Radiografi Intraoral
a) Definisi
Menurut Bafagih (2017), menjelaskan bahwa radiografi secara konvensional terbagi
menjadi pemeriksaan radiografi intraoral dan ekstraoral dimana radiografi intraoral film atau
receotors dimasukkan kedalam mulut dan disinari dari luar mulut jenisnya seperti radiografi
periapical, oklusal dan bitewing.
b) Jenis
Pemeriksaan radiograf secara konvensional terbagi menjadi pemeriksaan radiografik
proyeksi intraoral seperti periapikal yang terdiri dari paralel dan bisekting, oklusal, bitewing
dimana proses pengambilan gambarnya dengan meletakkan receptors film (Bafagih, 2017).
c) Alat Yang Digunakan
1. X-Ray Beam
Developer
Fixer
1. Radiagrafi Oklusal
a. Definisi
Radiografi yang bertujuan untuk melihat area yang lebih luas lagi yaitu maksila atau
mandibula dalam satu film. Oklusal radiografi juga digunakan untuk melihat lokasi akar,
lokasi supernumerary, tidak erupsi (gigi impaksi), salivary tone di saluran kelenjar
submandibular, evaluasi dari perluasan lesi seperti kista, tumor atau keganasan
dimandibula dan maksila, evaluasi basis sinus maksilaris, evaluasi fraktur di maksila dan
mandibula, pemeriksaan daerah cleft palate serta mengukur perubahan dalam bentuk dan
ukuran dari maksila dan mandibula. Film yang digunakan adalah film khusus (Bafagih,
2017).
b. Indikasi
1) Proyeksi Oklusal Maksila
a) Upper standard occlusal (standard occlusal)
Radiografi upper standard ( atau anterior) occlusal menunjukkan bagian anterior
dari maksila dan gigi anterior atas (Whaites, 2013).
(1) Indikasi klinis utama radiografi upper standard occlusal, yaitu (Whaites, 2013):
(a) Pemeriksaan jaringan periapikal gigi anterior atas, terutama pada anak-anak
tetapi juga pada orang dewasa yang tidak bisa mentoleransi holder
periapikal.
(b) Mendeteksi adanya kaninus yang tidak erupsi, gigi supernumerari dan
odontoma.
(c) Sebagai midline view, ketika menggunakan metode parallax untuk
menentukan posisi bukal/palatal dari kaninus yang tidak erupsi.
(d) Evaluasi ukuran dan perluasan lesi seperti kista dan tumor pada anterior
maksila.
(e) Pemeriksaan fraktur gigi anterior dan tulang alveolar.
b) Upper oblique occlusal (oblique occlusal)
Radiografi upper oblique occlusal menunjukkan bagian posterior darimaksila dan
bagian gigi posterior atas pada satu sisi (Whaites, 2013).
(1) Indikasi klinis utama radiografi upper oblique occlusal, yaitu (Whaites, 2013):
(a) Pemeriksaan jaringan periapikal gigi posterior atas, terutama pada orang
dewasa yang tidak bisa mentoleransi holder image reseptor periapikal.
(b) Pemeriksaan dari kondisi dasar antral.
(c) Membantu untuk menentukan posisi dari akar yang dislokasi secara tidak
sengaja ke antrum selama pencabutan dari gigi posterior atas.
(d) Evaluasi ukuran dan perluasan lesi seperti kista dan tumor atau lesi tulang
yang lain yang berdampak pada posterior maksila.
(e) Pemeriksaan fraktur gigi posterior dan tulang alveolar yang berkaitan
termasuk tuberositas.
c) Vertex occlusal (vertex occlusal)
Radiografi vertex occlusal memperlihatkan gambaran radiografik gigi geligi rahang
atas (dalam penampang oklusal) yang diambil dari atas. Menggunakan dosis radiasi
yang lebih besar karena melewati sejumlah jaringan. Menggunakan intraoral cassette
yang berisi layar atau pelindung khusus untuk mengurangi dosis radiasi (Whaites,
2013).
(1) Indikasi klinis utama radiografi vertex occlusal, yaitu (Whaites, 2013):
(a) Menentukan posisi bukal atau palatal gigi yang tidak erupsi / impaksi.
c. Jenis
Menurut (Whaites, 2013) Radiografi Oklusal dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
cara pengambilannya yaitu sebagai berikut.
