Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KEGIATAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

BIDANG ILMU KEDOKTERAN GIGI MASYARAKAT DAN PENCEGAHAN (IKGM-P)

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN METODE CERAMAH


TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA
KELAS 3 SD NEGERI 1 KETENGER KECAMATAN BATURRADEN
KABUPATEN BANYUMAS

Dosen Pembimbing Akademik:


drg. Fitri Diah Oktadewi, M.DSc

Dosen Pembimbing Lapangan:


drg. Kilat Pertiwi

Disusun Oleh:
Siti Mutia Ayuningtyas G4B020053

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI
PURWOKERTO
2023
LAPORAN KEGIATAN DIAGNOSIS KOMUNITAS
BIDANG ILMU KEDOKTERAN GIGI MASYARAKAT DAN PENCEGAHAN (IKGM-P)

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN METODE CERAMAH


TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA
KELAS 3 SD NEGERI 1 KETENGER KECAMATAN BATURRADEN
KABUPATEN BANYUMAS

Dosen Pembimbing Akademik:


drg. Fitri Diah Oktadewi, M.DSc

Dosen Pembimbing Lapangan:


drg. Kilat Pertiwi

Disusun Oleh:
Siti Mutia Ayuningtyas G4B020053

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI
PURWOKERTO
2023
i
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Pengaruh Pemberian Penyuluhan Metode Ceramah


Terhadap Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Siswa
Kelas 3 SD Negeri 1 Ketenger Kecamatan baturraden
Kabupaten Banyumas
2. Ruang Lingkup Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat dan Pencegahan
3. Penyusun Siti Mutia Ayuningtyas G4B020053
4. Lokasi Kegiatan SD N 1 Ketenger
5. Waktu 22 September 2022

Purwokerto, April 2023


Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

drg. Kilat Pertiwi drg. Fitri Diah Oktadewi, M.DSc


NIP. 19680910 199403 2 008 NIP. 19881025 201404 2 002

Penelaah,

Dr. drg. A. Haris Budi Widodo, M.Kes., AP., S.IP., S.E., S.H
NIP. 197005031999031001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Karena Rahmat-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan kegiatan diagnosis komunitas berupa penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut bertempat di SD N 1 Ketenger pada pada tanggal 22 September. Penyusunan laporan
kegiatan dengan judul “Pengaruh Pemberian Penyuluhan Metode Ceramah Terhadap
Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Ketenger” .
Tujuan dari pembuatan laporan kegiatan ini adalah untuk menggambarkan pengaruh
penyuluhan dalam upaya pengingkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak dan juga
sebagai salah satu prasyarat pemenuhan requirement dalam stase Ilmu Kedokteran Gigi
Masyarakat Profesi Kedokteran Gigi Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Jenderal
Soedirman. Penyusunan laporan ini dapat terselesaikan tentunya tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, sehingga penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. drg, A. Haris Budi Widodo, M.Kes, A.P, S.IP.,S.E, selaku Ketua Jurusan
Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman dan selaku
koordinator bidang Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat dan Pencegahan yang telah
memberikan izin, dukungan dan arahan dalam menempuh pendidikan dokter gigi.
2. drg. Fani Tuti Handayani, Sp.Orto, M.Med selaku Ketua Program Studi Profesi
Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman yang telah
memberikan izin dan arahan serta dukungan dalam melaksanakan kegiatan kedokteran
gigi masyarakat
3. drg. Fitri Diah Oktadewi, M.DSc selaku koordinator bidang Ilmu Kedokteran Gigi
Masyarakat yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam melaksanakan
kegiatan kedokteran gigi masyarakat, dan selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, memberikan ilmu, bimbingan, saran, dan nasihat yang
bermanfaat bagi penulis sehingga memperlancar tugas dalam menempuh praktik
lapangan di puskesmas Baturraden I dan pendidikan profesi dokter gigi ini.
4. Sukoco, S.KM., M.Kes, selaku Kepala Puskesmas Baturraden I, Kabupaten Banyumas
dan selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan izin, arahan, dan bimbingan
untuk melaksanakan praktik lapangan di wilayah kerja puskesmas.
5. drg. Kilat Pertiwi, selaku pembimbing lapangan dan dokter gigi Puskesmas Baturraden
I, Kabupaten Banyumas yang telah berkenan meluangkan waktu, memberikan ilmu,
bimbingan, saran, dan nasihat yang bermanfaat bagi penulis.

iii
6. Tafrida Susanti, Amg.Kg, selaku perawat gigi puskesmas Baturraden I yang banyak
membantu mmeberikan informasi, arahan dan bantuan selama kegiatan praktik
lapangan
7. Pihak Sekolah SD N 1 Ketenger yang telah berkenan memberikan waktunya untuk
kegiatan penyuluhan dan pengambilan data pada penelitian ini.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah turut membantu,
meluangkan waktu menjadi narasumber, informan, memberikan waktu, ilmu terkait
pelayanan puskesmas.
Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhir kata, penulis
berharap agar laporan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi untuk menambah wawasan bagi
pembaca.

Purwokerto, April 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LAPORAN KEGIATAN DIAGNOSIS KOMUNITAS …………………..………i


HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………….ii
KATA PENGANGTAR ………………………………………………………….iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….vii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….…...viii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………1
A. Latar Belakang …………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………2
C. Tujuan ……………………………………………………………………..2
D. Manfaat ……………………………………………………………………3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….4


A. Definisi Penyuluhan ………..……………………………………………..4
B. Metode Penyuluhan ………………………………………………….…... 4
C. Media Penyuluhan ………………………………………………………...5
D. Ranah Belajar Manusia …………………………………………………...7
E. Karakteristik Psikologi Anak Usia SD..…………………………………..8
F. Karakteristik Pengembangan Anak Usia SD ……………………………..8
G. Kesehatan Gigi dan Mulut ……………………………………………….10
H. Faktor Pengetahuan Kesehatan Gigi ……………………………………..11

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………… 12


A. Kerangka Konsep ………………………….……………………………..12
B. Jenis Penelitian ………………………………………………………….. 12
C. Rancangan Penelitian …………………………………………………… 12
D. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………………….12
E. Definisi Operasional ……………………………………………………..14
F. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………………….15
G. Sumber Data ……………………………………………………………...15
H. Instrumen Penelitian ………………………………………………………15
I. Cara Pengumpulan Data …………………………………………………..16
J. Analisis Data ……………………………………………………………...16

v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………18
A. Hasil ……………………………………………………………………....18
B. Pembahasan ……………………………………………………………....21

