Anda di halaman 1dari 2

1.

Puisi Berantai 3 Orang Lucu


Puisi berantai 3 orang antara caleg, petani, dan maling.

Caleg: Akan aku cerdaskan bangsa, untuk Indonesia tercinta.


Namun, semuanya bisa kita lakukan jika bersama-sama.
Karena…

Petani: Uang sudah dilipat di bawah meja, hingga meja pun


tak bisa melihatnya. Sudah letih menggarap sawah, hasil tak
ada, pajak pun hanya mengenyangkan perut pejabat yang
seperti…

Maling: Monyet, aku terbiasa disebut monyet, panjang


tangan dan sebutan indah lainnya. Nyawa menjadi
pertaruhan, demi sesuap nasi untuk mengenyangkan…

Petani: Perut pejabat gendut-gendut, dalam perutnya ada


emas rakyat, ada beras petani, ada pajak para pedagang
kecil. Lihatlah kami, sengsara merasakan…

Caleg: Kebahagiaan besar untuk kami, mampu


memperjuangkan hak para petani, hak kaum buruh yang
terinjak-injak, hak para anak generasi bangsa. Untuk para
koruptor, akan ku…

Maling: Biarkan. Walau aku disebut monyet, maling atau


apalah. Anak-anakku butuh sesuap nasi, butuh lembaran
bergambar presiden Soekarno untuk pendidikannya, hanya
sebatas ayam tetangga, aku bisa di…

Caleg: Hukum mati. Untuk mereka yang sudah


menggelapkan uang rakyat, mari kita…
Petani: Potong. Lalu tinggal dicangkul dan terus seperti itu.
Namun, pupuk kain naik harganya, adakah pejabat
memikirkan nasib kami para petani? Di sini kami terseok-
seok di antara tanaman padi, sementara di sana mereka…

Maling: Mencuri dengan terpaksa, maafkan aku anak-


anakku, sebenarnya tak ingin kucukupkan perutmu dengan
uang haram. Apa daya, pekerjaan susah diperoleh, harga
kebutuhan pokok semakin naik. Walaupun nanti aku
ketahuan dan dibunuh oleh mereka yang…

Caleg: Mencuri uang rakyat.

Anda mungkin juga menyukai