Anda di halaman 1dari 25

STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN 4

STRUKTUR HIGH RISE BUILDING

ANGGOTA KELOMPOK :
Tania Finka ( F1E021064 )
Zaetun Saofi Nurjannah ( F1E021066 )

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR
T.A. 2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gedung berlantai banyak
atau high rise building adalah
bangunan berstruktur tinggi yang
memiliki beberapa lantai atau
tingkat, biasanya melebihi
ambang ketinggian tertentu yang
membedakannya dari bangunan
bertingkat menengah dan bertingkat rendah. High rise building sering dijumpai di
daerah perkotaan yang lahannya terbatas dan perlu memaksimalkan penggunaan lahan.
High rise building mempunyai ciri khas yaitu desain yang vertikal dan adanya
penggunaan lift atau elevator sebagai transportasi vertikal yang efisien. karena
tingginya, high rise building memerlukan teknik rekayasa dan konstruksi yang baik
untuk memastikan kestabilan struktur, keselamatan kebakaran dan kenyamanan dari
penghuninya. Dikarenakan hal diatas high rise building sering mengkombinasikan fitur
seperti beton bertulang atau rangka baja, sistem pencegah kebakaran yang canggih,
sistem ventilasi dan kontrol iklim serta desain hemat energi. Berkembangnya high rise
building dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu sosial, teknologi dan ekonomi yang
saling terhubung. adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan high
rise building yaitu :
a. kepadatan penduduk dan lahan yang terbatas
- Saat ini pertumbuhan penduduk sangat pesat
sehingga lahan juga semakin langka. High
bertingkat tinggi memungkinkan pemanfaatkan
vertikal lahan yang terbatas untuk memenuhi
kebutuhan perumahan, komersial dan kantor.
b. Prestise dan status sosial
- High rise building menjadi simbol status sosial
dan prestise. Banyak kota-kota yang mempunyai
high rise building sebagai bentuk daya tarik
wisata, investasi dan sebagai tanda kemajuan.
c. efisiensi energi dan transportasi
- High rise building dapat dirancang menjadi lebih
efisien dalam penggunaan energi dan
transportasi. Contohnya Gedung modern sering
dilengkapi dengan sistem manajemen energi
cerdas, lift yang efisien dan desain yang
meminimalkan konsumsi energi.
d. Pertimbangan lingkungan dan keberlanjutan
- Pada zaman sekarang high rise building dirancang
dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam
pikiran, seperti penggunaan material yang ramah
lingkungan, pemanfaatan energi terbarukan dan
desain yang mengurangi dampak lingkungan.
e. Tuntutan ruang multifungsi
- High rise building sering digunakan sebagai
keperluan seperti apartemen, perkantoran, pusat
perbelanjaan, hotel dan fasilitas hiburan.
f. Perkembangan transportasi publik
- Kehadiran transportasi publik yang
efisien, seperti kereta bawah tanah dan
jaringan transportasi massal lainnya,
telah mendukung pembangunan high rise
building di pusat-pusat kota. Aksesibilitas
yang baik juga dapat meningkatkan daya
tarik lokasi tersebut untuk aktivitas bisnis dan perumahan.
g. Investasi dan potensi keuntungan
- Pembangunan High rise building dapat menjadi
investasi yang menguntungkan, terutama
dalam kota-kota besar yang dimana peminat
akan high rise building sangat tinggi.
BAB II
ISI
2.1. Definisi High Rise Building
Menurut Johan dan Kloft (2004), high rise building adalah bangunan yang
dianggap relatif ketinggiannya, dimana bangunan tinggi dapat dikatakan high rise
building apabila skala dari bangunan lebih tinggi dari bangunan sekitar. Misalnya, jika
bangunan di lingkungan perkotaan memiliki ketinggian rata-rata dua hingga tiga lantai,
bangunan 5 lantai yang menjulang di atasnya dapat dianggap sebagai bangunan tinggi.
Menurut Johan dan Kloft (2004) perkembangan high rise building bermula pada
tahun 1890 di Chicago berdirinya bangunan gedung asuransi dengan ketinggian 12
lantai dan memicu perkembangan bangunan bangunan bertingkat tinggi dalam revolusi
industri.