A. Proyeksi Oklusal Maksila
1. Upper Standar Occlusal Projection / Standar Maxillary Occlusal Projection / Cross-
Sectional Maxillary Occlusal Projection
Memperlihatkan gambaran radiografik tulang palatum, prosesus zygomaticus, bagian
anterioinferior dari antrum, canalis nasolakrimalis, gigi geligi 7 6 5 4 3 2 1 | 1 2 3 4 5 6 7
(dalam penampang oklusal), dan nasal septum.
2. Upper Oblique Occlusal Projection / Lateral Maxillary Occlusal Projection
Proyeksi ini menunjukkan bagian posterior dari maksila dan gigi posterior rahang atas
pada satu sisi. Memperlihatkan gambaran radiografi dari bagian rahang atas yang meliputi
gigi-gigi dari I2 sampai dengan M3 satu sisi, alveolar ridge rahang atas satu sisi, antrum
dalam aspek inferolateral dan procesus zygomaticus (superimposed dengan akar gigi
molar)
3. Vertex Occlusal (True Occlusal)
Memperlihatkan gambaran radiografik gigi geligi 7 6 5 4 3 2 1 | 1 2 3 4 5 6 7 (dalam
penampang oklusal) yang diambil dari atas. Menggunakan dosis radiasi yang lebih besar
karena melewati sejumlah jaringan. Menggunakan Intraoral cassete yang berisi
layar/pelindung khusus untuk mengurangi dosis radiasi
d. Teknik Pengambilan
Menurut Whaites (2013), jenis dari radiografi oklusal dibagi berdasarkan Teknik
pengambilannya yaitu dengan proyeksi oklusal maksila dan mandibula yang terdiri dari
beragam sudut yang berbeda seperti berikut.
A. Proyeksi Oklusal Maksila
1. Upper Standar Occlusal Projection / Standar Maxillary Occlusal Projection / Cross-
Sectional Maxillary Occlusal Projection
a. Posisi kepala penderita tegak dengan oklusal gigi (occlusal plane) parallel (sejajar
lantai) dan meminta pasien untuk melindungi daerah tiroid.
b. Film dimasukkan ke dalam mulut dan diletakkan pada bidang oklusal gigi rahang
bawah. Pasien diminta untuk menggigit secara lembut dan bersama-sama.
c. X-ray tubehead diposisikan diatas midline pasien,mengarah kebawah melalui
daerah hidung dengan sudut 65–70° terhadap image receptor (filmnya)
e. Anatomical Landmark
A. Proyeksi Oklusal Maksila
1. Upper Standar Occlusal Projection / Standar Maxillary Occlusal Projection / Cross-
Sectional Maxillary Occlusal Projection
2. Radiografi Periapikal
a) Definisi
Radiografi periapikal adalah komponen penunjang diagnostik yang menghasilkan gambar
radiografi dari beberapa gigi dan jaringan apeks sekitarnya. Radiografi periapikal
menggunakan film yang berukuran 3x4 cm.1 Setiap film biasanya menunjukkan 2-4 gigi dan
dapat memberikan gambaran secara rinci tentang gigi dan jaringan sekitarnya (Mulianingsih,
2015) .
b) Indikasi
Indikasi utama dalam menggunakan radiografi periapikal, yaitu:
1. Deteksi infeksi apikal atau peradangan.
2. Penilaian status periodontal.
3. Apabila terjadi trauma pada gigi dan tulang alveolar.
4. Penilaian terhadap keberadaan dan posisi gigi yang tidak erupsi.
5. Penilaian morfologi akar sebelum ekstraksi.
6. Selama perawatan endodontik.
7. Penilaian pra-operasi dan pasca operasi apikal.
8. Mengevaluasi kista apikal dan lesi di dalam tulang alveolar.
9. Mengevaluasi pasca operasi implant (Mulianingsih, 2015).
c) Jenis
Pada radiografi periapikal, terdapat dua teknik proyeksi yang biasa dapat digunakan, yaitu
teknik paralleling dan teknik bisecting (Whaites, 2013).
1. Radiografi Periapikal
a) Prinsip Pengambilan
1. Teknik Periapikal Paralel
d. Tabung sinar-x diarahkan ke gigi dengan sudut vertikal dan horizontal yang tepat.
d) Anatomical Landmark
A. Maksilla
1. Regio Incisivus
A. Gambaran Radiolusen
1. Fossa Nasalis
Berbentuk W, sering di salah artikan dalam interpretasi sebagi lesi sehingga harus dipastikan
dengan menggunakan Teknik SLOB (Iannucci dan Howerton, 2012).
2. Foramen Incisivum
Gambar 2. Foramen Incisivum
Tempat masuknya nervus dan arteri nasopalatina (Iannucci dan Howerton, 2012).
