Anda di halaman 1dari 1

Rumah Mungilku Istanaku

Rumahku adalah rumah mungil di depan mushola. Rumah itu mempunyai luas sekitar 36 meter persegi.
Dengan warna cat hijau muda membuat rumah itu terlihat sejuk dipandang mata. Halaman sempit di
depan rumah penuh dengan tanaman yang ditanam di pipa. Setiap tanaman tumbuh subur, bahkan
tanaman cabe sudah berbuah banyak. Rumahku terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 ruang santai,
dapur, dan 1 kamar mandi. Di ruang tamu hanya berisi karpet sebagai alas duduk dan rak buku yang
terpasang di dinding. Agar suasana harum, ada pewangi semprot otomatis yang terpasang di dinding.
Semua barang yang ada di rumah selalu tertata rapi. Lantai keramik berwarna putih membuat rumah
mungil ini menjadi nampak luas.

4. Pencuri Pembobol Brankas


Semalam, brankas rumah pak Herman telah dibobol oleh pencuri. Pak Herman sempat memergoki
pencuri tersebut, akan tetapi beliau malah dibuat pingsan. Pak Herman dipukul menggunakan balok
kayu di bagian kepala. Masih terlihat memar yang sangat besar dan merah di pelipis kanan Pak
Herman. Kepada warga Pak Herman menceritakan ciri-ciri pencuri tersebut. Tinggi badan pencuri
tersebut sekitar 160 cm dengan badan yang kurus untuk ukuran seorang laki-laki, mungkin hanya
sekitar 60 kg. Pencuri itu tidak berambut alias gundul. Ada luka seperti bekas jahitan di kepala belakang
pencuri itu. Warna kulitnya sawo matang. Dan yang paling diingat Pak Herman adalah pencuri tersebut
berjalan pincang.

5. Gempa Bumi
Saat itu pagi hari pukul 05.30 WIB. Setiap anggota keluargaku sibuk dengan urusannya masing-masing.
Aku pun sedang bersiap mandi untuk berangkat ke sekolah. Ketika aku sudah di dalam kamar mandi
dan bersiap mandi tiba-tiba ada guncangan hebat. Untuk beberapa detik pertama aku belum sadar
bahwa itu adalah gempa bumi. Goncangan semakin keras dan aku memutuskan keluar kamar mandi. Di
luar kamar mandi sudah terlihat ibu dan kakakku sedang berpegangan pada tembok. Terlihat rumah
tingkat dua di sebelah kirinya goyang. Hanya hitungan detik bangunan gudang di sebelah kanan kamar
mandi ambruk.

Sumur yang tepat berada di sebelah kananku pun roboh seketika. Guncangan berlangsung sekitar 5
menit. Setelah guncangan selesai, kami bergegas keluar rumah melihat keadaan tetangga. Betapa
terkejutnya kami saat melihat semua orang lari tunggang langgang sambil berteriak-teriak ada tsunami.
Bahkan ada seorang warga yang lari dengan darah mengucur deras dari kepalanya. Semua berlarian
mencari tempat yang aman. Rumah dan harta benda mereka tinggalkan.

6. Bayi Kecilku
Saat itu tanggal 26 Januari 2017 pukul 03.30 WIB terdengar suara tangisan sesosok bayi mungil.
Tangisan ini diikuti dengan ucapan syukur dari seluruh keluarga. Pada waktu itu telah lahir bayi mungil
dengan berat badan 2,75 kg dan panjang 45 cm. Bayi itu terlihat sangat mungil ketika disandingkan
dengan bayi-bayi lainnya di ruangan bayi. Di samping bayi mungilku itu ada bayi yang terlihat sangat
lebih besar. Berat badannya mencapai 3,9 kg dengan panjang 50 cm. Walaupun bayi kecilku paling
mungil di antara bayi lainnya, tetapi tangisannya mampu membuat bayi lainnya terbangun dari tidur
nyenyak mereka.

7. Rumah Kosong
Di samping rumahku ada sebuah rumah kosong yang sudah tak berpenghuni selama 13 tahun. Cat
temboknya yang dulu berwarna putih kini telah berubah kehitaman. Pintu dan jendela sudah mulai rusak
dan keropos. Seluruh halaman depan penuh dengan rumput liar.  Rumput liar bahkan sudah tumbuh
hampir setinggi rumah. Tak hanya di halaman, di atas genteng rumah pun ada tumbuhan liar yang
tumbuh. Selain rumput liar, halaman depan dipenuhi dengan mangga busuk yang berjatuhan. Memang
ada satu pohon mangga di halaman depan rumah ini. Setiap beberapa bulan sekali pohon ini berbuah
sangat banyak. Akan tetapi tak ada warga yang berani mengambilnya. Setiap ada warga yang berniat
mengambilnya ada saja kejadian aneh dari dalam rumah. Alhasil mangga-mangga tersebut dibiarkan
busuk dan berjatuhan.

Anda mungkin juga menyukai