Anda di halaman 1dari 24

“GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF

DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN”


“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
manajemen keperawatan”

Dosen: Ns. Wildaningsih, S. Kep., M. Kep

Disusun Oleh ;
Kelompok 9
1. Andi Anugrah Nyiwi
2. Zafira Khusaima

Institut Kesehatan Dan Bisnis Kurnia Jaya Persada


Program Study S1 Keperawatan
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu


Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Tidak lupa penulis
kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan terima kasih yang tiada
terhingga kepada Baginda Rasulullah SAW karena atas segala pengorbanan yang telah
dilakukannya beserta para sahabat, sehingga kini kita mampu mengkaji alam ini lebih
tinggi dari gunung tertinggi, lebih dalam dari lautan terdalam,serta lebih jauh dari
batas pandangan mata.
Adapun makalah ini berisikan materi tentang “ gaya kepemimpinan demokratis
dalam manajemen keperawatan“ yang bertujuan sebagai bahan bacaan, semoga dapat
bermanfaat bagi yang membacanya Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bagi penulis sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palopo, 2 April 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern ini, membuat


persaingan semakin hari semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya
perusahaan atau organisasi baru yang mulai didirikan, sehingga sumberdaya
manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk mendukung perusahaan.
Sumberdaya manusia berperan sangat penting dalam perusahaan karena manusia
adalah penggerak seluruh aktivitas perusahaan. Manusia sebagai tenaga kerja harus
dikelola dengan baik agar mampu bersaing di pasar global. Sumberdaya yang
berkualitas adalah yang memiliki kinerja tinggi. Hasibuan (2010:94) menyatakan
kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu.

Kinerja pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor


internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi
kinerja karyawan adalah gaya kepemimpinan partisipatif. Gaya kepemimpinan
partisipatif sangat penting karena gaya kepemimpinan partisipatif dapat
mencerminkan apa yang dilakukan oleh pemimpin dalam mempengaruhi para
pengikutnya untuk merealisasi visinya (Wirawan, 2013:351). Menurut Nawawi
(2003:115), gaya kepemimpinan partisipatif adalah perilaku atau cara yang dipilih
dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan
perilaku para anggota organisasi bawahannya. Untuk mewujudkan gaya

1
2

kepemimpinan partisipatif yang efektif, maka diperlukan pemimpin yang


berkualitas dan professional yang mampu memotivasi karyawan agar dapat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Hal ini dikarenakan setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan
partisipatif yang berbeda-beda. Motivasi juga sangat diperlukan dalam hal
pendukung kinerja karyawan dimana motivasi dapat menambah semangat kerja
pada karyawan sehingga karyawan merasa nyaman dalam melakukan
pekerjaannya dan pekerjaan dapat dilakukan dengan baik dan benar.
Selain itu kinerja karyawan yang tinggi akan memberikan harapan dalam
pencapaian suatu tujuan bagi perusahaan, dan karyawan yang mempunyai kinerja
tinggi akan memberikan hasil yang maksimal, dimana karyawan dituntut untuk
mampu menyelesaikan tanggung jawab yang telah ditetapkan oleh perusahaan
tersebut. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikannya (Mangkunegara, 2009:9).
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada Baby
Smile Schooldi Surabaya peneliti menemukan adanya gaya kepemimpinan
partisipatif yang diterapkan oleh kepala sekolah Baby Smile School. Hal ini dapat
dilihat dari kepala sekolah yang menganggap karyawan bukan sebagai bawahan
melainkan seperti keluarga sendiri. Selain itu, adanya kepala sekolah selalu
melibatkan karyawan dalam setiap pengambilan keputusan, membuat karyawan
merasa dihargai oleh kepala sekolah, sehingga memberikan dampak pada hasil
kerja karyawan yang lebih baik. Akan tetapi, dalam kepemimpinan partisipatif
masih terdapat permasalahan yang ada dimana keputusan yang diambil cenderung
3

