PAPERSKB4T1
PAPERSKB4T1
ANGGOTA KELOMPOK :
Tania Finka ( F1E021064 )
Zaetun Saofi Nurjannah ( F1E021066 )
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR
T.A. 2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gedung berlantai banyak
atau high rise building adalah
bangunan berstruktur tinggi yang
memiliki beberapa lantai atau
tingkat, biasanya melebihi
ambang ketinggian tertentu yang
membedakannya dari bangunan
bertingkat menengah dan bertingkat rendah. High rise building sering dijumpai di
daerah perkotaan yang lahannya terbatas dan perlu memaksimalkan penggunaan lahan.
High rise building mempunyai ciri khas yaitu desain yang vertikal dan adanya
penggunaan lift atau elevator sebagai transportasi vertikal yang efisien. karena
tingginya, high rise building memerlukan teknik rekayasa dan konstruksi yang baik
untuk memastikan kestabilan struktur, keselamatan kebakaran dan kenyamanan dari
penghuninya. Dikarenakan hal diatas high rise building sering mengkombinasikan fitur
seperti beton bertulang atau rangka baja, sistem pencegah kebakaran yang canggih,
sistem ventilasi dan kontrol iklim serta desain hemat energi. Berkembangnya high rise
building dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu sosial, teknologi dan ekonomi yang
saling terhubung. adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan high
rise building yaitu :
a. kepadatan penduduk dan lahan yang terbatas
- Saat ini pertumbuhan penduduk sangat pesat
sehingga lahan juga semakin langka. High
bertingkat tinggi memungkinkan pemanfaatkan
vertikal lahan yang terbatas untuk memenuhi
kebutuhan perumahan, komersial dan kantor.
b. Prestise dan status sosial
- High rise building menjadi simbol status sosial
dan prestise. Banyak kota-kota yang mempunyai
high rise building sebagai bentuk daya tarik
wisata, investasi dan sebagai tanda kemajuan.
c. efisiensi energi dan transportasi
- High rise building dapat dirancang menjadi lebih
efisien dalam penggunaan energi dan
transportasi. Contohnya Gedung modern sering
dilengkapi dengan sistem manajemen energi
cerdas, lift yang efisien dan desain yang
meminimalkan konsumsi energi.
d. Pertimbangan lingkungan dan keberlanjutan
- Pada zaman sekarang high rise building dirancang
dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam
pikiran, seperti penggunaan material yang ramah
lingkungan, pemanfaatan energi terbarukan dan
desain yang mengurangi dampak lingkungan.
e. Tuntutan ruang multifungsi
- High rise building sering digunakan sebagai
keperluan seperti apartemen, perkantoran, pusat
perbelanjaan, hotel dan fasilitas hiburan.
f. Perkembangan transportasi publik
- Kehadiran transportasi publik yang
efisien, seperti kereta bawah tanah dan
jaringan transportasi massal lainnya,
telah mendukung pembangunan high rise
building di pusat-pusat kota. Aksesibilitas
yang baik juga dapat meningkatkan daya
tarik lokasi tersebut untuk aktivitas bisnis dan perumahan.
g. Investasi dan potensi keuntungan
- Pembangunan High rise building dapat menjadi
investasi yang menguntungkan, terutama
dalam kota-kota besar yang dimana peminat
akan high rise building sangat tinggi.
BAB II
ISI
2.1. Definisi High Rise Building
Menurut Johan dan Kloft (2004), high rise building adalah bangunan yang
dianggap relatif ketinggiannya, dimana bangunan tinggi dapat dikatakan high rise
building apabila skala dari bangunan lebih tinggi dari bangunan sekitar. Misalnya, jika
bangunan di lingkungan perkotaan memiliki ketinggian rata-rata dua hingga tiga lantai,
bangunan 5 lantai yang menjulang di atasnya dapat dianggap sebagai bangunan tinggi.
Menurut Johan dan Kloft (2004) perkembangan high rise building bermula pada
tahun 1890 di Chicago berdirinya bangunan gedung asuransi dengan ketinggian 12
lantai dan memicu perkembangan bangunan bangunan bertingkat tinggi dalam revolusi
industri.