Menurut Undang-
Undang RI No.28 (2002),
high rise building adalah
wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu
dengan tempat
kedudukannya, sebagian
atau seluruhnya berada di
atas atau di dalam tanah atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
2.2 Sejarah High Rise Building Di Dunia dan Di Indonesia
Sejarah pembangunan bangunan
tinggi melibatkan evolusi dan
perkembangan konstruksi, terutama
dalam hal pencakar langit. Istilah
"pencakar langit" mengacu pada
struktur yang memiliki ketinggian yang
luar biasa, biasanya di atas batas
minimum yang ditetapkan, seperti 150 World Trade Center - New York

meter (500 kaki) sesuai dengan aturan di Amerika Serikat dan Eropa. Istilah ini pertama
kali muncul pada akhir abad ke-19 untuk menggambarkan bangunan tinggi di Kota New
York, mencerminkan kagumnya masyarakat terhadap inovasi dalam arsitektur dan
teknologi pembangunan. Beberapa bangunan yang lebih rendah juga dapat
diklasifikasikan sebagai pencakar langit jika mereka dominan dalam lingkungan
sekitarnya. Bangunan dengan ketinggian melebihi 300 meter sering dikenal sebagai
"supertall". Perkembangan bangunan tinggi di seluruh dunia memiliki beberapa
generasi sebagai berikut :
1. Generasi pertama 1970-1850
- Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 gedung pencakar langit pertama
di dunia yaitu gedung Home Insurance dibangun di Chicago. Gedung itu
memiliki 10 lantai. Setelah selesar di bangun pada tahun 1885 ketinggian
gedung mencapai 158 kaki (42 meter). Lalu, pada tahun 1891 di tambahkan
dua lantai sehingga ketinggian gedung mencapai 180 kaki (54,9 meter).
Bangunan ini diakui sebagai bangunan pertama pencakar langit modern
karena menjadi contoh awal penerapan metode konstruksi canggih, yaitu
"Chicago Skeleton".

Home Insurance - Chicago Chicago Skeleton


2. Generasi kedua 1909-1931
- Pada generasi kedua dibangun gedung Metropolitan Life Building (1909),
The Woollworth Building (1915), The Empire State Building (1931). Pada
generasi ini bangunan-bangunan tinggi menggunakan struktur rangka
kolom dan balok yang di las atau dihubungkan kemudian di encased dengan
beton.

Metropolitan Life Building (1909 ) – New York The Woollworth Building (1915) – New York The Empire State Building (1931) – New York

3. Generasi ketiga 1940-Present


- Konstruksi bangunan setelah perang dunia Il berpengaruh terhadap
bangunan tinggi pada generasi ke tiga hingga sekarang. Pada generasi ini
terdapat beberapa jenis material yang digunakan pada struktur bangunan
tinggi seperti konstruksi rangka baja, beton bertulang, dan rangka baja
botan bertulang. Dan ada banyak sekali jenis sistem struktur seperti rigid
frame, dll.

Willis Tower – Konstruksi rangka baja Jin Mao – Rangka baja dan Beton Bertulang

4. Gedung pencakar langit pertama di Indonesia


- Di Indonesia, pembangunan bangunan tinggi pertama selesai
dilaksanakan pada tahun 1962 di Jakarta yaitu pada pembangunan Hotel
Indonesia ketinggian 16 lantai yang merupakan karya dari arsitek Amerika
yang bernama Abel Sorensen dan Wendy Sorensen. Kemudian disusul
pembangunan Wisma Nusantara pada tahun 1963 dengan jumlah lantai 30
lantai dan tinggi 117 m, yang merupakan karya dari arsitek Jepang yang
dalam perencanaan pembangunannya telah menerapkan teknologi tahan
gempa.
Sejarah pembangunan bangunan tinggi mencerminkan kemajuan
teknologi, arsitektur, dan rekayasa konstruksi, serta aspirasi untuk
menciptakan struktur yang mengesankan dan memiliki peran penting dalam
perkembangan kota dan masyarakat modern.

