Dea Salsabilla 22042202 Tugas Pertemuan 5 Pengantar Sejarah Indonesia
Dea Salsabilla 22042202 Tugas Pertemuan 5 Pengantar Sejarah Indonesia
Nim : 22042202
Prodi: Ilmu Administrasi Negara
Matkul : Pengantar Sejarah Indonesia (108)
RESUME MATERI PERTEMUAN 5
Situs sejarah Islam di Indonesia paling pertama yang wajib kamu kunjungi adalah Masjid
Agung Demak. Didirikan oleh Raden Patah pada tahun ke-15 Masehi ini masih dipercaya
sebagai tempat kumpul Wali Songo sebagai penyebar Agama Islam di Pulau Jawa.
Peninggalan situs sejarah Islam di Indonesia selanjutnya bisa kamu temukan di Yogyakarta,
yakni Masjid Gedhe Kauman Ngayogyakarta Hadiningrat. Masjid yang dimiliki oleh
Kesultanan Yogyakarta ini berada di sisi barat komplek Alun-Alun Utara Yogyakarta yang
sudah melegenda.
3. Masjid Sunan Ampel
Masjid Sunan Ampel yang berada di Surabaya, Jawa Timur tak luput dari kunjungan wisata
religi yang sudah berdiri sejak 1421 dengan campuran arsitektur Tiongkok dan Arab. Spot
yang wajib dikunjungi saat melakukan wisata religi di tempat ini ada pada sisi sumur, karena
memiliki petuah yang sangat kuat.
4. Masjid Baiturrahman
Selain dikenal sebagai Masjid kebanggaan warga Aceh, Masjid Baiturrahman juga menjadi
situs kerajaan Islam di Indonesia yang sudah ada sejak 1612 masehi dan dibangun Sultan
Iskandar Muda Mahkota Alam. Masjid ini juga sempat dibakar tentara Belanda pada 1873
masehi, kemudian didirikan kembali.
Di Solo, juga bisa mengunjungi situs peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang ikonik, yakni
Masjid Agung Surakarta yang menjadi peninggalan Kerajaan Mataram, dengan sentuhan Jawa
Kuno dan Belanda. Pada kepemimpinan Paku Buwono IV, masjid ini dibangun dengan kolam
air untuk tempat wudhu dan jam matahari sebagai peenentu waktu salat.
6. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Tak hanya menjadi destinasi wisata, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat juga menjadi bagian
penting dari peninggalan sejarah Islam khususnya kerajaan Mataram Islam. Sebagai
peninggalan sejarah, bangunan ini juga dijadikan tempat tinggal dari sultan maupun keluarga
secara turun temurun.
7. Keraton Surosowan
Situs sejarah Islam di Indonesia selanjutnya yang bisa kamu kunjungi adalah Keraton
Surosowan yang didirikan sejak 1522-1526 pada masa kekuasaan Sultan Maulana Hasanuddin.
Karena dirancang oleh orang Belanda, bangunan ini juga menyerupai benteng Belanda yang
kokoh dan lengkap.
8. Istana Maimun
Istana Maimun juga menjadi salah satu peninggalan sejarah islam Kerajaan Deli yang didirikan
oleh Sultan Mahmud Al Rasyid dan dirancang oleh arsitek berkebangsaan Italia. Pembangunan
istana ini dilakukan pada 1888 dan selesai pada 1891 dengan luas 2,772 meter persegi.
Situs sejarah Islam ini merupakan bagian terpenting Kerajaan Ternate di Maluku dengan gaya
abad ke-19 dengan kombinasi dua lantai menghadap ke laut. Istana Sultan Ternate juga sudah
melakukan proses revitalisasi, tepatnya pada 1978 dan 1982.
Tempat bersejarah milik Keraton Yogyakarta ini juga memiliki nafas Islam yang sangat kuat,
bahkan menjadi masjid yang digunakan raja pada zaman dahulu. Keunikan dari Sumur
Gumuling adalah bentuknya yang menyerupai labirin dan memutar bak lingkaran.
Masjid tuo Katu Jao yang berlokasi di Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang,
Kabupaten Solok Sumatera Barat, diperkirakan sudah berdiri sejak abad ke 17 atau pada tahun
1599 sehingga dinyatakan Masjid tertua di Sumatera. Masjid tuo Katu Jao ditetapkan sebagai
salah satu cagar budaya di Sumatera Barat, Masjid ini memiliki luas 150 meter persegi dan
arsitekturnya secara keseluruhan dipengaruhi oleh corak Minangkabau. Tatanan atap pada
masjid ini terbuat dari ijuk dengan ketebalan sekitar 15 cm dan memiliki tiga tingkat, Masjid
tuo Katu Jao juga sudah beberapa kali dilakukan pemugaran dengan tetap mempertahankan
keaslian masjid ini. Selain itu, masjid ini memiliki 13 jendela yang menandakan jumlah dari
rukun shalat dan 27 tiang yang memiliki makna yaitu 24 tiang berasal dari 6 suku disekitar
masjid yang memiliki 4 buah unsur pemerintahan adat sedangkan 3 tiang lagi merupakan
unsur-unsur agama yaitu imam, khatib dan bilal. Di sebelah Masjid terdapat sebuah tabuh
(bedug) yang diyakini seumur dengan masjid tersebut. Pada awal pembangunan Masjid Tuo
Kayu Jao, pola bangunan tidak menggunakan paku namun tetap mampu berdiri kokoh.
Masjid yang diperkirakan dibangun pada tahun 1860 hingga 1870 ini bertempat di Nagari
Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam. Masjid ini memiliki tiga
bangunan pokok, yaitu bangunan masjid, mihrab, dan menara. Bangunan masjid mempunyai
atap tumpang (susun) tiga dari bahan seng. Atap di bagian mihrab berbentuk kubah. Arsitektur
bangunan mesjid ini sangat kental dengan budaya Minangkabau dan dipadukan dengan
arsitektur Arab. Dahulu, bagian atap dari masjid ini dibuat dari bahan ijuk lalu diganti dengan
seng pada tahun 1920. Pada ruangan utama terdapat 5 buah tiang utama. Empat di antaranya
membentuk denah bujur sangkar dan satu tiang berada di tengahnya. Bentuk tiang kubus pada
bagian bawah dan persegi delapan pada bagian tengah, dan puncaknya berbentuk pelipit.
Masjid tua yang diperkirakan berdiri pada tahun 1800an ini bertempat di Nagari Bawan, Kec.
Ampek Nagari, Kab. Agam. Menurut berita, masjid ini pernah dibangun kembali pada tahun
1942 di lokasi yang tidak jauh dari lokasi aslinya karena pada lokasi awal masjid ini berada di
kawasan tanah berlumpur dan dikhawatirkan akan terbenam. Untuk konstruksinya sendiri,
masjid ini berukuran 40×40 meter yang berdiri di atas tanah seluas satu hektar. Berdasarkan
buku Masjid-masjid bersejarah di Indonesia yang disusun oleh Abdul Baqir Zein, masjid ini
merupakan benteng terakhir dari kerajaan Lembah Bawan yang terletak di Nagari Lembah
Bawan, Kab. Agam, yang mana adalah daerah terakhir di Sumatera Barat yang berhasil
dikuasai oleh Belanda pada tahun 1800an.