4. Fossa Incisiva
Gambar 2. Fossa Incisiva
Sumber: Iannucci dan Howerton (2012)
Terdapat diantara incisivus lateral dengan caninus (Iannucci dan Howerton, 2012).
5. Canalis Nasopalatina
Garis Radioopak yang memisahkan antara Nasal Cavity dan sinus maksila yang radiolusen
(Iannucci dan Howerton, 2012).
3. Regio Premolar
A. Gambaran Radiolusen
1. Sinus Maxilla
Gambar 2. Sinus Maxilla
Sumber: Iannucci dan Howerton (2012)
B. Gambaran Radioopak
1. Molar Bone
Gambar 2. Molar Bone
Sumber: Iannucci dan Howerton (2012)
Molar Bone adalah tempat dimana Proc. Zygomaticus melekat ke maksilla, tergambar
radioopak yang superimpozed dengan akar maksila (Iannucci dan Howerton, 2012).
4. Regio Molar
A. Gambaran Radiolusen
1. Hamular Notch
B. Mandibulla
1. Normal Mandibular Anatomical Landmarks
A. Gambaran Radioopak
1. Genital Tubercles
3. Foramen Lingualis
2. Regio Premolar
1. Foramen Mental
Gambar 2. Foramen Mental
Sumber: Iannucci dan Howerton (2012)
Foramen Mental dibedakan dengan lesi periapikal dengan melihat adanya membrana
periodontal dimana jika di bawah akar terdapat foramen mental maka akan terlihat gambaran
radiolusen membrana periodontal yang masih bagus (Iannucci dan Howerton, 2012).
3. Regio Molar
1. Canalis Mandibularis
2. Fossa Submandibular
c. Bila penentuan sudut horizontal dan vertikalnya benar, gambaran radiografi yang dihasilkan
akan sama besar dengan yang sebenarnya.
b) Kekurangan
Kekurangan dari teknik periapikal paralel, yaitu:
a. Penggunaan film holder dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien, terutama
regio posterior, karena dapat menyebabkan rasa ingin muntah.
b. Film holder sulit penggunaannya bagi operator yang tidak berpengalaman.
c. Kondisi anatomis dalam rongga mulut sering menyulitkan teknik ini, misalnya: palatum yang
datar dan dangkal.
d. Apeks gigi kadang tampak sangat dekat dengan tepi film.
e. Sulit menggunakan film holder untuk regio M3 rahang bawah.
f. Bila menggunakan short cone, tidak dapat menghasilkan gambaran radiografi yang baik.
g. Film holder harus selalu disterilisasi dengan autoclave.
Kekurangan teknik periapikal bisecting, yaitu:
a. Kemungkinan distorsi pada gambaran radiografi yang dihasilkan sangat besar.
c. Tinggi tulang periodontal, tidak dapat dilihat dan dinilai dengan baik.
d. Bayangan tulang zygomaticus sering tampak menutupi regio akar gigi molar.
e. Sudut vertikal dan horizontal dapat berbeda-beda pada setiap pasien, dengan demikian
untuk menghasilkan gambaran yang baik, diperlukan operator yang terampil dan
berpengalaman.
f. Tidak bisa mendapatkan gambaran dengan kondisi dan posisi yang sama.
g. Dapat terjadi cone cutting bila titik pusat sinar-x tidak tepat di pertengahan film.
h. Sulit mendeteksi karies proksimal, pada gambar radiografi mahkota gigi yang mengalami
distorsi.
i. Gambar radiografi pada akar bukal gigi premolar dan molar rahang atas sering mengalami
pemendekan.
2.
Daftar Pustaka
Mulianingsih, E., 2015, Perbedaan Ukuran Kamar Pulpa Molar Satu Rahang Bawah Pada Pasien
Diabetes Melitus Dan Non-Diabetes Melitus Ditinjau Dari Radiografi Periapikal, Skripsi
USU, Medan: 5-8 Hlm
Whaites, E., Drage, N., 2013, Essential of dental radiography and radiology 5 th ed , Elsevier,
Philadelphia: 19 Hlm
Iannucci, J., M., Howerton, L., J., 2012, Dental radiography: Principles and techniques, Elsevier
Saunders, Philadelphia: 54 Hlm
Bafagih, I., A., 2017, Persentase Jenis Kegagalan Radiografi Periapikal Di Rsgm Umy Yang
Diterima Mahasiswa Profesi Angkatan 2015, Sripsi FKG UMY, Yogyakarta: 18-20 Hlm