Anda di halaman 1dari 12

Contoh Pantun Penutup Pidato

Suatu kegiatan untuk menyatakan pendapat atau memberikan


gambaran akan suatu hal dengan berbicara atau berorasi di
depan khalayak disebut pidato. Banyak cara yang dilakukan oleh
seseorang yang berpidato untuk membuat isi pidato tersampaikan
kepada pendengar. Salah satu caranya yaitu melalui pantun
penutup pidato untuk memberikan kesan positif.

Pantun merupakan puisi lama dalam kesusastraan Bahasa


Indonesia yang masih dikenal oleh masyarakat luas hingga saat
ini. Seiring perkembangannya pantun terus mengalami perubahan
mulai dari gaya bahasa, pemilihan kosa kata hingga pesan yang
disampaikan. Perubahan pada pantun ini dimaksudkan agar
pantun mudah diterima oleh masyarakat.

Hingga saat ini pantun dapat ditemukan dalam berbagai acara


baik formal maupun non formal yang dibawakan sedemikian rupa.
Salah satu penggunaan pantun yaitu untuk menutup pidato dalam
suatu acara. Penggunaan pantun ini bertujuan untuk
menimbulkan kesan pendengarnya sehingga bisa menjadi suatu
cerita. Berikut contoh pantun yang dapat digunakan untuk
menutup pidato:

Daftar isi Artikel [hide]


 1 1. Pantun Penutup Pidato Lucu
 2 2. Pantun Penutup Pidato Tentang Kebersihan
 3 3. Pantun Penutup Pidato Bahasa Sunda
 4 4. Pantun Penutup Pidato Islami
 5 5. Pantun Penutup Pidato Perpisahan Sekolah
 6 6. Pantun Penutup Bahasa Jawa
 7 7. Pantun Penutup Menyentuh
 8 8. Pantun Penutup Pidato Kilat
 9 9. Pantun Penutup Pidato Tentang Kesehatan
 10 10. Pantun Penutup Pidato Berima a-a-a-a
1. Pantun Penutup Pidato Lucu

Kata-kata lucu kerap kali digunakan oleh sebagian orang untuk


mencairkan suasana sehingga suasana yang semula kaku menjadi
hangat. Salah satu rangkaian kata yang dapat digunakan untuk
mencairkan suasana yaitu pantun jenaka. Sesuai namanya, pantun
jenaka merupakan salah satu jenis pantun yang berisi lelucon dan
kata-kata lucu yang menghibur.

Tentunya dengan menggunakan pantun jenaka untuk menutup


suatu pidato dapat menjadi pilihan yang tepat untuk memberikan
kesan bagi pendengarnya. Dengan dua baris pertama sebagai
sampiran dan dua baris terakhir sebagai isi, pantun jenaka harus
membuat pendengar terhibur. Berikut contoh pantun jenaka yang
dapat digunakan untuk menutup pidato:

Contoh 1

 Tinggi panjang juga lebar


 Bak milik bangun sejati
 Mohon maaf hanya sebentar
 Jika lama takut jatuh hati

Contoh 2

 Pergi ke danau hari Rabu


 Dari rumah sangat dekat
 Jangan lah marah bapak ibu
 Kalau pidato ini sangat singkat

Contoh 3

 Sangkar burung kayu jati


 Hanya milik burung merpati
 Lain orang lain hati
 Tentu Abang yang tetap di hati
Baca Juga: Pantun Terima Kasih

2. Pantun Penutup Pidato Tentang Kebersihan

Untuk menarik perhatian pendengar yang hadir dalam suatu acara


pidato, biasanya seorang yang berpidato harus membuat topik
yang menarik serta memberikan kesan tersendiri bagi pendengar.
Karena pidato merupakan salah satu kegiatan berorasi di depan
khalayak tentunya penting untuk membangun suasana selama
pidato berlangsung.