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………...23


A. Simpulan ……………………………………………………….………….23
B. Saran ……………………………………………………………………....23

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….…24


LAMPIRAN ……………………………………………………………………....26

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi operasional..............................................................................15


Tabel 4.1. Deskripsi usia responden......................................................................18
Tabel 4.2. Deskripsi jenis kelamin responden.......................................................18
Tabel 4.3. Deskripsi hasil kuisioner pengetahuan kelas 3.....................................19
Tabel 4.4. Uji homogenitas....................................................................................19
Tabel 4.4. Uji normalitas tingkat pengetahuan......................................................20
Tabel 4.6. Uji paired t test tingkat pengetahuan....................................................20

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan.......................................................................26


Lampiran 2. Kuisioner penelitian..........................................................................28
Lampiran 3. Hasil analisis data..............................................................................30
Lampiran 4. Analisis data SPSS............................................................................32

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karies gigi pada anak merupakan masalah serius dalam kesehatan gigi dan
mulut di indonesia dengan prevalensi hingga 90,05% (Asmawati & Pasolon, 2007).
Bila ditinjau dari kelompok umur penderita karies gigi terjadi peningkatan pula
prevalensinya dari tahun 2007 ke tahun 2013, dengan peningkatan terbesar pada usia
balita 1-4 tahun (10,4%) (Riskesdas, 2013). Dalam hal ini, faktor yang
mempengaruhi tingginya prevalensi karies gigi pada anak, salah satunya adalah
karena kurangnya pengetahuan, sikap, dan tindakan orang tua tentang pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut anaknya (Srinai, 2018).
Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Ketenger merupakan salah satu SD di kecamatan
Baturaden yang memiliki jumlah anak didik berbagai macam karakteristik,
walaupun akses informasi dan kesehatan cukup mudah dijangkau , namun SD N 1
Ketenger termasuk sekolah yang jarang dilakukan kegiatan edukasi kesehatan gigi
dan mulut. Hal ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut
anak-anak yang tersermin dari kondisi gigi dan rongga mulut anak yang hampir
semua siswa pada SD N 1 Ketenger mengalami masalah gigi berlubang (Data
penjaringan kesehatan Puskesmas Baturraden I, 2022).
Kesadaran untuk menerapkan kebiasaan yang positif dalam memelihara
kebersihan gigi dan mulut sehari-hari penting diterapkan pada anak-anak, sehingga
untuk meningkatkan kesadaran tersebut dibutuhkan pendidikan kesehatan yang
mencakup adanya proses komunikasi, motivasi dan instruksi serta orang tua yang
memadai (Kiswaluyo, 2010). Oleh karena itu pentingnya pencegahan primer
dilakukan dengan salah satunya promosi kesehatan sebagai bentuk pendidikan
kesehatan bagi masyarakat. Promosi kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi
masyarakat baik individu maupun kelompok untuk berperilaku hidup sehat. Promosi
kesehatan gigi bukan hanya proses menyadarkan seseorang dalam hal meningkatkan
pengetahuan, melainkan upaya untuk mengubah perilaku seseorang agar
memperhatikan kesehatan gigi dan mulut (Haryani, dkk., 2015).

1
Pendidikan kesehatan sendiri sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai
macam metode seperti pemutaran film, ceramah, curah pendapat, dan bermain.
Kurang efektifnya kegiatan UKGS dapat dijalankan bisa saja dikarenakan oleh
metode penyampaian pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang masih kurang
optimal. Untuk itu perlu digunakan pendekatan dengan cara lain yang lebih efektif
dan bermanfaat bagi anak. Salah satu metode yang efektif adalah dengan metode
penyuluhan, demo sikat gigi dan penggunaan alat peraga, metode tersebut
merupakan suatu kegiatan dengan atau tanpa menggunakan sesuatu di mana
diberikan kesenangan, informasi, bahkan imajinasi terhadap sesuatu tersebut. Metode
penyuluhan telah menjadi pelopor kesehatan secara lisan dalam promosi kesehatan
gigi dan mulut (Gerung dkk., 2021). Salah satu metodenya yaitu ceramah adalah
metode yang paling populer dan banyak dilakukan oleh guru, selain mudah penyajian
juga tidak banyak memerlukan media. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan
menganggap bahwa metode ceramah itu mudah dalam penggunaannya dalam proses
kegiatan pembelajaran di kelas. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-
satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi dan paling
efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan
jangkauan daya beli dan paham siswa, materi ajar bisa dilaksanakan dengan cepat
karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak, melatih para
pelajar untuk menggunakan pendengaran dengan baik sehingga mereka dapat
menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian
mengenai pengaruh pemberian penyuluhan metode ceramah terhadap pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 3 SD N 1 Ketenger.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penelitian ini


adalah apakah terdapat pengaruh pemberian penyuluhan dengan metode ceramah
terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 3 SD Negeri 1
Ketenger?

2
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas didapatkan beberapa tujuan dari


penelitian ini di antaranya, sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian penyuluhan dengan metode ceramah terhadap
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 3 SD N 1 Ketenger.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Mendiskripsikan karakteristik siswa kelas 3 SD N 1 Ketenger
berdasarkan usia dan jenis kelamin.
b. Mendiskripsikan hasil pretest dan postest kuisioner pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas 3 SD N 1 Ketenger.
c. Membandingkan hasil pretest dan postest kuisioner pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas 3 SD N 1 Ketenger.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas didapatkan beberapa manfaat dari penelitian ini