Hotel Indonesia 1962 Wisma Nusantara 1963

2.3. Pembebanan Pada High Rise Building


Pembebanan pada high rise building dibagi menjadi tiga yaitu beban vertikal,
beban horizontal atau lateral loads dan beban tak terduga.
1. Beban vertikal dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Beban hidup
- Beban hidup atau beban penggunaan ( occupancy loads ) adalah beban
yang bisa ada atau tidak ada pada struktur high rise building dalam kurun
waktu yang diberikan. Beban hidup dapat berpindah-pindah namun, beban
tersebut tetap bekerja secara perlahan-lahan pada strukturnya. Contoh
beban hidup adalah berat manusia, perabotan, barang-barang dan
sebagainya.

Balok diantara Kolom A dan B


tanpa beban Beban hidup berada diatas kolom
dan tidak terjadi lendukan

Karena beban hidup bergerak


Beban hidup berada di Tengah
maka dilakukan pembebanan
balok sehingga balok akan
pada 2 titik yang berbeda
melendut
- Solusi

Beban hidup dapat diatasi dengan Rigid Beban hidup akan dialirkan melalui frame
Frame atau rangka menuju pondasi

Beban hidup diujung Terjadi lendutan Agar tidak melendut


balok maka ditarik

b. Beban Mati
- Beban mati adalah beban yang bekerja pada vertikal ke bawah pada struktur
dan mempunyai karakteristik bangunan seperti penutup lantai, plat atap,
cladding, partisi yang bisa dipindahkan dan sebagainya. Menghitung beban
mati atau suatu elemen didasarkan atas peninjauan berat satuan material
yang terlihat dan berdasarkan elemen tersebut.

Beban hidup dapat diatasi


dengan Rigid Frame

- Solusi
Kaca adalah beban
Cladding ( kulit luar mati yang akan Beban disalurkan dengan
bangunan
merupakan beban
menekan balok atau X-BRAME FRAME untuk John Hancock Center –
struktur di menghindari lendukan
mati ) bawahnya akiban beban kaca Amerika Serikat

2. Beban horizontal dibagi menjadi 2 yaitu :


a. Beban angin
- Struktur yang berada pada lintasan angin akan menyebabkan angin
berbelok atau dapat berhenti. Sebagai akibatnya, energi kinetik angin akan
berubah bentuk menjadi energi potensial yang berupa tekanan atau
isapan pada struktur.

Pergerakan angin di sekitar bangunan Beban angin yang menyerang bangunan


dapat menyebabkan bangunan mengalami
lendutan secara horizontal

- Solusi
b. Beban gempa
- Bantalan karet merupakan salah satu material penahan gempa

