Jl. Kramat Jaya No.1B, RT.009/RW.014, Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja Jakarta Utara, 14270 Email : kp.keluargamulia@gmail.com BAB 1 DEFINISI 1. Latar Belakang Tindakan pencegahan universal merupakan salah satu strategi yang telah direkomendasikan oleh Centre of Disease Control and Prevention (CDC) dalam upaya pengendalian infeksi dan penularan penyakit di sarana kesehatan. Standard precautions dapat mencegah penularan penyakit/mikroorganisme (Duerink, dkk. 2006). Prinsip tindakan pencegahan universal yaitu menganggap semua pasien adalalh terkena atau terinfeksi mikroorganisme dengan atau tanpa gejala sehingga tingkat pencegahan seragam harus digunakan dalam merawat semua pasien (Smeltzer, dkk. 2009). Penularan agen infeksius melalui airborne adalah penularan penyakit yang disebabkan oleh penyebaran droplet yang tetap infeksius saat melayang di udara dalam jarak jauh dan waktu yang lama. 2. Pengertian Penempatan pasien adalah menempatkan pasien pada tempat yang telah ditentukan atau mengatur jarak pasien berdasarkan kewaspadaan transmisi (kontak, udara dan droplet) untuk memudahkan pelayanan dengan mempertimbangkan aspek keamanan serta keselamatan pasien maupun petugas kesehatan. 3. Tujuan 1) Tujuan Umum : a. Mengurangi angka kejadian HAIs di Klinik Utama Keluarga Mulia 2) Tujuan Khusus : a. Mengurangi angka HAIs bagi petugas, pasien dan pengungjung di KUKM b. Memberikan pengetahuan kepada petugas, pasien dan pengunjung tentang pengelolaan dan perawatan pasien penyakit menular c. Mengatur pemisahan antara pasien dengan penyakit menular dari pasien yang beresiko tinggi, yang rentan karena immunosupressed atau sebab lain. d. Mengatur cara pengelolaan pasien dengan infeksi airborne untuk jangka waktu pendek ketika ruangan bertkanan negatif tidak tersedia. e. Petugas dapat mengetahui alur dan penempatan pasien dengan penyakit menular. BAB II RUANG LINGKUP 1. Tata Ruang a. Sistem Ventilasi Mikroorganisme yang ada di udara merupakan salah satu sumber infeksi HAIs misalnya Mycobacterium tuberculosis, Aspergillus spp, virus Measless dan Varicella. Sistem ventilasi yang dibutuhkan tergantung dari keadaan pasien yang dirawat dan kualitas udara di sekitar ruangan. Ruang isolasi Sistem ventilasi dengan tekanan negatif diperlukan untuk pasien yang terinfeksi virus,maupun tuberculosis.Ruang dengan tekanan negatif didapatkan dengan menggunakan exceeding supplysekitar 15%. Udara dari ruangan langsung dialirkan keluar. Resirkulasi bolehdilakukan tetapi perlu filter HEPA sebelum masuk kembali ke ruangan b. Petugas dan Pengunjung Untuk petugas yang merawat di unit/ruang dengan penyakit menular harus mendapatkan pelatihan tentang cara perawatan pasien dengan penyakit menular. Alat pelindung diri (APD) harus digunakan sesuai dengan prosedur dan dipantau terkait kepatuhan petugas dalam memakai APD. Pembatasan pengungjung sangat penting karena di tempat dimana banyak orang bertemu, maka resiko penyebaran infeksi dan penyakit akan meningkat. BAB III TATALAKSANA 1. Penempatan Pasien dengan Penularan Melalui Udara a. Tujuan Untuk menurunkan penularan penyakit melalui udara, baik yang berupa bintik percikan di udara (airborne droplet nuclei) atau partikel debu yang berisi agen infeksi. b. Tatalaksana Penempatan pasien untuk penularan penyakit melalui udara dengan cara : Tekanan negatif yang selalu terpantau Pergantian udara minimal 6 kali per jam Pembuangan udara keluar yang memadai, atau bila tidak terpasang pada ruangisolasi, gunakan filter udara tingkat tinggi termonitor sebelum udara beredar ke seluruh klinik