di antaranya, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi di
bidang kedokteran gigi mengenai pengaruh pemberian penyuluhan
dengan metode ceramah terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut siswa kelas 3 SD N 1 Ketenger.
2. Manfaat Praktik
a. Meningkatkan pengetahuan kepada siswa siswi kelas 3 SD N 1
Ketenger untuk lebih menjaga kesehatan gigi dan mulut.
b. Menambah pengalaman bagi peneliti dalam memeberikan
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta menambah referensi
bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang
berkaitan dengan pemberian metode penyuluhan lain dan
pengaruhnya terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan
gigi dan mulut.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Penyuluhan
Penyuluhan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengubah
perilaku individu, kelompok, komunitas ataupun masyarakat agar
mengetahui, mau dan mampu menyelesaikan masalah yang ada. Penyuluhan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan martabat kehidupan manusia.
Keberadaan penyakit gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan umum
walaupun tidak menyebabkan kematian secara langsung (Salimah dkk.,
2020).
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 89 tahun 2015
tentang upaya kesehatan gigi dan mulut menyebutkan bahwa pemerintah
telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut, salah satu di antaranya adalah melaksanakan
upaya pelayanan kesehatan gigi pencegahan, yang pelaksanaannya
dipercayakan kepada Puskesmas. Salah satu faktor utama yang
mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut adalah perilaku. Perilaku yang
dapat mempengaruhi perkembangan karies adalah tentang cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut.
Perilaku sendiri sangat dipengaruhi oleh pengetahuan. Khasanah dkk.,
(2019) menyatakan bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan
bertahan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan,
termasuk pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan gigi yang benar akan
sangat berpengaruh terhadap kejadian karies. Salimah dkk., (2020)
menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan
adalah dengan melakukan penyuluhan kesehatan. Sasaran penyuluhan lebih
ditekankan pada kelompok rentan anak sekolah karena lingkungan sekolah
merupakan perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan dasar perilaku
hidup sehat bagi anak sekolah.

4
B. Metode Penyuluhan
a) Didaktik
Didaktik merupakan metode dengan melakukan penyuluhan kesehatan
yang memiliki sasaran bersifat pasif dan tidak diberikan kesempatan
untuk ikut serta dalam mengemukkan pendapatnya atau mengajukan
pertanyaan. proses penyuluhan pada metode ini yaitu one way methode.
Kekurangan dari metode ini adalah suasana yang monoton dan
membosankan bagi peserta, peserta menjadi lebih pasif, komunikasi
satu arah, biasanya hanya bersifat informatif saja. Kelenbihan yang
dimiliki meotde ini yaitu persiapannya relatif mudah, lebih menguasai
sasaran, waktu yang relatif singkat, mudah diarahkan. Metode ceramah
yang bersifat satu arah terbagi menjadi 2 yaitu langsung dan tidak
langsung contohnya seperti media cetak majalah, buletin, media
elektronik radio, televisi, surat kabar, poster, flanner board, flash card
dan pamphlets.
b) Sokratik
Sokratik merupakan metode ini sasaran yang diberikan kesempatan
untuk bertanya serta mengemukakkan pendapat, sehingga peserta dapat
mengikuti proses belajar dan mengajar. Metode ini meiliki kelebihan
dan kekurangan yaitu sasaran hanya perseorangan, perlu waktu dan
tenaga kerja yang relatif banyak, perlu keahlian khusus. Kelebihan dari
metode ini yaitu menjangkau semua tahap seperti AIETA (awareness,
interest, evaluation, trial, adoption), pemecahan masalah hingga tuntas,
mengatasi masalah yang bersifat pribadi dan rahasia. Metode ini
menggunakan two way methode pada penyuluhannya. Metode yang
digunakan diantaranya curah pendapat, wawancara, demonstrasi,
diskusi, simulasi, sosio drama, role play, simposium, seminar dan case
study.

C. Media Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut tidak dapat terlepas dari media
karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan
mudah dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut dan
melaksanakannya. Media penyuluhan merupakan wahana penyalur pesan

5
pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan
perhatian atau minat. Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan
di dalam pelaksanaan penyuluhan kesehatan antara lain adalah:
a) Media dapat mempermudah penyampaian informasi
b) Media dapat menghindari kesalahan persepsi
c) Media dapat memperjelas informasi
d) Media dapat mempermudah pengertian
e) Media dapat mengurangi komunikasi verbalistis
f) Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata
g) Media dapat memperlancar komunikasi

Media penyuluhan dapat diklasifikasikan dalam lima model klasifikasi


yaitu menurut Wilbur Schramm, Gagne, Allen, Gerlach dan Ely serta
Ibrahim.
a) Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal,
dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut
kemampuan daya liputan, yaitu liputan luas dan serentak seperti TV,
radio, dan faksimile, liputan terbatas pada 7 ruangan, seperti film,
video, slide, poster audio tape, media untuk belajar individual, seperti
buku, modul, program belajar dengan komputer dam telepon.
b) Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu:
benda untuk di demonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak,
gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar.
Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan
kemampuannya memenuhi fungsi menurut hierarki belajar yang
dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar,
contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara
berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan
balik.
c) Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam,
film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram,
demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Di samping
mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media
pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen
melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar
6
tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen
mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info faktual,
pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan, dan
sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan
untuk mencapai tujuan belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.
d) Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri
fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi
verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman
suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.
e) Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta
kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok,
yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga
dimensi; media audio; media proyeksi;
televisi, video, komputer. Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi
media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau
praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada
waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta
kemampuan dan karakteristik pembelajar, akan sangat menunjang
efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.

D. Ranah Belajar Manusia (Ranah Kognitif)


Ranah kognitif merupakan ranah yang saling berkaitan dengan hasil belajar
intelektual, meliputi enam aspek yang terdiri dari:
a) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari ingatan mengenai materi yang


diterima, lalu selanjutnya di recall kembali.
b) Pemahaman
Pemahaman merupakan kemampuan setiap orang dalam
memahami materi yang diterima.
c) Aplikasi
Penerapan adalah hasil dari materi yang sudah diterima dapat
diterapkan dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.

7
d) Analisis
Analisis adalah salah satu cara untuk mendapatkan inti masalah
yang ada menjadi masalah-masalah yang lebih kecil dan sederhana.
e) Sintesis
Sama seperti pemahaman, sintesis tiap orang berbeda. Sintesis
merupakan kemampuan orang untuk mendapatkan solusi masalah
yang ada.
f) Evaluasi
Evaluasi adalah tingkatan paling tinggi, di mana seseorang dapat
memberikan penilaian terhadap suatu cara atau metode secara luas dan
keseluruhan (Uno, 2010) .

Enam aspek tersebut dibagi lagi menjadi dua, yaitu aspek kognitif
rendah dan aspek kognitif tinggi. Aspek kognitif rendah adalah aspek
nomor pertama yaitu aspek pengetahuan dan ingatan, sedangkan aspek
kognitif tinggi adalah aspek nomor empat sampai aspek nomor enam mulai
dari pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Bloom secara
hierarki membagi dan menyusun aspek kognitif menjadi rendah sampai
dengan sederhana yaitu hafalan sedangkan yang paling tinggi dan
kompleks adalah evaluasi. Bloom menyebutkan dalam tingkatan
taksonomi aspek kognitif dibagi menjadi enam tingkatan juga antara lain,
kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasi (C3),
kemampuan menganalisis (C4), kemampuan mengevaluasi (C5) serta
mencipta (C6) (Magdalena dkk., 2020).

