Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN FLORES TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS WAIWERANG
Jln. Pasar Inpres Waiwerang
Kecamatan Adonara Timur Kode Pos 8626

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS WAIWERANG
NOMOR /SK.AKRED/HC.WWG/II/2019

TENTANG

TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI PUSKESMAS WAIWERANG


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS WAIWERANG

Menimbang : a. bahwa dalam proses penyusunan dokumen


akreditasi diperlukan acuan tata naskah
sehingga format yang dihasilkan seragam ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan yang
dimaksud pada huruf a perlu ditetapkan
keputusan Kepala Puskesmas Waiwerang
tentang tata naskah dokumen Puskesmas
Waiwerang;

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang kesehatan (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembar Negara Republik Indonesia Nomor
5063).
2. Undang – Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang kesehatan (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembar Negara Republik Indonesia Nomor
5587).
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 80 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi
Pemerintah
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 46 Tahun
2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
6. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur
Nomor 03 Tahun 2013 tentang perubahan
kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Flores
Timur Nomor 6 Tahun 2008 tentang
pembentukan organisasi dan Tata Kerja Dinas –
Dinas Daerah.
7. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Flores Timur Nomor :
Dinkes.816/07/BU/I/2019 Tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas penyusunan Dokumen
Akreditasi dan Surat Menyurat Pada UPTD
Puskesmas dan Jaringannya.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAIWERANG


TENTANG TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI
PUSKESMAS WAIWERANG.

KESATU : Tata naskah dokumen puskesmas mengacu pada


Buku Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi
FasilitasKesehatan Tingkat Pertama Tahun 2017
KEDUA : Tata Naskah Dinas untuk Pembuatan surat
menyurat mengacu pada peraturan Menteri
Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 80 Tahun
2012 tentang Pedoman Tata naskah Dinas Instansi
Pemerintah.
KETIGA : Dalam Penyusunan Dokumen Kebijakan, SOP dan
Surat Menyurat harus menggunakan Kop Logo
resmi Pemerintahan Daerah Kabupaten Flores
Timur dan Logo Puskesmas.
KEEMPAT : Pembakuan tata naskah terlampir dalam
keputusan ini yang merupakan bagian tidak
terpisahkan.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan atau
perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Waiwerang
Pada Tanggal : 02 Februari 2019

KEPALA PUSKESMAS WAIWERANG

MARTINUS SANGA SAMON


LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS WAIWERANG
NOMOR : /SK.AKRED/HC.WWG/VII/2018
TANGGAL 02 FEBRUARI 2019 TENTANG TATA
NASKAH DOKUMEN AKREDITASI PUSKESMAS
WAIWERANG.

A. TATA NASKAH DOKUMEN SECARA UMUM


Dokumen menggunakan kertas F4(Legal) ukuran folio 70 gram
Naskah Kebijakan disusun dengan margin kiri 4cm, kanan 3cm,
atas dan bawah 3cm serta spasi 1,5 dengan pengetikan
menggunakan tipe huruf bookman old style ukuran huruf 12.
Penulisan Kop Kebijakan di tebalkan dengan ukuran huruf 14
sedangkan penulisan alamat pada Kop mengunakan ukuran
huruf 12 dan tidak di tebalkan. Judul Kebijakan menggunakan
ukuran huruf 14 tanpa di tebalkan.
SOP disusun dengan margin kiri 4cm, kanan 3cm, atas dan
bawah 3cm serta spasi 1,5 dengan tipe huruf times new roman
ukuran 12. Penulisan Judul dan penulisan kata SOP pada Kotak
Heading menggunakan ukuran Huruf 12 dan di tebalkan
sedangkan penulisan lain dengan ukuran huruf 9. Nama
Puskesmas ditulis dengan Huruf Besar/Capital

B. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KEBIJAKAN


Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat
mengikat dan wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab
maupun pelaksana. Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan
harus didasarkan pada peraturan perundangan, baik undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan
pedoman-pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas
Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.Peraturan/ Keputusan Kepala Puskesmas dapat
dituangkan dalam pasal-pasal dalam keputusan tersebut, atau
merupakan lampiran dari peraturan/keputusan.
Format Peraturan/ keputusan dapat disusun sebagai berikut:
1. Pembukaan:
a. Judul : Keputusan Kepala Puskesmas Waiwerang
b. Nomor: ditulis sesuai sistem penomoran surat
keputusan di Puskesmas Waiwerang,
c. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan
di tengah margin serta ditulis dengan huruf kapital,
d. Konsideran, meliputi:
1) Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-
pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan
pembuatan keputusan. Huruf awal kata menimbang
ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda
baca titik dua (:), dan diletakkan di bagian kiri,
konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan
kata bahwa dengan “b” huruf kecil dan diakhiri dengan
titik koma ( ; )
2) Mengingat: memuat dasar kewenangan dan peraturan
perundangan yang memerintahkan pembuat
keputusan tersebut. Peraturan perundangan yang
menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi. Konsideran
ini diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata
menimbang. Konsideran yang berupa peraturan
perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata
perundangan diawali dengan nomor dengan huruf
angka 1, 2, dst, di tulis dengan huruf awal huruf besar
dan di akhiri dengan tanda baca titik koma (;)

2. Diktum:
a. Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah,
seluruhnya dengan huruf kapital, serta diletakkan di
tengah margin;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata
memutuskan disejajarkan ke bawah dengan kata
menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan
ditulis dengan huruf capital, dan diakhiri dengan tanda
baca titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala),
seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda baca titik ( . ).
3. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya:
Kesatu :
Kedua :
dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan,
perubahan, pembatalan, pencabutan ketentuan, dan
peraturan lainnya, dan
a. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
peraturan/keputusan, dan pada halaman terakhir
ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan.
b. Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir
substansi peraturan/keputusan yang memuat penanda
tangan penerapan peraturan/keputusan, pengundangan
peraturan/keputusan yang teridiri atas tempat dan
tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat,
dan nama lengkap pejabat yang menanda tangani ditulis
tanpa gelar.
c. Penandatanganan:
Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani
oleh Kepala Puskesmas
d. Lampiran peraturan/keputusan:
1). Halaman pertama harus dicantumkan judul dan
nomor peraturan/keputusan, dan tentang apa lampiran
SK tersebut
2). Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala
Puskesmas.

C. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH PEDOMAN/PANDUAN


Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman
merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan
kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga
dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan
panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan
dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.

Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim


digunakan sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan
Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum

BAB II STANDAR KETENAGAAN


A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga
(Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

D. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KERANGKA ACUAN


Penyusunan kerangka acuan upaya/kegiatan dengan mencakup
tujuan umum dan khusus yang merupakan tujuan program.
Tujuan Umum: adalah tujuan secara garis besar, sedangkan
tujuan khusus merupakan rincian kegiatan- kegiatan yang akan
dicapai dari organisasi. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan:
langkah- langkah kegiatan dilaksanakan sehingga tercapainya
tujuan program. Karena itu antara tujuan dan kegiatan harus
berkaitan dan sejalan. Cara melaksanakankegiatan, metode
untuk melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan.