lambat karena menunggu masukan dari karyawan-karyawan yang lainnya,


sedangkan untuk pengambilan keputusan dibutuhkan waktu yang cepat dalam
pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan partisipatif merupakan gaya yang
terletak di tengah-tengah dimana jumlah kekuasaan dan kebebasan untuk
menggunakan kekuasaan pemimpin dan para pengikut sama besar. Pemimpin dan
para pengikutnya harus berpartisipasi secara aktif dalam menyusun perencanaan,
melaksanakan dan mengevaluasi hasilnya (Wirawan, 2013:382). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Kusuma (2012) yang meneliti pengaruh gaya kepemimpinan
partisipatif terhadap kinerja menemukan adanya pengaruh signifikan gaya
kepemimpinan partisipatif terhadap kinerja karyawan.
Selain gaya kepemimpinan partisipatif, motivasi juga merupakan salah
satu faktor yang dapat memengaruhi Kinerja Karyawan. Sutrisno (2014:63)
menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang
untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali
diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Dalam sebuah
organisasi motivasi mempunyai peranan yang amat penting, karena dengan
adanya motivasi dapat memberikan suatu kekuatan pendorong seseorang untuk
bekerja dengan baik sesuai yang diharapkan. Apabila motivasi yang menjadi
harapan kerja karyawan telah terpenuhi maka secara tidak langsung dapat
mempengaruhi hasil kerja.
Disisi lain, tinggi rendahnya motivasi kerja karyawan akan menentukan
tinggi rendahnya tingkat keunggulan bersaing bagi perusahaan. Sehingga
perusahaan perlu mengetahui motivasi yang diinginkan karyawan dan dengan
adanya motivasi dari perusahaan maka karyawan mempunyai semangat kerja
dalam pencapaian tujuan perusahaan yang telah direncanakan dan pada akhirnya
perusahaan memiliki karyawan yang mempunyai kemampuan, ketrampilan dan kecakapan
dalam bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2012) dalam konteks yang sama
membuktikan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Demikian juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyono dkk (2016) yang
menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja.Penelitian lainnya oleh Setiawan (2017) menemukan bahwa motivasi memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan
mengambil judul “ Gaya Sistem Kepemimpinan Partisipatif Dalam Manejemen
Keperawatan “
4
5

B. Rumusan Masalah

1. Apa teori, konsep dan prinsip dasar kepemimpinan manajemen keperawatan?

2. Apa fungsi, peran dan tanggung jawab manajemen keperawatan?

3. Apa gaya kepemimpinan : perbedaan dan penggunaannya?

4. Apa penerapan teori, konsep dan prinsip kepemimpinana manajemen diruang


rawat dan puskesmas?

5. Konsep dasar, tujuan, syarat, komponen, perencanaan

6. Jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui teori, konsep dan prinsip dasar kepemimpinan manajemen


keperawatan
2. Mengetahui fungsi, peran dan tanggung jawab manajemen keperawatan

3. Mengetahui gaya kepemimpinan : perbedaan dan penggunaannya

4. Mengetahui penerapan teori, konsep dan prinsip kepemimpinana manajemen


diruang rawat dan puskesmas.
5. Mengetahui kobsep dasar, tujuan, syarat, dan komponen keperawatan

6. Mengetahui Jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat


6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori, konsep, dan prinsip dasar kepemimpinan manajemen keperawatan

1. Teori

Kepemimpinan merupakan suatu hubungan secara sosial dimana


satu kelompok memiliki suatu kemampuan yang lebih besar untuk
mempengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan berdasarkan pada
suatu perbedaan kekuatan di antara orang-orang yang berhubungan.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk
bekerjasama secara produktif dan dalam kondisi yang menyenangkan.
Semua teori mengenai kepemimpinan menekankan pada tiga
gagasan yang dibangun baik secara bersama-sama maupun terpisah
yaitu: (1) rasionalitas, perilaku, dan kepribadian pemimpin; (2)
rasionalitas, perilaku, dan kepribadian pengikut; dan (3) faktor-faktor
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas, iklim organisasi, dan
budaya.
2. Konsep

Konsep dasar manajemen keperawatan adalah manajemen partisipatif


yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia,
perawat, kesehatan dan lingkungan dengan merumuskan kerangka
konsep menjadi kerangka kerja untuk menunjang praktek keperawatan
dan merupakan keyakinan dasar dari tim perawatan.
3. Prinsip

Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan :

a. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan


karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan
resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang afektif
dan terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif. Manajer keperawatan menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
7

berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam


8

pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan


keputusan di berbagai tingkat manajerial
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa
yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien
merupakan point utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian
dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai
tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g. Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat
memotivasi staf untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian diantara
bawahan.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
mempersiapkan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang
lebih tinggi ataupun upaya manajer untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui
penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan.

B. Fungsi, peran, dan tanggung jawab manajer keperawatan

1. Fungsi

a. Perencanaan (planning) berisi philosophy, tujuan, sasaran,


kebijakan, prosedur : perawatan jangka panjang dan jangka pendek,
kenyataan pencapaian, rencana perubahan.
9

b. Pengorganisasian (organizing) yaitu mempertahankan stuktur dan


rencana yang telah ditetapkan, mengorganisasikan pemberian rasa
nyaman pasien, aktivitas kelompok untuk mencapai tujuan unit,
Type perawatan yang tepat pada klien, Pengelompokan kegiatan
unit mengacu pada tujuan unit, Power dan otonomi yang dimiliki.
Fungsi lain dari struktur organisasi termasuk uraian tugas, kekuatan
dan otoritas, didalam unsur penggorganisasian terdapat unsur
staffing yaitu rekrutmen, interviewing, orientasi, membuat skedule,
pengembangan staff, pemberdayaan staf.
c. Penggerakan (actuating), fungsi ini termasuk mempertahankan
sumber daya manusia, bertanggung jawab terhadap motivasi,
managemen konflik, delegasi, komunikasi, memfasilitasi kerjasama
dan kolaborasi.
d. Penilaian (evaluation) fungsi ini termasuk mempertahankan kinerja
staff, kuality kontrol, pertanggungan jawab biaya atau keuangan,
legal dan kontrol etik, profesional dan kolegial kontrol. Pada fungsi
ini diharapkan untuk menilai pencapaian tujuan, menilai
pelaksanaan asuhan keperawatan, menilai kepuasan pasien, menilai
kepuasan kerja perawat, serta menilai performance apraisal atau
kinerja.
2. Tanggung jawab manajer keperawatan
Tanggung jawab manajer Keperawatan adalah
:
a. mencapai goal atau tujuan rumah sakit sebagai institusi dan atau
bagian bidang keperawatan
b. mempertahankan kualitas asuhan keperawatan dengan segala
keterbatasan fasilitas yang ada
c. mendorong motivasi staf perawatan dan pasien, sehingga
menurunkan angka absen kerja dan memperbaiki produktivitas
d. meningkatkan kemampuan staff, peer dan bawahan untuk
malakukan perubahan dalam rangka mencapai kualitas
e. mengembangkan kekuatan, spirit, dan tanggung jawab moral dari tim

f. mengembangkan profesional staf,yang menjadi tanggung jawabnya

g. mencari kesempatan untuk meningkatkan kemajuan dan


pengembangan hal-hal baru di bidang keperawatan( enterprenir )
7

h. mengambil tindakan untuk memperbaiki dan menghadapi


gangguan masalah yang tidak diharapkan(penanganan
gangguan )
i. menentukan sumber daya manusia yang dibutuhkandan
mengalokasikan sesuai dengan kebutuhan (pengalokasi sumber
daya)
j. mewakili bagian atau institusi dalam melakukan tawar menawar
atau sebagai penengah ( penegosiasi)