- Rangka baja ini dirancang


untuk bisa bergoyang ke
atas dan ke bawah saat
gempa terjadi. Di tengah
rangka baja ini terdapat
tendon (urat) baja yang
bergerak elastis untuk
mengendalikan goyangan.
Tendon ini juga berfungsi untuk mengembalikan posisi bangunan ke tempat
semula saat getaran gempa sudah berhenti. Rangka baja ini benar-benar
bergoyang terpisah dari pondasi saat terjadi gempa besar, Sekering baja
juga turut menjaga bangunan dari kerusakan. Sekering ini berfungsi untuk
menyalurkan energi gempa agar bisa membatasi kerusakan hanya pada area
tertentu. Sekering ini, seperti sekering listrik dan bisa diganti apabila rusak.
3. Beban tak terduga
- Terjadi tabrakan dengan pesawat, menyebabkan
tumpahnya bahan bakar sehingga terjadi kebakaran.
- Kebakaran yang terjadi menyebabkan
materialmaterial di dalamnya mengalami
pengurangan kekakuan Hampir separuh struktur di lantai runtuh,
menyebabkan terciptanya beban vertikal akibat berat struktur yang runtuh.
- Lantai lantai di bawah dari lantai yang hancur tidak kuat menahan beban
vertikal akibat berat struktur.
- Selain itu telah terjadi kerusakkan pada struktur utama (inti core) beban
vertikal kemudian bertambah akibat berat lantai-lantai yang ikut runtuh.
2.4. Struktur High Rise Building
Struktur pada bangunan bertingkat tinggi memiliki peranan penting dalam
memastikan stabilitas dan ketahanan bangunan di atas tanah. Sistem struktur memiliki
fungsi utama dalam menanggung dan mendistribusikan beban horizontal dan vertikal
secara merata pada elemen struktur inti dan penunjang. Dengan demikian, bangunan
mampu menahan gaya beban dari berbagai arah, baik horizontal seperti angin dan
gempa, maupun vertikal serta gaya lateral lainnya. Sistem struktur menjadi dasar yang
penting untuk memastikan keamanan dan kelangsungan bangunan bertingkat tinggi.
Adapun jenis-jenis system struktuk pada bangunan sebagai berikut :
A. Sistem Struktur Rigid Frame ( Rangka Kaku )
- Struktur rangka kaku adalah struktur yang
terdiri atas elemen-elemen linier, umumnya
balok dan kolom, yang saling dihubungkan
pada ujung-ujungnya oleh jointyang dapat
mencegah rotasi relatif diantara elemen
struktur yang dihubungkannya. Sistem rangka
kaku biasanya berbentuk susunan teratur
dengan grid persegi. Sistem ini terdiri dari
balok horizontal dan kolom vertikal yang
John Hancock Center – Amerika Serikat
terhubung di bidang tertentu melalui
sambungan kaku. Sistem ini juga sering disebut sebagai struktur portal dan
banyak digunakan dalam bangunan gedung. Meskipun tampilannya mirip
dengan jenis struktur balok-kolom, struktur portal memiliki karakteristik
struktural yang berbeda karena titik-titik hubungan kaku antara balok dan
kolomnya. Sambungan ini memberikan stabilitas pada struktur terhadap
gaya lateral seperti angin atau gempa.
- Prinsip rangka kaku :
• Cara yang paling tepat untuk memahami perilaku struktur rangka
sederhana adalah dengan membandingkan perilakunya terhadap beban
dengan struktur post and beam.
• Perilaku kedua macam struktur ini berbeda dalam hal titik hubung,
dimana titik hubung ini bersifat kaku pada rangka dan tidak kaku pada
struktur post and beam.
B. Sistem Struktur Rigid Frame dan Core
- Struktur rigid frame and core merupakan
rangka hybrid dimana adanya penggabungan
sistem struktur rangka kaku (rigid frame)
dan sistem struktur inti (core). Rangka kaku
bereaksi terhadap beban lateral, terutama
melalui lentur balok dan kolom.Perilaku demikian mengakibatkan ayunan
(drift) lateral yang besar pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan
tetapi, apabila dilengkapi dengan struktur inti, ketahanan lateral bangunan
akan sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka. Sistem inti ini
memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertical.
- Kelebihan
• Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur
rigid frame dan core menjadi lebih stabil. Terutama bertahan
terhadap gaya torsi atau puntir pada bangunan.
• Sistem utiitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat
pengawasan dan maintenance yang mudah, lebih simple, efisien dan
praktis.
• Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.
- Kelemahan
• Bila dibandingkan dengan jenis sistem struktur lain, rigod frame and
coretermasuk baik, namun hanya dapat digunakan pada bangunan
denganketinggian kurang dari 50 lantai.
• Dari sedi desain kurangnya pandangan keluar secara bebas karena
adanyapenghalang berupa rangka kaku.
C. Sistem Struktur Parallel Bearing wall
- Struktur paralell bearing wall dapat
dibilang sebagai struktur yang sistemnya
paling tradisional yang telah digunakan
pada bangunan high rise. Struktur ini Hotel Sultan Jakarta - Indonesia