1. Sistematika/ Format Kerangka Acuan upaya Kegiatan


Sistematika atau format kerangka acuan upaya Kegiatan
sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Latar belakang
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
g. Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Sistematika/ format tersebut diatas adalah minimal
Puskesmas dapat menambah sesuai kebutuhan, tetapi tidak
diperbolehkan mengurangi. Contoh penambahan : ditambah
point untuk rencana pembiayaan/ anggaran.
Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat
umum yang masih terkait dengan upaya/ kegiatan
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan
mengapa program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi
dengan data-data sehingga alasan diperlukan program
tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/ kegiatan.
Tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya,
sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah
kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainyaa tujuan
upaya/ kegiatan tersebut. Oleh karena itu antara tujuan
dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode
tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan
rapat, melakukan audit, dan lain-lain
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan
terukur untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan .
Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang
diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan
sasaran program perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
1) Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik
yang diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran
harus memberikan arah dan tolak ukur yang jelas
sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan
strategi dan kegiatan yang spesifik.
2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapat
dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan
pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan
kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya metodologi
untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan
upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan
yang terkait dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but Attainable : apabila sasaran harus
dijadikan standar keberhasilan, maka sasaran harus
menantang, namun tidak boleh mengandung target yang
tidak layak. Umpamanya kita bisa menetapkan sebagai
suatu sasaran “Pengurangan kematian misalnya akibat
TB akan dapat dicapai pada suatu tingkat tertentu” tetapi
meniadakan kematian merupakan hal yang tidak dapat
dipastikan kelayakannya.
4) Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus
menspesifikkan hasil yang ingin dicapai. Misalnya :
mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan
OAT sebesar 50%
5) Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam
waktu yang relatif pendek, mulai dari beberapa minggu
sampai beberapa bulan (sebaiknya kurang dari 1 tahun).
Kalau ada upaya/ kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran
antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat
lebih serasi dengan proses anggaran apabila dibuat
sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di
Puskesmas.
Seni di dalam penentuan sasaran adalah menimbulkan
tantangan yang dapat dicapai. Sasaran yang terbaik
adalah sasaran yang dapat mendorong peningkatan
kapasitas Puskesmas, namun dalam batas-batas
kelayakan. Sasaran yang baik tidak hanya akan
meningkatkan upaya/ kegiatan dan jasa pelayanan
yang dihasilkan, namun juga menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri pada para pelaksananya.
Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak mungkin
dicapai akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif
dan mengahambat daya inovasi para karyawan.
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu
melaksanakan langkah-langkah pelaksanaan upaya/
kegiatan . Lama waktu tergantung rencana upaya/ kegiatan
tersebut dilaksanakan. Untuk program tahunan, maka
jadwal yang dibuat adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan
untuk upaya/ kegiatan 5 tahun maka jadwal yang harus
dibuat adalah jadual 5 tahun. Skedul (jadwal) dapat dibuat
time table sebagai berikut :
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan
adalah evaluasi dari skedul (jadwal) kegiatan. Skedul (jadwal)
tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun
waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada
pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat
segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu upaya/
kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa
lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa
yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana
membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut
dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus
ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana
membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus
dibuat dan ditujukan kepada siapa.
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan
keegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan
kurun waktu (kapan) laporan harus diserahkan dan kepada
siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.
Evaluai kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Upaya/
kegiatan secara menyeluruh. Jadi yang di tulis didalam
kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan
evaluasi harus dilakukan.

E. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH STANDAR PROSEDUR


OPERASIONAL (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat
instruksi/ langkah-langkah yang di bakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
a. Tujuan Penyusunan SOP,
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien,
efektif, konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar
yang berlaku.
b. Manfaat SOP adalah :
1) Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
2) Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3) Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana
melaksanakan pekerjaannya.
Contoh :
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP
Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong.
c.Format SOP.
1) Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format
yang digunakan, contoh pada lampiran, dan diberlakukan
sesuai dengan akreditasi Puskesmas ini diberlakukan,
2) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format
ini dapat diberi tambahan materi/ kolom misalnya, nama
penyusun SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP
tindakan agar memudahkan didalam melihat langkah-
langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan
dan lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-item
yang ada di SOP.
3) Format SOP sebagai berikut :
1. Kop/Heading SOP

JUDUL
No. Dokumen :
SO No. Revisi :

P Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD Martinus Sanga Samon


Tanda Tangan Kepala Puskesmas Waiwerang
PUSKESMAS NIP. 19720525 199303 1 009

WAIWERANG

2. Komponen SOP
1. Pengertian Pengertian Judul SOP

2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah langkah petugas ...

3.Kebijakan SK KAPUS ... Payung

4.Referensi Pmk .... 75


Pmk 46
5.Prosedur/Langkah-
langkah
6.Diagram Alir (Jika
dibutuhkan)
7.Hal-hal yang perlu
di Perjhatikan
8. Dokumen Terkait