Jaga agar pintu tetap tertutup dan pasien tetap dalam ruangan. Bila tidak ada tempat tersendiri, tempatkan pasien dalam ruangan dengan pasien lain yang dugaan terinfeksi mikroorganisme yang sama tetapi tidak ada infeksi lain. Gunakan APD pada waktu memasuki ruangan pasien yang diketahui atau diduga menderita Tuberculosis Jangan memasuki ruangan pasien yang diketahui atau diduga menderita campak atau varicella bagi petugas yang rentan terhadap infeksi tersebut. Batasi pemindahan atau pengangkutan pasien hanya untuk hal-hal yang penting saja. Bila pemindahan atau pengangkutan pasien memang diperlukan, hindari penyebaran droplet nucleus dengan memberikan pasien masker. 2. Penempatan Pasien dengan Penularan Melalui Percikan a. Tujuan Untuk menghindari transmisi melalui percikan, dimana transmisi percikan memerlukan kontak yang dekat antara sumber dan penerima, karena percikan besartidak dapat bertahan lama di udara dan hanya dapat berpindah dari dan ke tempat yang dekat. b. Tatalaksana Tempatkan pada ruang tersendiri atau bersama pasien lain dengan infeksi aktiforganisme yang sama dan tidak ada infeksi lain. Bila tidak ada kamar tersendiri, tempatkan dalam ruangan secara kohort, dan bila ruang untuk kohort tidak memungkinkan, buatlah jarak pemisah minimal1 meter antara pasien terinfeksi dengan pasien lain dan pengunjung. Pakai masker N95 dan/atau masker bedah 2 rangkap apabila bekerja dengan jarak < 1 meter dari pasien. Batasi pemindahan dan transport pasien hanya untuk keperluan mendesak, bila terpaksa memindahkan pasien, gunakan masker bedah untuk pasien 3. Penempatan Pasien Dengan Penularan Melalui Kontak a. Tujuan Untuk meminimalkan penularan penyakit melalui kontak langsung atau kontak tidak langsung b. Tatalaksana Tempatkan pasien di ruang tersendiri bila memungkinkan. Bila tidak tersedia, dapat diletakkan di ruang umum dengan pasien yang sama jenis penyakitnya. Gunakan APD; sarung tangan harus diganti setelah menyentuh bahan yang mengandung mikroorganisme dengan konsentrasi tinggi (misalnya, cairan tubuh). Segera buka sarung tangan sebelum meninggalkan ruangan dan kemudian harus mencuci tangan sesuai dengan standar Gunakan gaun pelindung yang bersih dan non steril apabila diduga terjadiakan terjadi kontak yang cukup rapat dengan pasien. Segera lepas gaun sebelum meninggalkan ruangan. Batas pemindahan dan transport pasien hanya untuk hal yang penting. Bila terpaksa harus memindahkan pasien, usahakan tetap menggunakan APD. Untuk perawatan lingkungan, usahakan agar alat perawatan pasien, lingkungan sekitar tempat tidur pasien dan permukaan lain yang sering tersentuh pasien dibersihkan setiap hari. Peralatan perawatan pasien bila memungkinkan menggunakan masing- masihsatu untuk satu atau satu kelompok pasien kohort untuk menghindari pemakaian bersama. Bila pemakaian bersama tidak dapat dihindari, peralatantersebut harus selalu dibersihkan dan disinfeksi sebelum dipakai satu atausekelompok pasien. 4. Stratergi transportasi pasien / arus pasien dengan penyakit menular a. Tujuan Untuk meminimalkan penularan HAIs melalui kontak langsung atau kontak tidak langsung terhadap orang lain. b. Tatalaksana Petugas kesehatan memastikan bahwa rute dan ruangan / unit kerja yang dituju dalam kondisi siap. Semua petugas kesehatan menggunakan APD Pasien disiapkan dan lakukan transportasi dengan cepat dan tepat. BAB IV DOKUMENTASI Dokumentasi dilakukan pada saat : a) Pencatatan hasil monitoring secara rutin untuk pasien infeksius yang membutuhkan isolasi untuk infeksi airborne b) Pendokumentasian kegiatan pendidikan staf/petugas