Menurut Undang-
Undang RI No.28 (2002),
high rise building adalah
wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu
dengan tempat
kedudukannya, sebagian
atau seluruhnya berada di
atas atau di dalam tanah atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
2.2 Sejarah High Rise Building Di Dunia dan Di Indonesia
Sejarah pembangunan bangunan
tinggi melibatkan evolusi dan
perkembangan konstruksi, terutama
dalam hal pencakar langit. Istilah
"pencakar langit" mengacu pada
struktur yang memiliki ketinggian yang
luar biasa, biasanya di atas batas
minimum yang ditetapkan, seperti 150 World Trade Center - New York
meter (500 kaki) sesuai dengan aturan di Amerika Serikat dan Eropa. Istilah ini pertama
kali muncul pada akhir abad ke-19 untuk menggambarkan bangunan tinggi di Kota New
York, mencerminkan kagumnya masyarakat terhadap inovasi dalam arsitektur dan
teknologi pembangunan. Beberapa bangunan yang lebih rendah juga dapat
diklasifikasikan sebagai pencakar langit jika mereka dominan dalam lingkungan
sekitarnya. Bangunan dengan ketinggian melebihi 300 meter sering dikenal sebagai
"supertall". Perkembangan bangunan tinggi di seluruh dunia memiliki beberapa
generasi sebagai berikut :
1. Generasi pertama 1970-1850
- Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 gedung pencakar langit pertama
di dunia yaitu gedung Home Insurance dibangun di Chicago. Gedung itu
memiliki 10 lantai. Setelah selesar di bangun pada tahun 1885 ketinggian
gedung mencapai 158 kaki (42 meter). Lalu, pada tahun 1891 di tambahkan
dua lantai sehingga ketinggian gedung mencapai 180 kaki (54,9 meter).
Bangunan ini diakui sebagai bangunan pertama pencakar langit modern
karena menjadi contoh awal penerapan metode konstruksi canggih, yaitu
"Chicago Skeleton".
Metropolitan Life Building (1909 ) – New York The Woollworth Building (1915) – New York The Empire State Building (1931) – New York
Willis Tower – Konstruksi rangka baja Jin Mao – Rangka baja dan Beton Bertulang
Beban hidup dapat diatasi dengan Rigid Beban hidup akan dialirkan melalui frame
Frame atau rangka menuju pondasi
b. Beban Mati
- Beban mati adalah beban yang bekerja pada vertikal ke bawah pada struktur
dan mempunyai karakteristik bangunan seperti penutup lantai, plat atap,
cladding, partisi yang bisa dipindahkan dan sebagainya. Menghitung beban
mati atau suatu elemen didasarkan atas peninjauan berat satuan material
yang terlihat dan berdasarkan elemen tersebut.
- Solusi
Kaca adalah beban
Cladding ( kulit luar mati yang akan Beban disalurkan dengan
bangunan
merupakan beban
menekan balok atau X-BRAME FRAME untuk John Hancock Center –
struktur di menghindari lendukan
mati ) bawahnya akiban beban kaca Amerika Serikat
- Solusi
b. Beban gempa
- Bantalan karet merupakan salah satu material penahan gempa
- Sistem struktur dua arah yaitu sistem struktur yang terdiri dari dinding-
dinding linear yang diletakkan pada kedua arah.
Melihat ciri khas sistem struktur dinding pendukung, dimana dindingnya
berperan sebagai penopang, maka penentuan ketebalan dinding juga
menjadi bagian yang penting karena berkaitan dengan berapa beban yang
dipikul oleh dinding perlantai. Pada bangunan tinggi, dinding di lantai
paling bawah biasanya memiliki ketebalan yang paling besar dikarenakan
dinding tersebut menerima paling banyak beban dari lantai-lantai diatasnya.
Semakin ke atas, ketebalan dinding juga biasanya menjadi semakin
menipis.
D. Sistem Struktur Bearing dan Core
- Dinding geser yang diletakkan didalam bangunan, misalnya mengelilingi
core yang berfungsi sebagai area service, shaft dan tangga darurat yang
menyerupai bentuk kotak atau bentuk lain yang kaku sebagai tipe dari
struktur. Core Bearing Wall dibuat agar semua alur sistem utilitas, lift,
tangga, dll berjalur dengan teratur pada arahnya, lebih efisien karena pada
bagunan tinggi butuh suatu alur yang terarah agar alirannya tidak mampet
dan cepat sampai pada tujuannya, sehingga jika terjadi kerusakan tidak
terlalu susah untuk mencari sumber masalahnya.