9. Unit Terkait
No Yang diubah Isi Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
10. Rekam Historis

d. Petujuk Pengisian SOP


a) Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/ kota,
nama organisasi adalah nama Puskesmas.
b) Kotak Heading : masing-masing kotak ( Puskesmas, judul
SOP, No. dokumen, No.revisi, Halaman, SOP, tanggal terbit,
ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi sebagai berikut :
a. Heading dicetak hanya pada halaman pertama
b. Kotak Puskesmas diberi nama Puskesmas dan Logo
pemerintah daerah.
c. Judul SOP : diberi Judul /nama SOP sesuai proses
kerjanya
d. No. Dokumen: diisi dengan SOP garis miring (/) Kode
masing-masing Pokja Garis miring Judul BAB garis miring
Nomor SOP, penomoran SOP dibuat oleh sekretariat
masing masing pokja akreditasi puskesmas
e. No. Revisi : diisi dengan status revisi, diisi menggunakan
angka, misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor
00, sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 01,
revisi kedua diberi nomor 02, dan seterusnya.
f. Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya
atau tanggal diberlakukannya SOP tersebut
g. Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan
juga total halaman untuk SOP tersebut (misalnya :
halaman pertama : 1/5. Namun ditiap halaman
selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman kedua:
2/5, halaman terakhir : 5/5.
h. Ditetapkan Kepala Puskesmas: diberi tandatangan Kepala
Puskesmas dan nama jelasnya.
c) Isi SOP
Isi SOP adalah sebagai berikut:
a) Pengertian : Tulis judul SOP ADALAH ...
berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/ menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik.
Kata kunci : “ Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
untuk ……”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang
menjadi dasar dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan
kebijakan yang mendasari SOP tersebut, contoh untuk
SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan:
Keputusan Kepala Puskesmas No ........ ... tentang
Pelayanan Imunisasi.
d) Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai acuan
penyusunan SOP, bisa berbentuk buku, peraturan
perundang- undangan, ataupun bentuk lain sebagai
bahan pustaka,
e) Langkah- langkah prosedur : bagian ini merupakan
bagian utama yang menguraikan langkah-langkah
kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
f) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja
sebaiknya dalam langkah- langkah kegiatan dilengkapi
dengan diagram alir/bagan alir untuk memudahkan
dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan
alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu
diagram alir makro dan diagram alir mikro.
1) Diagram alir makro/ Macro flow chart,
menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis
besar dari proses yang ingin kita tingkatkan,
hanya mengenal satu simbol. Bentuk balok :

2) Diagram alir mikro/ micro flow chart,


menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari
tiap tahapan diagram makro, bentuk simbul
sebagai berikut:

 Awal kegiatan :

 Akhir kegiatan :

Ya
 Keputusan : ?Ya

Tidak

 Penghubung :

 Dokumen :

 Arsip :
e. Hal-hal yang perlu diperhatikan berisi Tentang hah-hal yang
perlu diperhatikan terkait dengan judul SOP
f. Dokumen Terkait : Berisi tentang Dokumen yang
berhubungan dengan SOP tersebut.
g. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur
terkait dalam proses kerja tersebut.
h. Rekam Historis : Berisi tentang Perubahan SOP

d) Syarat Penyusunan SOP


Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang
melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut,
Tim atau paniti yang ditunjuk oleh kepala Puskesmas /FKTP
hanya hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi SOP
tersebut. Hal tersebut sangat penting karena komitmen
terhadap pelaksanaan SOP hanya diperoleh dengan adanya
ketertiban personel / unit kerja.

e) Tata Cara Pengelolaan SOP:


1. SOP dikelola oleh sekretariat akreditasi Puskesmas,
2. Setiap pokja menyerahkan SOP yang sudah dibuat
untuk dibuat penomoran, tanda tangan kepala
puskesmas dan di simpan sebagai master. Kemudian
digandakan dibubuhkan stempel “ASLI” Foto copy SOP
distempel “TERKENDALI” dan didistribusikan ke unit
masing-masing dan diarsipkan di unit masing-masing.

F PENOMORAN DOKUMEN AKREDITASAI ;


PENOMORAN SOP
CONTOH : SOP/ADM/PPP/01
PENOMORAN SK
CONTOH : 002/SK.AKRED/ HC.WWG/VI/2018

Ditetapkan di : Waiwerang
Pada Tanggal : 02 Februari 2019
KEPALA PUSKESMAS WAIWERANG

MARTINUS SANGA SAMON

Anda mungkin juga menyukai