Anda di halaman 1dari 16

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR …..TAHUN 2023

TENTANG
PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014
TENTANG DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang


sejahtera ……………. untuk sehingga desa kuat, maju,
mandiri, dan demokratis …………………..;
b. bahwa perangkat Desa peru diberikan status sebagai
Aparatur Sipil Negara ……………..;
c. bahwa dengan telah disahkannya Undang-Undang Nomor
…. Tahun …. tentang Masyarakat Hukum Adat, maka
pengaturan Desa Adat dalam Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang
Cipta Kerja menjadi Undang-Undang perlu dihapus;
d. bahwa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi
Undang-Undang memerlukan penyempurnaan untuk
dapat menampung kebutuhan hukum masyarakat
mengenai pengaturan Desa yang baik sehingga perlu
diubah;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu
membentuk Undang-Undang tentang Perubahan Ketiga
( 2)

atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18B ayat (2), Pasal 20, dan
Pasal 22D ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2023 Nomor ….., Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor …..;

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS


UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun


2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2023 Nomor ….., Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor …..), diubah sebagai
berikut :

1. Ketentuan Pasal 1 angka 1 dan angka 2 diubah, dan di


antara angka disisipkan …. sehingga Pasal 1 berbunyi
sebagai berikut :

Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Desa atau yang disebut dengan nama lain,

C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL


( 3)

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan


masyarakat hukum yang berkedudukan sebagai
bagian dari Daerah Kabupaten/Kota yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat dan/atau hak asal usul yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut
dengan nama lain adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis.
5. Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk
menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
6. Perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa
dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi yang
diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur
pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan
kebijakan yang diwadahi dalam bentuk pelaksana
teknis dan unsur kewilayahan.
7. Aparatur Perangkat Desa atau yang disebut dengan
nama lain adalah pegawai Aparatur Sipil Negara yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan
atau diserahi tugas jabatan negara lainnya dan digaji
berdasar ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama
lain adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL
( 4)

9. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau


yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah
Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Desa untuk menetapkan prioritas,
program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan
Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota.
10. Musyawarah Badan Permusyawaratan Desa atau
yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
yang dilaksanakan oleh Badan Permusyawaratan
Desa dalam rangka menghasilkan keputusan Badan
Permusyawaratan Desa terhadap hal yang bersifat
strategis.
11. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut
BUM Desa, adalah Badan Hukum yang didirikan oleh
desa dan/atau bersama desa-desa guna mengelola
usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan
investasi dan produktifitas, menyediakan jasa
pelayanan, dan/atau menyediakan jenis usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa.
12. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa.
13. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan
kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
14. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang
mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
15. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban
Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
16. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal
dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
atau perolehan hak lainnya yang sah.
17. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya
C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL
( 5)

mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan


masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan,
sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui
penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah
dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
18. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
19. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan
urusan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
20. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
21. Menteri adalah menteri yang menangani Desa.

2. Judul BAB II diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

BAB II
KEDUDUKAN HUKUM DESA

3. Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 5
(1) Desa berkedudukan sebagai badan hukum publik yang
merupakan bagian dari Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Penyebutan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan penyebutan yang berlaku di
daerah setempat.

4. Ketentuan Pasal 6 dihapus.

C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL


( 6)

5. Di antara Pasal 25 dan Pasal 26 disisipi 1 (satu) Pasal, yaitu


Pasal 25A :

Pasal 25A

(1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25


terdiri atas :
a. unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam
penyusunan kebijakan dan koordinasi yang
diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan
b. unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam
pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam
bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan.
(2) Unsur staf dan unsur pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah pegawai Aparatur Sipil
Negara yang diangkat dan diberhentikan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Ketentuan Pasal 26 ayat (2) huruf b dan ayat (3) huruf c


diubah, sehingga Pasal 26 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 26

(1) Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan


Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Kepala Desa berwenang :
a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian
aparatur perangkat Desa;
c. memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan
dan Aset Desa;
d. menetapkan Peraturan Desa;
e. menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa;
f. membina kehidupan masyarakat Desa;
g. membina ketenteraman dan ketertiban;
h. membina dan meningkatkan perekonomian Desa
serta mengintegrasikannya agar mencapai
perekonomian skala produktif untuk sebesar-
besarnya kemakmuran masyarakat Desa;
i. mengembangkan sumber pendapatan Desa;
C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL
( 7)

