dan 1 kamar mandi. Di ruang tamu hanya berisi karpet sebagai alas duduk
dan rak buku yang terpasang di dinding. Agar suasananya harum, ada pewangi semprot otomatis
yang terpasang di dinding. Lantai keramik putih membuat rumah mungil ini tampak luas

Itulah rumah mungilku yang baru. Meski rumah ini baru, tetapi kenangan yang ada di rumah ini
masih tetap sama. Di sinilah tempatku dan keluarga akan hidup bahagia bersama.
Kelasku XII IPS 1

XII IPS 1 sudah menjadi seperti rumah bagi kami di sekolah. Di sanalah kami bertemu dengan
teman-teman yang sangat baik, ramah, dan hangat. Di sana juga kami menuntut ilmu demi
meraih masa depan.
Walaupun kelas kami tidak begitu luas, hanya sekitar 7 x 6 m 2, namun kelas ini sangatlah bersih
dan nyaman. Lantai kelas dilapisi oleh keramik putih yang sangat bersih dan mengkilap. Tidak
hanya bersih, kelas kami juga sangat lengkap. Kami mempunyai 31 buah kursi dan meja, di
depannya terdapat 2 buah papan tulis putih yang besar.
Di samping kiri, papan tulis terdapat meja guru dan lemari besar. Di dinding kelas yang
berwarna putih dan bersih juga dihiasi oleh gambar para pahlawan, foto presiden, pancasila, dan
kata-kata mutiara. Di dinding belakang kelas juga terdapat sebuah mading yang dihiasi dengan
pantun, puisi, dan kata-kata mutiara karya kami semua.
Itulah gambaran tentang kelasku, kelas yang sangat bersih dan lengkap, sehingga kami semua
semangat dalam belajar demi menyongsong masa depan kami.

Ayah, Panutanku

Ayahku bernama Abu Salman. Ayah berpostur sedang, berumur sekitar 54 tahun. Rambutnya
putih beruban. Di dagunya terdapat bekas cukur jenggot putih. Kulit ayahku kuning langsat.
Wajah ayah tipikal Batak dengan rahang yang kuat dan hidung mancung tapi agak besar.
Matanya hitam tajam dengan alis tebal. Sepintas ayahku seperti orang India.

Meskipun kelihatannya mengerikan, ayahku orang yang sabar. Wajahnya teduh dan selalu
tersenyum menghadapi masalah apa pun. Ya, ayahku adalah orang yang paling sabar yang
pernah aku kenal. Tidak pernah terlihat marah-marah atau membentak. Beliau selalu
menunjukkan perasaannya lewat gerakan bermakna di wajahnya. Jika melihat anaknya
membandel, ayah hanya menggeleng sambil berkata lirih untuk membujuknya.

Tidak seperti orang Batak yang logatnya agak keras, ayahku sangat pendiam. Beliau yang irit
kata, lebih suka memberi contoh langsung kepada anaknya tanpa perlu menggurui. Bagai air
yang mengalir tenang, tetapi sangat dalam. Beliau adalah teladan bagi anak-anaknya.

Anda mungkin juga menyukai