Agar menarik dan menghidupkan suasana, seorang yang


berpidato dapat menyisipkan pantun untuk membuka maupun
menutup pidatonya. Penggunaan pantun dimaksudkan untuk
mencairkan suasana dan meninggalkan kesan bagi pendengar.
Pilihlah jenis pantun yang sesuai dengan tema pidato yang
dibawakan. Berikut contoh pantun penutup yang dapat digunakan
untuk menutup pidato tentang kebersihan.

Contoh 1

 Jika lelah silahkan rehat


 Rehat sejenak tak berjauhan
 Agar hidup saudara sehat
 Mari jaga kebersihan

Contoh 2

 Apakah rindu sebuah angan


 Jika sakit terasa akhirnya
 Ayo bersama cinta lingkungan
 Dengan buang sampah pada tempatnya

Contoh 3

 Di belakang ada bayangan


 Ternyata bayangan sebuah rakit
 Jangan buang sampah sembarangan
 Jika ingin terhindar penyakit

3. Pantun Penutup Pidato Bahasa Sunda

Pantun merupakan salah satu karya sastra Bahasa Indonesia yang


terus mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Meskipun
mengalami perubahan, perubahan yang ada hanyalah dalam
bentuk gaya bahasa, penggunaan kosa kata dan penyampaian
pesan yang ada dalam pantun. Dengan adanya perubahan ini
pantun tetap digemari dan dapat dengan mudah ditemukan
dalam berbagai kesempatan.

Karena merupakan ciri khas bangsa, pantun hadir dalam berbagai


bahasa daerah untuk memudahkan penyampaian pesan pada
masyarakat sekitar. Penggunaan bahasa daerah dalam pantun
tentu makin mencirikan bahwa pantun merupakan karya sastra
Nusantara. Agar semakin paham, perhatikan contoh pantun
bahasa Sunda berikut yang dapat digunakan untuk menutup
pidato:

Contoh 1

 Amis gula amis kecap


 Lada cengek lada jinten
 Lamun aya salah ucap
 Abdi nyuhunkeun hapunten

Contoh 2

 Si Nala jajan permen sarebueun


 Sanes nyandak acis kalah daun
 Sakitu anu tiasa di dugikeun
 Abdi ngucapkeun hatur nuhun

Contoh 3
 Si Abah ngantos sakedap
 Bari dahar sareng neng Inten
 Salah kecap salah ucap
 Abdi nyuhunkeun dihapunten

4. Pantun Penutup Pidato Islami

Pidato merupakan suatu kegiatan untuk menyatakan pendapat


atau memberikan gambaran akan suatu hal dengan berbicara
atau berorasi di depan khalayak. Karena bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain serta memberikan suatu informasi, 
maka pidato harus dibawakan oleh seseorang yang dapat
berbicara dengan baik.

Tidak hanya digunakan dalam berbagai acara resmi, pidato juga


dapat disampaikan dalam kegiatan keagamaan. Untuk
membangun suasana, pidato juga dapat diselingi pantun baik di
awal maupun di akhir pidato. Berikut contoh pantun penutup
islami yang dapat digunakan untuk menutup suatu pidato:

Contoh 1

 Perempuan baik dan sholeha


 Didambakan para pria
 Kekurangan milik manusia
 Kelebihan milik Allah semata

Contoh 2

 Perempuan yang sholehah


 Rajin sholat dan mengaji
 Jika ada ucap salah
 Mohon sangat dimaklumi

Contoh 3

 Di taman jual balon gas


 Dibeli oleh si Lala
 Kerjakanlah dengan ikhlas
 Agar bisa dapat pahala

5. Pantun Penutup Pidato Perpisahan Sekolah

Perpisahan merupakan hal menyedihkan yang tentu dialami oleh


siapa saja. Berpisah dengan teman, sahabat ataupun orang
terkasih tentu akan meninggalkan kenangan yang berharga. Entah
kenangan baik atau buruk, semua yang telah tercipta tentunya
sangat sulit untuk dilupakan.