terdiri dari elemen-elemen struktur vertical yang mengangkut semua beban


langsung menuju pondasi. Pada beberapa titik, daya tekan yang
dikarenakan beban dinding, beban mati,dan beban hidup melampaui daya
tahan dari dinding itu sendiri. Dindingnya menjadi sangat tebal sehingga
lantai bawah menjadi tidak berguna. Sistem struktur ini bergantung pada
beban yang massif untuk menahan beban lateral. Sistem ini terdiri dari
unsur-unsur bidang vertical yang di pra-tekan oleh beratnya sendiri
sehingga dapat menyerap gaya aksi lateral secara efisien. Oleh karena
sistem tersebut, denah per lantai pada bangunan yang menggunakan sistem
dinding pendukung yang seragam, serta tidak memerlukan ruang bebas
yang luas sehingga sistem struktur bangunan tinggi ini cocok jika
digunakan untuk bangunan residensial seperti hotel dan apartemen.
Terdapat beberapa jenis system dinding pendukung yaitu :
- Sistem struktur dinding melintang yaitu sistem struktur ini terbentuk dari
dinding-dinding linear yang disusun secara tegak lurus terhadap panjang
bangunan.

- Sistem struktur dinding panjang merupakan dinding-dinding linear yang


disusun secara sejajar dengan panjang bangunan.

- Sistem struktur dua arah yaitu sistem struktur yang terdiri dari dinding-
dinding linear yang diletakkan pada kedua arah.
Melihat ciri khas sistem struktur dinding pendukung, dimana dindingnya
berperan sebagai penopang, maka penentuan ketebalan dinding juga
menjadi bagian yang penting karena berkaitan dengan berapa beban yang
dipikul oleh dinding perlantai. Pada bangunan tinggi, dinding di lantai
paling bawah biasanya memiliki ketebalan yang paling besar dikarenakan
dinding tersebut menerima paling banyak beban dari lantai-lantai diatasnya.
Semakin ke atas, ketebalan dinding juga biasanya menjadi semakin
menipis.
D. Sistem Struktur Bearing dan Core
- Dinding geser yang diletakkan didalam bangunan, misalnya mengelilingi
core yang berfungsi sebagai area service, shaft dan tangga darurat yang
menyerupai bentuk kotak atau bentuk lain yang kaku sebagai tipe dari
struktur. Core Bearing Wall dibuat agar semua alur sistem utilitas, lift,
tangga, dll berjalur dengan teratur pada arahnya, lebih efisien karena pada
bagunan tinggi butuh suatu alur yang terarah agar alirannya tidak mampet
dan cepat sampai pada tujuannya, sehingga jika terjadi kerusakan tidak
terlalu susah untuk mencari sumber masalahnya.

Connaught Center (Jardine House) -


Hongkong

E. Sistem Struktur Flat


- Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu-arah atau pelat dua
arah.Pelat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat
satu-arah. Jika pelatdipikul oleh kolom yang disusun berbaris sehingga
pelat dapat berdefleksi dalam dua-arah, pelat disebut pelat dua-arah. Pelat
dua-arah merupakan panel-panel beton bertulang yang perbandingan antara
panjang dan lebarnya lebih kecil dari 2 (dua). Pelat dua-arah dapat
diperkuat dengan menambahkan balok di antara kolom, dengan
mempertebal pelat disekeliling kolom (drop panel), dan dengan penebalan
kolom di bawah pelat (kepala kolom / capital ). Macam-macam jenis flat
antara lain :
• Flat plate (pelat datar) adalah pelat beton
pejal dengan tebal merata yang
mentransfer bebansecara langsung ke
kolom pendukung tanpa bantuanbalok
atau kepala kolom atau drop panel. Flate
platedapat dibuat dengan cepat karena
bekisting dansusunan tulangan yang sederhana. Flat plate mungkin
merupakan sistem pelat yang paling umum dipakai saat ini untuk
hotel, apartemen, rumah sakit, dan asrama. Flat plate kemungkinan
bermasalah dalam transfer geser disekeliling kolom. Atau ada
bahaya dimana kolom akan menembus pelat. Oleh karena itu
seringkali perlu memperbesar dimensi kolom atau ketebalan pelat
atau menggunakan shear head. Shear head terbuat dari baja I atau
kanal yang ditempatkan dalam pelat melintasi kolom.
• Flat slab (pelat slab) termasuk pelat
betondua-arah dengan kapital, drop
panel, atau keduanya. Pelat ini sangat
sesuai untuk beban berat dan bentang
panjang. Flat slab biasanya ekonomis
untuk bangunan gedung, parkir dan
pabrik, dan bangunan sejenis.
• Pelat dua-arah dengan balok
merupakan sistem lantai yang
digunakan karena lebih murah
dibandingkan dengan flat plate atau flat
slab. Jika beban atau bentang atau
keduanya sangat besar, ketebalan pelat
dan ukuran kolom yang diperlukan
untuk flat plate dan flat slab menjadi besar dan lebih ekonomis jika
digunakan pelat dua-arah dengan balok, meskipun biaya bekisting
lebih mahal.
• Sistem waffle slab yaitu lantai dibuat
dengan menyusun fiber glass persegi atau
cetakan logam dengan sisi-sisi mengecil
dan jarak diantaranya, ketika beton dicor
di dalam dan diantara cetakan akan
terbentuk waffle. Dengan waffle slab,
berat beton akan sangat tereduksi tanpa banyak merubah tahanan
momen dari sistem lantai. Seperti halnya dalam flat plate, geser
dapat menjadi masalah dekat kolom. Akibatnya, lantai waffle
biasanya dibuat solid didekat kolom untuk meningkatkan tahanan
geser.
F. Sistem Struktur Kantilever
- Balok kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat tumpuan
jepit dan ujung lain menggantung (bebas). Balok kantilever yang menahan
beban gravitasi menerima momen negatif pada keseluruhan panjang balok.
Sehingga tulangan balok kantilever ditempatkan pada bagian atas atau sisi
tarik, momen maksimum terjadi pada penampang di bagian peletakan.
Karena tulangan diperlukan pada daerah tarik balok, tulangan tersebut
ditempatkan pada bagian bawah ketika momen positif dan pada bagian atas
ketika momen negatif.