E. Karakteristik Psikologi Anak Usia SD


Sekolah dasar dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu tingkatan rendah
dan tingkatan tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua dan tiga. Kelas
tinggi terdiri dari kelas empat, lima dan enam. Dari kedua karakteristik perlu
dilakukan identifikasi karakteristik, karena setiap kelas mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda.

8
Karakteristik setiap siswa ditentukan kepada ciri khusus yang dimiliki
oleh tiap siswa karena dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam
menggapai capaian pembelajaran. Karakteristik umum pada umunya
menggambarkan tentang kondisi siswa seperti mengenai usia, kelas,
pekerjaan serta gender (Gerung dkk., 2019).

F. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD


Anak SD dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang unik.
Banyak teori yang membahas mengenai perkembangan anak SD, salah
satunya teori kognitif, teori psikosial, teori moral, teori perkembangan fisik
dan motorik (Kesuma dan Istiqomah, 2019):
a. Perkembangan kognitif usia SD
Teori ini menyebutkan bahwa anak usia SD umumnya pada
tahap operasional konkret untuk anak rentang usia 8 – 11 tahun.
Pada tahapan ini anak – anak sudah dapat melakukan penalaran
secara logis untuk hal-hal yang bersifat konkret, tetapi hal abstrak
masih belum mampu. Anak-anak sudah mulai mampu belajar
membentuk sebuah konsep, melihat hubungan, dan memecahkan
masalah pada situasi yang melibatkan objek konkret dan situasi
yang tidak asing lagi bagi dirinya.
b. Perkembangan psikososial anak SD
Perkembangan psikososial memberikan pandangan bahwa
manusia dalam psikososialnya mengalami perubahan sepanjang
hidupnya. Setiap tahapan perkembangan manusia dibentuk oleh
pengaruh sosial dalam diri manusia sehingga matang secara fisik
dan psikologis, anak usia SD pada tahap ini telah menyadari
bahwa dirinya memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda
dengan temannya. Anak mulai membentuk konsep diri sebagai
anggota kelompok sosial di luar keluarga. Ketergantungan anak
terhadap keluarga menjadi berkurang.

9
c. Perkembangan moral anak SD
Perkembangan moral merupakan suatu konsep tentang
peraturan dan nilai-nilai yang menjadi dasar sikap seseorang
ketika berinteraksi dengan orang lain. Pengertian tentang konsep
perkembangan moral tersebut menjelaskan bahwa seseorang
dapat dikatakan memiliki moral yang baik atau buruk sangat erat
kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di lingkungan
sosialnya.
d. Perkembangan fisik dan motorik anak SD
Perkembangan fisik merupakan suatu proses tumbuh
kembang serta pematangan seluruh organ tubuh manusia sejak
lahir hingga dewasa. Perkembangan motorik merupakan proses
perkembangan kemampuan gerak seseorang baik itu motorik
kasar maupun motorik halus. Perkembangan fisik anak usia SD
dapat dilihat dari gambaran umum menyangkut pertambahan
proporsi tinggi dan berat badan serta ciri-ciri fisik lain yang
tampak. Anak SD umumnya berada pada fase tenang, di mana
perkembangan fisik pada masa ini terbilang lambat namun
konsisten.
G. Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kualitas hidup secara
langsung. Berdasarkan data WHO pada tahun 2019, angka kejadian karies
pada anak dinyatakan tinggi, yaitu sebesar 60-90% sehingga perilaku peduli
akan kesehatan gigi dan mulut perlu ditanamkan sejak dini dan dilakukan
secara kontinu agar menjadi suatu kebiasaan baik, dengan harapan dapat
berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan di kemudian hari
(Salimah dkk., 2020). Anak pada masa usia sekolah tingkat dasar yaitu
kisaran usia 6-11 tahun, sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di
lingkungannya, mudah menerima suatu pengetahuan baru, dan memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi, sehingga sangat efektif untuk dibimbing, diarahkan,
dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, pada siswa
sekolah tingkat dasar, memasuki periode gigi geligi bercampur, ditandai
dengan gigi susu mulai tanggal satu persatu yang akan digantikan dengan
gigi permanen (dimulai dari usia 6-8 tahun).

10
Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku
mengenai kesehatan gigi dan mulut ini perlu ditanamkan sejak usia tersebut
(Sabani, 2019). Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut dapat
dilakukan melalui kegiatan yang bersifat promotif dan preventif. Upaya
promotif dan preventif paling efektif dilakukan pada anak sekolah dasar
karena kesehatan gigi harus diperhatikan sejak dini sehingga dapat terwujud
perilaku kesehatan gigi yang baik (Permenkes RI No 89, 2015).

Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya


meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya
makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak
orang menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan
seseorang. Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam
menunjang kesehatan seseorang (Sabani, 2019). Faktor- faktor yang
mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut adalah pengetahuan menggosok
gigi, karena salah satu pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut adalah
menggosok gigi yang meliputi frekuensi menggosok gigi, cara menggosok
gigi dan bentuk sikat gigi. Ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi
kebersihan gigi dan mulut. Perilaku serta status kesehatan gigi dan mulut
dapat diketahui dengan melakukan survei pada sekelompok komunitas.
Perilaku kesehatan gigi yang buruk dapat mengakibatkan timbulnya
permasalahan gigi seperti gigi berlubang dan karang gigi. Pemeriksaan
status kesehatan gigi secara dini dapat mendeteksi adanya permasalahan
gigi dan mulut serta dapat digunakan untuk merencanakan tindakan
promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut (Salimah dkk., 2020).

H. Faktor Pengetahuan Kesehatan Gigi


Perilaku kesehatan gigi merupakan faktor pengetahuan, sikap,
tindakan yang berkaitan dengan kondisi sehat dan kondisi sakit gigi serta
upaya pencegahannya. Menjaga perilaku kesehatan gigi pada anak sangat
penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi secara
permanen. Faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan gigi di antaranya
adalah faktor pengetahuan.