Berpisah dengan teman-teman di sekolah tentunya meninggalkan


banyak kenangan berharga yang sulit untuk dilupakan. Untuk
menggambarkan kesedihan itu ada banyak cara dapat dilakukan
salah satunya melalui pantun. Rangkaian kata yang tertuang
dalam pantun tentunya dapat menggambarkan perasaan sang
penulis. Berikut contoh pantun penutup yang dapat digunakan
dalam pidato perpisahan sekolah:

Contoh 1

 Walau garam tapi perlu


 Garam kristal cap kaki lima
 Tiga tahun sudah berlalu
 Kenangan indah yang diterima

Contoh 2

 Rumah Budi Rumah Iwan


 Jika bertemu tinggal buka pintu
 Sampai jumpa kawan-kawan
 Semoga bertemu lain waktu

Contoh 3

 Seratus dan juga seribu


 Tiada guna jika alakadarnya
 Terima kasih bapak ibu
 Atas waktu dan kesempatannya

6. Pantun Penutup Bahasa Jawa

Untuk membuatnya menarik, pantun hadir dalam


berbagai bahasa daerah salah satunya yaitu bahasa Jawa. Pantun
yang dibuat dengan menggunakan bahasa daerah akan membuat
masyarakat khususnya masyarakat pada suatu daerah tertentu
lebih terhibur. Selain menghibur, pantun yang dibuat dalam
bahasa daerah menambah kekayaan sastra Indonesia.

Meskipun dibuat dalam bahasa daerah, pantun ini harus tetap


dibuat menjadi 4 baris dalam setiap baitnya dengan 8 sampai 12
suku kata. Biasanya pola rima yang dapat digunakan yaitu pola
rima a-a-a-a atau a-b-a-b. Berikut contoh pantun yang dapat
digunakan untuk menutup pidato dalam Bahasa Jawa.

Contoh 1

 Ibu tumbas beras lan ketan


 Sing adol wong Kartasura
 Menawi wonten kalepatan
 Kula nyuwun pangapura

Contoh 2

 Tumbas iwak kanggo lawuh


 Lan tumbas soto kalih
 Matur suwun sampun rawuh
 Ngantos kepanggih malih

Contoh 3

 Ibu tumbas uyah lan gula


 Reganipun sampun sami mudhun
 Cakap semanten atur kula
 Kula aturaken matur suwun

7. Pantun Penutup Menyentuh

Tentunya penting bagi seseorang yang sedang berpidato


memberikan kesan bagi pendengar agar orang yang
mendengarnya mengingat isi dari pidato yang telah disampaikan.
Banyak cara yang dapat digunakan mulai dari mengajak
pendengar menari dan menyanyi, meneriakan yel-yel atau slogan
hingga menyampaikan sebuah pantun.

Selain sederhana dan mudah dibuat secara spontan, memilih


pantun untuk meningkatkan kesan pendengar tentu tepat untuk
dilakukan. Dengan menggunakan kata-kata menyentuh pada isi
pantun dapat meningkatkan kesan bagi yang mendengarnya.
Berikut contoh pantun penutup dengan kata-kata menyentuh
untuk menutup suatu pidato.

Contoh 1

 Hati Susanti sedang resah


 Karena memilih makanan
 Bukan hati ingin berpisah
 Tapi jadwal yang memutuskan

Contoh 2

 Dari Bandung sampai Medan


 Takut hati bertemu setan
 Jika ada pertemuan
 Maka ada perpisahan

Contoh 3

 Jangan pegang mawar berduri


 Pegang saja tangan ukhti
 Saya pamit undur diri
 Tanam rindu dalam hati

8. Pantun Penutup Pidato Kilat

Pantun karmina atau yang juga disebut sebagai pantun kilat


merupakan jenis pantun dua seuntai dimana hanya terdiri dari
dua baris dalam satu baitnya. Biasanya pantun ini merupakan
ucapan atau penggambaran secara langsung yang ditujukan bagi
seseorang.