j. mengusulkan dan menerima pelimpahan


sebagian kekayaan negara guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa;
k. mengembangkan kehidupan sosial budaya
masyarakat Desa;
l. memanfaatkan teknologi tepat guna;
m. mengoordinasikan Pembangunan Desa secara
partisipatif;
n. mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan
atau menunjuk kuasa hukum untuk
mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
o. melaksanakan wewenang lain yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Kepala Desa berhak :
a. mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja
Pemerintah Desa;
b. mengajukan rancangan dan menetapkan
Peraturan Desa;
c. menerima penghasilan tetap setiap bulan,
tunjangan, dan penerimaan lainnya yang sah,
serta mendapat jaminan kesehatan dan jaminan
ketenagakerjaan;
d. mendapatkan pelindungan hukum atas
kebijakan yang dilaksanakan; dan
e. memberikan mandat pelaksanaan tugas dan
kewajiban lainnya kepada perangkat Desa.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Kepala Desa berkewajiban:
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan Bhinneka Tunggal Ika;
b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
c. memelihara ketenteraman dan ketertiban
masyarakat Desa;
d. menaati dan menegakkan peraturan perundang-
undangan;
C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL
( 8)

e. melaksanakan kehidupan demokrasi dan


berkeadilan gender;
f. melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa
yang akuntabel, transparan, profesional, efektif
dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi,
korupsi, dan nepotisme;
g. menjalin kerja sama dan koordinasi dengan
seluruh pemangku kepentingan di Desa;
h. menyelenggarakan administrasi Pemerintahan
Desa yang baik;
i. mengelola Keuangan dan Aset Desa;
j. melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Desa;
k. menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa;
l. mengembangkan perekonomian masyarakat
Desa;
m. membina dan melestarikan nilai sosial budaya
masyarakat Desa;
n. memberdayakan masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan di Desa;
o. mengembangkan potensi sumber daya alam dan
melestarikan lingkungan hidup; dan
p. memberikan informasi kepada masyarakat Desa

7. Ketentuan Pasal 33 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 33
Calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan:
a. warga negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah
atas atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada
saat mendaftar;
C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL
( 9)

f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;


g. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
h. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai
menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara
jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai
pelaku kejahatan berulang-ulang;
i. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
j. berbadan sehat;
k. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali
masa jabatan, secara berturut-turut atau tidak secara
berturut-turut; dan
l. syarat lain yang diatur dalam Peraturan Daerah.

8. Ketentuan Pasal 39 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 39
(1) Kepala Desa memegang jabatan selama 7 (tujuh) tahun
terhitung sejak tanggal pelantikan.
(2) Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat menjabat paling banyak 2 (dua) kali masa
jabatan secara berturut-turut atau tidak secara
berturut-turut.

9. Ketentuan Pasal 49 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 49
(1) Aparatur Perangkat Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 48 bertugas membantu Kepala Desa
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
(2) Aparatur Perangkat Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan pegawai Aparatur Sipil
Negara yang diangkat oleh Bupati/Walikota selaku
pejabat pembina kepegawaian.

C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL


( 10 )

(3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya,


Aparatur Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota
melalui Kepala Desa.

10. Ketentuann Pasal 51 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 51

Aparatur Perangkat Desa dilarang :


a. merugikan kepentingan umum;
b. membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri,
anggota keluarga, pihak lain dan/atau golongan
tertentu;
c. menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau
kewajibannya;
d. melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga
dan/atau golongan masyarakat tertentu;
e. melakukan tindakan meresahkan sekelompok
masyarakat Desa;
f. melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima
uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat
memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
g. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
h. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi
terlarang;
i. merangkap jabatan sebagai penasihat, pelaksana
operasional dan pengawas BUM Desa;
j. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota
Badan Permusyawaratan Desa, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan
jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan
perundangan-undangan;
k. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan
umum dan/atau pemilihan kepala daerah;
l. melanggar sumpah/janji jabatan;
m. meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) hari kerja
berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan; dan
C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL
( 11 )

n. melakukan tindakan lainnya yang ditentukan dalam


Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara.

11. Ketentuan Pasal 54

Pasal 54
(1) Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan
yang diselenggarakan Badan Permusyawaratan Desa
yang diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa,
Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk
memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(2) Hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:

a. penataan Desa;
b. perencanaan Desa;
c. kerja sama Desa;
d. rencana investasi yang masuk ke Desa;
e. pembentukan dan pertanggungjawaban BUM
Desa;
f. penambahan, pemanfaatan dan pelepasan Aset
Desa;
g. kejadian luar biasa.
(3) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan paling kurang sekali dalam 1 (satu)
tahun.
(4) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa

12. Ketentuan Pasal 21 ayat (1), ayat (5) dan ayat (6) huruf g
diubah, ayat (4) dihapus, sehingga Pasal 21 berbunyi
sebagai berikut :

13. Di antara Pasal 55 dan Pasal 56 disisipi satu Pasal, yaitu


Pasal 55 A :

Pasal 55 A

Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas :


a. menggali aspirasi masyarakat;
b. menampung aspirasi masyarakat;

C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL


( 12 )

c. mengelola aspirasi masyarakat;


d. menyalurkan aspirasi masyarakat;
e. menyelenggarakan musyawarah BPD;
f. menyelenggarakan musyawarah Desa;
g. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
h. menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk
pemilihan Kepala Desa antarwaktu;
i. membahas dan menyepakati rancangan Peraturan
Desa bersama Kepala Desa;
j. melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala
Desa;
k. melakukan evaluasi laporan keterangan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
l. menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan
Pemerintah Desa dan lembaga Desa lainnya; dan
m. melaksanakan tugas lain yang diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