11
Faktor pengetahuan mencakup kegiatan mental seperti kemampuan
berpikir, memahami, menghapal, mengaplikasi, menganalisa, mensintesa,
dan kemampuan mengevaluasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan gigi. Pengetahuan mengenai kesehatan gigi dari orang tua
berdampak dalam pengetahuan kesehatan gigi anaknya yang meliputi
bagaimana cara menyikat gigi yang benar, faktor-faktor penyebab karies,
serta pentingnya kunjungan berkala ke dokter gigi.
Faktor pengetahuan meliputi enam jenjang proses berpikir, mulai dari
jenjang terendah sampai jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang
tersebut yaitu: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan
penilaian (evaluation). Faktor kognitif dapat diukur melalui dua cara yaitu
dengan tes subjektif dan objektif (Notoatmodjo dkk., 2007).

12
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Terkendali

1. Usia anak
2. Jenjang kelas anak
3. Lokasi penelitian
4. Metode yang diberikan

Variabel Bebas Variabel Terikat

Penyuluhan kesgilut dengan Tingkat pengetahuan kesgilut


metode ceramah siswa kelas 3 SD N 1 Ketenger

Variabel Tidak Terkendali

1. Wilayah tempat tinggal anak


2. Status sosial ekonomi anak

Keterangan:
: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental yang


dilakukan pada masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan pada masyarakat,
kemudian efek perlakuan tersebut diobservasi, baik secara individual maupun
kelompok.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah one group
pretest and posttest design yaitu rancangan penelitian yang menggunakan satu
kelompok subjek serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian
perlakuan pada subjek.

14
D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dalam praktik lapangan yang akan dilakukan di SD


Negeri 1 Ketenger Kecamatan Baturraden. Pemilihan lokasi penelitian ini didasari
oleh data rekapitulasi pemeriksaan kesehatan berkala peserta didik dalam laporan
penjaringan 2022 Puskesmas Baturraden I. Pertimbangan yang dipilih yaitu
berdasarkan angka karies, potensi jumlah siswa, sebaran geografis jumlah
penduduk usia sekolah, akses informasi, lokasi desa paling jauh diantara desa
wilayah kerja di Puskesmas Baturraden I, keterbatasan waktu, perizinan, serta
tenaga juga perlu dipertimbangkan saat menentukan lokasi penelitian. Jumlah
murid kelas 3 yang ada pada SD Negeri Ketenger berjumlah 31. Peneliti telah
memperoleh izin dari Kepala Sekolah di SD Negeri 1 Ketenger. Penelitian
diadakan di SD Negeri 1 Ketenger Kecamatan Baturraden pada 22 September
2022.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.1


berikut.
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Cara
No Variabel Definisi Skala Data
Pengukuran
1. Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu
siswa yang diketahui berkenaan dengan
hal. Pengetahuan atau kognitif Kuesioner
merupakan domain yang sangat Rasio
pengetahuan
penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behaviour)

2. Penyuluhan Usaha terencana dan terarah untuk


kesehatan gigi meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat menjaga - Nominal
menjaga kesehatan gigi dan mulut

3. Ceramah Metode Ceramah merupakan


penuturan dan penjelasan secara - Nominal
lisan untuk menyampaikan
informasi

15
F. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi berdasarkan hasil survei di lokasi adalah sebagai berikut.


Elemen : SD Negeri 1 Ketenger
Unit Sampling : Siswa SD kelas 3
Tempat : Wilayah kerja Puskesmas Baturraden I
Waktu : 22 September 2022
Pemilihan populasi target yaitu kelas 3 dikarenakan pada tingkat tersebut
siswa telah mampu membaca dan menulis serta mampu memahami akan
kuesioner yang akan diberikan untuk instrumen pengumpulan data. Keterbatasan
SDM penyuluh juga menjadi pertimbangan pemilihan target. Rincian jumlah
siswa dari masing-masing kelas adalah sebagai berikut.
Kriteria Inklusi pada pemilihan responden ditentukan dengan sebagai
berikut:
1. Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Ketenger
2. Dapat memahami dan mengisi kuesioner.
3. Mampu membaca dan menulis

Krieria Eksklusi responden antara lain:


1. Tidak mengisi dengan lengkap pada kuesioner yang diberikan

G. Sumber Data

Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sekunder.
Sumber data primer diperoleh secara langsung melalui pengisian kuesioner,
observasi, dan interview. Sumber data sekunder berupa data jumlah dan nama
siswa didapatkan dari data milik SD Negeri 1 Ketenger.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu sebagai berikut.


1. Alat Tulis
2. Kuesioner
3. Laptop
4. Kamera hp

16
I. Cara Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan menggunakan kuisioner.


Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda
sehingga memudahkan responden dalam memberi jawaban dan
memudahkan peneliti dalam menganalisa. Kuisioner berisikan 12 soal
yang didapatkan setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Responden kuesioner adalah siswa yang menjadi sampel. Kuesioner ini
digunakan untuk mencari data tentang pengetahuan siswa-siswi SD
Negeri 1 Ketenger mengenai kesehatan gigi dan mulut.

J. Analisis Data
Software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)
digunakan dalam analisis data perbandingan skor pengetahuan siswa kelas
3 SD Negeri 1 Ketenger sebelum dilakukan intervensi dan setelah
dilakukan intervensi. Data hasil pengamatan merupakan data numerik
dengan skala ratio, sehingga dilakukan uji normalitas menggunakan
Saphiro-Wilk karena sampel <50. Apabila data terdistribusi normal
(p>0,05) maka dilanjutkan dengan uji parametrik paired t-test untuk
menguji signifikansi rata-rata skor sebelum dan sesudah intervensi.
Namun, apabila data tidak terdistribusi normal (p<0,05), maka dilanjutkan
dengan uji nonparametrik Wilcoxon Signed Rank test. Data berbeda
signifikan apabila nilai p<0,05.