Karena hanya terdiri dari dua baris, pantun jenis ini dapat dibuat
secara spontan sehingga cocok digunakan untuk menutup
pidato. Meskipun hanya terdiri dari dua baris, pantun kilat tetap
harus terdiri dari 8 sampai 12 suku kata dengan baris pertama
sebagai sampiran dan baris terakhir sebagai isi.

Tentunya isi dari pantun kilat yang digunakan untuk menutup


suatu pidato harus menimbulkan kesan bagi yang mendengarnya.
Berikut contoh pantun kilat yang dapat digunakan untuk menutup
suatu pidato”

Contoh 1

 Itu ada pagar berduri


 Waktunya pamit undur diri
 Contoh 2
 Adi beli kura-kura
 Selamat tinggal sayonara

Contoh 3

 Pulau Sumatera Pulau Bali


 Semoga bisa bertemu kembali
 Contoh 4
 Bunga mawar bunga melati
 Pidato selesai jangan jatuh hati
 

Contoh 5

 Rumah kotor jadi bersih


 Selamat tinggal terima kasih

Baca Juga: Pantun Adat

9. Pantun Penutup Pidato Tentang Kesehatan

Karena tujuan dari pidato adalah untuk menyatakan pendapat


atau memberikan gambaran, maka pidato harus disampaikan
secara jelas baik pengucapan maupun pelafalannya. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan komunikasi sehingga tercipta
suasana yang kondusif.

Untuk menciptakan suasana yang kondusif mulai dari awal hingga


akhir acara maka diperlukan suatu usaha lain seperti
menyampaikan sebuah pantun. Pantun dapat disampaikan ketika
menutup pidato untuk menimbulkan kesan yang baik bagi
pendengarnya. Berikut contoh pantun yang dapat digunakan
untuk menutup pidato tentang kesehatan:

Contoh 1

 Baginda Ratu dan Raja


 Mendambakan putra tampan
 Pulang main pulang kerja
 Jangan lupa cuci tangan

Contoh 2

 Jalan-jalan bersama teman


 Pergi jalan ke dataran rendah
 Jangan jajan sembarangan
 Bawa bekal dari rumah
Contoh 3

 Punya perasaan yang dipendam


 Pada seorang bernama Angga
 Kerja dari pagi sampai malam
 Tetap jangan lupa olahraga

10. Pantun Penutup Pidato Berima a-a-a-a

Menurut rimanya, terdapat 2 jenis pantun salah satunya pantun


dengan pola rima a-a-a-a. Dalam pantun jenis ini, tiap kata akhir
dari baris pantun memiliki akhiran huruf yang sama. Biasanya
dalam satu bait pantun jenis ini terdapat sampiran dan isi yang
terletak pada dua baris awal dan dua baris akhir pantun.

Karena terasa lebih sulit dibuat, pantun dengan pola rima berikut
jarang untuk digunakan. Namun demikian, menggunakan pantun
jenis ini untuk menutup sebuah pidato tidak salah untuk dicoba.
Berikut contoh pantun berima a-a-a-a untuk menutup suatu
pidato:

 Parut kelapa menjadi santan


 Santan tidak boleh dimakan
 Untuk waktu dan kesempatan
 Terima kasih diucapkan

Demikianlah beberapa contoh pantun penutup pidato singkat


yang menarik. Karena bertujuan untuk memberikan informasi
kepada banyak orang, pidato harus disampaikan secara baik agar
pesan dapat tersampaikan kepada pendengar. Agar lebih
berkesan di akhir pidato dapat disisipkan sebuah pantun untuk
menutup pidato yang telah disampaikan.

Pantun yang dibuat tentunya harus sesuai dengan pidato yang


disampaikan. Kesesuaian pantun dengan pidato yang disampaikan
akan memberikan kesan dan makna tersendiri bagi yang
mendengarnya. Agar mudah dipahami oleh pendengar, pantun
yang dibuat harus menggunakan gaya bahasa dan pemilihan kosa
kata yang mudah dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai