Anda di halaman 1dari 4

1.

Bagaimanakah konsep perkawinan dalam Islam, beserta hukum, rukun dan


syaratnya ?

 Konsep perkawinan dalam islam

Keluarga adalah lembaga terkecil yang mempunyai peranan besar dalam


membentuk masyarakat yang lebih luas termasuk negara. Untuk membangun
suatu masyarakat yang baik tidak lain hal yang harus dilakukan adalah membina
keluarga yang kuat, bahagia, yang dalam Islam dikenal dengan keluarga sakinah,
mawaddah wa rahmah. Keluarga sakinah memiliki fungsi-fungsi seperti fungsi
religius, biologis, edukasi, sosialisasi, afeksi, ekonomis, rekreasi dan fungsi
proteksi. Pernikahan adalah suatu ikatan lahir dan bathin di antara seorang laki-
laki dan seorang perempuan yang menjamin halalnya pergaulan sebagai suami
istri untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga dan mendapatkan keturunan
yang sah, dan dilangsungkan menurut ketentuan-ketentuan syari‟at Islam.
Firman Allah dalam surat An- nisa : 3.

 Hukum Pernikahan
a) Mubah : setiap orang yang telah memenuhi syarat pernikahan, maka
boleh atau halal terhadap orang yang tidak khawatir melakukan zina
atau tidak takut berbuat aniaya bila tidak menikah.
a) Sunah : seseorang yang telah mencapai usia dewasa, berkeinginan
untuk menikah dan mempunyai bekal atau mata pencaharian untuk
membiayai hidup berkeluarga.
b) Wajib : terhadap orang yang sudah dewasa, memiliki biaya kehidupan
yang cukup dan bila tidak melangsungkan nikah akan jatuh ke
perbuatan tercela ( zina).
c) Makruh : bagi orang yang sudah dewasa, sudah layak untuk kawin,
akan tetapi tidak mempunyai biaya untuk bekal hidup untuk berumah
tangga.
d) Haram : sesorang yang akan mengawini perempuan dengan maksud
akan menyakiti, menganiaya dan mempermainkanya
 Rukun Nikah
a) Terdapat calon pengantin laki-laki dan perempuan yang tidak
terhalang secara syar'i untuk menikah
b) Calon pengantin perempuan harus memiliki wali nikah
c) Pernikahan dihadiri dua orang saksi laki-laki untuk menyaksikan sah
tidaknya pernikahan
d) Diucapkannya ijab dari pihak wali pengantin perempuan atau yang
mewakilinya
e) Diucapkannya kabul dari pengantin laki-laki atau yang mewakilinya
 Syarat nikah
a) Kedua Calon Pengantin Beragama Islam
b) Tidak Menikah dengan Mahram
c) Wali Nikah Laki-Laki
d) Dihadiri Saksi
e) Sedang Tidak Ihram atau Berhaji
f) Bukan Paksaan

2. Siapakah perempuan yang boleh dinikahi ? Lengkapi dengan dalilnya

3. Bagaimana Islam mengatur hak dan kewajiban suami istri dalam perkawinan ?
Pernikahan yang baik adalah pernikahan yang sesuai perintah Allah. Kedua
belah pihak dituntut harus sama-sama berlaku dan berbuat baik kepada
pasangannya.
Kewajiban suami adalah :
1) Suami itu harus memberikan nafkah : nafkah lahir seperti makan dan
minum, belanja perabotan rumah tangga, biaya sekolah, biaya mondok,
dan belajar anak-anaknya. Dan memberikan nafkah batin, baik hubungan
seksual yang baik dan layak, maupun hubungan psikologis dalam rumah
tangga itu yang juga baik dan layak.
2) Suami harus juga memberikan mu‟nah : segala sesuatu di luar kewajiban-
kewajiban nafkah tersebut, atau bahasa lain adalah segala biaya tak
terduga, seperti biaya-biaya pengobatan jika sakit, biaya yang dengan
perhiasan istri, biaya untuk istri bersolek dan lain-lain.
3) Suami juga wajib memberikan biaya kiswah, dalam hal ini suami harus
memenuhi biaya pakaian Istri (secukupnya dan seperlunya).
Semua kewajiban-kewajiban suami di atas itu tentu disesuaikan sesuai
kemampuannya.

Kewajiban istri adalah :

1) Isteri wajib taat kepada suaminya terhadap segala apa saja perintah suami,
selagi dalam hal yang dihalalkan menurut perintah Allah SWT dan Rasul-
Nya.
2) Istri tidak boleh berpuasa kecuali atas izin suaminya.
3) Istri tidak boleh keluar rumah, kecuali atas izin dan ridla suaminya.
4) Seorang istri harus bersungguh-sungguh mencari ridla suaminya, karena
ridla Allah berada didalam ridla suaminya dan marahnya Allah berada di
dalam marah suaminya.

5) Sekuat mungkin istri wajib berusaha menjauhi yang sekiranya


menyebabkan suami marah

4. Hal-hal apakah sajakan yang menyebabkan putusnya suatu pernikahan?

Anda mungkin juga menyukai