C. Gaya kepemimpinan : perbedaan dan penggunaannya

1. Pengertian Gaya kepemimpinan


Gaya Kepemimpinan merupakan aspek penting untuk mencapai dan
meningkatkan keberhasilan kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi.
Menurut Thoha (2013:49) bahwa Gaya Kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.
Sedangkan Rivai (2014:42) menyatakan Gaya Kepemimpinan adalah
sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar
sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan
adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang
pemimpin. Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung maupun
tidak langsung, tentang keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan
bawahannya. Artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai
hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan
seorang pemimpin ketika ia mencoba memengaruhi kinerja bawahannya.
Selanjutnya menurut Stonner (1996:165) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses
mengarahkan dan mempengaruhi pekerja.
2. Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Menurut Hasibuan (2011:162), gaya kepemimpinan partisipatif adalah
cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama
dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Gaya
kepemimpinan partisipatif merupakan salah satu posisi kunci dimana seorang
pemimpin harus bisa mempengaruhi, mengarahkan, dan menunjukan
kemampuannya agar semua tujuan perusahaan bisa tercapai sesuai dengan yang
8

telah ditetapkan.
Menurut Hersey dan Blanchard dalam Wirawan (2013:352) gaya
kepemimpinan partisipatif seseorang adalah pola perilaku yang di exhibit ketika
mencoba mempengaruhi aktivitas orang lain seperti yang dipersepsikan oleh
orang tersebut. Gaya kepemimpinan partisipatif sangat penting karena gaya
kepemimpinan partisipatif mencerminkan apa yang dilakukan oleh pemimpin
dalam mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisasi visinya (Wirawan,
2013:351). Sedangkan, menurut Putong (2015:35) gaya kepemimpinan partisipatif
atau perilaku kepemimpinan adalah seorang pemimpin dalam melaksanakan
fungsi-fungsi kepemimpinan bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain pendidikan, pengalaman, kepribadian, dan situasional. Menurut
Nawawi (2003:115), gaya kepemimpinan partisipatif adalah perilaku atau cara
yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan,
sikap dan perilaku para anggota organisasi bawahannya.
Hal ini juga sejalan dengan pengertian gaya kepemimpinan partisipatif
menurut Eagly dan Carli (2007:119), yang menyatakan bahwa gaya
9

kepemimpinan partisipatif adalah karakteristik pemimpin dalam berperilaku yang


memiliki arti atau fungsi yang konsisten.
Menurut Wirawan (2013:380), gaya kepemimpinan partisipatif merupakan
gaya yang terletak di tengah-tengah di mana jumlah kekuasaan dan kebebasan
untuk menggunakan kekuasaan pemimpin dan para pengikut sama besar.
Pemimpin dan para pengikutnya harus berpartisipasi secara aktif dalam menyusun
perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya. Gaya kepemimpinan
partisipatif ini dapat disebut sebagai Gaya Kepemimpinan Partisipatif Gotong
Royong, pemimpin dan para pengikutnya sama-sama menggotong dan sama-sama
meroyong kegiatan dan hasilnya.

3. Kelebihan Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Menurut Wirawan (2013:384) setiap gaya kepemimpinan partisipatif


mempunyai keunggulan dan kelemahan seperti halnya gaya kepemimpinan
partisipatif yang memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Cocok untuk organisasi di mana pemimpinnya berupaya memberdayakan
para pengikutnya.
2. Menciptakan tim kerja pemimpin dan para pengikut yang kohesif.
10

3. Menghasilkan kepuasan kerja tinggi bagi para pengikut.

4. Kekurangan Gaya Kepemimpinan partisipatif

Sedangkan kelemahan gaya kepemimpinan partisipatif menurut Wirawan


(2013:384) adalah:
1. Tidak cocok jika para pengikut berkualitas rendah dan pasif.

2. Tidak cocok dalam situasi darurat dan kritis.

3. Memerlukan pengertian dan kesabaran pemimpin.

4. Pembuatan keputusan dapat lambat.

5. Indikator Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Indikator gaya kepemimpinan partisipatif (Wirawan, 2013:380), yaitu


sebagai berikut:
a. Jumlah kekuasaan dan kebebasan menggunakannya pemimpin dan pengikut
sama besar.
b. Jumlah dan kebebasan menggunakan kekuasaan diatur dalam uraian tugas dan
prosedur penggunaan kekuasaan.
c. Pembuatan keputusan mengenai kebijakan dan aktivitas pelaksanaan
dilakukan oleh pemimpin bersama-sama dengan para pengikutnya.
d. Pemimpin menentukan visi, misi, tujuan, dan strategi organisasi dengan bantuan
para pengikutnya.
e. Pemimpin medelegasikan sebagian tugasnya kepada para pengikutnya.
f. Kreativitas dan inovasi para pengikut sedang.

6. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif di RSUD TUGUREJO SEMARANG

Gaya kepemimpinan yang efektif dalam suatu perusahaan sangat diperlukan dalam
rangka meningkatkan kinerja karyawannya sehingga mereka mau bekerja sama dan mau
mengikuti perintah dengan baik sesuai dengan apa yang diiinginkan dan mendukung
tercapainya tujuan pekerjaan dan tugas dalam waktu yang telah ditetapkan. Pemimpin yang
dapat melaksanakan kepemimpinannya dengan persuasif, kerjasama dan memotivasi
11

bawahannya untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan secara terbuka akan dapat
meningkatkan kinerja dari karyawannya. Namun dalam penelitian ini, berdasarkan hasil
analisis statistik ditunjukkan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.

Gaya kepemimpinan partisipatif, seperti terlihat dari statistik deskriptif, yang


diterapkan pada lingkungan Rumah Sakit Umum Tugurejo membuat pemimpin harus dapat
melaksanakan kepemimpinannya dengan partisipatif, pemimpin harus mampu bekerjasama
dan memotivasi bawahannya untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan secara
terbuka akan dapat meningkatkan kinerja dari karyawannya. Gaya kepemimpinan pada
Rumah Sakit Umum Tugurejo dahulu adalah diktator, namun perawat pada saat itu
menginginkan agar ikut dilibatkan dalam pengambilan keputusan sehingga
gayakepemimpinan yang dilakukan adalah gaya kepemimpinan partisipatif. Pimpinan
perawat pada Rumah Sakit Umum Tugurejo bersedia untuk terlibat dengan aktivitas
bawahannya dan pemimpin memberi kesempatan kepada bawahan untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan. Namun pada pelaksanaannya, perawat yang biasanya tidak pernah
melakukan pengambilan keputusan, biasanya akan menyerahkan kembali keputusan kepada
pimpinan perawat. Selain itu perawat tidak mau untuk mengambil tanggung jawab atas
keputusan yang dibuatnya sehingga perawat menyerahkan kembali keputusan pada
pimpinan sehingga gaya kepemimpinan partisipatif yang diterapkan oleh pimpinan tidak
berjalan dengan baik dan tidak mempengaruhi kinerja perawat. Hasil penelitian terbukti
bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal
ini dapat terlihat dari nilai t untuk Lingkungan kerja adalah 2,875 dengan hasil signifikansi
sebesar 0,005 < 0,05. Hasil ini mendukung penelitian Widodo (2010), Ghoniyah dan
Masurip (2011) dan Artana (2012) yang menyatakan bahwa variabel lingkungan kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.Lingkungan fisik perusahaan dipresepsikan dengan
kondisi ruangannya yang baik, dilengkapi dengan fentilasi, lampu yang terang serta
tersedianya peralatan kerja yang memadai, seperti komputer dan peralatan lainnya, sehingga
memberikan rasa nyaman kepada karyawan dalam bekerja, hubungan karyawan dengan
atasan yang terjadi di perusahaan, terjalin hubungan kerja yang harmonis dan
menyenangkan, serta terciptanya komunikasi dua arah antara bawahan dengan pimpinan,
hubungan atasan dengan bawahan yang ada di perusahaan, yaitu adanya pengakuan
terhadap prestasi pegawai dari atasan, dan memberikan reward terhadap pegawai yang
berprestasi, hubungan sesama rekan kerja yang ada di perusahaan, terjalinnya tim kerja
yang solid antar sesama karyawan serta saling membantu dikala ada teman kerja yang
mendapatkan kesulitan.