China Central Television Headquarters – China


G. Sistem Struktur Interspasial
- Sistem struktur rangka tinggi selantai yang
terkantilever diterapkan pada setiap lantai
untuk memungkinkan ruang fleksibel di
dalam dan di atas rangka. Ruangan yang
berada di dalam lantai rangka di atasnya
dapat di gunakan sebagai wadah untuk
kegiatan aktivitas lainya.
H. Sistem Struktur Gantung ( Suspended )
- Sistem ini dapat memungkinkan penggunaan beban secara efisien dengan
menggunakan penggantungan sebagai pengganti kolom untuk memikul
beban lantai. Kekuatan unsur tekan pada sistem ini harus dikurangi sebab
adanya bahaya tekuk, berbeda dengan unsur tarik yang dapat mendaya
gunakan kemampuan secara maksimal. Kabel-kabel ini dapat meneruskan
beban gravitasi ke rangka di bagian atas yang terkantilever dari inti pusat.

Westcoast transmission tower,


Vancouver ( 1969 )

I. Sistem Struktur Self Supporting Boxes


- Struktur self supporting boxes atau
yang sering disebut struktur box
berdiri sendiri ini adalah struktur
cetakan pabrik (pra cetak) yang
dibuat berdasarkan pemesanan.
Boks-boks ini ditumpuk seperti
bata dengan pola English Bond
sehingga terjadi susunan balok dinding berselang-seling.
J. Sistem Struktur Rangka Selang-Seling ( Staggered Truss )
- Rangka tinggi yang selantai
disusun sehinga pada setiap
lantai bangunan dapat
menumpangkan beban di
bagian atas suatu rangka
begitupun di bagian bawah
rangka di atasnya. Selain
memikul beban vertikal,
susunan rangka ini akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin
dengan cara mengarahkan beban angin ke dasar bangunan melalui struktur
balok-balok dan plat lantai.
K. Sistem Struktur Rangka Ruang ( Space Frame )
- Space Frame adalah suatu rangka ruang yang terbuat dari bahan pipa besi
hitam seperti conus, hexagon dan baut baja yang dihubungkan satu dengan
lainnya dengan ball joint atau bola sebagai mediatornya. Ball joint ini dapat
terbuat dari baja padat atau stainless steel. Finishing untuk ball joint dan
member yaitu dengan Elektrostatic powder coating, duco atau hotdip
zincalume galvanized. Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini yaitu
rangka batang bidang, piramid dengan dasar segiempat membentuk
octahedron, piramid dengan dasarsegitiga membentuk tetrahedron.