14. Ketentuan Pasal 56 huruf (2) diubah, sehingga berbunyi :

Pasal 56
(1) Anggota Badan Permusyawaratan Desa merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah yang pengisiannya dilakukan secara demokratis.
(2) Masa keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa
selama 7 (tujuh) tahun terhitung sejak tanggal
pengucapan sumpah/janji.
(3) Anggota Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dipilih untuk masa
keanggotaan paling banyak 2 (dua) kali secara berturut-
turut atau tidak secara berturut-turut.

15. Ketentuan Pasal 62 diubah, sehingga berbunyi :

Pasal 62
Anggota Badan Permusyawaratan Desa berhak :
a. mengajukan usul rancangan Peraturan Desa;
b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan/atau pendapat;
d. memilih dan dipilih;

C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL


( 13 )

e. mendapat uang kehormatan dan tunjangan; dan


f. melakukan pengawasan.

16. Di antara Pasal 62 dan Pasal 63 disisipkan satu (1) Pasal,


yakni Pasal 62A sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 62A
(1) Uang kehormatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
62 huruf e paling sedikit 35% (tiga puluh lima per-
seratus) dari besaran penghasilan tetap kepala Desa.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran uang
kehormatan dan tunjangan serta jenis tunjangan diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

17. Ketentuan Pasal 64 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 64
Anggota Badan Permusyawaratan Desa dilarang :
a. merugikan kepentingan umum, meresahkan
sekelompok masyarakat Desa, dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat
Desa;
b. melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, menerima
uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang
dapat memengaruhi keputusan atau tindakan yang
akan dilakukannya;
c. menyalahgunakan wewenang;
d. melanggar sumpah/janji jabatan;
e. merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan
perangkat Desa;
f. merangkap jabatan sebagai penasihat, pelaksana
operasional dan pengawas BUM Desa;
g. merangkap sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang
ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;
h. sebagai pelaksana kegiatan anggaran dan/atau
proyek Desa;

C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL


( 14 )

i. menjadi pengurus partai politik; dan/atau


j. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi
terlarang.

18. Di antara Pasal 64 dan Pasal 65 disisipkan satu (1) Pasal,


yakni Pasal 64A sehingga berbunyi sebagai berikut

Pasal 64A
(1) Musyawarah Badan Permusyawaratan Desa adalah
musyawarah yang dilaksanakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa dalam rangka menghasilkan
keputusan Badan Permusyawaratan Desa terhadap
hal yang bersifat strategis.
(2) Hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi :
a. pembahasan dan penyepakatan rancangan
Peraturan Desa;
b. pembahasan dan penyepakatan rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
c. evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
d. menetapkan peraturan tata tertib Badan
Permusyawaratan Desa;
e. perubahan susunan pimpinan dan anggota
Badan Permusyawaratan Desa,
f. usulan pemberhentian anggota Badan
Permusyawaratan Desa, dan
g. hal strategis lainnya yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

19. Ketentuan Pasal 65 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 65
(1) Mekanisme pengambilan keputusan musyawarah Badan
Permusyawaratan Desa sebagai berikut :
a. musyawarah Badan Permusyawaratan Desa
dipimpin oleh pimpinan Badan Permusyawaratan
Desa;
b. musyawarah Badan Permusyawaratan Desa
dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit
2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Badan
Permusyawaratan Desa;

C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL


( 15 )

c. pengambilan keputusan dilakukan dengan cara


musyawarah guna mencapai mufakat; apabila
musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara pemungutan
suara;
d. pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam
huruf d dinyatakan sah apabila disetujui oleh
paling sedikit ½ (satu perdua) ditambah 1 (satu)
dari jumlah anggota Badan Permusyawaratan
Desa yang hadir; dan
e. hasil musyawarah Badan Permusyawaratan Desa
ditetapkan dengan keputusan Badan
Permusyawaratan Desa dan dilampiri notulen
musyawarah yang dibuat oleh sekretaris Badan
Permusyawaratan Desa.
(2) Kepala Desa dan unsur masyarakat dapat hadir dalam
Musyawarah Badan Permusyawaratan Desa.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan
Permusyawaratan Desa diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota..

Pasal II

Seluruh ketentuan dalam BAB XIII mengenai KETENTUAN


KHUSUS DESA ADAT dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2023
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2023 Nomor ….., Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor …..), dihapus dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal III
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-Udnag ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal …….., ……....., 2023
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL


( 16 )

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ………, ………, 2023
MENTERI SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,

PRATIKNO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2023 NOMOR ….

C:\My Document\A-GOEMS\ TATIB 2006/TATIB 2006–FINAL

Anda mungkin juga menyukai