D. Penerapan teori, konsep dan prinsip kepemimpinana manajemen diruang rawat


dan puskesmas
1. Penerapan teori manajemen diruang rawat dan puskesmas
12

Saat ini perawat professional mengemban peran penting dalam praktik


keperawatan mengenai kepemimpinan dan managemen keperawatan,
terlepas dari apapun aktivitas yang mereka lakukan. Kepemimpinan dan
managemen adalah dua hal yang berbeda, namun saling terkait.
Kepemimpinan didefinisikan sebagai “proses mempengaruhi orang lain”.
Manajemen tidak hanya meliputi kepemimpinan, tetapi juga koordinasi
dan integrasi sumber daya melalui perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasikan, pengarahan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan
dan objek spesifik dari institusi.
Perawat dapat mengemban peran kepemimpinan dalam lingkungan
kerja mereka, dan komunitas mereka, meskipun mereka memiliki atau
tidak memiliki posisi kepemimpinan yang ditetapkan. Sebagai pemimpin
di tempat kerja (puskesmas), mereka dapat membantu dalam perbaikan
kualitas perawatan klien.
Sebagai pemimpin di profesi, perawat tidak hanya dapat membantu
perbaikan perawatan klien, tetapi juga perbaikan lingkungan kerja perawat.
Karena pengetahuan dan ketrampilan khususnya, perawat dapat
mengemban tugas memimpinnya di komunitas, membantu perubahan yang
meningkatkan kesejahteraan fisik, psikologis, dan social dalam masyarakat
sebagai satu kesatuan. Dan sebagai seorang manager dan pemberi
perawatan klien, perawat mengkoordinasikan berbagai professional
perawatan kesehatan dan layanan mereka untuk membantu klien
mendapatkan hasil akhir yang mereka inginkan.
13

2. Konsep dan prinsip kepemimpinana manajemen diruang rawat dan


puskesmas
a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan
karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan
resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif
dan terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan
poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian
dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai
tujuan.

f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan


yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk
memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang
efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi
kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan
pengertian diantara pegawai.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
persiapan perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang
14

lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan


karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui
penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar
dan memperbaiki kekurangan.
E. Konsep dasar, tujuan, syarat, komponen perencanaan

1. Konsep dasar

Aspek utama dalam manajemen adalah pengaturan dan penggerakan


karyawan melalui proses kepemimpinan (Gitosudarmo, 2001). Untuk
dapat melakukan pengaturan yang baik maka perlu perencanaan,
pembagian tugas dan koordinasi tugas-tugas, Oleh karena itu perencanaan
merupakan aspek utama dan pertama kali harus dilakukan oleh seorang
manajer atau pimpinan organisasi. Hasil dari perencanaan adalah sebuah
rencana atau Rencana kerja yang harus berisi alternatif terbaik untuk
mencapai tujuan.
2. Tujuan

Tujuan perencanaan dalam manajemen:

 Meningkatkan peluang untuk sukses

 Menstimulasi berpikir analisis

 Mencegah terjadinya krisis manajemen

 Memfasilitasi berpikir kritis dan membuat keputusan secara fleksibel

 Meningkatkan keterlibatan staf dan komunikasi

 Menjamin biaya yang efektif

3. Syarat

Suatu perencanaan yang baik tentunya harus dirumuskan. Perencanaan


yang baik paling tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi,
yaitu faktual atau realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen, dan
komprehensif.
Peryaratan perencanaan yaitu
15

a. Factual atau realistis. Perencanaan yang baik perlu persyaratan factual


atau realistis. Hal ini berarti perencanaan harus sesuai dengan fakta
dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi
keperawatan.
16

b. Logis atau rasional. Perencanaan juga harus memenuhi syarat logis


atau rasional. Hal ini berarti perencanaan keperawatan harus bisa
masuk akal sehingga dapat dijalankan.

c. Fleksibel. Perencanaan yang baik bukan berarti kaku dan kurang


fleksibel. Perencanaan yang baik justru perencanaan yang dapat
disesuaikan dengan kondisi dimasa datang, sekalipun tidak
berarti perencanaan dapat diubah seenaknya.
d. Komitmen. Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen
bagi seluruh anggota dalam organisasi untuk berupaya mencapai
tujuan organisasi.
e. Komprehensif. Perencanaan yang baik juga memenuhi syarat
komprehensif, artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek
secara langsung maupun tidak langsung dalam organisasi
(Taufiqukohman, 2008).
4. Komponen perencanaan