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Siswa kelas 3 SD Negeri 1 Ketenger yang mengikuti kegiatan ini
sebanyak 29 orang dari 31 orang yang memenuhi kriteria inklusi,
sedangkan 2 orang dieliminasi karena masuk kriteria eksklusi. Deskripsi
usia responden dapat dilihat pada tabel 4.1 dan deskripsi jenis kelamin
responden dapa dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

1. Deskripsi Usia Responden

Tabel 4.1 Deskripsi usia responden


No. Usia (tahun) Jumlah Presentase (%)
1 8 14 48, 275
2 9 14 48, 275
3 10 1 3, 448
Total 29 100
Sumber: Data primer, 2022

Berdasarkan hasil survei diperoleh gambaran distribusi usia


responden seperti pada tabel 4.1 sebagai berikut: Responden yang
berusia 8 tahun terdiri dari 14 orang (48, 275%), responden yang
berusia 9 tahun terdiri dari 14 orang (48, 275%), dan responden yang
berusia 10 tahun terdiri dari 1 orang (3, 448 %).
2. Deskripsi Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.2 Deskripsi jenis kelamin responden
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-laki 12 41, 38
2 Perempuan 17 58, 62
Total 29 100
Sumber: Data primer, 2022

Berdasarkan hasil survei diperoleh gambaran distribusi jenis


kelamin responden seperti pada tabel 4.2 sebagai berikut: Responden
yang berjenis kelamin laki-laki terdiri dari 12 orang (41, 38%),
responden yang berjenis kelamin perempuan terdiri dari 17 orang (58,
62%).

18
3. Deskripsi Pengetahuan Kesehatan Gigi Mulut pada Siswa
Siswa mengisi kuesioner sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner untuk menilai tingkat pengetahuan siswa yang terdiri
dari 12 soal yang valid dan reliabel. Skor pencapaian siswa dari
masing-masing kategori dikonversi menjadi nilai akhir untuk
mendapatkan rentang nilai dari 0-100 (jumlah poin benar dibagi 12
dan dikalikan 100, ketentuan pembulatan < 0,5 dibulatkan kebawah
dan >0,5 dibulatkan ke atas), selanjutnya dilakukan analisis data.

Data hasil pengisian kuesioner nilai pengetahuan siswa kelas 3


SD Negeri 1 Ketenger sebelum dan sesudah diberikan intervensi
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Deskripsi Nilai Pengetahuan Kelas 3 Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
No. Pengetahuan Nilai Nilai Rata-Rata Standar
Terendah Tertinggi Deviasi
1 Pre Test 42 75 59,86 11,354
2 Post Test 50 100 80,72 13,277
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa terdapat peningkatan


rerata nilai akhir dari aspek pengetahuan setelah dilakukan
penyuluhan dengan metode ceramah, dengan peningkatan rerata nilai
akhir pengetahuan siswa adalah 20,97%.

4. Analisis Data
Jumlah siswa kelas 3 yang berpartisipasi dalam kegiatan ini
sebanyak 29 anak. Terdapat 2 siswa kelas 3 yang masuk kriteria
eksklusi karena tidak kooperatif tidak mengisi kuisioner.

a. Uji Homogenitas

Data hasil tes dilakukan uji homogenitas mengggunakan Levene


test, dengan hasil dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Uji Homogenitas
No. Data Levene test
Statistik p
1 Nilai delta pretest 0,046 0,832
postest

19
Berdasarkan data tersebut, nilai signifikansi p = 0.832 yang
menunjukkan data homogen (p>0,05), sehingga data tersebut
selanjutnya akan dianalisis menggunakan uji normalitas data.

b. Uji Normalitas

Data hasil kuesioner dianalisis terlebih dahulu menggunakan uji


Normalitas Saphiro-Wilk (n<50). Hasil Uji Normalitas pada kelompok
Siswa Kelas 3 dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji normalitas tingkat pengetahuan


No. Data p
1 Nilai delta pretest 0,098
2 Nilai delta posttest 0,095

Berdasarkan data tersebut, terdapat nilai signifikansi p= untuk


data nilai pretest dan p= untuk data nilai postest, yang menunjukkan
bahwa distribusi data normal (p>0,05).

c. Uji Paired T Test

Data selanjutnya dianalisis menggunakan uji Paired Sampel T


Test, dapat dilihat pada Table 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji paired T Test tingkat pengetahuan


No. Nilai Rerata Standar T hitung T tabel p
Pengetahuan Nilai Deviasi
1 Pretest 59,86 11,354 9,577 1,071 0,002
2 Postest 80,72 13,277

Hasil pretest dan posttest dianggap berbeda apabila nilai


signifikansi <0.005. Hasil uji menunjukkan bahwa keduanya memiliki
nilai signifikansi p=0,002 yang berarti bahwa keduanya memiliki
perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan.

Hasil T Hitung terbesar dari data yaitu 6,314 dan T tabel sebesar
9,577 menunjukkan bahwa T hitung lebih besar dari T tabel yang
berarti bahwa perlakuan yang diberikan yaitu penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut dengan metode ceramah berpengaruh pada peningkatan
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas 3 SD N 1
Ketenger.

20
B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mengenai


kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas 3 SD Negeri 1 Ketenger. Pengetahuan
merupakan hasil dari ingatan mengenai materi yang diterima, lalu selanjutnya di
recall kembali. Pengetahuan merupakan faktor penting dalam mendasari
terbentuknya motivasi yang dapat mendukung atau tidak mendukung suatu
perilaku dan kebiasaan. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, pengalaman seseorang, budaya yang kemudian pengalaman tersebut
diketahui, dipersepsikan, diyakini sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk
bertindak dan pada akhirnya terjadi perwujudan berupa perilaku (Notoatmodjo,
2007). Hasil nilai pengetahuan pada penelitian ini dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain usia, tingkat pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. Anak
pada masa usia sekolah tingkat dasar yaitu kisaran usia 6-11 tahun, sangat aktif
mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya, mudah menerima suatu
pengetahuan baru, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga sangat
efektif untuk dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
baik. Selain itu, pada siswa sekolah tingkat dasar, memasuki periode gigi geligi
bercampur, ditandai dengan gigi susu mulai tanggal satu persatu yang akan
digantikan dengan gigi permanen (dimulai dari usia 6-8 tahun). Hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai kesehatan gigi
dan mulut ini perlu ditanamkan sejak usia tersebut (Sabani, 2019).
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada nilai pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan
metode ceramah. Perbedaan yang signifikan dapat menunjukkan bahwa nilai
pengetahuan siswa sebelum diberikan penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan
mulut masih kurang. Faktor penyebab kurangnya pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut yaitu kurangnya kegiatan UKGS seperti skreening atau penyuluhan. Faktor
geografis juga menjadi penyebab kesulitan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan sehingga informasi yang didapatkan juga minimal. Penyuluhan
mengenai kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan pada penelitian ini dapat
meningkatkan pengetahuan siswa dan diharapkan dapat membantu memelihara
dan menjaga kesehatan gigi dan mulut.

21
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan informasi-informasi pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu
anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan serta terjadi peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Salah satu faktor yang sangat penting
dalam penyuluhan adalah dengan metode penyampaian informasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan sasaran dengan menggunakan media edukasi
kesehatan yang tepat. Salimah dkk., (2020) menyatakan bahwa salah satu upaya
untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan melakukan penyuluhan
kesehatan. Sasaran penyuluhan lebih ditekankan pada kelompok rentan anak
sekolah karena lingkungan sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga
dalam meletakkan dasar perilaku hidup sehat bagi anak sekolah.
Penelitian ini menerapkan metode penyuluhan ceramah, yaitu metode yang
paling populer dan banyak dilakukan oleh guru, selain mudah penyajian juga tidak
banyak memerlukan media. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan
menganggap bahwa metode ceramah itu mudah dalam penggunaannya dalam
proses kegiatan pembelajaran di kelas. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai
satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi dan
paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai
dengan jangkauan daya beli dan paham siswa, materi ajar bisa dilaksanakan
dengan cepat karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang
banyak, melatih para pelajar untuk menggunakan pendengaran dengan baik
sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat
dan tepat. Metode tersebut dilakukan secara dua arah (two way method) dimana
penyuluh dan peserta bersikap aktif. Metode ceramah pada penelitian ini disertai
kegiatan tanya jawab dan recalling materi yang telah disampaikan sehingga terjadi
komunikasi dua arah, oleh sebab itu informasi yang didapatkan oleh peserta
menjadi lebih efektif (Salimah dkk, 2020 dan Gerung dkk., 2021).

22
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah sebegai berikut:
1. Karakteristik siswa kelas 3 SD N 1 Ketenger berdasarkan usia terdiri dari 3
jenjang usia, diantaranya responden berusia 8 tahun sejumlah 14 orang (48,
275%), responden berusia 9 tahun sejumlah 14 orang (48, 275%), dan
responden berusia 10 tahun sejumlah 1 orang (3, 448 %). Karakteristik
berdasarkan jenis kelamin, responden yang berjenis kelamin laki-laki terdiri
dari 12 orang (41, 38%), responden yang berjenis kelamin perempuan terdiri
dari 17 orang (58, 62%).

2. Hasil tes pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan dengan nilai terendah


yaitu 42, nilai tertinggi yaitu 75 dan rerata nilai 59,86. Hasil tes pengetahuan
setelah dilakukan penyuluhan dengan nilai terendah yaitu 50, nilai tertinggi
yaitu 100 dan rerata nilai 80,72.

3. Nilai pengetahuan baik nilai terendah maupun nilai tertinggi setelah


dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah lebih besar dibandingkan
dengan nilai pengetahuan siswa sebelum dilakukan penyuluhan. Terdapat
peningkatan rerata nilai akhir dari aspek pengetahuan setelah dilakukan
penyuluhan dengan metode ceramah, dengan peningkatan rerata nilai akhir
pengetahuan siswa adalah 20,97%.

4. Pemberian penyuluhan metode ceramah berpengaruh terhadap peningkatan


pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas 3 SD Negeri 1 Ketenger.

B. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya, perlu menganalisa pengaruh pemberian
penyuluhan metode ceramah terhadap sikap dan perilaku kesehatan gigi dan
mulut.

23
DAFTAR PUSTAKA

Asmawati, A., Pasolon, F. (2007). Analisis Hubungan Karies Gigi Dan Status Gizi
Anak Usia 10-11 Tahun Di SD Athirah, SDN 1 Bawakaraeng Dan SDN 3
Bangkala, Journal of Dentomaxillofacial Science, 6 (2), 78-84.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia, 2013, Riset Kesehatan Dasar.
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20 Riskesdas
% 202013.pdf.

Gerung, A.Y., Wowor, V.N.S., Mintjelungan, C.N., 2019, Perilaku Pemeliharaan


Kesehatan Gigi Mulut Siswa SD Dengan dan Tanpa Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS), e-GiGi, 9(2):124-128.

Harsono, B., Soesanto, Samsudi, 2009, Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode
Ceramah Konvensional Dengan Ceramah Berbantuan Media Animasi
Pada Pembelajaran Kompetensi Perakitan Dan Pemasangan Sistem Rem,
JURNAL PTM, 9(2):71-79.

Haryani W., Masyarani L.A., Donsu J.D.T., 2015, Promosi Kesehatan Gigi
Meningkatkan Status Kebersihan Gigi Mahasiswa, Artikel Ilmiah,
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Sleman.

Kesuma, U., Istiqomah, K., 2019, Perkembangan Fisik dan Karakteristiknya Serta
Perkembangan Otak Anak Usia Pendidikan Dasar, Jurnal Madaniyah,
9(2):217-237.

Khasanah, N.N., Susanto, H., Rahayu, W.F., 2019, Gambaran Kesehatan Gigi dan
Mulut Serta Perilaku Menggosok Gigi Anak Usia Sekolah, Jurnal Ilmiah
Permas, 9(4):327-334.

Kiswaluyo. 2010. Hubungan Karies Gigi Dengan Umur dan Jenis Kelamin Siswa
Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwates dan Puskesmas
Wuluhan Kabupaten Jember. Stomatognatic (J.K.G. Unej). Vol.7 (1): 26-
30.

Magdalena, I., Islami, N.F., Rasid, E.A., Diasty, N.T., 2020, Tiga Ranah
Taksonomi Bloom Dalam Pendidikan, Jurnal Edukasi dan Sains,
2(1):132-139.

Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Rineka Cipta,
Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2015 Tentang


Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.

24
Sabani, F., 2019, Perkembangan Anak-Anak Selama Masa Sekolah Dasar (6-7
Tahun), Didaktika Jurnal Kependidikan, 8(2):89-100.

Salimah, Mujiyati, Syahniati, T., 2020, Gambaran Peningkatan Pengetahuan Anak


Sekolah Dasar Tentang Menjaga Kesehatan Gigi dengan Penyuluhan
Menggunakan Media Power Point dan Model, Jurnal Kesehatan Gigi dan
Mulut (JKGM), 2(2): 6-9.

Srinai Y, Aljufri, Pane N. 2018. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Erupsi Dan
Karies Gigi M1 Permanen di SD N 05 Kota Bukittinggi Tahun 2017.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, Vol.2 (1): 23 – 31.

Uno, Hamzah B., 2010, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi
Aksara: Jakarta.

25
LAMPIRAN

26
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan

27
Lampiran 2 Kuisioner penelitian

KUESIONER PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN


MULUT SISWA/I SD NEGERI 1 KETENGER
Nama : (L/P)
Kelas :
Tanggal Lahir : Umur:

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menyilangkan jawaban yang dianggap


paling benar!

1. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan…


a. gigi berlubang
b. gusi berdarah
c. sariawan
d. gigi berwarna kuning

2. Penyebab gusi berdarah adalah…


a. sikat gigi terlalu keras
b. sikat gigi dengan sikat gigi halus
c. kumur-kumur terlalu keras
d. sikat gigi dengan pasta gigi

3. Bagian mulut yang tidak perlu disikat adalah…


a. gigi
b. gusi
c. lidah
d. bibir

4. Makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut adalah…


a. susu
b. minuman soda
c. coklat
d. permen

5. Waktu yang tepat untuk menyikat gigi :


a. Pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur
b. Pagi sebelum sarapan
c. Setiap mandi
d. Sesuka hati

6. Makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut, kecuali…


a. Sayur
b. air putih
c. Buah
d. Permen

28
7. Periksa ke dokter gigi minimal….
a. 1 tahun sekali
b. Tidak perlu ke dokter gigi
c. Setiap bulan
d. 6 bulan sekali

8. Tugas dokter gigi adalah:


b. Imunisasi
c. Cek berat dan tinggi badan
d. Menambal gigi berlubang
e. Membeli obat

9. Jenis makanan yang baik untuk gigi :


a. Permen
b. Minuman bersoda
c. Sayuran
d. Coklat

10. Apa yang dilakukan setelah makan makanan manis :


a. Kumur dengan air putih
b. Langsung sikat gigi
c. Dibiarkan
d. Makan nasi

11. Jumlah pasta gigi yang digunakan sewaktu menyikat gigi adalah :
a. Sepanjang bulu sikat
b. Sesuka hati
c. Sebesar biji jagung
d. Sebesar biji mangga

12. Kotoran pada gigi dapat dibersihkan dengan cara…


a. Kumur dengan susu
b. Dibiarkan saja
c. Dibersihkan dengan lidah
d. Menyikat gigi

29
Lampiran 3 Hasil analisis data

Tabel Data Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

No Usia Jenis Kelamin


. Nama
1 Adinda Dhevita Saputri 8 P
2 Lucky 9 L
3 Brilliant A. Pamor 8 P
4 Nafisah balqis Rahma N 8 P
5 Puji Rubianti 8 P
6 Faik Suwoyo 8 L
7 Abi 9 L
8 Azam 8 L
9 Alif Muhammad AL Fatih 9 L
10 Azha 9 L
11 Rizky 8 L
12 Ciko 8 L
13 Sabrina Hamda Sakhila 10 P
14 Adwa 9 L
15 Azka 8 L
16 Afika Humira Putri P 9 P
17 Aprin 9 P
18 Fanesa 9 P
19 Anggita Prameswari 9 P
20 Rhaihana Yasmine 8 P
21 Alisha Khaira Wilda 8 P
22 Jihan Makailah 9 P
23 Yodha 9 L
24 Arumi Putri Hafidzah S.B 8 P
25 Mayza Adelia Saputri 9 P
26 Ghea 9 P
27 Salsa 8 P
28 Aufa DwiApriliani 9 P
29 Yunda Dwi P 8 P

30
Tabel Nilai Pretest Postest

No. Nama Nilai Pretest Konversi Nilai Postest Konversi


Pretest Postest
1 Adinda Dhevita Saputri 75 75 66,6 67
2 Lucky 66,6 67 100 100
3 Brilliant A. Pamor 50 50 83,3 83
4 Nafisah balqis Rahma N 66,6 67 83,3 83
5 Puji Rubianti 75 75 91,6 92
6 Faik Suwoyo 50 50 66,6 67
7 Abi 50 50 83,3 83
8 Azam 66,6 67 83,3 83
9 Alif Muhammad AL Fatih 75 75 91,6 92
10 Azha 58,3 58 91,6 92
11 Rizky 41,6 42 91,6 92
12 Ciko 58,3 58 83,3 83
13 Sabrina Hamda Sakhila 66,6 67 83,3 83
14 Adwa 75 75 91,6 92
15 Azka 41,6 42 50 50
16 Afika Humira Putri P 66,6 67 91,6 92
17 Aprin 41,6 42 50 50
18 Fanesa 58,3 58 91,6 92
19 Anggita Prameswari 75 75 83,3 83
20 Rhaihana Yasmine 66,6 67 83,3 83
21 Alisha Khaira Wilda 66,6 67 91,6 92
22 Jihan Makailah 66,6 67 91,6 92
23 Yodha 50 50 58,3 58
24 Arumi Putri Hafidzah S.B 66,6 67 83,3 83
25 Mayza Adelia Saputri 58,3 58 83,3 83
26 Ghea 41,6 42 58,3 58
27 Salsa 58,3 58 75 75
28 Aufa DwiApriliani 58,3 58 75 75
29 Yunda Dwi P 41,6 42 83,3 83
Rata-rata 59,73 59, 86 80,70 80,72

Lampiran 4 Hasil SPSS

Uji Homogenitas Data

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PRETEST 29 42 75 59.86 11.354
POSTEST 29 50 100 80.72 13.277
Valid N (listwise) 29

Test of Homogeneity of Variances


31
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil_Test Based on Mean .046 1 56 .832
Based on Median .066 1 56 .799
Based on Median and with .066 1 46.753 .799
adjusted df
Based on trimmed mean .001 1 56 .979

Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRE_TEST .186 29 .011 .940 29 .098
POST_TEST .160 29 .055 .939 29 .095
a. Lilliefors Significance Correction

T Table

1 6.314
2 2.920
3 2.353
4 2.132
5 2.015
6 1.943
7 1.895
8 1.860
9 1.833
10 1.812
11 1.796
12 1.782
13 1.771
14 1.761
15 1.753
16 1.746
17 1.740
18 1.734
32
19 1.729
20 1.725
21 1.721
22 1.717
23 1.714
24 1.711
25 1.708
26 1.706
27 1.703
28 1.701
29 1.699

Uji Paired T Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Nilai Prepostest 59.86 29 11.354 2.108

Postest 80.72 29 13.277 2.465

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Nilai Prepostest & Postest 29 .556 .002

33

Anda mungkin juga menyukai