- Kelebihan
• Strukturnya yang ringan, hal ini dikarenakan setiap materi
didistribusikan secara spasial dengan sedemikian rupa sehingga
mekanisme transfer beban bekerja menjadi beban-beban aksial.
• Batang-batang space frame biasanya diproduksi secara massal di pabrik
sehingga dapat memberikan keuntungan sistem industri konstruksi.
Space frame dapat diproduksi secara sederhana melalui prefabrikasi
unit, sesuai dengan ukuran dan bentuk standar yang sering digunakan.
Unit-unit tersebut dapat lebih mudah diangkutdan lebih cepat dirakit
oleh tenaga kerja semi-terampil. sehingga struktur space frame dapat
dibangun dengan biaya yang lebih rendah.
• Sebuah struktur space frame memiliki kekakuan yang cukup meskipun
memiliki struktur yang ringan. Hal ini disebabkan oleh adanya elemen
tiga dimensi unsur-unsur penyusunnya yang bekerja secara penuh dalam
menahan beban beban terpusat simetris.
• Struktur space frame memiliki bentuk yang fleksibel. Para Arsitek
mengakui keindahan visual dan kesederhanaan yang mengesankan dari
struktur space frame.
- Kekurangan
• Mahal, elemen-elemenya dipesan dari pabrik, sehingga mahal.
• Tenaga ahlinya masih sedikit. Struktur Space Frame jarang
digunakan, hanyapada bangunan-bangunan tertentu saja. Sehingga
ahli dalam bidang ini masih sedikit.
• Tidak tahan api. Struktur yang digunakan berbahan dasar logam,
karena bahan logam tidak tahan panas, dapat leleh akibat panas.
L. Sistem Struktur Belt Truss Frame dan Core
- Sistem struktur belt truss frame
dan core merupakan gabungan
dari 2 sistem struktur dimana
sistem struktur belt truss
berfungsi mengikat kolom
fasade ke inti sehingga
meniadakan aksi terpisah
rangka dan inti. Hal ini dinamai cap trussing apabila berada pada bagian
atas bangunan, dan belt trussing apabila berada di bagian bawahnya.
M. Sistem Struktur Tabung
- Dalam struktur ini, kolom dan
balok eksterior di tempatkan
sedemikian rapat sehingga
fasade menyerupai dinding
yang diberi pelubangan (untuk
jendela). Seluruh bangunan
berlaku sebagai tabung
kosong yang terkantilever dari
tanah. Inti interior (tabung) dapat meningkatkan kekakuan bangunan
dengan cara ikut memikul beban bersama kolom-kolom fasade tersebut.
Untuk suatu bangunan tinggi struktur tabungini merupakan struktur yang
paling baik digunakan untuk menahan beban lateral.
N. Sistem Struktur Kumpulan Tabung
- Struktur kumpulan tabung (
bundeled tube) atau struktur
tabung majemuk adalah
struktur yang menggabungkan
antara tabung individual yang
satu dengan yang lain yang
didesain menjadi satu
kesatuan struktur yang
memiliki tabung multiuse
(serbaguna) karena tabung majemuk dapat di determinasi (pengurangan)
pada tiap ketinggian secara bebas tanpa kehilangan kekuatan strukturnya.
Sehingga seorang Arsitek dalam menerapkan struktur tabung majemuk
pada sebuah bangunan dapat dengan mudah menerapkannya dengan
berbagai variasi pada pola dan layout tiap lantai bangunan.
2.5. Akomodasi Sistem Struktur High Rise Building Terhadap Komponen
Utilitas
Utilitas pada high rise building dibagi menjadi 6 yaitu :
a. SDP ( Sanitasi, Drainase, Plambing )
- Sanitasi adalah suatu system tempat pembuangan limbah air.
- Plambing adalah system pipa yang biasa digunakan untuk mendistribusikan
air bersih.
- Saluran yang digunakan untuk menyalurkan massa air berlebih dari sebuah
kawasan seperti perumahan, perkotaan, dan jalan.

b. PK ( Proteksi atau Pemadam Kebakaran )