- Kelebihan
• Strukturnya yang ringan, hal ini dikarenakan setiap materi
didistribusikan secara spasial dengan sedemikian rupa sehingga
mekanisme transfer beban bekerja menjadi beban-beban aksial.
• Batang-batang space frame biasanya diproduksi secara massal di pabrik
sehingga dapat memberikan keuntungan sistem industri konstruksi.
Space frame dapat diproduksi secara sederhana melalui prefabrikasi
unit, sesuai dengan ukuran dan bentuk standar yang sering digunakan.
Unit-unit tersebut dapat lebih mudah diangkutdan lebih cepat dirakit
oleh tenaga kerja semi-terampil. sehingga struktur space frame dapat
dibangun dengan biaya yang lebih rendah.
• Sebuah struktur space frame memiliki kekakuan yang cukup meskipun
memiliki struktur yang ringan. Hal ini disebabkan oleh adanya elemen
tiga dimensi unsur-unsur penyusunnya yang bekerja secara penuh dalam
menahan beban beban terpusat simetris.
• Struktur space frame memiliki bentuk yang fleksibel. Para Arsitek
mengakui keindahan visual dan kesederhanaan yang mengesankan dari
struktur space frame.
- Kekurangan
• Mahal, elemen-elemenya dipesan dari pabrik, sehingga mahal.
• Tenaga ahlinya masih sedikit. Struktur Space Frame jarang
digunakan, hanyapada bangunan-bangunan tertentu saja. Sehingga
ahli dalam bidang ini masih sedikit.
• Tidak tahan api. Struktur yang digunakan berbahan dasar logam,
karena bahan logam tidak tahan panas, dapat leleh akibat panas.
L. Sistem Struktur Belt Truss Frame dan Core
- Sistem struktur belt truss frame
dan core merupakan gabungan
dari 2 sistem struktur dimana
sistem struktur belt truss
berfungsi mengikat kolom
fasade ke inti sehingga
meniadakan aksi terpisah
rangka dan inti. Hal ini dinamai cap trussing apabila berada pada bagian
atas bangunan, dan belt trussing apabila berada di bagian bawahnya.
M. Sistem Struktur Tabung
- Dalam struktur ini, kolom dan
balok eksterior di tempatkan
sedemikian rapat sehingga
fasade menyerupai dinding
yang diberi pelubangan (untuk
jendela). Seluruh bangunan
berlaku sebagai tabung
kosong yang terkantilever dari
tanah. Inti interior (tabung) dapat meningkatkan kekakuan bangunan
dengan cara ikut memikul beban bersama kolom-kolom fasade tersebut.
Untuk suatu bangunan tinggi struktur tabungini merupakan struktur yang
paling baik digunakan untuk menahan beban lateral.
N. Sistem Struktur Kumpulan Tabung
- Struktur kumpulan tabung (
bundeled tube) atau struktur
tabung majemuk adalah
struktur yang menggabungkan
antara tabung individual yang
satu dengan yang lain yang
didesain menjadi satu
kesatuan struktur yang
memiliki tabung multiuse
(serbaguna) karena tabung majemuk dapat di determinasi (pengurangan)
pada tiap ketinggian secara bebas tanpa kehilangan kekuatan strukturnya.
Sehingga seorang Arsitek dalam menerapkan struktur tabung majemuk
pada sebuah bangunan dapat dengan mudah menerapkannya dengan
berbagai variasi pada pola dan layout tiap lantai bangunan.
2.5. Akomodasi Sistem Struktur High Rise Building Terhadap Komponen
Utilitas
Utilitas pada high rise building dibagi menjadi 6 yaitu :
a. SDP ( Sanitasi, Drainase, Plambing )
- Sanitasi adalah suatu system tempat pembuangan limbah air.
- Plambing adalah system pipa yang biasa digunakan untuk mendistribusikan
air bersih.
- Saluran yang digunakan untuk menyalurkan massa air berlebih dari sebuah
kawasan seperti perumahan, perkotaan, dan jalan.