Perencanaan manajemen Keperawatan diawali dengan perumusan


tujuan institusi/ organisasi yang dijelaskan dalam visi, misi, filosofi dan
tujuan sebagai arah kebijakan organisasi. Sebagai perawat, Anda harus
memahami tujuan organisasi ini supaya dapat bersinergi untuk
mencapai cita-cita/harapan organisasi.
1) Perumusan Visi. Istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi
merupakan dasar untuk membuat suatu perencanaan sehingga disusun
secara singkat, jelas, dan mendasar serta ada batasan waktu untuk
pencapaian. Visi merupakan pernyataan berisi tentang mengapa
organisasi dibentuk.
2) Perumusan Misi. Misi adalah uraian yang berisi pernyataan
operasional guna mencapai visi yang telah ditetapkan.
3) Perumusan Filosofi. Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan
yang menyangkut keyakinan dan praktik keperawatan dalam
suatu organisasi
4) Perumusan Tujuan. Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai
sebagai arah kebijakan bagi organisasi untuk menentukan apa
yang
17

harus dilakukan dan bagaimana cara mencapainya. Tujuan


mutlak harus ada dalam organisasi pelayanan keperawatan.

F. Jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat

Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan


jangka waktunya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu ;
1. Perencanaan jangka pendek atau yang disebut sebagai
perencanaan operasional adalah perencanaan yang dibuat untuk
kegiatan dengan kurun waktu satu jam sampai dengan satu tahun.
2. Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan
yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu antara
satu tahun sampai lima tahun (Marquis & Huston,
1998), sedangkan
3. Perencanaan jangka panjang atau sering disebut perencanaan
strategis adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga
sampai 20 tahun (Swanburg, 1999).
18

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Hasibuan (2011:162), gaya kepemimpinan partisipatif adalah cara


seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan bersama antara gaya


kepemimpinan otoriter dan demokratis dengan cara mengajukan masalah dan mengusulkan
tindakan pemecahannya kemudian mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan
mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan selanjutnya menetapkan keputusan final
tentang apa yang harus dilakukan bawahannya untuk memecahkan masalah yang ada.

Budaya organisasi berpengaruhpositif terhadap kinerja karyawan. Manajemen


berusaha membuat budaya organisasi pada Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang
harmonis, nyaman dan juga memberikan kebebasan yang cukup bagi karyawan dalam
bekerja. Manajemen Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang berupaya agar dalam
bekerja, perawat tidak merasa terlalu canggung untuk mengemukakan pendapat sehingga
batasan berupa birokrasi yang terlalu panjang dan formalitas dikurangi agar perawat
mampu untuk bekerja dengan lebih optimal.

B. Saran

Kami berharap agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami dengan baik,
tentang model-model kepemimpinan dalam keperawatan dan perencanaan dalam
keperawatan agar menjadi pedoman kita sebagai perawat.
19

DAFTAR PUSTAKA

Wahjosumidjo. 2000. Dasar-dasar Kepemimpinan dan Komitmen Kepemimpinan Abad XXI,


Lembaga Administrasi Negara RI. Jakarta

Yunihasto. Dkk. 2001. Studi Tipe Kepemimpinan dalam Manajemen Kepala Rumah Sakit
Sekota Palu Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2001

Monoarfa. 2004. Tipe Kepemimpinan Direktur Rumah Sakit Umum Kotamobangu


Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2004. Skirpsi FKM Unhas : Makassar

Fatmawati. 2006. Tipe Kepemimpinan dalam Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala


Puskesmas Pattalassang Kabupaten Takalar Tahun 2006.

Siagian, Sondang P. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan, Rineka Cipta :


Jakarta. Sutarto. 2006. Dasar-dasar Administrasi. Gajah Mada University Press :
Jakarta Azrul, Azwar. 1998. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara:
Jakarta
Mustafa, Akmal, 2007. Studi Type Kepemimpinan Dalam Pelaksanaan Manajemen di
Puskesmas Palakka dan Puskesmas Watampone Kabupaten Bone Tahun 2007.

Anda mungkin juga menyukai