- Hydrant adalah
alat atau terminal
penghubung untuk
bantuan darurat
saat terjadi
kebakaran.
- Sprinkler adalah suatu sistem otomatis penyiraman
air melalui kepala yang melekat pada sistem
perpipaan yang mengandung air dan terhubung ke
suplai air sehingga debit air keluar dengan segera
dikarenakan dari sensor sensitif berupa air raksa yang pecah dan terkoneksi
oleh suhu yang panas yang ditimbulkan dari sesuatu yang terbakar.
- Fire Lift adalah rute ofensif utama bagi petugas pemadam kebakaran untuk
memasuki posisi api di Gedung.
c. UG ( Tata Udara Gedung )
- Ac indoor dan outdoor
- Exhaust fan adalah jenis kipas angin yang tidak hanya menciptakan udara,
tapi juga memiliki fungsi membantu memastikan sirkulasi udara dalam
ruangan tetap bersih dan segar.

d. TDG ( Transportasi Pada Gedung )


- Eskalator adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk
mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke
atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang
digerakkan oleh motor.
- Lift adalah angkutan transportasi vertikal dalam bangunan bertingkat yang
digunakan untuk mengangkut orang atau barang.
e. EL - LAK ( Elektrikal - Listrik Arus Kuat )
- PLN adalah salah satu BUMN yang bergerak di bidang energi kelistrikan
merupakan tulang punggung penyediaan energi nasional.
- Trafo atau transformator adalah peralatan listrik yang mengubah bentuk
energi listrik menjadi suatu bentuk energi listrik yang lainnya.
- Panel Listrik adalah alat atau perangkat yang memiliki fungsi untuk
membagi, menyalurkan dan kemudian mendistribusikan energi listrik dari
sumbernya (pusat) kepada konsumen (pemakai).
2.6. Akomodasi Sistem Struktur High Rise Building Terhadap Secondary
Skin
Secondary skin (kulit atau lapis kedua) adalah lapisan kedua pada fasad bangunan.
Setelah tembok, jendela, skylight, dan elemen lain, di luar dinding terluar bangunan itu
terdapat lapisan lain yang dipasang ke tembok. Manfaat dari penggunaan secondary
skin adalah mampu menangkal sinar matahari langsung.
Secondary skinyang terpasang pada jarak tertentu dari dinding bangunan, dengan
tujuan menciptakan ruang kosong untuk sirkulasi udara. Udara panas yang terbawa
sinar matahari dapat ditekan ke atas oleh pergerakkan angin yang berputar di ruang
kosong tadi. Pada desain tertentu, fungsinya juga sebagai bidang transparan yang
menetralkan suhu dalam ruang, misalnya secondary skin sebagai kisi-kisi. Lubang kisi-
kisi jika tersorot sinar matahari akan menciptakan efek bayangan di belakangnya. Efek
bayangan ini membuat dinding menjadi tidak panas. Selain fungsi meredam panas,
secondary skin dapat berperan sebagai elemen untuk mempercantik wajah bangunan.

Karena berkisi-kisi, maka strukturnya menggunakan rangka yang semi permanen.


Rangka itu menempel pada dinding luar bangunan. Karena menempel, maka bebannya
pun cukup ringan, dan tidak memerlukan struktur yang berat seperti halnya material
beton. Untuk menempelkannya, dinding kisi-kisi itu disekrup ke dinding. Tujuannya,
agar rangka dan dinding tidak mudah goyah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11300422/SISTEM_STRUKTUR_BANGUNAN_TINGGI
https://slideplayer.info/slide/3102986/
http://eprints.upnjatim.ac.id/2554/1/bangunan_tinggi.pdf
https://www.academia.edu/37613908/14_macam_jenis_sistem_STRUKTUR_bangunan_berti
ngkat_docx
https://id.scribd.com/doc/311304207/Hubungan-Utilitas-Dengan-Struktur
https://www.slideshare.net/YogieVianto/sistem-utilitas-bangunan-tinggi
https://kids.grid.id/read/473099027/sejarah-gedung-pencakar-langit-pertama-di-indonesia-
akubacaakutahu?page=all

Anda mungkin juga menyukai